Sunteți pe pagina 1din 21

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOHIDROLOGI

Disusun Oleh :
MUSA A.P.T AKA
(410012184)

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH Yang Maha Kuasa karena hanya oleh
Rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penyusun, maka dengan demikian
penyusun dapat menyelesaikan tugas PKM-M ini dengan baik.
Tugas ini disusun berdasarkan data data yang diperoleh dari internet, dan
beberapa referensi kuliah lainnya
Penyusun menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna, karena
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan dari penyusun. Oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini.

Daftar isi
Halaman judul

Kata pengantar

ii

Daftar isi

iii

BAB I PENDAHULUAN
BAB II GEOGRAFI
BAB III GEOLOGI
BAB IV GEOHIDROLOGI
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN SUMUR KONSTRUKSI
BAB VI ANALISIS AQUIFER
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRANDaftar isi
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Program
Luaran Yang Diharapkan
Kegunaan Program
Masyarakat Sasaran
Metode Pelaksanaan
jadwal Kegiatan Program
Rencana Anggaran Biaya

1
1
1
1
1
1
3
3
4

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Bumi merupakan ciptaan Tuhan yang sangat indah dimana manusia mempunyai
tugas untuk mengelolanya sebaik mungkin agar dapat memberi kehidupan yang lebih
baik terhadap manusia tersebut serta sesamanya dan segala makluk hidup di bumi ini .
Untuk itu kita perlu memahami dengan baik bumi itu sendiri , salah satunya dengan
memahami proses dan hasil yang terjadi dalam perkembangan bumi selama ini untuk itu
ada baiknya kita mempelajari salah satu material pembentuknya dalam hal ini yang akan
dibahas ialah Material Produk Gunung Api dimana material tersebut dibagi menjadi 2
yaitu yang bersifat Intrusi dan Ekstrusi .
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Dengan mengerjakan tugas Material Produk Gunung Api mahasiswa diharapkan
lebih mengenal berbagai produk yang dihasilkan gunung api sehingga nantinya dapat
mengaplikasikannya dalam kuliah maupun lapangan geologi itu sendiri .
I.3 BATASAN MASALAH
material gunungapi yang dibahas ialah yang bersifat intrusi dan ekstrusi

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN GUNUNG API
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang
dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.

Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat


lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi
beberapa tipe erupsi:
1. Tipe Hawaiian,yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati
basalt, umumnya berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava
secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana;
2. Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa
semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada
gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;
3. Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma
berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat
andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung
dalam jumlah besar;
4. Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari
gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkankubah lava riolitik.
Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;
5. TipeUltra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan
batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;
6. Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic
sampaidasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di
sekitar kawah dan seringdisertai bom kerak-roti atau permukaannya retakretak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi
bercampur dengan batuan samping berupa litik;
7. Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan
erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau
gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi
antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan,
letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama
dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air
berkomposisi riolitik.

Gbr 2.1. Tipe letusan gunung api


Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh
endapan piroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh
terobosan lava di kawah,membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh
perlapisan material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau
kaki gunungapi utama akibat letusan freatik ataufreatomagmatik; plateau, dataran
tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

