Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil normal trimester III t
erahap Ny.S Umur 22 Tahun G1 P0 A0 tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan t
eori dan tinjauan kasus sebagai berikut :
A.
Pengkajian
Pada Pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien.
Pada Kasus ini Penulis melakukan pengkajian pada ibu hamil yaitu Ny. S Umur 22 t
ahun G1 P0 A0 Dengan penatalaksanaan senam hamil dan didalamnya terdapat hasil s
ebagai berikut :
1.
Umur
a. Menurut Tinjauan Teori
Nama pasien dikaji untuk membedakan pasien satu dengan pasien
yang lainnya.
(Hani dkk.2010;h.87)
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun
, alat-alat reproduksi belum matang, mental psikisnya belum siap, sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.(Am
barwati, 2009;h.131).
Umur pasien dikaji untuk mengetahui apakah pasien dikatakan berpengaruh / memi
liki resiko jika <20 tahun karena alat-alat reproduksi belum matang dan psikis y
ang belum siap dan >35 tahun rentan sekali terjadi komplikasi-komplikasi dalam k
ehamilan dan perdarahan dalam masa nifas, jadi usia reproduktif (subur) seorang
wanita yang baik dalam siklus reproduksi berkisar dari usia 20-35 tahun (Manuaba
dkk, 2010; h. 75)
b. Menurut Tinjauan Kasus
Pada kasus ini Ny. S berumur 22 tahun.
c. Pembahasan
Berdasarkan Tinjauan Teori dan Kasus ini tidak terjadi kesenjangan karena usi
a Ny.S 22 tahun dengan usia reproduksi. Menurut teori : dicatat dalam tahun untu
k mengetahui adanya Resiko seperti kurang dari 20 tahun, Alat-alat reproduksi be
lum matang, mental psikisnya belum siap, sedangkan umur lebih dari 35 tahun rent
an sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas. (Ambarwati, 2009;h.131) dan
Ketika Usia 38 tahun kemampuan rahim menerima janin menurun karena nutrisi rahi
m berkurang dengan menambahnya usia.
2. Pendidikan
a.
Menurut Tinjauan Teori
Menurut Tinjauan Teori pendidikan Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan unt
uk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberika
n konseling sesuai dengan pendidikannya (Sulistyawati,2009;h.180).
Pendidikan Tingkat Pendidikan Seorang Ibu Hamil sangat berperan dalam kualitas
Perawatan Kehamilan. Peguasaan pengetahuaan juga erat kaitannya dengan Tingkat
Pendidikan seseorang.(Jannah, 2012; h. 143)b.
Menurut Tinjauan Kasus.
b. Menurut Tinjauan Kasus Ny. S berpendidikan SMA.
c.
Pembahasan.
Di dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena antara bidan dan Ny.S dapat
berkomunikasi dengan baik. Menurut tinjauan teori pendidikan Berpengaruh dalam
tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehi
ngga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Sulistyawati,
2009;h.180).
Pendidikan Tingkat Pendidikan seorang ibu hamil sangat berperan dalam kualitas
perawatan kehamilan. Peguasaan pengetahuaan juga erat kaitannya dengan tingkat p
endidikan seseorang. (Jannah, 2012; h. 143)
3. Pekerjaan
a.
Menurut Tinjauan Teori
Wanita hamil dapat tetap bekerja namun aktifitas yang di jalaninya tidak boleh
terlalu berat. Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktifitas apa
bila mereka merasakan gangguan dalam kehamilannya, pekerjaan ibu juga merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan terhambatnya ibu hamil untuk mendapatkan aks
es pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2010: h. 167).
b.
Menurut Tinjauan Kasus
Ny. S bekerja sebagai ibu rumah tangga.
c.
