Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y.S DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR WAHAM
KEBESARAN RUANG E RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH KELAS A PROVINSI
SULAWESI UTARA
I. Asuhan Keperawatan Jiwa
A. Pengertian
- Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan / asuhan yang bersifat humanistik, profesional dan
holistik berdasarkan ilmu dan kiat, memiliki standar asuhan dan menggunakan kode etik, serta
dilandasi oleh profesionalisme yang mendiri dan / atau kolaborasi (lokakarya, 1983).
- Pengertian Asuhan Keperawatan.
Asuhan Keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada klien / pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
- Pengertian Proses Keperawatan.
Proses keperawatan adalah suatu proses penilaian masalah yang dinamis dalam usaha
memperbaiki atau memelihara pasien sampai ke taraf optimum melalui suatu pendekatan yang
sistematika untuk mengenal dan membantu memenuhi kebutuhan khusus pasien. (Dep. Kes. RI.
Dan JICA 1982).
- Gangguan Jiwa adalah kondisi terganggunya fungsi mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku
psikomotorik dan verbal, yang menjelma dalam kelompok gejala klinis yang disertai oleh
penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individu. C PPDGJ III atau
ICDX.
- Keperawatan Jiwa adalah Proses Intrapersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan
mempertahankan prilaku sehingga klien dapat berfungsi sebagai manusia antara perawat dengan
klien , keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal
( Carpenito, 1989 dikutip oleh kawat 1991)
B. Tujuan Keperawatan
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan
masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi serta diselesaikan. Dengan
menggunakan proses keperawatan perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang
bersifat rutin, intuisi dan tidak unik bagi individu klien. Keperawatan Jiwa merupakan proses
interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien
dapat berfungsi utuh sebagai manusia.
1.
a.
b.
c.
Bagi Perawat.
Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.
Tersedia pola pikir / kerja yang logis, ilmiah, sistematis dan terorganisir.
Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat bertanggung
Bagi Klien.
Carpenito adalah.....
Diagnosa aktual; fokus intervensi yaitu mengurangi atau menghilangkan masalah
Diagnosa resti; fokus intervensi untuk mengurangi faktor resiko untuk mencegah terjadinya
masalah aktual
Diagnosa kemungkinan; fokus intervensi mengumpulkan data tambahan untuk / atau
tujuan umum dapat dicapai apabila serangkaian tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus
berfokus pada penyelesaian etiologi sehingga tujuan ini perlu dicapai atau dimiliki klien.
Umumnya kemampuan klien pada tujuan khusus dapat menjadi 3 aspek yaitu kemampuan
kognitif, psikomotor, dan afektif. Rencana tindakan ini disesuaikan dengan standar asuhan
keperawatan jiwa di Indonesia atau standar keperawatan Amerika. Tindakan keperawatan yang
telah direncanakan dicatat dalam formulir dokument keperawatan.
- Implementasi Keperawatan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Pada
siatuasi nyata implementasi sering kali jauh berbeda dengan rencana. Sebelum melaksanakan
tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana
tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh klien saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri,
apakah mampu melaksanakan, perawat harus menilai kembali, apakah tindakan tersebut aman
bagi klien. Pada saat akan melaksanakan tindakan keperawatan, perawat membuat kontrak
dengan klien yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta yang diharapkan
dari klien. Dokumentasikan semua tindakan yang dilakukan.
- Evaluasi Keperawatan.
Evaluasi keperawatan merupakan proses berkelanjutan menilai efek dari tindakan keperawatan
pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilaksanakan. Evaluasi dibagi dua, yaitu evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan
dengan membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus serta umum yang telah
S:
O:
A:
P:
D.
Diagnosa keperawatan yang mungkin dapat ditegakkan pada klien dengan gangguan
delusi ( waham )
1.
ansietas
gaya hidup tidak berdaya : perasaan tidak adekuat, gangguan harga diri yang parah.
-
Interaksi interpersonal.
Kemungkinan ditandai oleh :
gangguan proses pikir, perasaan tidak percaya terhadap orang lain/ pikiran delusi.
-
Ketidaknyamanan dalam situasi sosial, kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang
lain.
Berpartisipasi dalam aktivitas/ program bersama orang lain dengan hanya sedikit
ketidaknyamanan.
Rencana tindakan keperawatan
1.
perhatikan riwayat perilaku berbahaya sebelumnya bila dalam keadaan stress. Indikator
peningkatan resiko kambuhnya perilaku berbahaya/ menyerang.
Bimbing klien untuk mengidentifikasi situasi yan memicu ansietas berat perilaku agresif.
