Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. RS
Umur
: 15 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Jumlah Anak
:-
Pendidikan Terakhir
: SD
Suku / Bangsa
: Tomohon / Indonesia
Alamat
: Desa Imandi
Pekerjaan
:-
Agama
: Kristen Pantekosta
Tanggal MRS
: 17 Oktober 2013
Tanggal Pemeriksaan
: 21 Oktober 2013
Tempat Pemeriksaan
B. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat psikiatri diperoleh dari:
- Autoanamnesis dengan pasien sendiri pada tanggal 21 Oktober 2013 .
- Alloanamnesis dengan orangtua pada 21 Oktober 2013
1. Keluhan utama :
Bicara bicara sendiri, menangis tiba-tiba dan mengurung diri di kamar
2. Riwayat gangguan sekarang:
- Autoanamnesis:
Penderita mengeluh merasa lemas dan tidak mau melakukan
aktivitas yang lainnya, sulit tidur, nafsu makan berkurang, dan mengurung
diri dikamar, pasien merasa tertekan karena sering di pukul oleh ibunya.
Pasien juga dipaksa untuk menikah karena sudah hamil 6 bulan.
- Alloanamnesis:
Menurut Ibu penderita, dia sering memukul pasien untuk mendidik
pasien, dan juga karena pasien tidak mau menikah dengan pria yang sudah
menghamilinya. Peristiwa ini berlangsung sejak ibu pasien mengetahui
bahwa anaknya hamil di luar nikah, dan ibunya memaksa supaya pasien
menikah dengan pria yang menghamilinya tapi pasien menolak. Pasien
juga pernah bercerita kepada ibunya kalau calon suaminya suka bermain
judi dan punya pacar yang lain, dia ingin supaya calon suaminya dapat
merubah kelakuannya.
3. Riwayat gangguan sebelumnya:
a. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya
Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.
b. Riwayat gangguan medis
Pasien tidak pernah mengalami trauma di kepala dan penyakit yang
mengancam jiwa.
c. Riwayat gangguan psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat obatan terlarang, pasien
tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.
C. SILSILAH KELUARGA
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
Riwayat psikoseksual
Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual semasa kecil.
Orientasi seksual pasien adalah lawan jenis yang sebaya. Pasien tidak
Proses Pikir
Bentuk pikiran
: koheren.
Isi pikiran
: Tidak terganggu
Derajat tilikan
Derajat tilikan (insight) I, dimana penderita merasa dirinya tidak
sakit.
2. Status Neurologi
GCS : E4M5V6
TRM : tidak ada
Mata : Gerakan normal searah, pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+.
kelainan lain dari dirinya. Sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit
penderita sering bersikap aneh, sering berdiam diri sekalipun sudah diajak
bicara, dan beberapa kali sering berbicara sendiri, menangis tiba tiba dan
mengurung diri di kamar.
Pada pemeriksaan status mental, didapatkan pasien berpenampilan
sesuai dengan usianya, umumnya rapi. Mood hipotimia, afek sesuai,
halusinasi (-), waham (-). Selama pemeriksaan pasien kooperatif penderita
menjawab semua pertanyaan dengan baik, artikulasi jelas, intonasi biasa. Uji
daya nilai baik, penilaian realitas tidak terganggu. Penjelasan pasien
umumnya masih dapat dipercaya. Derajat tilikan (insight) I, dimana penderita
merasa dirinya tidak sakit.
H. FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan riwayat gangguan pasien, ditemukan adanya kejadiankejadian yang mencetuskan perubahan pola perilaku dan psikologis yang
bermanifestasi timbulnya gejala dan tanda klinis yang khas berkaitan adanya
gangguan kejiwaan serta ditemukan adanya distress dan disability ringan
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien
mengalami suatu gangguan jiwa.
Aksis V
J.
DAFTAR MASALAH
a. Organobiologik
Dalam keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini
b. Psikologi
Pasien tidak mengalami halusinasi audiotorik dan visual.
c. Lingkungan dan sosial ekonomi
Pasien berasal dari keluarga yang memiliki ekonomi kurang mampu, dan
pasien sudah hamil 6 bulan tapi belum menikah.
K. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
- Fluoxetine 20 mg cap 1x1
2. Psikoterapi dan Intervensi Psikososial
a. Terhadap pasien
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yaitu terapi kognitif yang
bertujuan untuk menghilangkan episode depresif dan mencegah
rekurennya dengan membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif
negative, mengembangkan cara berfikir alternatif, fleksibel dan
positif, dan melatih kembali respons kognitif dan perilaku yang baru.
- Memberikan edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya
lebih lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul,
pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat.
- Intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya
diri individu, perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup
yang baik.
- Memotivasi dan memberikan dukungan kepada pasien agar pasien
tidak merasa putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi
hidup ini tidak kendur.
b. Terhadap keluarga
- Dengan psiko-edukasi yang menyampaikan informasi kepada keluarga
mengenai berbagai kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
M. DISKUSI
Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien wanita umur 15 tahun ,
dibawa ke RS Prof.V.L. Ratumbuysang Manado pada tanggal 17 Oktober
2013 dengan keluhan utama seluruh badan terasa lemas dan tidak mau
melakukan aktivitas lainnya, sulit tidur, nafsu makan berkurang, menangis
tiba - tiba dan mengurung diri dikamar.. Penderita mengatakan bahwa tidak
ada kelainan lain dari dirinya. Sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit
penderita sering bersikap aneh, sering berdiam diri sekalipun sudah diajak
bicara, dapat menangis tiba tiba, melamun, dan beberapa kali sering
berbicara sendiri.
Pada pasien ini diberikan Fluoxetine 10 mg caplet satu kali satu kaplet
sehari. Pada pasien ini juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi.
Dalam hal ini diberikan melalui edukasi terhadap pasien agar
memahami gangguannya, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul,
pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat sehingga pasien sadar dan
mengerti akan sakitnya, dan menjalankan pengobatan secara teratur, tidak
dengan terpaksa.
Hal lain yang dilakukan adalah dengan intervensi langsung dan
dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri individu, perbaikan fungsi
sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik sehingga memotivasi pasien
agar dapat menjalankan fungsi sosianya dengan baik. Keluarga pasien juga
diberikan terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi berupa penyampaian
informasi kepada keluarga mengenai penyebab penyakit yang dialami pasien
N. KESIMPULAN
1.
(F.32.1)
2.
WAWANCARA PSIKIATRI
Keterangan :
A
B
:
:
Pemeriksa
Pasien
Dialog :
A
: Selamat siang,
B
: Siang
A
: Perkenalkan, kita dokter muda. Kita pe nama fransiska, kalau
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
rini?
: (pasien mengangguk)
: terima kasih neh rini
11