Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
STEP I
IDENTIFIKASI KATA SULIT
Resesi gingiva
Bergeraknya tepi gingiva ke arah apikal disertai dengan tersingkapnya
akar gigi, biasanya terjadi karena adanya kerusakan jaringan.
Poket periodontal
Kondisi patologis dimana kedalaman sulkus lebih dari 3 mm, terbentuk
karena kerusakan jaringan dibawahnya.
Bleeding on probing
Pendarahan pada saat melakukan probing (memasukan probe ke sulkus
gingiva) yang merupakan indikator adanya inflamasi jaringan karena
respon bakteri patogen.
STEP II
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa gigi kaninus atas tidak mengalami kegoyangan?
2. Bagaimana hubungan antara gambaran klinis pada skenario dengan
keberadaan plak dan kalkulus?
3. Bagaimana diagnosa, rencana, dan indikasi perawatan pada pasien dengan
kasus pada skenario?
STEP III
PEMBAHASAN
1. Gigi kaninus tidak mengalami kegoyangan karena bentuk anatominya
yaitu memiliki akar terpanjang dan terbesar sehingga gigi ini sangat kuat.
Mahkota gigi kaninus merupakan mahkota terpanjang di dalam mulut dan
menetap
Sebagai pertimbangan estetik
Untuk mengembalikan perlekatan
Menghilangkan jaringan granulasi
Meningkatkan prognosa perbaikan gigi
Pemeriksaan
Periodontitis
kronis
Perawatan periodontal
fase I
STEP IV
Evaluas
PETA
i KONSEP
Perawatan periodontal
fase II (kuretase)
Dasar
Pemikira
n
Indikasi &
kontraindikasi
Instrumentasi
Prosedu
r
Respon jaringan
& evaluasi pasca
bedah
STEP V
LEARNING OBJECT
1. Mahasiswa mampu memahami perawatan periodontal fase II:
a. Macam
b. Dasar pemikiran, indikasi dan kontraindikasi
c. Instrumentasi
d. Teknik/prosedur
2. Mahasiswa mampu memahami respon jaringan dan evaluasi pasca bedah
STEP VII
PEMBAHASAN
dalam.
Khususnya
dimana
telah
dilakukan
pembedahan
B. GINGIVEKTOMI
1. Dasar pemikiran
Gingivektomi dilakukan untuk menghilangkan poket supraboni
dimana apabila konsistensi dari dinding poket tersebut fibrous. Selain
itu gingivektomi juga dilakukan untuk mengeliminasi adanya gingiva
enlargement, yaitu adanya pembengkakan gingiva yang menetap
dimana poket yang sesungguhnya dangkal namun terlihat adanya
pembesaran dan deformasi gingiva yang cukup besar. Gingivektomi
nuga digunakan untuk mengeliminasi abses periodontal yang berada
pada dinding poket, dan yang paling penting gingivektomi dilakukan
untuk
menciptakan
lingkungan
yang
menguntungkan
bagi
cermat
berkali-kali,
dan
keadaan
dimana
prosedur
1.
2.
3.
4.
3. Kontraindikasi Gingivektomi
Menurut Carranzas 11th Edition, kontraindikasi gingivektomi
adalah :
1. Kebutuhan bedah tulang/ pengujian bentuk tulang dan morfologi
2. Keadaan dimana dasar poket pada atau di apical mucogingival
junction.
3. Pertimbangan Estehetic, terutama di region anterior rahang atas
Selain tersebut diatas menurut jurnal ( Alibasyah ZM, 2009 )
Kontra Indikasi gingivektomi yaitu :
Apabila dibutuhkan bendah tulang atau pemeriksaan bentuk dan
morfologi tulang
Situasi dimana dasar poket lebih ke arah apikal dari muco-gingival
junction
Apabila frenulum atau perlekatan otot berada pada daerah
pembedahan
Bila oral hygiene pasien buruk
Apabila pasien menderita penyakit atau kondisi tertentu
C. BEDAH FLAP
1. Dasar Pemikiran
Flap periodontal adalah bagian pemisahan dari pembedahan
mukosa
gingiva
akses ke tulang
dan permukaan
akar.
ketika
perawatan
bedah
periodontal
sederhana
dikontraindikasikan.
2. Indikasi
Poket yang meluas ke apical mucogingival junction
Terapi Furkasi
Kerusakan tulang yang tidak teratur
Implan bagi poket bawah tulang ( infrabony poket )
3 Kontraindikasi
a. Kondisi akut merupakan kontra indikasi dilakukannya suatu tindakan,
terutama tindakan invasi, termasuk disini bedah flap.
b. Masih adanya kelainan sistemik pasien ( uncontrolled )
1.C Instrumentasi untuk bedah periodontal
1. Instrumen untuk eksisi dan insisi
Pisau gingivektomi
Contoh : Kirkland knife, berbentuk seperti ginjal dan seluruh
dengan elektroda.