Memahami hubungan antara ansietas berat dan perasaan agresif dapat membantu klien
mengidentifikasi. Pilihan untuk menghindari perilaku kekerasan.
Terima sikap bermusuhan secara verbal tanpa perlawanan atau pertahanan perawat perlu
menyadari responsnya sendiri terhadap perilaku klien. Perilaku tidak selalu diarahkan pada
perawat secara individu, dan berespons secara defensif dapat membentuk situasi. Kesadaran
yang responsnya sendiri, memungkinkan perawat untuk melawan/ menghadapi perasaan
tersebut.
Minta izin untuk mengajukan pertanyaan, cara untuk melihat jelas kejadian yang memicu emosi
yang mendasari, seperti takut, ansietas, atau malu beri jalan keluar/ alternatif lain.
2.
ansietas
tindakan / intervensi
-
kembangkan hubungan perawat/ klien utama. Kontinuitas hubungan perawatan utama memberi
waktu yang diperlukan untuk membentuk pertahanan dengan orang yang dicurigai.
-
Gali pola koping yang timbul terhadap ansietas dan seberapa efektif koping tersebut.
Meningkatkan kewaspadaan bahwa tindakan agresif dapat diungkapkan secara destruktif.
Diskusikan alternatif perilaku tidak efektif terbaru. Klien menggunakan koping tidak sesuai
dengan mengidentifikasi strtegi yang konstruktif dan efektif untuk mengatasi situasi yang
menakutkan dapat merangsang perubahan.
Kolaborasi : beri pengobatan sesuai indikasi. Menurunkan ansietas dan pikiran delusi yang dapat
meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah.
3.
ketidakberdayaan
tindakan / intervensi
anjuran klien untuk melakukan apa saja yang bisa dilakukan bagi dirinya, beri pilihan bila
mungkin. Memungkinkan / memampukan pengendalian situasi sehinggakecurigaan dapat
dikurangi.
Tinjau ulang kontak sosial/ huungan terdahulu, jika tidak lagi terlibat dalam hubungan ini,
biarkan klien menggambarkan apa yang terjadi. Pengetahuan dapat tercapai dari bagaimana klie
membangun hubungan dan mengaoa hubungan ini memburuk atau tetap utuh, ang memberi
kesadaran untuk merubah perilaku diri dan meningkatkan hubungan yang akan datang.
4.
bangun hubungan, gunakan teknik mendengar aktif dan beri lingkungan yang aman untuk
keterbukaan diri. Kontak yang jujur, jelas, konsisten dapat membantu klien memulai dan
menguasai tugas yang berhubungan dengan belajar mempercayai orang lain.
Tentukan derajat hambatan, dengarkan pendapat klien tentang kesendirian, perhatikan adanya
perasaan diri berharga. Perasaan tidak percaya dapat menimbulkan kesulitan dalam membangun
hubungan, dan klien dapat menarik diri dari kontak tertutup dengan orang lain.
-
Anjurkan klien mengungkapkan perasaan tidak nyaman terhadap situasi sosial dan persepsi
tentang alasan permasalahan. Pengakuan membantu klien menyadari perasaan dan memulai
mengatasinya.
Kaji hubungan keluarga pola komuikasi, pengetahuan tentang kondisi klien. Masalah dalam
keluarga dapat membuat anggota keluarga memberi dukungan yang adekuat / hubungan yang
berkelanngjutan dan dapat mengganggu kemajuan klien.
Gali dan contohkan cara mengubah interaksi / perilaku sosial. Beri umpan balik terhadap usaha
klien. Memberi lingkan yang aman untuk mencoba perilaku baru. Pemberian dorongan dapat
meningkatan pengulangan perilaku tersebut dan pengambilan resiko
II. Konsep Dasar Penyakit
A. Pengertian
Waham atau delusi adalah kesalahan dalam menilai diri sendiri atau keyakinan tentang isi
pikirnya pada hal tidak sesuai dengan kenyataan atau kepercayaan yang telah terpaku/terpajang
kuat dan tidak dibenarkan berdasarkan fakta tetapi dipertahankan jika disuruh membuktikan
berdasarkan akal sehatnya tidak bisa, atau disebut juga kepercayaan yang palsu dan sudah tak
dapat dikoreksi.
B. Faktor-faktor lainnya yang dapat melatar belakangi terjadinya waham antara lain:
Tahap tumbuh kembang tidak terpenuhi, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
dan masa kecil tidak bahagia. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses berfikir
misalnya faktor somatik ( gangguan otak), faktor psikologik ( gangguan emosi tpsikosa ), dan
faktor sosial ( kegaduhan yang sangat mempengaruhi perhatian dan konsentrasi individu ).
