Sunteți pe pagina 1din 6

Cochlear Implants Science, Serendipity, and Success

(Implan Koklea Pengetahuan, Pengalaman, Sukses)


Gerard ODonoghue, F.R.C.S.

Lasker-DeBakey Clinical Medical Award, memberikan penghargaan pada 9


September terhadap kontribusi dari tiga pelopor implantasi koklea: Graeme Clark,
Ingeborg Hochmair, dan Blake Wilson. Karya bersama mereka telah mengubah
kehidupan ratusan ribu orang-orang yang dinyatakan tuli.
Ketulian merusak kualitas hidup melalui pengrusakan proses komunikasi
manusia. Ludwig van Beethoven, terganggu karena tuli, menulis pada 1802, "Bagi
saya tidak akan ada rasa nyaman dalam kehidupan bermasyarakat; tidak ada
percakapan yang baik, tidak ada saling kepercayaan. Saya harus hidup sendiri dan
dapat terlibat di lingkungan masyarakat hanya jika ada kebutuhan atau semata-mata
hanya karena tuntutan.. pengalaman ini hampir membuat saya putus asa dan saya
berada di titik ingin mengakhiri hidup saya. "
Perasaan putus asa, hilang harapan, dan bahkan malu akibat gangguan
pendengaran yang berat masih bertahan sampai pada akhir abad ke-20. Beberapa
orang yang mencari bantuan medis diberitahu bahwa tidak ada yang dapat dilakukan
untuk mereka. Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 360 juta
orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan pendengaran; terkait usia, beban
penyakit dunia akibat ketulian akan meningkat, dan fasilitas untuk mengurangi
ketulian diperkirakan akan terus meningkat.
Gangguan pendengaran yang berat mempengaruhi segala usia. Untuk anakanak,

pendengaran

merupakan

pusat

perkembangan

neurokognitif,

karena

perampasan suara sejak awal kehidupan menurunkan keberagaman kontak neural


yang bertanggung jawab untuk proses informasi, terutama yang terlibat dalam
penerimaan berbicara dan bahasa. Selain itu, ketulian merusak fungsi kognitif utama

lainnya, seperti membaca, mengambil, dan memanipulasi informasi verbal


kelemahan ini yang mengakibatkan rendahnya kemampuan bahasa yang khas dimiliki
oleh orang-orang yang tuli sejak masa anak-anak. Karena kemampuan menulis
bergantung sebagian besar pada pendengaran isi fonologinya, angka melek huruf
(kemampuan membaca dan menulis) di antara anak-anak yang tuli tetap rendah,
walaupun pendidik sudah memberikan usaha yang terbaik. Kemampuan membaca
dan menulis yang rendah mengakibatkan kualitas pendidikan yang rendah,
terbatasnya kesempatan kerja, dan pembatasan partisipasi dalam masyarakat. Bagi
banyak orang, bahasa isyarat menjadi satu-satunya yang berarti dalam komunikasi.
Tidak mengejutkan, jika remaja dan dewasa muda yang tuli merasa terkucilkan dan
perlu lebih banyak dukungan psikologis dari rekan-rekan mereka.
Orang dewasa yang mengalami ketulian berat sering malu dengan kecacatan
mereka dan merasa terpaksa untuk menarik diri dari kehidupan sosial dengan temanteman dan keluarga. Untuk sebagian besar dari mereka, tuli dapat mengakibatkan
pengangguran, menambah beban psikososial. Bagi para lansia, ketulian berat
membahayakan kehidupan mandiri, seperti kebanyakan lansia yang terlebih dulu
mengalami ketulian menjadi terlalu kuatir untuk hidup sendiri. Selain itu, tuli
mengganggu proses kortikal dalam proses penuaan otak, terutama pada beban
kognitif, dan berhubungan dengan peningkatan risiko demensia.
Tantangan untuk memulihkan pendengaran pada orang-orang yang terlalu tuli
untuk mendapatkan alat bantu dengar sangat berat dan dibutuhkan suatu usaha yang
luar biasa selama penelitian puluhan tahun. Pada telinga yang sehat, suara
dikumpulkan oleh telinga luar dan diperkuat oleh telinga tengah. Sel-sel rambut dari
telinga bagian dalam berfungsi sebagai mechanoelectric transducers, mengkonversi
energi akustik ke aktivitas listrik yang dibawa ke otak melalui saraf pendengaran.
Proses transduksi ini kompleks, membutuhkan kontribusi selektif dan cepat dari
ribuan sel-sel rambut dan serabut saraf pendengaran. Pada tuli yang berat, sel-sel
rambut hilang, dan sinyal akustik tidak dapat menghasilkan aktivitas listrik pada
sistem pendengaran. Dapatkah saraf pendengaran dirangsang secara langsung untuk
2