II.2 MATERIAL PRODUK GUNUNG API


Material produk gunung api merupakan berbagai bahan yang dihasilkan
oleh gunungapi . Bila dilihat dari prosesnya bahan-bahan tersebut dihasilkan
dalam dua tipe yaitu yang bertipe intrusi dan ekstrusi.
II.2.1 MATERIAL PRODUK GUNUNG API (INTRUSI)
Intrusi merupakan suatu proses yang terjadi akibat suatu adanya aktivitas magma
(plutonisme) yang berada dibawah permukaan bumi yang berusaha keluar namun tidak
muncul kepermukaan yang di akibat adanya tekanan dan temperature yang sangat tinggi
dari dalam bumi, yaitu dengan cara menerobos batuan yang sebelumnnya sudah terbentuk
atau ada, sehingga menghasilkan beberapa bentuk tubuh dari batuan beku.
Batuan ini secara genesa terjadi dan terbentuk disuatu tempat yang berada dibawah
permukaan bumi yang membeku dengan lambat, sehingga menghasilkan perbedaan dari
komposisi mineral, susunan kimia, struktur, tekstur yang tidak beraturan, ebrbentuk
tabular, bentuk pipas sehingga menhasilkan tubuh batuan beku dengan jenis yang
berbeda-beda.
Dimana kontak batuan intrusi dengan batuan yang diintrusi atau daerah batuan, bila
sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini disebut konkordan. Bila batuan yang
mengintrusi memotong dari lapisan massa batuan yang diintrusi maka disebut dengan
diskordan.
Batuan beku intrusi dibedakan berdasarkan jarak terbentuknya dari permukaan
bumi yaitu intrusi yang bersifat dangkal dan intrusi yang bersifat dalam .

. INTRUSI DALAM

Batuan intrusi dalam merupakan batuan beku yang terbentuk jauh didalam permukaan
bumi , batuan ini umumnya dibedakan berdasarkan besar luasannya . Umumnya batuan
intrusi dalam bersifat konkordan atau memotong perlapisan batuan .

Batholit, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.

Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih


kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock
merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
. INTRUSI DANGKAL

Batuan beku intrusi dangkal terbentuk dekat dengan permukaan bumi umumnya
berinteraksi dengan kegiatan gunung api disekitarnya . batuan beku intrusi
dangkal ada yang bersifat konkordan dan diskordan .

Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur
(perlapisan) batuan yang diterobosnya.

Volkanic neck, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan
magma ke kepundan. Kemudaia setelah batuan yang menutupi di
sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih
silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.

Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya
sejajar.

Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian


atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas,
membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill.
Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya
eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.

Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.

Gbr 2.2. Sketsa intrusi

10

Dari penjelasan mengenai batuan yang bersifat intrusi diatas kita dapat melihat langsung
batuan yang dihasilkan bila muncul di permukaan .
Berikut contoh batuannya :

BASALT PORFIRI

1. Jenis batuan : Batuan beku extrusif ataupun intrusi dangkal,


2. Warna
: Hitam gelap
3. Tekstur
: Porfiritik , Ada Fenokris dan masa dasar
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 %
Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10
% Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa : Terbentuk sebagai batuan
beku extrusif, bisa juga terbentuk
sebagai intrusi dangkal, awalnya
magma membeku lambat, tapi karena
ada gangguan yg membuat
kecepatan membeku magma
bertambah sehingga kristalnya ada
yang besar (fenokris) dan ada yang
kecil (masa dasar).
Gbr 2.3. basalt porfiri
GABBRO
1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna
: Hitam gelap, kadang agak kehijauan
3. Tekstur
: Fanerik, Croase grained
4. Stuktur
: Masif, Non- vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 %
Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 %
Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa
: Terbentuk didalam kerak bumi
sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan
baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya
mineral penyusun batuan ini berukuran kasar,
dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena
magma yang membentuknya bersifat basa, jadi
warnanya gelap.
Gbr 2.4. gabro

11

HORNBLENDITE
1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna
: Hitam keabuan
3. Tekstur
: Fanerik, Croase grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 75 % Hornblande, 10% Pyroxene, 5%
Biotite, 5% Olivine, 5% Plagioklase
6. Genesa
: Terbentuk didalam kerak bumi
sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik,
pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral
penyusun batuan ini berukurankasar, dapat dilihat
dengan mata telanjang. Karena magma yang
membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.
Gbr2.5. Hornblendite
TROCTOLITE
1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna
: Kuning kehijauan
3. Tekstur
: Fanerik, Croase grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 50% Olivine dan 50%
plagioklase
6. Genesa
: Terbentuk didalam kerak bumi
sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan
baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya
mineral penyusun batuan ini berukuran kasar,
dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena
magma yang membentuknya bersifat basa, jadi
warnanya gelap.