C. Macam-macam waham
1.
Waham kejar
Keyakinan bahwa orang lain atau lingkungan memusuhi/mencurigai dirinya, misalnya merasa
ada orang yang ingin membunuhnya, memata-matai atau membicarakan kejelekannya.
2.
Waham kebesaran
Waham nihilistik
Penyangkalan terhadap dirinya atau lingkungan, misalanya yakin bahwa dirinya sendiri sudah
mati dunia ini sudah tak ada, dsb.
4.
Waham keagamaan
Yaitu waham yang berhubungan dengan keagamaan, misalnya merasa dirinya adalah seorang
nabi, merasa dalam waktu 10 hari terjadi kiamat disuatu tempat.
5.
Waham dosa
Keyakinan pada dirinya bahwa ia telah melakukan dosa yang sangat besar dan tidak mungki
terampuni dan karenanya ia bertanggung jawab atas kejadian-kejadian tertentu.
6.
Waham pengaruh
Keyakinan bahwakeadaan pikiran, emosi atau tingka lakunya dipengaruhi oleh kekuatan dari luar
yang tidak terlihat atau gaib.
7.
Keyakinan bahwa keadaan tubunya sudah tidak mungkin benar atau sakit misalnya yakin bahwa
ususnya telah busuk diperutnya ada gejalah, dsb.
8.
Waham sakit
Keyakinan bahwa seluruh atau sebagian tubuhnya sedang dilanda penyakit kronis.
9.
Waham hubungan
Interpretasi yang salah dari pembicaraan, kejadian ataugerak-gerik yang didasarkan berhubungan
langsung dengan dirinya.
2. Tentukan apakah pasien psikotik dan tentukan derajat gangguan pertimbangan, pasien dengan
gangguan delusional mungkin memiliki gangguan pertimbangan tersebut, sehingga mereka
berbahaya bagi dirinya/orang lain dan memerlukan perawatan di RS, involunter jika diperlukan.
Apakah pasien berkelahi dengan orang yang menantang kebesaranya?. Apakah pasien
merencanakan untuk melakukan kepercayaan kebesarannya?. Apakah terdapat rencana
membunuh? Apakah pasien mempunyai resiko membahayakan diri sendiri karena sikap waham
kebesarnnya.
3. Singkirkan penyebab organik khususnya jika pasien psikotik jika gejalah adalah baru pada
seorang pasien, pasien tanpa adanya riwayat gejalah yang serupa sebelumnya obat yang
diresepkan seperti contoh steroid, trisiklik, inhibutor, paroamin oksidasi (madro-dofa dan
phenileprine). Dapat menyeabkan waham kebesaran
4. Pasien dengan waham kebesaran yang ringan telah mengalami haltersebut selama beberapa
tahun mungkin memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian narsistik ambang histronik atau
paranoid. Pasien yang mempunyai sistem kebesaran yang persisten dan baik yang tidak
mengalami depresi atau yang tidak mempunyai halusinasi/waham kacau yang menonjol mungkin
mendapatkan diagnosis dan delusional jenis kebesaran.
5. Terapi obat adalah bergantung pada diagnosis definitif. Agitasi akut mungkin memerlukan
tronkulisasi dengan benzodiasepam. (contoh :oxazepam (seraks) 10-30mg/oral, estazolam
(prosem) 0,5-1 mg/oral, lorazopam (oktofan) 1-2 mg/oral/IV, suatu anti psikotik (sebagai contoh
trifluoperalin (prulaksume)/haloperidol, semuanya diberikan 2-5 mg/oral/IV). Jika pasien adalh
psikotik gangguan delusional diobati dengan anti psikotik.
.
III. Konsep Analisa Proses Interaksi (API).
A. Pengertian.
Analisa Proses Interaksi adalah merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk
memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien.
Analisa Proses Interaksi meliputi:
-
Resume Interaksi yang terjadi selama perawat berhubungan individual dengan klien.
-
3. Memberi dasar belajar; artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan perawat / mahasiswa
dalam berinteraksi dengan klien dan data bagi CI /supervisor pembimbing untuk memberi
arahan.
4. Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah perkembangan
dan perubahan pendekatan perawat.
5. Membantu perawat merencanakan tindakan keperawatan.
C. Data Dalam Format (API).
1. Inisial klien; tulis inisial bukan nama lengkap.
2. Status interaksi; pertemuan beberapa fase berhubungan.
3. Lingkungan; tempat interaksi, situasi tempat interaksi, posisi mahasiswa dan klien.
4. Deskripsi klien; Penampilan umum klien.
5. Tujuan; tujuan yang akan dicapai dalam interaksi selama 20-30 menit
- Tujuan berpusat pada klien.