bisa melewati telinga bagian dalam dan mengirimkan gambaran berarti dari sinyal
suara? Percobaan klinis awal untuk simulasi seperti itu berlangsung di Paris pada
tahun 1957, ketika seorang ahli bedah secara langsung merangsang saraf
pendengaran, menyebabkan pasien mengalami persepsi pendengaran yang sederhana
untuk sementara. Seorang pasien membawa percobaan ini untuk mendapatkan
perhatian dari Dr. William House di Los Angeles, yang langsung melihat potensinya.
Pada awal tahun 1960-an, House berhasil mengimplan perangkat saluran tunggal
(single-channel devices) untuk merangsang saraf pendengaran melalui koklea. House
dikritik karena karyanya: para neurofisiologis mengutuknya sebagai sesuatu yang naif
dan sesat - bagaimana mungkin beberapa kabel memberikan arus listrik untuk
menggantikan fungsi ribuan dari sel-sel rambut dan puluhan ribu neuron
pendengaran? Rekan klinisi juga mempertanyakan motifnya, takut akan risiko
meningitis, dan menjauhkan diri sehingga tidak menodai reputasi mereka. Dan
masyarakat yang mengalami ketulian juga protes dan marah pada apa yang dilihat
sebagai serangan pada budaya mereka yang mereka taati.
Percobaan laboratorium yang lebih banyak sangat jelas dibutuhkan untuk
menjembatani jurang yang luas antara intelektual dan teknologi yang dihadapi
peneliti awal, untuk membuka jalan bagi perubahan transformasi yang sangat
dibutuhkan oleh pasien tuli. Keselamatan biologis merupakan kepentingan tertinggi,
dan penelitian histopatologi yang lengkap dibutuhkan untuk menilai keamanan
stimulasi jangka panjang dan untuk menginformasikan rancangan dari larik elektroda
di masa depan. Optimalisasi stimulasi listrik diperlukan penelitian neurofisiologis dan
psikofisik secara rinci untuk memandu penggunaan klinis. Dan banyak ilmuwan
meragukan ketahanan stimulasi jangka panjang, karena beberapa model hewan
menunjukkan bahwa saraf pendengaran mengalami degenerasi yang memburuk
akibat ketulian.
Awalnya pasien menghabiskan banyak waktu yang melelahkan di laboratorium,
terhubung pada tumpukan prosesor cara berbicara; membuat prosesor ini dapat
dipakai tanpa kehilangan daya komputasi merupakan perintah awal dan mewakili
3

