Sunteți pe pagina 1din 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala
bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula terhadap
meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan kebidanan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi kebidanan dalam
mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas.
Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan
basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap bidan akan tercermin dalam
setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam
merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang
etika dan moral serta penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar
dalam memberikan asuhan kebidanan dimana nilai-nilai pasien selalu menjadi
pertimbangan dan dihormati. Didalam profesi kebidanan terdapat nilai-nilai hukum
yang memeberikan batasan dalam pelayana kebidan sehingga bidan dapat mengetahui
wewenang dan kewajibannya dalam profesi kebidanan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumuan masalah yang akan kami uraikan di dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1)
2)
3)
4)
5)

Apa Definisi Hukum?


Apa yang Dimaksud dengan Disiplin Hukum?
Apa Sajakah Macam-Macam Hukum?
Apa Keterkaitan Hukum dengan Moral dan Etika?
Apa Sajakah Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan didalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk Mengetahui Definisi Hukum.
2) Untuk Mengetahui Maksud Dari Disiplin Hukum.

Etiko Legal dalam Praktik Kebidanan

3) Untuk Mengetahui Macam-Macam Hukum.


4) Untuk Mengetahui Keterkaitan Hukum dengan Moral dan Etika.
5) Untuk Mengetahui Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan didalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk Memberikan Informasi Tentang Definisi Hukum.
2) Untuk Memberikan Informasi Tentang Disiplin Hukum.
3) Untuk Memberikan Informasi Tentang Macam-macam Hukum.
4) Untuk Memberikan Informasi Tentang Keterkaitan Hukum dengan Moral dan
Etika.
5) Untuk Memberikan Informasi Tentang Aspek Hukum dalam Praktik
Kebidanan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hukum


Hukum ialah salah satu dari norma dalam masyarakat. Berbeda dari tiga norma
lainnya, norma hukum memiliki sanksi yang lebih tegas. Hukum sulit didefinisikan

Etiko Legal dalam Praktik Kebidanan

karena kompleks dan beragamnya sudut pandang yang hendak dikaji. Beberapa
pengertian hukum menurut para ahli hukum adalah sebagai berikut.
1. Drs. E. Utrecht, S.H.
Dalam bukunya yang berjudul Pengantar dalam Hukum Indonesia (1953),
beliau mencoba membuat suatu batasan sebagai pegangan bagi orang yang
sedang mempelajari ilmu hukum. Menurutnya, hukum ialah himpunan peraturanperaturan (perintah dan larangan) yang mengatur tata tertib kehidupan
bermasyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang
bersangkutan karena pelanggaran petunjuk hidup itu dapat menimbulkan tindakan
dari pihak pemerintah.
2. Achmad Ali
Hukum adalah seperangkat norma tentang apa yang benar dan apa yang
salah, yang dibuat atau diakui eksistensinya oleh pemerintah, yang dituangkan
baik dalam aturan tertulis (peraturan) ataupun yang tidak tertulis, yang
mengikatdan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya secara keseluruhan, dan
dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan itu.
Hukum kesehatan adalah Semua ketentuan hukum yang berhubungan dengan
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya. Adapun pengertian hukum
kesehatan berdasarkan Ahli adalah sebagai berikut:
1. Prof. DR. H.J.J. Leenen
Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan yang langsung berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum pidana dan
hukum admisnistratif dalam hubungan tersebut.
2. Tim Pengkajian Hukum Kesehatan
Hukum kesehatan adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang hak
dan kewajiban, baik dari tenaga kesehatan maupun dari individu dan masyarakat
yang menerima upaya kesehatan tersebut dengan segala aspeknya, ialah : aspek
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dan pula diperhatikan aspek
organisasi dan sarana.
2.2 Disiplin Hukum
Disiplin hukum adalah suatu sistem ajaran tentang hukum. Sistem ajaran
mengenai hukum sangat erat hubungannya dengan politik hukum yang mengarah
pada kebijakan-kebijakan hukum yang berlaku dalam memberikan pelayanan

