Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
GEOHIDROLOGI
Disusun Oleh :
MUSA A.P.T AKA
(410012184)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH Yang Maha Kuasa karena hanya oleh
Rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada penyusun, maka dengan demikian
penyusun dapat menyelesaikan tugas PKM-M ini dengan baik.
Tugas ini disusun berdasarkan data data yang diperoleh dari internet, dan
beberapa referensi kuliah lainnya
Penyusun menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna, karena
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan dari penyusun. Oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini.
Daftar isi
Halaman judul
Kata pengantar
ii
Daftar isi
iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GEOGRAFI
BAB III GEOLOGI
BAB IV GEOHIDROLOGI
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN SUMUR KONSTRUKSI
BAB VI ANALISIS AQUIFER
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
LAMPIRANDaftar isi
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Program
Luaran Yang Diharapkan
Kegunaan Program
Masyarakat Sasaran
Metode Pelaksanaan
jadwal Kegiatan Program
Rencana Anggaran Biaya
1
1
1
1
1
1
3
3
4
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Bumi merupakan ciptaan Tuhan yang sangat indah dimana manusia mempunyai
tugas untuk mengelolanya sebaik mungkin agar dapat memberi kehidupan yang lebih
baik terhadap manusia tersebut serta sesamanya dan segala makluk hidup di bumi ini .
Untuk itu kita perlu memahami dengan baik bumi itu sendiri , salah satunya dengan
memahami proses dan hasil yang terjadi dalam perkembangan bumi selama ini untuk itu
ada baiknya kita mempelajari salah satu material pembentuknya dalam hal ini yang akan
dibahas ialah Material Produk Gunung Api dimana material tersebut dibagi menjadi 2
yaitu yang bersifat Intrusi dan Ekstrusi .
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Dengan mengerjakan tugas Material Produk Gunung Api mahasiswa diharapkan
lebih mengenal berbagai produk yang dihasilkan gunung api sehingga nantinya dapat
mengaplikasikannya dalam kuliah maupun lapangan geologi itu sendiri .
I.3 BATASAN MASALAH
material gunungapi yang dibahas ialah yang bersifat intrusi dan ekstrusi
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 PENGERTIAN GUNUNG API
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang
dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.
. INTRUSI DALAM
Batuan intrusi dalam merupakan batuan beku yang terbentuk jauh didalam permukaan
bumi , batuan ini umumnya dibedakan berdasarkan besar luasannya . Umumnya batuan
intrusi dalam bersifat konkordan atau memotong perlapisan batuan .
Batholit, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
Batuan beku intrusi dangkal terbentuk dekat dengan permukaan bumi umumnya
berinteraksi dengan kegiatan gunung api disekitarnya . batuan beku intrusi
dangkal ada yang bersifat konkordan dan diskordan .
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur
(perlapisan) batuan yang diterobosnya.
Volkanic neck, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan
magma ke kepundan. Kemudaia setelah batuan yang menutupi di
sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih
silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya
sejajar.
Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.
10
Dari penjelasan mengenai batuan yang bersifat intrusi diatas kita dapat melihat langsung
batuan yang dihasilkan bila muncul di permukaan .
Berikut contoh batuannya :
BASALT PORFIRI
11
HORNBLENDITE
1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna
: Hitam keabuan
3. Tekstur
: Fanerik, Croase grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 75 % Hornblande, 10% Pyroxene, 5%
Biotite, 5% Olivine, 5% Plagioklase
6. Genesa
: Terbentuk didalam kerak bumi
sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan baik,
pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral
penyusun batuan ini berukurankasar, dapat dilihat
dengan mata telanjang. Karena magma yang
membentuknya bersifat basa, jadi warnanya gelap.