Gbr2.6. Troctolite

OLIVINE GABBRO
1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna
: Hitam hijau pucat
3. Tekstur
: Fanerik, Croase grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase
Feldspar, 30 % Olivine
6. Genesa
: Terbentuk didalam kerak bumi sehingga
mineralnya dapat mengkristal dengan baik,
pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral
penyusun batuan ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan
mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat
basa, jadi warnanya gelap.
Gbr2.7 Olivine Gabro

12

LATITE

1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif


2. Warna
: Hitam keabuan
3. Tekstur
: Fanerik, Croase grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 % Amphibole,
30 % Olivine
6. Genesa
: Terbentuk didalam kerak bumi
sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik, pembekuannya pun sangat
lambat, hasilnya mineral penyusun batuan ini berukurankasar, dapat dilihat
dengan mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi
warnanya gelap.
NORITE

1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif


2. Warna
: Hitam keabuan
3. Tekstur
: Fanerik, Croase grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 50 % Plagioklase, 50
% Ortopyroxene
6. Genesa
: Terbentuk didalam kerak bumi sehingga mineralnya
dapat mengkristal dengan baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya
mineral penyusun batuan ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan mata telanjang.
Karena magma yang membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.

13

II.2.2 MATERIAL PRODUK GUNUNG API (Ekstrusif)


Batuan ekstrusi merupakan batuan yang terbentuk
dari pembekuan magma di permukaan bumi. Batuan ini
terdiri dari mineral-mineral yang dikeluarkan ke
permukaan bumi baik yang di daratan maupun yang
ada di permukaan laut.

Gambar 1: lava yang membentuk batuan ekstrusif.


Mineral-mineral ini mengalami proses pendinginan yang sangat cepat akibat
dari perbedaan suhu yang cukup tinggi antara suhu awal dan suhu permukaan
bumi. Mineral-mineral ini dapat berupa debu atau cairan kental dan panas yang
disebut lava.
2 tipe lava yang biasanya membentuk batuan ekstrusi adalah :
1. Lava basaltik, atau lava yang bersifat basa dengan ciri kandungan silika yang
rendah dan viskositasnya juga relatif rendah. Lava basaltik ini muncul di
permukaan bumi melalui celah yang berhubungan langsung dengan bagian
dalam bumi dan setelah mencapai permukaan, lava ini akan mengalir,
menyebar ke segala arah karena sifatnya yang sangat cair.contoh: pada Mauna
Loa, gunung api di Iceland yang bertipe basaltic magma
2. Lava asam. Lava jenis ini memiliki viskositas dan kandungan silika yang tinggi
dan apabila mencapai permukaan akan menjadi suatu aliran sepanjang lembah

Tekstur Batuan Ekstrusif


Tekstur dalam batuan beku ekstrusif merupakan suatu kenampakan yang
lebih memperlihatkan hubungan antara massa mineral dan massa gelas yang
membentuk batuan ekstrusif ini. Karena proses pendinginan yang cepat, mineral14

mineral

yang

terdapat

dalam

batuan

ekstrusif ini tidak sempat mengalami


pengkristalan sempurna, sehingga mineral
yang terbentuk berukuran sangat kecil atau
bahkan tidak sempat mengkristal dan hanya
membentuk gelas-gelas vulkanik.
o Afanitik
Semua butir mineral sangat halus, tidak
dapat dikenali dengan mata telanjang.

O Glassy
Batuan tersusun seluruhnya oleh gelas vulkanik (holohyalin) dikarenakan tidak
sempatnya

mineral

mengkristal

yang

disebabkan penurunan suhu yang cepat.

Struktur Batuan Ekstrusif


Struktur batuan beku merupakan bentuk batuan
beku dalam skala besar (megaskopik).