Pembahasan
Berdasarkan Tinjauan Teori dan tinjaun kasus tidak terdapat kesenjangan antara
Tinjauan teori dan tinjauan kasus karena Ibu melakukan pekerjaan Rumah Tangga d
an berdagang yang tidak terlalu berat. Wanita hamil dapat tetap bekerja namun Ak
tifitas yang di lakukannya tidak boleh terlalu berat (Sulistyawati, 2010: h. 167
).
4. Alamat
a. Tinjauan Teori
Alamat pasien dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar pasien. Semak
in terpencilnya suatu daerah dan keadaan geografis yang sulit untuk di jangkau m
aka akan semakin sulit pula untuk mendapatkan pelayanan kesehatan (Sulistyawati,
2010: h. 167).
b. Tinjauan Kasus
Alamat dari Ny. S adalah Jl. Marta Sinata Gg.Cendana Way Tataan RT 04 Teluk b
etung.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan teori tidak terdapat kesenjangan antara tinjaua
n teori dan tinjauan kasus dimana alamat rumah dari Ny. S termasuk dalam wilayah
yang mudah dalam menerima pelayanan kesehatan. Alamat pasien dikaji untuk menge
tahui keadaan lingkungan sekitar pasien. Semakin terpencilnya suatu daerah dan k
eadaan geografis yang sulit untuk di jangkau maka akan semakin sulit pula untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2010: h. 167).
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Keluhan Utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien saat ini.
( Sulistyawati,2012;h.181)
a.
Menurut Tinjauan Teori
Pada ibu hamil keluhan nyeri pinggang dan sesak napas merupakan hal yang fisio
logis karena perubahan system muskulo skeletal. Jenis olah tubuh yang paling ses
uai bagi ibu hamil adalah senam hamil. Gerakan senam hamil disesuaikan dengan ba
nyaknya perubahan fisik yang dialami oleh ibu. (Anik dkk, 2011: 8, 47-48).
b. Menurut Tinjauan Kasus
Pada kasus Ny. S mengatakan terkadang merasakan sesak nafas,nyeri pinggang dan
mengalami kram pada kakiny.
c. Pembahasan
Berdasarkan Tinjauan Teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan karena keluha
n yang dirasakan sama seperti teori yang ada pada Asuhan kebidanan ibu hamil dim
ana Ny.S datang mengatakan sering merasakan Nyeri pada bagian pinggangnya,kram p
ada kakinya dan sesak Nafas semenjak usia kehamilanny bertambah besar. sesuai m
enurut teori : Pada ibu hamil keluhan nyeri pinggang dan sesak napas merupakan h
al yang fisiologis karena perubahan system muskulo skeletal. Jenis olah tubuh ya
ng paling sesuai bagi Ibu Hamil adalah senam hamil. Gerakan senam hamil disesuai
kan dengan banyaknya perubahan fisik yang dialami oleh ibu. (Anik dkk, 2011: 8,
47-48)
2. Riwayat Obtetric
a) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
a. Menurut Tinjauan Teori
Ibu dengan kehamilan anak pertama, belum pernah melahirkan dan tidak per
nah keguguran.
b. Menurut Tinjauan Kasus
Ny. S mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama belum pernah melahir
kan dan keguguran.
c. Pembahasan
tu :
1)
Kehamilan Triwulan Pertama antara 0 hingga 12 Minggu 1 kali.
2)
Kehamilan Triwulan Kedua antara 13 hingga 28 Minggu 1 kali.
3)
Kehamilan Triwulan Ketiga antara 28 hingga 40 Minggu 2 kali.
(Sulistyawati, 2010: 36-37).
Tujuan dari Asuhan Antenatal adalah memantau Perkembangan kehamilan dalam mening
katkan Kesehatan Ibu dan Perkembangan janin (Ummi Hani dkk, 2010; h. 6).
Selain itu tujuan dari Asuhan antenatal yaitu:
1.
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial Ib
u dan Bayi.
3.
Mengenali secara dini adanya ketidak Normalan atau komplikasi yang mun
gkin terjadi selama Hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, Kebidanan, dan
pembedahan.
