Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di era modern seperti sekarang ini, banyak hal yang dapat menyebabkan
terjadinya luka. Apa lagi dengan banyaknya penggunaan barang-barang
elektronik yang bisa saja menjadi penyebab terjadinya konsleting listrik dan
akhirnya bisa membuat seseorang terkena luka bakar oleh hal terebut.
Dengan banyaknya kasus luka bakar yang terjadi sekarang ini, kita
Sebagai seorang perawat yang akan menangani dan melayani masyarakat
harus mengerti dan memahami apa saja tipe-tipe luka bakar yang dapat terjadi
serta cara menangani luka bakar tersebut. Dengan mengetahui hal tersebut
diharapkan kita sebagai seorang perawat dapat memberi pelayanan dan
edukasi tentang luka bakar yang lebih baik kepada masyarakat.
Mengingat pentingnya hal ini, sehingga membuat penulis ingin mengupas
lebih jauh tentang luka bakar ini.
2.1
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah terkait dengan latar belakang di atas adalah
sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.1
1.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu,
Tujuan Umum
Penulisan ini ditujukan untuk memenuhi tuntutan akademik sebagai
tugas penulisan makalah untuk mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
2.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak di
antaranya penting juga bagi seorang perawat agar mengerti akan konsep dasar
mengenai luka bakar sehingga dapat memberikan pelayanan yang tepat bagi klien
yang dan sangat penting untuk menunjang profesi sebagai seorang perawat yang
profesional.
5.1
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah
small group discussion dan studi pustaka. Pengkajian studi mengenai materi
tersebut di-telaah melalui studi pustaka dengan menggunakan beberapa literatur
dan pencarian data dari internet. Penulis mencari literatur-literatur baik dari buku
literatur maupun dari internet yang berkaitan dengan topik dan sumbernya bisa
dipercaya. Literatur tersebut kemudian dianalisis dengan cara berdiskusi dalam
small group discussion dan diinterpretasikan dengan topik tentang luka bakar.
BAB II
PEMBAHASAN
Gas
b.
Cairan
c.
2.
3.
4.
3. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi
parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional.
Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut
yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur.
Penyebab
Penampilan
Warna
Perasaan
Ketebalan
Bertambah
Nyeri
partial
ultra violet
gelembung.
merah.
superfisial
(terbakar oleh
(tingkat I)
matahari).
Lebih dalam
Kontak dengan
Berbintik-
Sangat
dari ketebalan
yang ukurannya
bintik yang
nyeri
partial
bahan padat.
bertambah besar.
kurang jelas,
(tingkat II)
Jilatan api
kepada pakaian.
- Superfis
ial
- Dalam
Jilatan langsung
putih, coklat,
pink, daerah
merah coklat.
kimiawi.
Sinar ultra violet.
Ketebalan
Kontak dengan
Putih, kering,
Tidak sakit,
sepenuhnya
mengelupas.
hitam, coklat
sedikit
tua.
sakit.
Hitam.
Rambut
(tingkat III)
padat.
Nyala api.
Kimia.
Kontak dengan
arus listrik.
Merah.
mudah
lepas bila
dicabut.
tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.
: 9%
: 18%
: 36%
: 36%
: 1%
Total : 100%
C. Berat ringannya luka bakar
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan
beberapa faktor antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
: 15 30%
: 1 10%
C. Ringan minor:
a) Tingkat II
b) Tingkat III
: kurang 15%
: kurang 1%
2.4 Patofisiologi
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari
suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat
hantaran atau radiasi elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi akibat
koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa
saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang
dalam termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka
bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis
dan keganasan organ dapat terjadi.
Kedalam luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka
bakar dan lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15
menit dengan air panas dengan suhu sebesar 56.1 0 C mengakibatkan
cidera full thickness yang serupa. Perubahan patofisiologik yang
disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka
bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang
terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh
fase hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik awal
sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika
akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadi perpindahan
cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke dalam ruanga
interstisial.
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan
pada volume darah terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutnya
kehilangan cairan dan berkurangnya volume vaskuler, maka curah
jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Sebagai
respon, system saraf simpatik akan melepaskan ketokelamin yang
meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi denyut nadi. Selanjutnya
vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung.