- Ada 3 macam elektroda yang digunakan:
1. Elektroda single wire (kawat tunggal) : untuk insisi dan eksisi
2. Elektroda loop (lingkaran)
: untuk meratakan jaringan
3. Elektroda berbentuk batang
: untuk prosedur koagulasi
darah
Alat bedah elektro. (A) Plat pasif atau konduktif; (B) Gagang dan tip
elektroda yang aktif, (B) Foot switch
2. Kuret dan sickle surgical
Digunakan untuk menghilangkan jaringan granulasi, jaringan interdental
fibrous dan deposit subgingiva. Contok kuret bedah adalah Kramer no 1,
2, 3. Sedangkan contoh sickle bedah adalah sickle ball no B2-B3.
3. Periosteal elevator
Digunakan untuk membukan dan menggeser flap setelah insisi. Contohnya
Goldman Fox nomer 14 dan Glickman nomer 24G.
Teknik Gingivektomi
1. Pemberian Anastesi lokal
Sebelum dilakukan gingivektomi, pasien dianastesi terlebih
dahulu. Anastesi yang digunakan yaitu anastesi lokal dengan teknik
blok atau infiltrasi.Anastesi lokal yang dalam dapat dicapai dengan
penyuntikan dengan anastetikum pada mucobuccal fold. Untuk
mengurangi perdarahan selama bedah, dilakuakn penyuntikan
secara langsung pada tiap papila interdental yang direseksi.
Biasanya prosedur gingivektomi dilakukan dengan anastesi lokal.
2. Memberi Penandaan
Setelah itu beri tanda pada poket menggunakan forceps
penanda poket. Forceps digunakan dengan memasukkan beak
probingnya (yang lurus) kedasar poket dan tandai kedalaman
poketnya dengan menggunakan beak penusuknya. Tanda yang
dibuat berupa titik-titik pendarahan pada gingiva di sisi fasial dan
lingual. Tanda tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk
membuat insisi pada prosedur gingivektomi.
3. Insisi
Apabila penandaan telah selesai dilakukan maka buatlah
insisi lebih ke apikal dari titik perdarahan pada gingiva sampai
mencapai permukaan gigi tepat didasar poketnya, yaitu tepat
setinggi titik perdarahnanya dengan pisau bermata lebar seperti
Kirkland No. 15/16. Buat insisi bergelombang dengan arah
mesiodistal, serupa dengan bentuk gingiva yang naik turun
(scalloped), seperti halnya melakukan festoon pada gigi tiruan.
Pada bagian gigi tiruan pada bagian interdental, insisinya harus
masuk lebih dalam ke jaringan. Gunakan pisau gingivektomi
dengan mata pisau yang tipis seperti orban knife untuk
memisahkan gingiva interdental dan untuk menghubungkan insisi
dengan gigi geligi. Kemudian jaringan gingiva yang tealah diinsisi
dapat dilepas dengan memegang salah satu ujung jaringan yang
telah terpisah sebagian menggunakan tissue forceps dan pisahkan
jaringan sisanya menggunakan scalpel atau pisau. Insisi yang
dilakukan dengan baik maka poket akat tereliminasi, insisinya akan
berbentuk bevel ke arah korona, bevelnya akan berakhir pada
margin yang ujungnya berbentuk pisau (knife-edge) , dan jaringan
sisia pemotongan akan berbentuk scalopped ditiap gigi (festoon).
Terkadang melakukan festoon amat penting untuk memastikan
permukaan
yang
bersih
dan
halus
dengan
mengalami
kemudian(Caranza, 2002:746).
Kuretase menggunakan obat-obat
Teknik kuretase ini dilakukan dengan cara pemberian obatobatan tertentu dan diberikan pada dinding lateral dan pada dinding
poket. Tetapi teknik ini tidak dianjurkan dikarenakan proses
destruksi yang tidak terkontrol dan mungkin dapat lebih merusak
Ultrasonik kuretase
Penggunaan ultrasonic kuretase direkomendasikan untuk
gingiva kuretase. Ultrasonik kuretase efektif untuk hilangakan
8. Dua minggu setelah kuretase gingiva dan control plak yang adekuat dari
penderita, maka akan didapatkan gambaran klinis gingiva yang normal.
9. Tiga minggu terjadi perlekatan yang sempurna. (Carranza Part 5,
2002:747)
C. Respon host setelah bedah flap
1. Segera setelah suturing sampai 24 jam awal
Hubungan antara flap dan gigi atau permukaan gigi, terbentuk oleh bekuan
darah
yang
terdiri
dari
sebuah
reticulum
fibrin
yang
banyak
akan
2.
3.
Jangan makan makanan yang keras, kasar, atau lengket dan kunyah lah
makanan dengan sisi yang tidak dioperasi.
4.
5.
Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan
kumur klorheksidin di pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat
melakukan pengontrolan plak secara mekanis. Larutan ini dapat langsung
digunakan pada hari pertama setelah operasi asalkan tidak dikumurkan
terlalu kuat di dalam mulut. Teh, kopi, dan rokok harus dihindari apabila
anda menggunakan larutan kumur klorheksidin untuk mengurangi stain.
6.
7.
8.
Daftar Pustaka
Gingivektomi
Journal.2009;1:78-87
4. Melinda,
Merlin.2010.
dan Gingivoplasti.
Gingivektomi,
Cakradonya
Kuretase,
Dental
dan
Cakradonya
Dental