Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Dengan mengucap syukur alhamdulillah karena hanya dengan ridho dan petunjuk-NYA
buku pedoman peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSUD Dr. R. Soedjono Selong
dapat disusun.
Buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien di RSUD Dr. R. Soedjono Selong dengan berbagai
metode pendekatan, agar dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lingkungan satuan kerja
masing-masing.
Buku pedoman ini tentunya jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat diharapkan.
Semoga buku pedoman ini bermanfaat.
Selong,
Ketua
Sekretaris
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung resiko, karena
menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang. Perkembangan ilmu pengetahuan,
metode pengobatan dan penemuan alat kedokteran canggih, selain memberikan manfaat
yang besar bagi masyarakat, pada kenyataannya tidak mampu menghilangkan resiko
terjadinya suatu kejadian yang tidak diinginkan (KTD), baik timbulnya komplikasi, kecacatan
maupun
pasien
meninggal
dunia.
Dengan diberlakukannya UU No. 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen, UU No. 29/2004
tentang Praktik Kedokteran, UU no. 36/2009 tentang Kesehatan dan UU no. 44/2009 tentang
Rumah Sakit, yang menjamin hak pasien untuk mengajukan gugatan baik kepada tenaga
kesehatan maupun rumah sakit, maka suatu KTD dapat berakhir dengan tuntutan hukum.
Sebagaimana kasus operasi caesar darurat yang dilakukan dr. Ayu dan kedua rekannya
untuk menolong pasien, namun Mahkamah Agung justru menjatuhkan vonis hukuman 10
bulan
penjara
kepada
ketiganya.
Oleh karena itu Rumah Sakit perlu menyusun suatu program untuk memperbaiki proses
pelayanan terhadap pasien, agar KTD dapat dicegah melalui rencana pelayanan yang
komprehensif. Dengan meningkatnya keselamatan pasien, diharapkan dapat mengurangi
terjadinya suatu KTD sehingga kepercayaan masyarakat terhadap mutu pelayanan rumah
sakit kembali meningkat. Mengingat issue keselamatan pasien sudah menjadi issue global
dan tuntutan masyarakat, maka penyusunan program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit menjadi prioritas yang perlu dilakukan oleh semua rumah sakit.
Menurut Joint Commission International (JCI) yang menyusun Standar Internasional
Akreditasi Rumah Sakit, Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien yang ideal perlu
menetapkan struktur (input) dari kegiatan klinik dan manajemen, termasuk kerangka untuk
memperbaiki proses kegiatan serta indikator output yang digunakan untuk monitoring dan
evaluasi. Lebih lanjut program tersebut perlu menekankan bahwa perencanaan,
perancangan, monitor, analisis dan perbaikan proses klinik serta manajemen, harus dikelola
dengan baik dengan sifat kepemimpinan yang jelas agar tercapai hasil maksimal.
RSUD Dr. R. Soedjono Selong telah melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien secara bertahap. Upaya tersebut dilakukan melalui pembangunan sarana,
prasarana, pengadaan peralatan dan ketenagaan serta perangkat lunak lainnya, sejalan dengan
pembangunan rumah sakit pada umumnya. Namun demikian, disadari pula masih banyak
kendala yang dihadapi, terutama yang berkaitan dengan standar kebutuhan dan tuntutan sistem
pelayanan yang masih belum selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran yang semakin pesat di mana pelayanan spesialistik dan sub-spesialistik cenderung
semakin berkembang.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat
mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu
termasuk pula pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas
mutu pelayanan tadi maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit
secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi
kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya
bukanlah hal yang mudah. Kendala yang dirasakan saat ini adalah masih belum adanya
kesamaan pengertian dasar tentang mutu, konsep dan prinsip demikian pula cara-cara
penerapannya.
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima
isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient
safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di
rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan
keselamatan bisnis rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Namun
harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal itu terkait dengan isu
mutu dan citra perumahsakitan.
Berdasarkan kedua hal di atas, maka agar upaya peningkatan mutu dan keselamatan
rumah sakit dapat seperti yang diharapkan maka dirasa perlu disusun buku pedoman upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit ini di RSUD Dr. R. Soedjono Selong.
Buku pedoman yang merupakan konsep dan prinsip serta gambaran umum mengenai program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit ini, diharapkan dapat sebagai acuan bagi
para pengelola rumah sakit dalam melaksanakan upaya upaya tersebut.