Umumnya jumlah kebocoran cairan yang tersebar terjadi dalam 24
hingga 36 jam pertama sesudah luka bakar dan mencapai puncaknya
Bahan Kimia
Termis
Biologis
Radiasi
LUKA BAKAR
Listrik/petir
MK:
Psikologis
Anxietas
Pada Wajah
Kerusakan
mukosa
Oedema laring
Di ruang
tertutup
Keracunan gas
CO
CO mengikat
Obstruksi jalan
nafas
Gagal nafas
Hb
Hb tidak
mampu
mengikat O2
Kerusakan kulit
Penguapan
meningkat
Peningkatan pembuluh
darah kapiler
Masalah
Keperawatan:
Risiko tinggi terhadap infeksi
Gangguan rasa nyaman
Kerusakan integritas kulit
Hipoxia otak
Tekanan onkotik
menurun. Tekanan
hidrostatik
meningkat
Cairan intravaskuler
menurun
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Masalah Keperawatan:
Kekurangan volume cairan
Gangguan sirkulasi
makro
Gangguan
sirkulasi seluler
Otak
Kardiovaskuler
Ginjal
Hepar
Hipoxia
Kebocoran
kapiler
Hipoxia
sel ginjal
Pelepasan
katekolamin
Penurunan
curah jantung
Fungsi
ginjal
menurun
Hipoxia
hepatik
Sel otak
mati
Gagal
fungsi
sentral
Gagal jantung
Gagal
ginjal
GI
Traktus
Dilatasi
lambung
Neurologi
Imun
Gangguan
Neurologi
Daya
tahan
tubuh
menurun
Hambatan
pertumbuhan
Gangguan
perfusi
Laju
metabolisme
meningkat
Glukoneogenesis
glukogenolisis
Gagal hepar
9
MULTI SISTEM ORGAN FAILURE
MK: Perubahan
nutrisi
10
internal akibat luka bakar listrik mungkin jauh lebih parah daripada
luka yang tampak dibagian luar.
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
Merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data,pengelompokan
data dan perumusan diagnosa keperawatan.
A. Pengumpulan data
1. Identitas klien
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS dan diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar (Combustio)
adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna kerena iritasi
terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan
paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul
beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakardan disebabkan
karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan
saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada
penurunan ekspansi paru.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar,
penyabeb lamanya kontak, pertolongan pertama yang dilakuakn
serta keluhan klien selama menjalan perawatanketika dilakukan
pengkajian.
emergency (48 jam pertama terjadi perubahan pola bak), fase akut
11
keluarga
mengenai
masalah
kesehatan,
serta
f. Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks
tendon dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang
(syok listrik); laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan
ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik
(syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
g. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara
eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan
perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat
nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua
tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
h. Pernafasan:
Gejala: terkurung
dalam
ruang
tertutup;
terpajan
lama
3-5
hari
sehubungan
dengan
proses
trobus
13
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Umumnya
penderita
datang
dengan
keadaan
kotor
sebagai
kompensasi
untuk
mengataasi
kekurangan cairan
7) Thorak / dada
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi
dada tidak maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena
cairan yang masuk ke paru, auskultasi suara ucapan egoponi,
suara nafas tambahan ronchi
8) Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi
adanya nyeri pada area epigastrium yang mengidentifikasi
adanya gastritis.
15
9) Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi
merupakan tempat pertumbuhan kuman yang paling nyaman,
sehingga potensi sebagai sumber infeksi dan indikasi untuk
pemasangan kateter.
10) Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat
luka baru pada muskuloskleletal, kekuatan otot menurun
karena nyeri
7.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Hitung darah lengkap : peningkatan Ht awal menunjukkan
hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan/ kehilangan
cairan.
b. Elektrolit serum : kalium meningkat karena cedera jaringan
/kerusakan SDM dan penurunan fungsi ginjal. Natrium awalnya
menurun pada kehilangan air.
c. Alkalin fosfat : peningkatan sehubungan dengan perpindahan
cairan interstitial/ gangguan pompa natrium.
d. Urine : adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan
kerusakan jaringan dalam dan kehilangan protein.
e. Foto rontgen dada : untuk memastikan cedera inhalasi
f. Skan paru : untuk menentukan luasnya cedera inhalasi
g. EKG untuk mengetahui adanya iskemik miokard/disritmia pada
h.
i.
j.
k.
edema cairan.
l. Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan
luka bakar selanjutnya. (Doenges, 2000, 804)
II.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury: fisik
16
Rencana Keperawatan
No
Diagnosa
1 Nyeri
akutNOC :
berhubungan
dengan
injury: fisik
Tujuan
Intervensi
Pain Management :
1. Pain Control
agen
Setelah dilakukan Asuhan
komprehensif
termasuk
karakteristik,
durasi,
lokasi,
frekuensi,
terapeutik
untuk
mengetahui
pengalaman
nyeri
klien
penyebab
2. Dapat mengenali onset sebelumnya.
4. Kontrol faktor lingkungan yang
(lamanya sakit)
3. Dapat
menggunakan mempengaruhi nyeri seperti suhu
metode pencegahan
ruangan, pencahayaan, kebisingan.