Gbr2.5. Hornblendite
TROCTOLITE
1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna
: Kuning kehijauan
3. Tekstur
: Fanerik, Croase grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 50% Olivine dan 50%
plagioklase
6. Genesa
: Terbentuk didalam kerak bumi
sehingga mineralnya dapat mengkristal dengan
baik, pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya
mineral penyusun batuan ini berukuran kasar,
dapat dilihat dengan mata telanjang. Karena
magma yang membentuknya bersifat basa, jadi
warnanya gelap.
Gbr2.6. Troctolite
OLIVINE GABBRO
1. Jenis batuan : Batuan beku Intrusif
2. Warna
: Hitam hijau pucat
3. Tekstur
: Fanerik, Croase grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase
Feldspar, 30 % Olivine
6. Genesa
: Terbentuk didalam kerak bumi sehingga
mineralnya dapat mengkristal dengan baik,
pembekuannyapun sangat lambat, hasilnya mineral
penyusun batuan ini berukuran kasar, dapat dilihat dengan
mata telanjang. Karena magma yang membentuknya bersifat
basa, jadi warnanya gelap.
Gbr2.7 Olivine Gabro
12
LATITE
13
mineral
yang
terdapat
dalam
batuan
O Glassy
Batuan tersusun seluruhnya oleh gelas vulkanik (holohyalin) dikarenakan tidak
sempatnya
mineral
mengkristal
yang
Telah
dijelaskan
karena
batuan
ekstrusif terbentuk pada permukaan bumi, maka akan terjadi perbedaan suhu
yang cukup tinggi pada saat proses pembekuannya sehingga mineral-mineral
yang ada hanya dapat membentuk kristal yang sangat halus atau bahkan tidak
sempat mengkristal dan hanya membentuk gelas-gelas vulkanik.
o Masif / padat
Dalam batuan beku tidak terdapat lubanglubang
Gambar 4: Obsidian, struktur masif
o Vesicular
15
yangsejajar
yang
terbentuk
o Amygdaloidal
Jika pada batuan beku terdapat lubang lubang
yang kemudian terisi oleh mineral mineral
sekunder atau yang biasa disebut dengan
Amygdule.
Gambar 7: struktur amygdule
o Flow-structure
Jika pada batuan beku telihat adanya
kesejajaran
mineral
mineral
yang
halus
serta
maka
dan
berbentuk
batuan
16
BASALT
1. Jenis batuan : Batuan beku extrusif,
terbentuk diluar kulit bumi.
2. Warna
: Hitam gelap
3. Tekstur
: Afanitik , Fine Grained
4. Stuktur
: Masif, Non-vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 %
Plagioklase Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 % Biotite.
6. Genesa
: Terbentuk di luar kulit bumi, dibentuk oleh magma basa yang
encer dengan viskositas rendah sehingga
mengair dan akhirnya baru mendingin. Sering
dijumpai dilapangan denga sruktur bantal apabila
aliran lava bersentuhan langsung dengan air.
VESIKULAR BASALT
1. Jenis batuan : Batuan beku extrusif
2. Warna
: Hitam agak gelap, kadang
kecoklatan.
3. Tekstur
: Afanitik, fine grained
4. Stuktur
: Vesikular
5. Komposisi : 40 % Pyroxene, 30 % Plagioklase
Feldspar, 15 % Olivine, 10 % Amphibole, dan 5 %
Biotite.
6. Genesa
: Terbentuk di luar bumi dari magma yang mengalami pembekuan
langsung, bedanya dengan basalt biasa,
Vesicular basalt meiliki rongga-rongga bekas
keluarnya gas saat pendinginan. Ini adalah
stuktur khas batuan beku luar trutama dibagian
atas aliran lava yang membeku. Tapi pernah
juga dijumpai ada batuan beku intrusi
dangkal. Walaupun mirip batu apung, tapi batu
ini lebih berat karena masih memiliki mineral
yg mengkristal walaupun ukurannya sangat
kecil
BASALTIC VESIKULAR GLASS
1. Jenis batuan : Batuan Gunung api (Pyroclastic)
2. Warna
: Hitam gelap
3. Tekstur
: Glassy , Non-crystaline
4. Stuktur
: Vesikular
5. Komposisi : Vulcanic Glass
17
6. Genesa
: Terbentuk dari Material Vulkanik berupa gelas yang saling
mengikat di udara saat letusan dan magmanya mengandung banyak gas. Gelas
Vulkanik pun terbentuk dari pembekuan magma, tapi pembekuannya sangat cepat
sehingga mineralnya tidak sempat mengkristal dan akhirnya terbentuk gelas dan
saat pendinginannya, ada gas yang keluar sehingga menimbulkan struktur
vesikular. Batu ini sangat ringan, sering disebut batu apung gelap.