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RSU PALANG BIRU GOMBONG
1. PENDAHULUAN
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses yang berkesinambungan dengan
berorientasi pada hasil yang memuaskan. Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu
pelayanan rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun juga dari aspek
keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya, karena muara dari pelayanan rumah sakit adalah
pelayanan jasa.
Peningkatan mutu adalah program yang disusun secara objektif dan sistematik untuk memantau dan menilai
mutu serta kewajaran asuhan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan pasien
dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap (Jacobalis S, 1989).
1.
2. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal.
Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan,
pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit
harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi
kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang
menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien di semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan penilaian akreditasi rumah
sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini rumah
sakit harus melakukan berbagai standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit dipicu untuk dapat
menilai diri (self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang lain, yaitu instrumen mutu
pelayanan rumah sakit yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil
kinerja rumah sakit tidak dapat dikertahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output
yang baik pula. Indikator rumah sakit disusun bertujuan mengukur kinerja rumah sakit serta nyata sesuai
standar yang ditetapkan.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Mendorong pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien
keselamatan pasien dan memeberikan kepuasan kepada pasien.
yang
memenuhi
standar
pelayanan,
b. Tujuan Khusus:
1) Memastikan bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan standar pelayanan medis dan keperawatan
2) Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan medik, keselamatan pasien dan
dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien.
3) Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien melalui peningkatan kemampuan
pemberian pelayanan kesehatan.
4) Tersusunnya sistem monitoring pelayanan RSU palang Biru Gombong melalui indikator mutu pelayanan
rumah sakit
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar buku pedoman yang merupakan konsep dasar dan prinsip upaya peningkatan
mutu dan keselamatan pasien ini, dapat dipergunakan oleh semua pimpinan di satuan
kerja di lingkungan RSUD Dr. R. Soedjono Selong, pelaksana rumah sakit, sebagai
acuan dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya satu pengertian tentang upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien di RSUD Dr. R. Soedjono Selong
b. Mengetahui konsep dasar dan upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
RSUD Dr. R. Soedjono Selong
c. Mengetahui cara-cara atau langkah-langkah dalam melaksanakan upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSUD Dr. R. Soedjono Selong
d. Sebagai salah satu prasyarat dalam akreditasi RSUD Dr. R. Soedjono Selong yang
akan dilaksanakan di akhir tahun 2016
BAB II
KONSEP DASAR PROGRAM
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Agar upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
A. Mutu Pelayanan Rumah Sakit
1. Pengertian mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang secara
sederhana melukiskan apa hakikat mutu.
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
d. Mutu adalah melaksanakan segala sesuatu sesuai standar yang ditetapkan
Quality Assurance atau menjaga mutu adalah Suatu program yang disusun secara
objektif dan sistematik memantau dan menilai mutu dan kewajaran asuhan pasien.
Menggunakan peluang untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan masalahmasalah yang terungkap. (Boy S. Sabarguna, 2008 : 2)
2. Definisi mutu pelayanan rumah sakit
Adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi
dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di
rumah sakit secara wajar, efisien, dan efektif secara diberikan secara aman dan
memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosiobudaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.
3. Pihak yang berkepentingan dengan mutu
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu. Pihak-pihak tersebut adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Konsumen
Pemberi Pelayanan Kesehatan
Pembayar/pihak III/asuransi
Manajemen rumah sakit
Karyawan rumah sakit
Masyarakat
Pemerintah
Ikatan profesi
setiap kelompok yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan kepentingannya
terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multidimensional.
4. Dimensi mutu
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek sosial budaya
5. Mutu terkait dengan Struktur, Proses, dan Outcome/Hasil
6. Mutu pelayanan rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan
yang rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit sebagai suatu sistem.
Aspek-aspek tersebut terdiri dari struktur, proses, dan outcome.
Struktur ;
Adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya keuangan dan sumber
daya lain-lain pada fasilitas kesehatan. Baik tidaknya struktur dapat diukur dari
kewajaran, kuantitas biaya dan mutu komponen-komponen struktur itu.
Proses :
Adalah apa yang dilakukan dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien : evaluasi,
diagnosa, perawatan, konseling, pengobatan, tindakan, penanganan jika terjadi
penyulit, follow up. Baik tidaknya proses dapat diukur dari relevansinya bagi pasien,
efektivitasnya dan mutu proses itu sendiri.
Pendekatan proses adalah pendekatan paling langsung terhadap mutu asuhan.
Outcome :
Adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga profesi lain terhadap pasien
dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasannya serta kepuasan provider.