tantangan rekayasa besar. Ini menjadi jelas pada tahun 1980-an dimana sistem
multichannel membolehkan stimulasi pada banyak lokasi dalam koklea yang
dibutuhkan untuk pengenalan suara. Pada tahun 1990-an digembar-gemborkan
kemajuan besar dalam strategi bahasa isyarat secara digital untuk implan koklea,
menawarkan pengenalan suara tanpa melihat gerakan bibir. Kesadaran bahwa anakanak yang telah lahir tuli juga bisa memperoleh manfaat penting, dengan beberapa
pengembangan bicara dan bahasa yang mirip dengan pendengaran rekan-rekan
mereka, merupakan transformasi bagi mereka yang tuli pada masa kanak-kanak,
membuat pendidikan suatu pilihan yang bersemangat untuk anak-anak tuli.
Sepanjang pengembangan implan koklea, tantangan manufaktur sangat besar
termasuk memastikan bahwa paket elektronik ditanamkan secara permanen tertutup
dan disegel, membuat larik elektroda yang kompleks untuk insersi yang dalam ke
koklea yang berliku-liku, dan memenuhi persyaratan peraturan untuk ditanamkan
perangkat biomedis.
Sistem koklea implan saat ini dikenakan pada telinga dan berisi banyak fitur
dasar awal. Mencakup bagian implan dengan penerima eletronik yang ditempelkan
pada sebuah larik elektroda dan ditempatkan dalam koklea, ditambah komponen luar
yang terdiri dari sebuah mikrofon, sebuah prosesor cara berbicara, dan sebuah
gulungan pemancar (lihat diagram). Implantasi koklea bilateral, sekarang pengobatan
rutin di banyak negara, membolehkan penerima untuk lebih baik dalam mengerti
pembicaraan di tengah-tengah keramaian dan untuk lokalisasi suara. Sistem
kontemporer dan teknik bedah mengizinkan bagian sisa pendengaran untuk
dipertahankan, memungkinkan pendengaran elektris dan akustik menjadi efektif
digabungkan; kombinasi ini memungkinkan pemahaman pembicaraan yang lebih
baik pada pengaturan multitalker, mengenal jenis kelamin pembicara, dan penerimaan
gaya suara bahasa yang lebih baik.
Implan koklea memiliki keterbatasannya: tidak mengembalikan pendengaran
normal, hasil bervariasi antara pasien, kinerja yang menurun pada lingkungan yang
ramai, dan persepsi musik yang terbatas. Diharapkan bahwa penelitian yang lebih
4

lanjut akan mengungkap cara yang lebih baik untuk mengirimkan isi struktur yang
baik dari sinyal suara, menciptakan saluran stimulasi yang lebih efektif dengan
tumpang-tindih elektris yang kurang, mengurangi trauma terhadap struktur koklea
melalui alat-alat farmakologis, dan meningkatkan respon otak melalui pengangkatan
molekul penghambat plastisitas.

Gambar 1. Fungsi implan koklea di dalam telinga

Upaya saat ini dimulai pada penelitian yang dilakukan oleh Graeme Clark,
Ingeborg Hochmair, dan Blake Wilson yang dihargai oleh Larkes. Clark, seorang
otolaringologis, menyumbang seluruh tulisan mengenai percobaan biologis dan
psikofisik yang menyokong praktik klinis dan menjelaskan rancangan perangkat
klinis; Hochmair, seorang insinyur listrik, menyumbang keahliannya yang brilian dan
inovatif, menetapkan perusahaannya untuk mempercepat prosesnya; dan Wilson,
seorang ilmuwan dalam proses berbicara, mengawasi lompatan yang besar ke depan
dalam pengkodean kemampuan bicara untuk implant yang dengan mahir manipulasi
waktu dan tempat stimulasi sehingga meminimalkan distorsi dan interaksi saluran.
Ketiga ilmuwan ini memiliki kesabaran untuk memilih proyek yang " mustahil " dan
keberanian untuk tetap teguh dalam menghadapi kegagalan dan kritik. Di atas
segalanya, mereka tetap bergairah untuk mencapai keberhasilan atas kebanyakan
manusia yang memiliki kecacatan yang lazim. Mereka telah membawa suara ketika
ada keheningan dan harapan ketika ada putus asa. Meskipun mereka sepenuhnya
pantas untuk Lasker Award, penghargaan terbesar mereka adalah rasa syukur dari
300.000 penerima implant seluruh dunia dimana mereka telah diberi karunia untuk
dapat mendengar.

S-ar putea să vă placă și