4. Dapat
menggunakan5. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
6. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
metode non analgetik
(farmakologis/non farmakologis)..
untuk mengurangi nyeri
7. Ajarkan teknik non farmakologis
5. Dapat
menggunakan
(relaksasi, distraksi dll) untuk
analgetik
sesuai
mengetasi nyeri..
kebutuhan
8. Berikan
analgetik
untuk
6. Dapat mencari bantuan
mengurangi nyeri.
tenaga kesehatan
9. Evaluasi
tindakan
pengurang
7. Dapat melaporkan gejala
nyeri/kontrol nyeri.
pada tenaga kesehatan
10. Kolaborasi dengan dokter bila ada
8. Melaporkan nyeri sudah
komplain
tentang
pemberian
terkontrol
analgetik tidak berhasil.
17
Analgetic Administration :
1. Cek program pemberian analogetik;
jenis, dosis, dan frekuensi.
2. Cek riwayat alergi.
3. Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal.
4. Monitor TV
5. Berikan analgetik tepat waktu
terutama saat nyeri muncul &
Evaluasi gejala efek sampingnya.
2 Kekurangan
volume
NOC :
Fluid Management :
1. Awasi
tanda-tanda
hipovolemik
BB drastis
Monitor td dehidrasi
Monitor TTV
Berikan cairan peroral
sesuai
dehidrasi,
Elastisitas kebutuhan
8. Anjurkan pada keluarga agar tetap
turgor
kulit
baik,
memberikan ASI dan makanan yang
membran
mukosa
lunak
lembab, tidak ada rasa
9. Kolaborasi
untuk
pemberian
haus yang berlebihan
terapinya
3. Intake oral dan intravena
adekuat
3 Risiko
infeksiNOC :
Infection Control
primer
process
18
benar
setiap
setelah
digunakan
adekuat
control
pasien.
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat pasien,
kemampuan
infeksi
3. Jumlah
cuci
2. Menunjukkan
mencegah
ajari
dan
cukup.
7. Anjurkan istirahat.
leukosit
batas normal
4. Menunjukkan
hidup sehat
sesuai aturan.
9. Ajari
5. Status
imun,
keluarga
cara
gastrointestinal,
tentang
genitourinaria
dalam
batas normal
untuk
melaporkan
keperawat
kesehatan.
10. Pastikan penanganan aseptic semua
daerah IV (intra vena).
Infection Protection
1. Monitor tanda dan gejala infeksi.
2. Monitor WBC.
3. Anjurkan istirahat.
4. Ajari anggota keluarga cara-cara
menghindari infeksi dan tandatanda dan gejala infeksi.
5. Batasi jumlah pengunjung.
6. Tingkatkan masukan gizi dan cairan
yang cukup
19
4 Cemas
NOC :
berhubungan
1. Anxiety Level
kecemasan)
dengan
2. Anxiety Self-Control
1. Gunakan
ancaman
pendekatan
yang
menenangkan
status kesehatan jam kecemasan terkontrol dg2. Nyatakan dengan jelas harapan
KH:
1. Klien
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
cemas
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan
dan
menunjukkan
tehnik6. Libatkan
keluarga
untuk
mendampingi klien
menunjukkan
menimbulkan kecemasan
pasien
mengungkapkan
untuk
perasaan,
ketakutan, persepsi
5 Kerusakan
NOC:
20
kulit
akan
adanya
kemerahan
ada
infeksi
3. Ketebalan
pasien
dan
jaringan normal
4. Menunjukkan
danair hangat
kulit
mencegah
dan
menyebabkan tekanan
cidera berulang
kedalaman
luka,
karakteristik,
5. Menunjukkan terjadinya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan tindakan keperawatan disini merupakan realisasi yang telah
ditetapkan dalam perencanaan keperawatan.
V.
EVALUASI
1. Pasien mampu
mengontrol
nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu
21
mengungkapkan
dan
menunjukkan
tehnik
untuk
mengontol cemas
5. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cidera berulang, menunjukkan terjadinya proses penyembuhan
luka
BAB IV
PENUTUP
22
3.1
Simpulan
Adapun simpulan yang dapat diberikan sehubungan dengan paparan
materi di atas adalah luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk
luka-luka lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati
(escar) yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama.
Luka bakar beberapa klasifikasi yang digunakan untuk memberi perbedaan
dan tingkat keparahan dari luka bakar tersebut, klasifikasi tersebut seperti
dalamnya luka bakar, luasnya luka bakar, dan beratnya luka bakar.
3.2
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan paparan materi
di atas adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa diharapkan untuk tidak melupakan paparan mengenai luka
bakar mengingat materi ini sangat berperan nantinya bagi mahasiswa
dalam menjalankan profesinya nanti.
2. Kepada pihak perawat diharapkan untuk mengetahui dan memahami
tentang
luka
bakar
sehingga
pekerjaannya nanti.
23
dapat
mengaplikasikannya
dalam