Etiko Legal dalam Praktik Kebidanan

kebidanan. Kebijakan tersebut dibuat atas dasar ketentuan hukum yang mempelopori
peraturan dan kebijakan yang dibuat.
Tentunya dengan segala kebijakan hukum yang ada etika dan moral yang berlaku
tidak bisa ditinggalkan. Kebijakan yang dibuat harus tetap memperhatikan kaidah
etika dan moral yang diakui secara umum. Tanpa etika dan moral kebijakan hukum
akan menjadi hukum yang kaku tanpa adanya dinamisasi yang harmonis dan selaras
antara peraturan dan yang menerapkan peraturan tersebut dalam kehidupan seharihari.
Jadi, dalam praktik pelayanan kebidanan sistem harus sejalan dengan etika dan
moral yang berlaku agar sistem tata hukum berlaku dengan baik dan mencapai tingkat
efisien dan efektif untuk pelayan kesehatan terutama bidan.
2.3 Macam-Macam Hukum
Dalam dunia kesehatan, hukum yang ada mencakup tentang upaya kesehatan
maupun sumber daya kesehatan. Hukum tersebut dibagi menjadi :
1) Hukum administrasi
Mencakup ketentuan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan termasuk
penyelenggaraan upaya kesehatan. Hukum administrasi mengatur tentang sistem
kesehatan nasional, tenaga kesehatan, penyelengaraan upaya kesehatan,
penyelenggaraan rumah sakit, perizinan praktek swasta.
2) Hukum Pidana
Mencakup keseluruhan ketentuan hukum yang mengandung perintah dan
larangan dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya. Hukum pidana antara lain
mengatur tentang pengguguran kandungan, penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika, pencemaran limbah industri, penyerahan obat-obat tertentu yang
harus berdasarkan resep dokter.
3) Hukum Perdata
Mencakup ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur hubungan antar orang
yang satu dengan orang lain, yang menitikberatkan pada kepentingan perorangan.
Hukum perdata antara lain mengatur tentang perjanjian pelayanan kesehatan,
hubungan hukum antara dokter atau bidan dengan pasiennya atau kliennya,
perjanjian kerja antara pemilik rumah sakit dengan karyawannya.
2.4 Keterkaitan Etika, Norma, Dan Hukum
Etika, hukum dan moral merupakan the guardians (pengawal) bagi kemanusiaan.
Ketiganya mempunyai tugas dan kewenangan untuk memanusiakan manusia dan
memperadab manusia.

Etiko Legal dalam Praktik Kebidanan

Istilah etika yang digunakan sehari-hari pada hakikatnya berkaitan dengan


falsafah moral, yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat
dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan perubahan/perkembangan norma dan nilai.
Dikatakan dalam kurun waktu tertentu karena moral bisa berubah seiring waktu. Etika
dan moral senantiasa berjalan beriringan, sehingga suatu tindakan yang dinilai
bermoral pasti etis dan sesuatu yang tidak bermoral pasti dianggap tidak etis pula.
Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama, yaitu mengatur tata tertib dan
tentramnya pergaulan hidup dalam masyarakat. Pelanggaran etik tidak selalu
pelanggaran hukum. Tetapi sebaliknya, pelanggaran hukum hampir selalu merupakan
pelanggaran etik. Etika tanpa hukum hanya merupakan pajangan belaka, bagaikan
harimau tanpa taring, hanya bisa digunakan untuk memberi teguran, nasehat bahwa
suatu tindakan itu salah atau benar, tanpa bisa berbuat lebih jauh lagi. Sebaliknya,
hukum tanpa etika ibarat rumah tanpa pondasi yang kuat.
Karena hukum ditujukan bagi masyarakat, maka bila hukum dibuat tanpa dasar
etika, artinya menganggap manusia seperti robot. Keduanya saling membutuhkan,
berkaitan dan keberadaannya tidak bisa digantikan. Misalnya, aborsi tanpa indikasi
medis yang jelas, dianggap sebagai tindakan yang melanggar etika. Etika tidak hanya
bergerak sebatas memberi peringatan dan tuntutan, sedangkan hukum (dengan
dasar etika yang jelas), bisa member sanksi yang lebih jelas dan tegas dalam bentuk
tuntutan.

2.5 Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan


Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting
dan di tuntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukuannya. Sehingga semua tindakan
yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence
based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hukum yang mengatur batasbatas wewenang profesi yang bersangkutan.

Etiko Legal dalam Praktik Kebidanan

Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak
otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan
berfikir logis dan sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Adapun Aspek hukum yang melatarbelakangi praktik kebidanan antara lain:
1) Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
Terdapat 11 bab dan 47 pasal dengan rincian:
Bab 1 tentang Ketentuan Umum (1 pasal)
Bab 2 tentang Pelaporan dan Registrasi (6 pasal)
Bab 3 tentang Masa Bakti (1 pasal)
Bab 4 tentang Perizinan (5 pasal)
Bab 5 tentang Praktek Bidan (13 Pasal)
Bab 6 tentang Pencatatan dan Pelaporan (1 Pasal)
Bab 7 tentang Pejabat yang berwenang mengeluarkan dan mencabut izin
praktek (3 pasal)
Bab 8 tentang pembinaan dan pengawasan (11 Pasal)
Bab 9 tentang Sanksi (3 pasal)
Bab 10 tentang Ketentuan Peralihan (1 pasal)
Bab 11 tentang Ketentuan Penutup (2 pasal)
2) UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Aspek hukum praktik bidan yang berhubungan dengan anak dan imunisasi
yang diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Th 1992, yaitu sebagai
berikut:

Pasal 15
Mengenai tindakan medis dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan ibu dan janinnya beserta ketentuannya.
Pasal 80
Mengenai pidana terhadap tindakan medis tertentu yang tidak sesuai

dengan ketentuan pada pasal 15.


3) UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Bab 9 tentang Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan.
Pasal 57
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak:
a. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Profesi, StandarPelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
Operasional;
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari Penerima Pelayanan
Kesehatan atau keluarganya;
c. Menerima imbalan jasa;
Etiko Legal dalam Praktik Kebidanan

d. Memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan


yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta
nilai-nilai agama;
e. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;
f. Menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang
bertentangan dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan,
Standar Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan Perundangundangan; dan
g. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan.
Pasal 58
(1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib:
a. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar
Pelayanan ProfesiStandar Prosedur Operasional, dan etika profesi serta
kebutuhan kesehatan Penerima PelayaKesehatan;
b. Memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau
keluarganya atas tindakan yang akan diberikan;
c. Menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
d. Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan,
asuhan, dan tindakan yang dilakukan; dan
e. Merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yang
mempunyai Kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf d
hanya berlaku bagi Tenaga Kesehatan yang melakukan pelayanan
kesehatan perseorangan.
Bab 10 tentang Penyelenggaraan Keprofesian
Pasal 62 Ayat 1
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik harus dilakukan sesuai dengan
kewenangan yang didasarkan pada Kompetensi yang dimilikinya.
Yang dimaksud dengan "kewenangan berdasarkan Kompetensi" adalah
kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan secara mandiri sesuai
dengan lingkup dan tingkat kompetensinya, dalam hal ini Bidan memiliki
kewenangan untuk melakukan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan

anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.


Pasal 63 Ayat 1
Dalam keadaan tertentu Tenaga Kesehatan dapat memberikan pelayanan di
luar kewenangannya.

Etiko Legal dalam Praktik Kebidanan

Yang dimaksud dengan "keadaan tertentu" adalah suatu kondisi tidak


adanya Tenaga Kesehatan yang memiliki kewenangan untuk melakukan
tindakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan serta tidak dimungkinkan
untuk dirujuk.
Tenaga Kesehatan yang dapat memberikan pelayanan di luar kewenangannya,
antara lain adalah:
a. Perawat atau bidan yang memberikan pelayanan kedokteran dan/atau
kefarmasian dalam batas tertentu; atau
b. Tenaga teknis kefarmasian yang memberikan pelayanan kefarmasian yang
menjadi kewenangan apoteker dalam batas tertentu
4) Permenkes No.1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
Bab 1 tentang Ketentuan Umum (1 pasal)
Bab 2 tentang Perizinan (7 pasal)
Bab 3 tentang Penyelenggaraan Praktek (11 pasal)
Bab 4 tentang Pencatatan dan Pelaporan (1 pasal)
Bab 5 tentang Pembinaan dan Pengawasan (3 Pasal)
Bab 6 tentang Ketentuan Peralihan (4 Pasal)
Bab 7 tentang Ketentuan Penutup (2 pasal)

Etiko Legal dalam Praktik Kebidanan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum ialah salah satu dari norma dalam masyarakat. Berbeda dari tiga norma
lainnya, norma hukum memiliki sanksi yang lebih tegas. Disiplin Hukum adalah
Sistem ajaran mengenai gejala - gejala atau kenyataan yang dihadapi. Menurut Isinya,
Hukum dapat dibagi menjadi kedalam beberapa bidang, antara lain hukum perdata,
hukum publik, hukum pidana, hukum acara, hukum tata negara, dan hukum
internasional (universal).
Benar, salah, baik, dan buruk sendiri terkait dengan aturan / hukum dan nilai nilai
yang berlaku di masyarakat ( norma ) maka jelaslah ada keterkaitan diantara etika, norma,
dan hukum.
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting
dan di tuntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukuannya.

3.2 Saran
Semoga kita sebagai calon bidan dapat lebih mengetahui aspek-aspek hukum
yang mendasari praktik profesi kebidanan dan mengayomi pelayanan kebidanan
sehingga kelak kita dapat bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan
berfikir logis dan sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.

Etiko Legal dalam Praktik Kebidanan

S-ar putea să vă placă și