Telah

dijelaskan

karena

batuan

ekstrusif terbentuk pada permukaan bumi, maka akan terjadi perbedaan suhu
yang cukup tinggi pada saat proses pembekuannya sehingga mineral-mineral
yang ada hanya dapat membentuk kristal yang sangat halus atau bahkan tidak
sempat mengkristal dan hanya membentuk gelas-gelas vulkanik.
o Masif / padat
Dalam batuan beku tidak terdapat lubanglubang
Gambar 4: Obsidian, struktur masif

o Vesicular

15

Jika pada batan beku terdapat lubang


lubang

yangsejajar

yang

terbentuk

akibat keluarnya gas-gas pada saat


proses pembekuan

Gambar 5: lava pembentuk struktur


vesicular
o Scoriaceous
Jika pada batuan beku terdapat lubang-lubang
yang tidak teratur.
Gambar 6: struktur skoriaan

o Amygdaloidal
Jika pada batuan beku terdapat lubang lubang
yang kemudian terisi oleh mineral mineral
sekunder atau yang biasa disebut dengan
Amygdule.
Gambar 7: struktur amygdule
o Flow-structure
Jika pada batuan beku telihat adanya
kesejajaran

mineral

mineral

yang

menunjukkan srtuktur aliran.


Gambar 8 : flow structure dan
penyebabnya
o Pumoceous Apabila dalam
suatu batuan beku terdapat
lubang-lubang
banyak
silinder

halus

serta
maka

dan

berbentuk
batuan

tersebut dapat dikatakan memiliki struktur pumiceous.

16

Contoh batuan ekstrusi yang sering dijumpai


ialah :

BASALT
1. Jenis batuan : Batuan beku extrusif,
terbentuk diluar kulit bumi.
2. Warna
: Hitam gelap
3. Tekstur
: Afanitik , Fine Grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 %
Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa
: Terbentuk di luar kulit bumi, dibentuk oleh magma basa yang
encer dengan viskositas rendah sehingga
mengair dan akhirnya baru mendingin. Sering
dijumpai dilapangan denga sruktur bantal apabila
aliran lava bersentuhan langsung dengan air.
VESIKULAR BASALT
1. Jenis batuan : Batuan beku extrusif
2. Warna
: Hitam agak gelap, kadang
kecoklatan.
3. Tekstur
: Afanitik, fine grained
4. Stuktur
: Vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase
Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 %
Biotite.
6. Genesa
: Terbentuk di luar bumi dari magma yang mengalami pembekuan
langsung, bedanya dengan basalt biasa,
Vesicular basalt meiliki rongga-rongga bekas
keluarnya gas saat pendinginan. Ini adalah
stuktur khas batuan beku luar trutama dibagian
atas aliran lava yang membeku. Tapi pernah
juga dijumpai ada batuan beku intrusi
dangkal. Walaupun mirip batu apung, tapi batu
ini lebih berat karena masih memiliki mineral
yg mengkristal walaupun ukurannya sangat
kecil
BASALTIC VESIKULAR GLASS
1. Jenis batuan : Batuan Gunung api (Pyroclastic)
2. Warna
: Hitam gelap
3. Tekstur
: Glassy , Non-crystaline
4. Stuktur
: Vesikular
5. Komposisi : Vulcanic Glass

17

6. Genesa
: Terbentuk dari Material Vulkanik berupa gelas yang saling
mengikat di udara saat letusan dan magmanya mengandung banyak gas. Gelas
Vulkanik pun terbentuk dari pembekuan magma, tapi pembekuannya sangat cepat
sehingga mineralnya tidak sempat mengkristal dan akhirnya terbentuk gelas dan
saat pendinginannya, ada gas yang keluar sehingga menimbulkan struktur
vesikular. Batu ini sangat ringan, sering disebut batu apung gelap.
BATULAPILI
1. Jenis batuan : batuan piroklastik
2. Warna
: abu-abu
3. Tekstur
:
ukuran butir: lapillus (2-64mm)
Pemilahan : buruk
4. Stuktur
: massif
5. Komposisi :
mineral sialis : kuarsa
mineral feromagnesia : hornblende
material tambahan : debu halus
6. Genesa
: terbentuk akibat
aktivitas vulkanisme dimana gunung api
mengeluarkan material yang berukuran
debu sampai lapilli kemudian terbatukan
dalam lingkungan tertentu menjadi
batulapili, biasanya berasosiasi dengan
gunung api yang memiliki magma asam
dan diakibatkan letusan yang eksplosif.

