Sunteți pe pagina 1din 2

III.

ANALISA KASUS

Berdasarkan anamnesis, diperoleh data bahwa pasien merasa sakit di daerah pinggang
sejak 7 bulan SMRS. Sakit dirasakan menjalar pada kedua tungkai dan terdapat kesemutan.
Berdasarkan keterangan ini disimpulkan bahwa pasien menderita Low Back Pain (LBP). LBP
adalah perasaan nyeri di daerah lumbosakral atau sakroiliaka, nyeri ini sering disertai dengan
penjalaran ketungkai sampai kaki.
Untuk low back pain sendiri penyebabnya dapat berasal dari otot, saraf, atau tulang
belakang sendiri. Melihat keluhan pasien nyerinya disertai penjalaran ke tungkai dapat diduga
bahwa masalahnya adalah pada saraf (ganguan pada saraf penjalaran nyeri atau masalah
sensorik sesuai dengan daerah yang dipersarafinya). Karena jika berasal dari otot biasanya
nyerinya tidak terdapat penjalaran. Diduga bahwa terdapat keterlibatan tulang belakang
mengingat nyeri terasa berat jika pinggang digerakan. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan
kekuatan otot ekstremitas inferior 2/2 dan sensitibilitas berkurang sebatas pinggang bagian
bawah yang menunjukan terjadi gangguan pada saraf di area lumbal. LBP yang di derita
pasien juga dapat disebabkan oleh hernia nukleus pulposus yang menekan saraf. Hal ini
dicurigai berdasakan anamnesa dengan riwayat jatuh terduduk pada tahun 2013.
Riwayat penyakit pasien terdahulu yaitu ca serviks stadium IIIB pada tahun 2010 dan
dinyatakan sembuh setelah mengikuti radiotherapy pada tahun 2012. Dari riwayat tersebut
dapat dicurigai bahwa pasien mungkin mengalami metastase dari karsinoma serviks yang di
derita. Diketahui bahwa penderita karsinoma serviks dapat mengalami kekambuhan, ataupun
metastase jauh. Sekitar 10-20% penderita ca serviks stadium IB-IIA mengalami kekambuhan
setelah terapi bedah primer maupun radiotherapy. Lebih dari 75% kekambuhan terjadi dalam
3 tahun sejak terdiagnosa. Pemeriksaan penunjang berupa CT-scan vetebrae lumbal
dianjurkan untuk mengetahui apakah benar terjadi metastase. Sedangkan metastase ke tulang
yang paling sering yaitu mengenai vetebrae lumbal dan thorakal.

Hasil pemeriksaan CT-scan sesuai dengan kecurigaan gejala klinis yang ditimbulkan
didapatkan hasil scaning lumbal tampak Bone metastase vetebrae lumbal II dan III. Hasil
MRI pada bulan september juga mendukung dari diagnosa yaitu didapatkan discus bulging
pada discus intervetebralis L3-4, Multiple protruded disc pada discus intervetebralis L4-5
dan L5-S1 disertai hernia nucleus pulposus ke arah postero-lateral kanan. Sehingga diagnosa
HNP dengan metastase ca serviks ke vetebrae lumbal dapat ditegakkan.
Untuk perawatan utama untuk HNP adalah diawali dengan istirahat dengan obatobatan untuk nyeri, diikuti dengan terapi fisik. Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah
dengan menyandarkan punggung, lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi
ringan dari vertebra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan
aproksimasi jaringan yang meradang. Pemberian tramadol di tujukan sebagai analgetik,
pemberian gabapentin ditambahkan untuk mengurangi nyeri neuropati. Pasien juga diberikan
amitripthilin untuk mengatasi kegelisahan akibat depresi neurotik.
Pasien tidak memiliki riwayat darah tinggi namun semenjak pasien dirawat di RSAM
dan di pantau tanda vital setiap hari didapatkan tekanan darah pasien yang tinggi sehingga
diberikan amlodipine 5mg perhari untuk mengatasi tekanan darah.

S-ar putea să vă placă și