4.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu m
aupun Bayinya dengan Trauma seminimal mungkin.
5.
Mempersiapkan ibu agar masa Nifas berjalan Normal dan pemberian ASI Ek
sklusif.
6.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi aga
r dapat tumbuh kembang secara normal
(Ummi Hani dkk, 2010; h. 6).
Penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, eklamsi, infeksi, partus lama dan
komplikasi abortus. Beberapa wanita pada awal kehamilannya berjalan normal tete
api Cenderung berkembang menjadi komplikasi beresiko atau telah memiliki Resiko
Sejak Awal kehamilannya. Pemeriksaan dini di perlukan untuk mendeteksi adanya fa
ctor resikonya (Rukiyah dkk;2010;h.3)
b.
Menurut Tinjauan Kasus
Menurut tinjauan Kasus Ny.S Rutin memeriksakan kehamilannya,
satu kali pada TM I, tiga kali pada TM II dan dua kali pada TM III
c.
Pembahasan
Berdasarkan Tinjauan Teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjan
gan antara Tinjauan Teori dan kasus karena Ny.S Rutin memeriksakan kehamilannya.
Selama kehamilan ini Ny.S memeriksakan kehamilan sebanyak 6 kali.
Tujuan dari asuhan antenatal adalah memantau perkembangan kehamilan dalam mening
katkan kesehatan ibu dan perkembangan Janin (Hani dkk , 2010; h. 6)
Selain itu tujuan dari asuhan antenatal yaitu:
a)
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kemb
ang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi.
c)
Mengenali secara dini adanya ketidak Normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk Riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pem
bedahan.
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e)
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklu
sif.
f)
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar da
pat tumbuh kembang secara normal
(Hani dkk, 2010; h. 6).
Penyebab Utama kematian Ibu adalah pendarahan, eklamsi, infeksi, partus lama dan
komplikasi Abortus. Beberapa wanita pada awal kehamilannya berjalan normal tete
api cenderung berkembang menjadi komplikasi beresiko atau telah memiliki resiko
sejak awal kehamilannya. Pemeriksaan dini di perlukan untuk mendeteksi adanya fa
ctor resikonya (Rukiyah dkk;2010;h.3)
4) Riwayat Psikososial
a.
Menurut Tinjauan Teori
Jika kehamilan tidak diharapkan dan direncanakan, secara otomatis ibu akan sanga
t membenci kehamilannya (Respon negatif), sehingga tidak ada keinginan untuk mel
akukan hal-hal positif yang akan meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya sehingga
ibu enggan untuk memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.
Begitu pula sebaliknya apabila kehamilan ini diharapkan dan direncanakan maka re
spon positif yang akan di tunjukan oleh ibu dalam masa kehamilannya.
(Sulistyawati.2012;h.128).
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita me
ngalami banyak mengalami perubahan emosi/psikologis selama masa hamil sementara
ia harus menyesuaikan diri dengan keadaan dirinya yang sekarang dan perubahan-pe
rubahan yang ada pada dirinya.Perubahan Psikologis Pada Trimester III:
a) Rasa tidak Nyaman, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik.
b) Merasa tidak menyenagkan ketika bayi lahir tidak tepat waktu.
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, kh
awatir akan keselamatannya.
d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal.
e)
Merasa kehilangan perhatian.
f)
Perasaan mudah terluka.
(Sulistyawati, 2009; h.77)
b.
Menurut Tinjauan Kasus
Ny.S merencanakan kehamilannya dan kehamilannya ini sudah direncanakan.
c.
Pembahasan
Berdasarkan Tinjauan Teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus karena Ny. S menunjukkan respon positif pada k
ehamilannya yang berarti ia merencanakan kehamilannya. Jika kehamilan tidak diha
rapkan dan direncanakan, secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya (
Respon negatif), sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif ya
ng akan meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya sehingga ibu enggan untuk memerik
sakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.