Tuff
1. Jenis batuan : batuan piroklastik
2. Warna
: putih
3. Tekstur
:
Ukuran butir :debu halus (<0.04mm)
4. Stuktur
: masif
5. Komposisi : silikaan , debu halus
6. Genesa
: terbentuk oleh aktivitas gunung api
yang bersifat asam dan mempunyai sifat letusan yang
eksplosif dimana akibat letusan tersebut
menghasilkan debu-debu yang berukuran sangat
halus yang kemudian terendapkan di lingkungan
tertentu sehingga membatu menjadi Tuff

Aglomerat
1. Jenis batuan :batuan piroklastik
18

2. Warna

: gelap (coklat hitam)

3. Tekstur
: fragmental
ukuran butir: kerakal (>64mm)
derajat pembundaran : meruncing
derajat pemilahan :buruk
4. Stuktur

: masif

5. Komposisi : sebagian besar tersusun


oleh bomb gunung api
6. Genesa
: terbentuk akibat letusan
gunung api yang bersifat menengah
hingga eksplosif biasanya berada dekan
dengan pusat erupsi , hal ini dikarenakan
ukuran material yang relative besar
sehingga pembekuannya tidak jauh dari
pusat erupsi

BREKSI PIROKLASTIKA
1. Jenis batuan : batuan piroklastika
2. Warna

: gelap

3. Tekstur
: fragmental
ukuran butir: kerakal hingga bongkah
(<64mm)
derajat pembundaran : meruncing
derajat pemilahan : baik
4.Stuktur : massif
5.Komposisi : secara dominan disusun oleh
block-block gunung api
6.Genesa : terbentuk oleh aktivitas
vulkanisme yang disebabkan oleh letusan
yang cukup dasyat biasanya bersifat
eksplosif sehingga merusak dinding kawah , kemudian material yang hancur
tersebut bergabung dan membeku menjadi batuan

19

KESIMPULAN
DARI HASIL PENGERJAAN TUGAS DAPAT PENULIS SIMPULKAN
BEBERAPA HAL :
BATUAN EKSTRUSI DAN INTRUSI TERBENTUK OLEH
AKTIVITAS MAGMA YANG ADA DALAM BUMI
PROSES DARI PEMBENTUKAN BATUAN EKSTRUSI DAN
INTRUSI NYATANYA TERCERMIN PADA TEKSTUR
YANG DIMILIKI BATUAN TERSEBUT
ADA BEBERAPA JENIS BATUAN YANG DAPAT
TERBENTUK DALAM KEADAAN INTRUSI(DANGKAL)
MAUPUN EKSTRUSI SEHINGGA DAPAT DISIMPULKAN
KEDUA PROSES INI SERING BERKAITAN SATU SAMA
LAIN
BATUAN EKTRUSI DAN INTRUSI DAPAT DIBENTUK
OLEH HAMPIR SEMUA JENIS MAGMA TERGANTUNG
DARI PROSES PEMBEKUANNYA .

20

DAFTAR PUSTAKA

21

http://rovicky.wordpress.com/2011/06/19/seluk-dan-beluknyagunungapi/ (SENIN 15 DES 2014 , JAM 10:37 WIB)


http://harizonaauliarahman.blogspot.com/2010/01/5-tempatbagpacker-terbaik-indonesia.html (SENIN 15 DES 2014, JAM 10:52
WIB)
http://teguhgeost.blogspot.com/2012/03/batuan-beku-dan-batuangunung-api-yang.html#comment-form (SENIN 15 DES 2014, JAM
10:54 WIB)
http://medlinkup.wordpress.com/2010/11/18/batuan-beku/ (SENIN 15
DES 2014 , JAM 11:05 WIB)
http://shin-shanshan.blogspot.com/2011/07/batuan-ekstrusif.html
(SENIN 15 DES 2014, JAM 11:07 WIB)

S-ar putea să vă placă și