Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP DASAR LANJUT USIA
2.1.1
10
organik
seperti
karbohidrat
dan
protein.
Radikal
ini
11
2.1.3
12
3) Status kesehatan
4) Pengalaman hidup
5) Lingkungan
6) Stres, (Wahjudi Nugroho, hal 19).
2.1.4
(2) 1-6
(3) 6-10
(4) 10-20
(5) 40-65
13
14
15
16
17
(hati),
makin
mengecil
dan
menurunnya
tempat
18
(b) Hubungan
seksual
secara
teratur
membantu
Sistem Genitourinaria
a) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme
tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh
satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di
glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang
akibatnya, kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urine, berat
jenis urine menurun proteinuria (biasanya +1), BUN (Blood Urea
Nitrogen) menngkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap
glukosa meningkat.
b) Vesika urinaria (kandung kemih) : otot-otot menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan
frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan
meningkatnya retensi urine.
c) Atrofi vulva
d) Vagina
19
20
(12)
Sistem Muskoluskeletal
21
22
biaya
hidup
pada
penghasilan
yang
sulit,
penyatuan.
23
pendidikan dan kemampuan seseorang. Ada tujuh cabang dasar yoga yang
disesuaikan dengan kebutuhan khusus para pelaku yoga, yakni :
1) Hatha Yoga. Prinsip utamanya adalah penyatuan dengan melatih tubuh
dan napas. Walaupun latihannya dilakukan dengan fisik, namun
memiliki efek yang lebih dalam.
2) Laya Yoga atau Kundalini Yoga. Tujuan utamanya membangkitkan
kundalini, yaitu suatu sistem energi alam didalam tubuh, dengan cara
auto
suggestion
sugesti
pada
diri
sendiri
yang
bertujuan
24
dan
menganalisis
pengetahuan
spiritual
tiada
henti.
25
dengan sang
pencipta.
Pembahasan mengenai yoga rasanya ada yang kurang sebelum kita
mengutip sedikit yoga sutra dari Rsi Patanjali sebagai rujukan. Beliau
menunjukkan delapan langkah untuk menuju Raja Yoga atau Ashtanga Yoga,
26
yakni Yama (5 hal yang harus dihindari), Niyama (5 hal yang harus dilakukan),
Asana (latihan fisik tertentu), Pranayama (latihan napas tertentu), pratyahara
(melepaskan diri dari pengaruh indra), dharana (konsentrasi), dhyana (meditasi),
dan Samadhi (super conscious). Tahapan ini secara praktis dapat dijabarkan
sebagai 6 kegiatan dasar dalam melakukan yoga, yaitu :
1) Berpikir, berkata, dan berbuat benar (trikaya parisudha)
2) Latihan fisik (asana)
3) Latihan napas (pranayama)
4) Istirahat (relaksasi)
5) Meditasi
6) Pola makan yang benar
2.2.3
lainnya, terutama dari sisi spiritualnya. Berikut ini adalah perbedaan antara yoga
dengan jenis olah tubuh lainnya, yaitu :
27
Tabel 2.1
Perbedaan yoga dengan jenis olah tubuh lain
Yoga
- Bersifat
statis.
Satu
posisi
dipertahankan beberapa saat.
- Efek latihan mempengaruhi banyak
organ atau system fisiologi.
- Anabolik. Gerakan sinkron dengan
pernapasan sehingga suplai oksigen
selalu cukup.
- Subjektif. Membuat yoga cenderung
introver dan menguasai diri.
- Sedatif, menenangkan.
- Ekstra mundance. Penjernihan pikiran.
Bukan Yoga
- Repetitif. Gerakan diulang-ulang.
- Berefek muscular, berpengaruh pada
perkembangan otot.
- Katabolik. Memerlukan banyak energi.
Terjadi
utang
oksigen
yang
mengakibatkan kelelahan.
- Objektif. Mengarah ke ekstrover dan
kompetitif.
- Aktif, menggembirakan.
- Mundance, bersifat duniawi.
28
29
2.2.4
virasana.
(4) Saat
menahan
dalam
posisi
terakhir, usahakan
agar
selalu
30
(2) Tarik napas, angkat lutut dari alas, luruskan lutut, arahkan tulang ekor
dan pinggul ke langit-langit. Jari-jari kaki berjinjit dan jari-jari tangan
terentang.