Begitu pula sebaliknya apabila kehamilan ini diharapkan dan direncanakan maka re
spon positif yang akan di tunjukan oleh ibu dalam masa kehamilannya.
(Sulistyawati.2012;h.128).
5). Pola Eliminasi
a.
Menurut Tinjauan Teori
Berhubungan Hormon kehamilan progesteron mengendurkan sistem pencernaan dan memp
erlambat gerakan pencernaan, maka konstipasi menjadi keluhan yang umum. Kondisi
ini akan semakin memburuk bila memang sudah mengalaminya sebelum kehamilan atau
bila mengkonsumsi suplemen zat besi (lihat Anemia) (http://satubidan.com/ketidak
nyamanan-umu/).
Minum sebanyak-banyaknya air putih, jus buah-buahan atau teh herbal. Tapi hindar
i teh dan kopi, karena dapat membuat bolak-balik buang air kecil yang bisa menga
kibatkan dehidrasi. Konsumsi serat. Buah segar dan buah yang dikeringkan, juga s
ayur-sayuran dan gandum adalah sumber-sumber penting yang harus dikonsumsi (http
://satubidan.com/ketidaknyamanan-umu/)
b.
Menururt Tinjauan Kasus
Ibu mengatkan BAB selama hamil 1 kali dalam sehari dengan konsistensi lunak berb
au khas feses, dan BAK selama hamil 7-8x/hari warna jernih, berbau khas urin.
c.
Pembahasan
Jadi terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena menurut teori ibu hami
l biasanya mengalami sembelit atau konstipasi yaitu menurut teori Berhubungan ho
rmon kehamilan progesteron mengendurkan sistem pencernaan dan memperlambat gerak
an pencernaan, maka konstipasi menjadi keluhan yang umum. Kondisi ini akan semak
in memburuk bila memang sudah mengalaminya sebelum kehamilan atau bila mengkonsu
msi suplemen zat besi (lihat Anemia) (http://satubidan.com/ketidaknyamanan-umu/)
.
Sedangkan menurut tinjauan kasus Ny.S BAB lancar dan di lihat dari pengkajian
data Ny.S mengkonsumsi buah
buahan yang banyak mengandung serat seperti pepaya d
an, jeruk dan sayur seperti wortel, sehingga dapat menghindari ibu dari sembelit
, karena menurut teori cara mencegah terjadinya smbelit yaitu : Minum sebanyak-b
anyaknya air putih, jus buah-buahan atau teh herbal. Tapi hindari teh dan kopi,
karena dapat membuat bolak-balik buang air kecil yang bisa mengakibatkan dehidra
si. Konsumsi serat. Buah segar dan buah yang dikeringkan, juga sayur-sayuran dan
gandum adalah sumber-sumber penting yang harus dikonsumsi. (http://satubidan.co
m/ketidaknyamanan-umu/)
C.
Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda Vital
1.
Tekanan Darah
a.
Tinjauan Teori
Tekanan darah arteri mengganbarkan dua hal, yaitu besar tekanan yang dihasilkan
vertikel kiri sewaktu berkontraksi (angka sistolik). Nilai normal rata-rata teka
nan sistol pada orang dewasa adalah 100 sampai 140 mmHg, sedangkan rata-rata dia
stol adalah 60 sampai 90 mmHg. (Priharjo, 2006;h. 107).
b. Tinjauan Kasus
Pada kasus ini tekanan darah Ny. S pada saat hamil yaitu 110/80 mmHg.
c. Pembahasan
Berdasarkan Tinjauan Teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus karena tekanan darah Ny. S masih dalam batas n
ormal. Nilai normal rata-rata tekanan sistol pada orang dewasa adalah 100 sampai
140 mmHg, sedangkan rata-rata diastol adalah 60 sampai 90 mmHg. (Priharjo, 2006
;h. 107).
