Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
karena kompleks dan beragamnya sudut pandang yang hendak dikaji. Beberapa
pengertian hukum menurut para ahli hukum adalah sebagai berikut.
1. Drs. E. Utrecht, S.H.
Dalam bukunya yang berjudul Pengantar dalam Hukum Indonesia (1953),
beliau mencoba membuat suatu batasan sebagai pegangan bagi orang yang
sedang mempelajari ilmu hukum. Menurutnya, hukum ialah himpunan peraturanperaturan (perintah dan larangan) yang mengatur tata tertib kehidupan
bermasyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang
bersangkutan karena pelanggaran petunjuk hidup itu dapat menimbulkan tindakan
dari pihak pemerintah.
2. Achmad Ali
Hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang benar dan apa yang
salah, yang dibuat atau diakui eksistensinya oleh pemerintah, yang dituangkan
baik dalam aturan tertulis (peraturan) ataupun yang tidak tertulis, yang
mengikatdan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan, dan
dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan itu.
Hukum kesehatan adalah Semua ketentuan hukum yang berhubungan dengan
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya. Adapun pengertian hukum
kesehatan berdasarkan Ahli adalah sebagai berikut:
1. Prof. DR. H.J.J. Leenen
Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan yang langsung berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum pidana dan
hukum admisnistratif dalam hubungan tersebut.
2. Tim Pengkajian Hukum Kesehatan
Hukum kesehatan adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang hak
dan kewajiban, baik dari tenaga kesehatan maupun dari individu dan masyarakat
yang menerima upaya kesehatan tersebut dengan segala aspeknya, ialah : aspek
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dan pula diperhatikan aspek
organisasi dan sarana.
2.2 Disiplin Hukum
Disiplin hukum adalah suatu sistem ajaran tentang hukum. Sistem ajaran
mengenai hukum sangat erat hubungannya dengan politik hukum yang mengarah
pada kebijakan-kebijakan hukum yang berlaku dalam memberikan pelayanan
kebidanan. Kebijakan tersebut dibuat atas dasar ketentuan hukum yang mempelopori
peraturan dan kebijakan yang dibuat.
Tentunya dengan segala kebijakan hukum yang ada etika dan moral yang berlaku
tidak bisa ditinggalkan. Kebijakan yang dibuat harus tetap memperhatikan kaidah
etika dan moral yang diakui secara umum. Tanpa etika dan moral kebijakan hukum
akan menjadi hukum yang kaku tanpa adanya dinamisasi yang harmonis dan selaras
antara peraturan dan yang menerapkan peraturan tersebut dalam kehidupan seharihari.
Jadi, dalam praktik pelayanan kebidanan sistem harus sejalan dengan etika dan
moral yang berlaku agar sistem tata hukum berlaku dengan baik dan mencapai tingkat
efisien dan efektif untuk pelayan kesehatan terutama bidan.
2.3 Macam-Macam Hukum
Dalam dunia kesehatan, hukum yang ada mencakup tentang upaya kesehatan
maupun sumber daya kesehatan. Hukum tersebut dibagi menjadi :
1) Hukum administrasi
Mencakup ketentuan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan termasuk
penyelenggaraan upaya kesehatan. Hukum administrasi mengatur tentang sistem
kesehatan nasional, tenaga kesehatan, penyelengaraan upaya kesehatan,
penyelenggaraan rumah sakit, perizinan praktek swasta.
2) Hukum Pidana
Mencakup keseluruhan ketentuan hukum yang mengandung perintah dan
larangan dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya. Hukum pidana antara lain
mengatur tentang pengguguran kandungan, penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika, pencemaran limbah industri, penyerahan obat-obat tertentu yang
harus berdasarkan resep dokter.
3) Hukum Perdata
Mencakup ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hubungan antar orang
yang satu dengan orang lain, yang menitikberatkan pada kepentingan perorangan.
Hukum perdata antara lain mengatur tentang perjanjian pelayanan kesehatan,
hubungan hukum antara dokter atau bidan dengan pasiennya atau kliennya,
perjanjian kerja antara pemilik rumah sakit dengan karyawannya.
2.4 Keterkaitan Etika, Norma, Dan Hukum
Etika, hukum dan moral merupakan the guardians (pengawal) bagi kemanusiaan.
Ketiganya mempunyai tugas dan kewenangan untuk memanusiakan manusia dan
memperadab manusia.
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak
otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan
berfikir logis dan sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Adapun Aspek hukum yang melatarbelakangi praktik kebidanan antara lain:
1) Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
Terdapat 11 bab dan 47 pasal dengan rincian:
Bab 1 tentang Ketentuan Umum (1 pasal)
Bab 2 tentang Pelaporan dan Registrasi (6 pasal)
Bab 3 tentang Masa Bakti (1 pasal)
Bab 4 tentang Perizinan (5 pasal)
Bab 5 tentang Praktek Bidan (13 Pasal)
Bab 6 tentang Pencatatan dan Pelaporan (1 Pasal)
Bab 7 tentang Pejabat yang berwenang mengeluarkan dan mencabut izin
praktek (3 pasal)
Bab 8 tentang pembinaan dan pengawasan (11 Pasal)
Bab 9 tentang Sanksi (3 pasal)
Bab 10 tentang Ketentuan Peralihan (1 pasal)
Bab 11 tentang Ketentuan Penutup (2 pasal)
2) UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Aspek hukum praktik bidan yang berhubungan dengan anak dan imunisasi
yang diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Th 1992, yaitu sebagai
berikut:
Pasal 15
Mengenai tindakan medis dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan ibu dan janinnya beserta ketentuannya.
Pasal 80
Mengenai pidana terhadap tindakan medis tertentu yang tidak sesuai
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum ialah salah satu dari norma dalam masyarakat. Berbeda dari tiga norma
lainnya, norma hukum memiliki sanksi yang lebih tegas. Disiplin Hukum adalah
Sistem ajaran mengenai gejala - gejala atau kenyataan yang dihadapi. Menurut Isinya,
Hukum dapat dibagi menjadi kedalam beberapa bidang, antara lain hukum perdata,
hukum publik, hukum pidana, hukum acara, hukum tata negara, dan hukum
internasional (universal).
Benar, salah, baik, dan buruk sendiri terkait dengan aturan / hukum dan nilai nilai
yang berlaku di masyarakat ( norma ) maka jelaslah ada keterkaitan diantara etika, norma,
dan hukum.
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting
dan di tuntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukuannya.
3.2 Saran
Semoga kita sebagai calon bidan dapat lebih mengetahui aspek-aspek hukum
yang mendasari praktik profesi kebidanan dan mengayomi pelayanan kebidanan
sehingga kelak kita dapat bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan
berfikir logis dan sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.