BATULAPILI
1. Jenis batuan : batuan piroklastik
2. Warna
: abu-abu
3. Tekstur
:
ukuran butir: lapillus (2-64mm)
Pemilahan : buruk
4. Stuktur
: massif
5. Komposisi :
mineral sialis : kuarsa
mineral feromagnesia : hornblende
material tambahan : debu halus
6. Genesa
: terbentuk akibat
aktivitas vulkanisme dimana gunung api
mengeluarkan material yang berukuran
debu sampai lapilli kemudian terbatukan
dalam lingkungan tertentu menjadi
batulapili, biasanya berasosiasi dengan
gunung api yang memiliki magma asam
dan diakibatkan letusan yang eksplosif.
Tuff
1. Jenis batuan : batuan piroklastik
2. Warna
: putih
3. Tekstur
:
Ukuran butir :debu halus (<0.04mm)
4. Stuktur
: masif
5. Komposisi : silikaan , debu halus
6. Genesa
: terbentuk oleh aktivitas gunung api
yang bersifat asam dan mempunyai sifat letusan yang
eksplosif dimana akibat letusan tersebut
menghasilkan debu-debu yang berukuran sangat
halus yang kemudian terendapkan di lingkungan
tertentu sehingga membatu menjadi Tuff
Aglomerat
1. Jenis batuan :batuan piroklastik
18
2. Warna
3. Tekstur
: fragmental
ukuran butir: kerakal (>64mm)
derajat pembundaran : meruncing
derajat pemilahan :buruk
4. Stuktur
: masif
BREKSI PIROKLASTIKA
1. Jenis batuan : batuan piroklastika
2. Warna
: gelap
3. Tekstur
: fragmental
ukuran butir: kerakal hingga bongkah
(<64mm)
derajat pembundaran : meruncing
derajat pemilahan : baik
4.Stuktur : massif
5.Komposisi : secara dominan disusun oleh
block-block gunung api
6.Genesa : terbentuk oleh aktivitas
vulkanisme yang disebabkan oleh letusan
yang cukup dasyat biasanya bersifat
eksplosif sehingga merusak dinding kawah , kemudian material yang hancur
tersebut bergabung dan membeku menjadi batuan
19
KESIMPULAN
DARI HASIL PENGERJAAN TUGAS DAPAT PENULIS SIMPULKAN
BEBERAPA HAL :
BATUAN EKSTRUSI DAN INTRUSI TERBENTUK OLEH
AKTIVITAS MAGMA YANG ADA DALAM BUMI
PROSES DARI PEMBENTUKAN BATUAN EKSTRUSI DAN
INTRUSI NYATANYA TERCERMIN PADA TEKSTUR
YANG DIMILIKI BATUAN TERSEBUT
ADA BEBERAPA JENIS BATUAN YANG DAPAT
TERBENTUK DALAM KEADAAN INTRUSI(DANGKAL)
MAUPUN EKSTRUSI SEHINGGA DAPAT DISIMPULKAN
KEDUA PROSES INI SERING BERKAITAN SATU SAMA
LAIN
BATUAN EKTRUSI DAN INTRUSI DAPAT DIBENTUK
OLEH HAMPIR SEMUA JENIS MAGMA TERGANTUNG
DARI PROSES PEMBEKUANNYA .
20
DAFTAR PUSTAKA
21