2.
Nadi
a.
Tinjauan Teori
Nadi adalah gelombang yang diakibatkan oleh adanya perubahan pelebaran (vasodila
tasi) dan penyempitan (Vasokontriksi) dari pembuluh darah arteri akibat kontraks
i vebtrikel melawan dinding aorta. Tekanan nadi adalah tekanan yang ditimbulkan
oleh perbedaan sistolik dan diastolic. Denyut nadi dipengaruhi oleh saraf simpat
ik (untuk meningkatkan) dan saraf parasimpatik ( untuk menurunkan). Normalnya 60
-80 kali per menit.
(Eviana dkk,2011;h.36)
b.
Tinjauan Kasus
Pada kasus ini denyut nadi ibu 80 kali permenit.
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus karena denyut nadi Ny. S masih dalam batas no
rmal. Tekanan nadi adalah tekanan yang ditimbulkan oleh perbedaan sistolik dan d
iastolic. Denyut nadi dipengaruhi oleh saraf simpatik (untuk meningkatkan) dan s
araf parasimpatik ( untuk menurunkan). Normalnya 60-80 kali per menit. (Eviana d
kk,2011;h.36).
3.
Pernafasan
a.
Tinjauan Teori
Pernafasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi sistem pernafa
san yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dala
m paru dan penganturan asam basal. Adapun pernapasan pada orang dewasa yaitu 1624x/menit. (Priharjo, 2006;h. 81).
Pernafasan normal orang dewasa sehat adalah 16-20 kali/menit (Eviana dkk,2011;h.
45).
b.
Tinjauan Kasus
Pada kasus ini pemeriksaan pernafasan pada Ny.S adalah 22 kali permenit.
c.
Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus dikarena pemeriksaan pernafasan pada Ny. S m
asih dalam batas normal. Pernafasan merupakan salah satu indikator untuk mengeta
hui fungsi sistem pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen
dan karbon dioksida dalam paru dan penganturan asam basal. Adapun pernapasan pa
da orang dewasa yaitu 16-24x/menit(Priharjo, 2006;h. 81).
4.
Suhu
a.
Tinjauan Teori
Suhu adalah derajat panas yang dipertahankan oleh tubuh dan diatur oleh hipotala
mus (dipertahankan dalam batas normal yaitu 36,0 C dari 37,0C) dengan menyeimbangk
an anatara panas yang dihasilkan dan panas yang dilepaskan.
a).
luar. Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak peruba
han sebagai persiapan setelah janin lahir (Sulistyawati.2009).
b. Menurut Tinjauan Kasus
Ny. S mengatakan kolostrumnya belum keluar.
c. Pembahasan
Jadi, terdapat kesenjangan anatara teori yang mengatakan kolostrum dapat keluar
pada bulan pertama, tapi pada Ny. S kolostrum belum keluar. Seharusnya menurut t
eori : Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolos
trum dapat keluar. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi k
arena hormon prolaktin ditekan oleh Prolactin Inhibiting Hormone. Kelenjar Montg
omery, yaitu kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung untuk meno
njol keluar. Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak
perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir (Sulistyawati.2009).
C. DJJ
a. Menurut Tinjauan Teori
denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan mengg
unakan:
Fetal elektrocardiograph pada kehamilan 12 minggu
Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu
Stetoskop laenec pada kehamilan 18-20 Minggu
(Nurul Jannah,2012;h.123)
Normal frekuensi DJJ adalah 120-160x/menit dan harus dibedakan dengan denyut nad
i ibu.
(Pantiawati dkk,2010;h.101)
b.
Menurut Tinjauan Kasus
Menurut tinjauan kasus DJJ bayi Ny.S 137x/menit
c.
Pembahasan
DJJ bayi Ny.S dalam batas normal.
B.
Interpretasi Data
1.
Diagnosa Kebidanan
a.
