Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BMKG
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI KAYUWATU MANADO
JANUARI 2014
1. PENDAHULUAN
Tingginya intensitas curah hujan yang terjadi pada tanggal 14 sampai 15 Januari 2014
menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor pada sejumlah titik di wilayah Sulawesi Utara.
Menurut Kompas.com, di Ranotana Weru Lingkungan 9, banjir yang berasal dari luapan sungai
telah naik hingga ketinggian mencapai atap rumah. Di Kampung Ternate, Kecamatan Singkil
yang memang langganan banjir, air sudah mulai meninggi memasuki pekaranga akibat dari
luapan air dari Sungai Jengki yang telah meninggi. Di wilayah kelurahan Mahawu kecamatan
Tuminting air sudah naik mencapai ketinggian 1 meter. Sementara itu, terjadi longsor di ruas
jalan yang menghubungkan Manado dan Tomohon. Longsor yang terjadi pada Rabu (15/1/2014)
dini hari telah membuat arus lalu lintas terhambat. Pada Selasa (14/1/2014) sore kemarin, pohon
tumbang di ruas jalan Amurang telah membuat kemacetan parah di jalan trans Sulawesi tersebut.
Akibatnya, warga dari Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tengah terhambat saat memasuki
Manado.
2.
Gambar 2. Gambar Satelit Cuaca yang terekam pada tanggal 14 Januari 2014
pukul 12.00 21.00 UTC dan 15 Januari 2014 pukul 00.00 03.00 UTC
(Sumber : http://weather.is.kochi-u.ac.jp/sat/gms-sea)
Kabupaten/Kota
Manado
Minahasa Utara
Minahasa
Tomohon
UPT/Pos
Staklim Paniki Atas
Stamet SamRatulangi
Stageof Winangun
Tuminting
Kalawat
Tombariri
Tomohon Timur
CH (mm)
87
145
88
48
103
215
41
CH (mm)
200
150
100
50
0
4. DOKUMENTASI
5. KESIMPULAN
Berdasarkan pantauan citra satelit MTSAT dan dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah
Sulawesi Utara, terlihat pantauan awan-awan hujan yang bertumbuh dari tanggal 14 Januari 2014
pukul 12.00 UTC dikarenakan adanya belokan angin yang menuju daerah tekanan rendah di
sebelah Utara Sulawesi Utara, sehingga menyebabkan terjadinya penumpukkan uap air yang
cukup banyak diatas wilayah Sulawesi Utara.
Nilai anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) menunjukkan adanya daerah tutupan
awan dengan ketebalan yang cukup signifikan, sementara nilai Sea Surface Temperature (SST)
memperlihatkan
wilayah
perairan
Sulawesi
Utara
lebih
hangat
dibandingkan
nilai
klimatologisnya sehingga menyediakan jumlah uap air yang cukup banyak untuk memberi
peluang terbentuknya awan-awan konvektif.
Intensitas curah hujan yang terekapitulasi menunjukkan di beberapa tempat mengalami
curah hujan ekstrim (> 100 mm/hari) dengan sebaran yang variatif. Hal ini yang membuat hujan
terjadi hampir sepanjang hari dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang berefek pada
terjadinya banjir di Sulawesi Utara.