Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
2. Laparascopi
Untuk melihat perubahan endometrial
3. Ultrasonografi untuk melihat
keadan kista (Doengoes, 200: 743)
G. Penatalaksanaan
a. Medis
Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium:
1. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang
akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini deteksinya
semakin mudah pengobatannya. Alternatif terapi dapat berupa pemberian pil
KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan sendirinya kista tidak
akan tumbuh. (Brunner dan Suddarth, 1998: 1556).
2. Indikasi bedah ialah kista yang
tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi/kista yang memiliki
ukuran demikian besar. Kista yang ditemukan pada perempuan
menopouse/kista yang menimbulkan rasa nyeri uar biasa lebih-lebih sampai
timbul perdarahan. (internet. goegle.com)
Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi,
histerektomi dan secsio caesarea
b. Keperawatan
Perawatan pre operasi
1) Latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi
Tujuannya adalah mengajarkan pasien cara untuk meningkatkan ventilasi paru
dan oksigenasi darah setelah anestersi umum. Caranya: (1) Pasien diletakkan
dalam posisi duduk untuk memberikan ekspansi paru yang maksimum. (2)
Instruksikan pasien untuk nafas dalam (3) Hembuskan melalui mulut, ambil
nafas pendek dan batikkan di bagian paru yang paling dalam. (Brunner &
Suddarth, 2000: 436)
2) Perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif
Tujuannya peningkatan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pasca operatif
adalah untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah statis vena dan untuk
menunjang fungsi pernafasan yang optimal. (1) Ajarkan pasien/keluarga
miring ke arah kiri/kanan (2) Sangga bagian belakang pasien dengan
menggunakan bantal (Brunner & Suddarth, 2000: 437)
3) Kontrol dan medikasi nyeri
Pasien diberitahukan bahwa medikasi pra anestesi akan diberikan untuk
meningkatkan relaksasi dan dapat menyebabkan rasa mengantuk dan haus.
(Brunner & Suddarth, 2000: 437)
4) Kontrol kognitif Strategi kognitif dapat bermanfaat untuk menghilangkan
ketegangan, ansietas yang berlebihan. Caranya: (1) Imajinasi Pasien
dianjurkan untuk berkonsentrasi pada pengalaman yang menyenangkan. (2)
Distraksi Pasien dianjurkan untuk memikirkan cerita yang dapat dinikmati. (3)
Pikiran optimis diri Menyatakan pikiran-pikiran optimis.
g. Eliminasi, urinasi
1) Adanya konstipasi
2) Susah BAK
h. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai
tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
i. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
j. Data Psikologis
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada
klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan.
k. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan
tidur karena merasa nyeri.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium, pemeriksaan Hb
b. Ultrasonografi, untuk mengetahui letak batas kista.
B. Diagnosa Keperawatan
Dx 1 : Ketakutan/ansietas berhubungan dengan ancaman/ perubahan pada
status kesehatan
Dx 2 : Nyeri (akut) berhubungan dengan infiltrasi jaringan atau proses
penyakit.
Dx 3 : Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasn kognitif.
C. .Intervensi
Dx 1
Intervensi 1 : Tinjau ulang pengalaman pasirn/orang terdekat sebelumnya tentang
kista ovarium. Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan
konsep berdasar kan pada pengalaman dan kanker.
Intervensi 2 : Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut, relistis serta
kesalahan konsep tentang diagnosis.
Intervensi 3 : Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.
Rasional : Dapat menutunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat
kebutuhan berdasarkan realita.
Intervensi 4 : Libatkan orang terdekat ssesuai indikasi bila keputusan penting akan
dibuat.
Rasional : Menjamin sistem pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang
terdekat terlibat dengan tepat.
Dx 2 :
Intervensi 1 : Tentukan riwayat nyeri, misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan
identitas (skala 0-10) Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk
mengevaluasi keefektifan intervensi.
Intervensi 2 : Berikan tindakan kenyaman dasar, misalnya: aktivitas hiburan.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan memfokuskan kembali perhatian.
D. Evaluasi
1. Berkurangnya bahkan tidak ada lagi ansietas pada pasien, sehingga status
kesehatannya semakin membaik
2. Berkurangnyaatau tidak adanya rasa nyeri
3. Pasien dan keluarga semakin memahami penyakit yang diderita
DAFTAR PUSTAKA