Menurut Tinjauan Teori
Sesuai dengan teori yaitu untuk menegakkan diagnosa didapatkan dan hasil pengkaj
ian berupa data subjektif dan data objektif (Wiknjosastro, 2005; 158)
b.
Menurut Tinjauan Kasus
Pada kasus Ny. S didapatkan diagnosa kebidanan ibu hamil
Yaitu:
Diagnosa Ibu
: Ny. S Umur 22 tahun G1 P0 A0
usia kehamilan 36 ming
gu 6 hari
Data subjektif
: a. Ibu mengatakan usianya 22 th
b.
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama,belum melahirkan, dan tidak
pernah keguguran.
c.
Ibu mengatakan HPHT 27 September 2012
Data Objektif
: TP : 04 Juli 2013
Diagnosa Janin
: Janin Tunggal hidup Intra Uterin, Presentasi Kepala
Dasar objektif
: Palpasi Abdomin
al
Leopold I
: TFU Pertengahan antara pusat dan Px, bagian atas teraba bulat,
Lunak, tidak melenting yaitu bokong janin.
Leopold II : Bagian kiri perut Ibu teraba panjang, keras
memapan yaitu pung
gung dan bagian kanan perut ibu teraba bagian terkecil janin yaitu bagian ekste
rmitas janin.
Leopold III : Bagian bawah janin teraba bulat, keras dan melenting yaitu kepa
la janin.
Leopold IV
: Konvergen (belum masuk PAP).
TFU Mc Donalds: 28 cm
TBJ (Rumus Niswander) = 1,2 (TFU
7,7) x 100 15 gram
= 1,2 (28 7,7) x 100 150gram
= 2166
2466 gram
Auskultasi
: Punctum Maksimum terdengar 2 jari dibawah pusat ibu s
ebelah kiri 137 x/ menit, teratur.
Masalah
Kebutuhan
:Tidak ada
: - Penkes tentang keluhan yang dialami
- Senam Hamil
d.
Pembahasan
Berdasarkan Teori dan Kasus Ny.S tidak ada kesenjangan karena, didapat diagnosa
ibu dan janin yang diambil dari data objektif dan data subjektif, yang mengikuti
teori yaitu untuk menegakkan diagnosa didapatkan dan hasil pengkajian berupa da
ta subjektif dan data objektif (Wiknjosastro, 2005; 158)
C.
Antisipasi Masalah Potensial
1.
Menurut Tinjauan Teori
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi. Pada
langkah diidentifikasi masalah atau diagnosa, ini membutuhkan antisipasi masala
h, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan siap
siap apabila hal te
rsebut benar benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal
ini. (Ambarwati dkk; 2009; 135)
2.
Menurut Tinjauan Kasus
Pada kasus Ny.S Tidak terdapat Antisipasi masalah yang harus di tangani.
3.
Pembahasan
a.
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan pada kasus
Ny.S karena keluhan ibu dapat tereatasi dengan senam hamil dan istirahat yang c
ukup.
D.
Tindakan Segera/Kolaborasi
1.
Menurut Tinjauan Teori
Tindakan segera adalah memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan. Identi
fikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh Bidan atau Dokter dan atau u
ntuk dikonsultasikan atau ditangani bersama anggota TIM kesehatan lain sesuai de
ngan kondisi pasien. (Ambarwati dkk; 2009; 135).
2.
Menurut Tinjauan Kasus
Pada Ny.S tidak terdapat tindakan segera karena ibu tidak mamiliki masalah yang
sangat serius.
3.
Pembahasan
Berdasarkan Teori dan Kasus tidak terdapat kesenjangan pada kasus Ny.S karena te
lah mengikuti sesuai tinjauan teori Tindakan segera yaitu menganjurkan ibu untuk
Melakukan senam hamil sesuai usia kehamilan secara rutin lakukan gerakan ini 3
kali dalam seminggu setiap langkah gerakan dilakukan minimal 10 kali.
E.