Outcome yang baik sebagian besar tergantung kepada mutu struktur dan mutu proses
yang baik. Sebaliknya mutu yang buruk adalah kelanjutan struktur atau proses yang
buruk.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut
diharapkan dapat dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
2. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
3. Pelaporan insiden keselamatan pasien akan terkait dengan Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, dan Kejadian Sentinel.
Kejadian Tidak Diharapkan adalah suatu insiden yang mengakibatkan harm/cedera
pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera
dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis yang tidak dapat
dicegah.
Kejadian Nyaris Cedera adalah suatu insiden yang tidak menyebabkan cedera pada
pasien akibat melakukan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dapat terjadi karena suatu keberuntungan (misal pasien menerima
suatu obat kontraindikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), karena pencegahan (misal
suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan
membatalkannya sebelum obat diberikan), atau peringanan (misal suatu obat dengan
overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya).
Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius, biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima (misalnya operasi pada bagian tubuh yang salah)
C. Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di RSUD Dr. R. Soedjono Selong
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat diartikan keseluruhan upaya
dan kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu pelayanan
dan keselamatan pasien, memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencari jalan
keluarnya, sehingga mutu pelayanan kesehatan diharapkan akan lebih baik dan keselamatan
pasien terjamin.
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Tujuan itu sama untuk
setiap orang yang bekerja di RSUD Dr. R. Soedjono Selong. Bagi mereka yang bekerja
secara langsung terlibat dalam memberikan asuhan atau pelayanan kepada pasien
pemberian asuhan atau pelayanan yang sebaik mungkin merupakan konsep yang nyata.
Namun bagi mereka yang tidak bekerja secara langsung terlibat pasien, tujuannya adalah
pemberian pelayanan sebaik mungkin kepada rumah sakit, fasilitas dan staf. Mutu asuhan
dan pelayanan kepada pasien dapat lebih baik diberikan dalam suatu organisasi yang
berjalan baik dengan staf yang memiliki rasa kepuasan.
Khusus mengenai program peningkatan keselamatan pasien, mengacu kepada Panduan
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit dari DEPKES, maka perlu diterapkan 7
langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit, sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien RSUD Dr. R. Soedjono Selong akan
sangat berarti dan efektif bilamana upaya ini menjadi tujuan sehari-hari dari setiap
organisasi termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan, dan staf penunjang. Namun tentunya
tujuan perorangan untuk memberikan asuhan atau pelayanan yang optimal tidak bisa
tercapai tanpa adanya pelimpahan tanggung jawab dari masing-masing satuan kerja. Upaya
ini termasuk kegiatan yang melibatkan mutu asuhan atau pelayanan dengan penggunaan
sumber daya secara tepat dan efisien. Walaupun disadari bahwa mutu memerlukan biaya,
tetapi tidak berarti mutu yang lebih baik selalu memerlukan biaya lebih banyak atau mutu
rendah biayanya lebih rendah. Efisiensi adalah kuncinya.
BAB III
PEDOMAN PROGRAM
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG
A. PROGRAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
PMKP
PMKP
PMKP
PMKP
1.
2.
3.
4.
4 PMKP4
ANALISA DATA INDIKATOR
Analisa data
Grafik data
Analisa grafik
Menganalisa data indicator
Membuat grafik data indicator
Menganalisa grafik
-Story board (data unit)
-Dash board ( data direktur)
->Panitia mutu
5 PMKP5
VALIDASI DATA INDIKATOR
Validasi data indikator
Menyusun personalia validator
Melatih validator
Melakukan validasi
Mencapai dan mempertahankan Peningkatan mutu dan Keselamatan
>Panitia mutu dan Panitia keselamatan pasien
7 PMKP 6
Sentinel event
Data IKP> Panitia keselamatan pasien
8 PMKP 7
Variasi / Trend data tidak diharapkan
Analisa IKP> Panitia mutu dan keselamatan pasien
9
PMKP 8
Near miss
Data IKP >Panitia keselamatan pasien
10 PMKP 9
Improvement & Sustainibility
Komite PMKP
11 PMKP 11
Risk Management FMEA
Membuat FMEA
Program yang belum terjadi atau melihat kendala yang akan terjadi
memenej segala risiko terjadi
Panitia mutumanajemen resiko
12
Evaluasi kinerja dokter
Evaluasi kinerja dokter dalam 1 tahun
Membuat format/ cek list kinerja dokter :
Yang ditulis oleh dokter sendiri, semua kegiatan harian (semacam borang
dokter)/ selama 1 tahun
Komite Medik
(sub komite mutu)
13 Program POKJA terkait POKJA SKP
INDIKATOR MUTU
Pelayanan bermutu / Quality of care adalah pelayanan kesehatan
untuk pasien dan masyarakat meningkat sesuai out come yg
diharapkan dan konsisten dengan pengetahuan profesional terkini.