(3) Sambil membuang napas, perlahan turunkan tumit hingga arahkan
pinggul agar lebih tinggi mengarah keatas. Beban tubuh bertumpu
pada telapak tangan dan kaki. Kepala lurus sejajar dengan tulang
punggung. Bernapas normal dan tahan selama 15-30 detik.
(4) Lakukan beberapa kali.
3) Padahastasana (Postur berdiri menekuk ke depan)
31
32
(2) Renggangkan kedua kaki hingga lebih besar daripada bahu. Kaki
kanan diputar 90 derajat ke arah luar dan dan kaki kiri 30 derajat ke
arah dalam. Kedua tumit sejajar.
(3) Tempelkan kedua tangan di belakang punggung dalam postur namaste
mudra terbalik.
(4) Hadapkan tubuh ke kanan. Tarik napas , buka dada.
(5) Buang napas, gerakkan tubuh ke depan dan dekatkan wajah ke kaki.
(6) Tarik napas, tubuh kembali tegak.
(7) Ulangi dengan sisi lainnya.
6) Bhujangasana (Postur kobra)
33
34
(4) Buang napas dan putar tubuh ke arah kanan, mata menatap sisi terjauh
di belakang tubuh. Tahan selama 15-30 detik sambil bernapas normal.
(5) Buang napas, kembali ke posisi awal. Lakukan dengan sisi lainnya.
9) Paschimottanasana (Postur duduk menekuk ke arah depan)
35
36
(4) Untuk kembali, perlahan tekuk lutut dada, dan berguling ke samping
kanan.
12) Savasana (Postur mayat/relaksasi total)
tangan membuka ke atas. Posisi kepala dan leher lurus dengan tulang
punggung.
(2) Lakukan selama 10-15 menit untuk postur ini.
Pengertian Tidur
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masingmasing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto,
Wartonah, 2004).
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana orang
tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsangan sensorik atau dengan
rangsang lainnya (Athur C. Guyton, 1997).
2.3.2
Fisiologi Tidur
37
Klasifikasi Tidur
Terdapat berbagai tahap dalam tidur, dari tidur yang sangat ringan sampai
tidur yang sangat dalam. Para peneliti tidur juga membagi tidur dalam dua tipe
yang secara keseluruhan berbeda, yang memiliki kualitas yang berbeda.
1) NREM (Non Rapid Eye Movement)
Tahap tidur ini dapat juga disebut sebagai tidur gelombang lambat.
Dinamakan tidur gelombang lambat karena pada tahap ini gelombang
otaknya sangat lambat, yang dapat dihubungkan dengan penurunan tonus,
penurunan darah perifer dan fungsi-fungsi vegeatif tubuh lainnya. Selain itu,
38
39
40
(6) Mata cepat menutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme
meningkat.
(7) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori, dan adaptasi.
Secara umum, siklus tidur normal adalah sebagai berikut :
Bangun
NREM I
REM
NREM II
NREM II
NREM III
NREM III
NREM II
NREM IV
Gambar 2.3
Siklus Tidur
2.3.4
41
normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf, dan kedua, efek pada
struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh
karena selama tidur terjadi penurunan.
2.3.5
Kebutuhan Tidur
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan.
Tingkat
Perkembangan
Masa nonatus
Masa bayi
Masa anak
Masa prasekolah
Masa sekolah
Masa remaja
Masa dewasa muda
Masa paruh baya
Masa dewasa tua
Jumlah Kebutuhan
Tidur
14-18 jam/hari
12-14 jam/hari
11-12 jam/hari
11 jam/hari
10 jam/hari
8,5 jam/hari
7-8 jam/hari
7 jam/hari
6 jam/hari
42
43
44
45
6) Narcolepsi
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk
tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan,
atau disaat sedang membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu
gangguan neuologis.
7) Mengigau
Mengigau dikategorikan dalam gangguan tidur bila terlalu sering dan
diluar kebiasaan. Dan hasil pengamatan, ditemukan bahwa hampir semua
orang pernah mengigau dan terjadi sebelum tidur REM.
8) Gangguan Pola Tidur Secara Umum
46