Indikator mutu adalah ukuran mutu dan keselamatan rumah sakit
yang digambatkan dari data yang dikumpulkan.
syarat regulasiKARS
pelaporan penyakit infeksi ke pemerintah
3. MANAJEMEN RESIKO__________-MIS TERTUSUK JARUM DLL
analisa laporan insiden dan near miss
4. MANAJEMEN UTILISASI
rata2 sensus harian pasien rawat inap
rata2 length of stay
jumlah uji lab
5. KEPUASAN DAN HARAPAN PASIEN DAN KELUARGA
HUMAS
survei kepuasan pasien rawat inap
komplain pasien
6. KEPUASAN DAN HARAPAN STAF-PERIODE 1 TH ATAU 1 BL
survei kepuasan staf
7. DEMOGRAFIK PASIEN DAN DIAGNOSA KLINISREKAM MEDIS
Top 5 diagnosa klinis
rasio pria:wanita
8. MANAJEMEN KEUANGAN
% pembayaran tepat waktu sesuai kontrak
pengumpulan piutang
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD Dr. R. Soedjono Selong diperlukan
suatu alat ukur dari kinerja rumah sakit. Alat ukur ini menggunakan acuan dari Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI tahun 2001 yang terdiri dari :
I.
II.
III.
IV.
2. Formulir Laporan Bulanan (kode LB) yang disebut sebagai Formulir B merupakan
kompilasi dari Formulir A selama 1 bulan
3. Formulir C yang merupakan hasil analisa seluruh Formulir B
Dari pencapaian angka-angka indikator mutu pelayanan rumah sakit yang secara berkala
dihitung bisa dilihat tingkat mutu pelayanan RSUD Dr. R. Soedjono Selong. Sehingga dari sini
akan nampak aspek aspek mana yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu
ataupun aspek aspek yang masih merupakan masalah dalam pelayanan RS yang perlu
ditindaklanjuti. Untuk aspek aspek pelayanan RS yang masih belum memenuhi kriteria standar
mutu pelayanan dilakukan analisa pemecahan masalah dengan Root Cause Analysis.
Hasil dari keseluruhan proses ini dilaporkan oleh tim PMKP kepada direktur RS serta
disosialisasikan kepada seluruh staf RS melalui surat rekomendasi tim, pertemuan sosialisasi,
dan publikasi di jejaring sosial yang dapat diakses oleh seluruh staf RS via internet. Dan sebagai
tujuan akhir tentunya akan membangun usaha usaha peningkatan mutu pelayanan RS yang
merupakan kerja sama dari segenap pihak di RSUD Dr. R. Soedjono Selong
B.
Mengacu pada Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Safety) dari DEPKES RI Tahun 2008 maka kegiatan dari program keselamatan pasien akan
berkaitan dengan pelaporan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera dan
Kejadian Sentinel secara internal ataupun eksternal ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
secara berkala.
Insiden insiden yang berkaitan dengan keselamatan pasien tersebut selain dilaporkan
secara berkala juga dilakukan analisa penyebabnya menggunakan Root Cause Analysis sehingga
nantinya akan memunculkan rekomendasi rekomendasi dalam upaya peningkatan keselamatan
pasien rumah sakit. Untuk menjamin berjalannya program keselamatan pasien di RSUD Dr. R.
Soedjono Selong maka dibentuk suatu tim penggerak dengan kriteria figur-figur yang aktif di
unit yang bersangkutan, memiliki leadership, sering menjadi problem solver dan memahami
konsep mutu.
BAB IV.
BAB V
PENUTUP
Pengelola pelayanan kesehatan dalam hal ini segenap pihak di RSUD Dr. R. Soedjono
Selong harus menyadari bahwa QUALITY IS MATTER OF SURVIVAL. Dengan semakin
berkembangnya globalisasi, maka persaingan antar rumah sakit juga akan semakin sengit. Oleh
karena implementasi dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang telah
ditetapkan ini merupakan suatu kebutuhan untuk menjadikan RSUD Dr. R. Soedjono Selong
tetap berada di garis depan dalam kancah persaingan yang terus meningkat. Program ini
membutuhkan kesepakatan dan komitmen bersama dari seluruh pihak di RSUD Dr. R. Soedjono
Selong.