Cari / kenali, diskusikan dan analisa tingkah laku non verbal klien.
b. Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung.
Cari / kenali, bedakan dan diskusikan keadaan perasaan klien.
c.
-
Perasaan klien.
d.
Kebutuhan klien dengan menggunakan data dari interaksi, yang terjadi interaksi sebelumnya,
riwayat klien dan teori.
2. Analisa Teoritis (rasional).
Sintesa dan terapan teori pada proses interpersonal: Berikan alasan teoritis, intervensi anda atau
intervensi lain. Tunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendiskusikan tingkah klien dalam
rangka teori psikodinamika, teori adaptasi, setiap sumber-sumber teori lain yang dikenal.
-
interpersonal dan setiap pembelajaran dasar ilmu pengetahuan tingkah laku yang telah diperoleh
disamping itu juga digunakan teori perawatan psikiatri yang didapat dari bacaan dan kuliah.
: ....................................
Status Interaksi
: ....................................
Tanggal
:................................
Lingkungan
: ....................................
Jam
:................................
Deskripsi Klien
: ....................................
Bangsal
:................................
Komunikasi
Analisa Berpusat
Analisa Berpusat
Verbal
Non verbal
Pada Perawat
Pada Klien
P ...............
P ...................
K ..................
K ..............
Rasional
K ..................
P ...................
Dst.
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. Y. S DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR
WAHAM KEBESARAN RUANG E RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH KELAS A
PROVINSI SULAWESI UTARA
3.1 Pengkajian Keperawatan.
1. Identitas Klien.
Inisial
: Nn Y. S
Umur
: 31 tahun
Jenis Kelamin
Alamat
: Perempuan
: Talutu, Tondano Jaga III
Suku/Bangsa
: Minahasa/Indonesia
Pendidikan
: SMP
Agama
: Kristen Protestan
Status Perkawinan
Tanggal MRS
: 03 Maret 2009
Tanggal Pengkajian
Ruang Perawatan
Pekerjaan
Diagnosa Medik
: Tidak Kawin
: 13 Oktober 2009
2. Penanggung Jawab.
Nama
: Nn. L. L
Umur
: 60 tahun
Pendidikan
Pekerjaan
Hubungan
Alamat
: SD Kelas II
: Tani
: Ibu Klien
: Talutu, Tondano Jaga III
Keluhan saat pengkajian : klien bahwa kedua orang tuanya tinggal di luar negeri
klien tampak kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Klien
terlihat bingung, mondar-mandir sendiri, 10 kali ganti
terkadang
pakaian, klien juga
Faktor Predisposisi.
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu > ya. Karena sejak 2 tahun
lalu klein sudah merasakan gejela-gejala ini
2. Pengobatan Sebelumnya.
Klien belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya,
3. Trauma
Sejak kecil pernah mengalami trauma perpisahan antara kedua orang tuanya
4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Ibu klien perna mengalami gangguan jiwa
4. Pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
Klien dilarang oleh keluarga untuk bekerja dan sering tinggal di rumah
IV. Pemeriksaan Fisik.
a.
Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
N
: 80 x/menit
: 18 x/menit
b. Berat Badan
Tinggi Badan
c.
Keluhan Fisik
: 155 cm
: 50 kg
V. Status Psikososial
1. Genogram
A
C
B
D
yang
Laki-laki
Perempuan
Meninggal
Keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tinggal serumah
2.
Konsep Diri.
a. Citra Tubuh.
Klien mengatakan bahwa dia sangat menyukai seluruh bagian tubuhnya, karena ia merasa
bahwa ia adalah orang luar negeri.
b. Identifikasi Diri.
Klien dapat meyebutkan idetitasnya seperti nama umur, alamat klien dengan baik.
c. Peran.
Belumnya MRS. Klien hanya membantu pekerjaan ibunya di rumah seperti memasak,
membersihkan rumah, mencuci baju, karena tidak diizinkan ayahnya untuk berkerja.
d. Ideal Diri.
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan cepat pulang ke rumah.
e. Harga Diri.
Klien mengatakan bahwa dirinya masih berguna dalam keluarganya dan masyarakat.
3. Hubungan Sosial.
- Orang yang terdekat.
Klien mengatakan bahwa di rumah ia dekat dengan kedua orang tuanya.
- Peran serta dalam kelompok masyarakat.
Klien sangat aktif dalam mengikuti kegiatan aktivitas kelompok.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak memiliki hambatan dalam beriinteraksi dengan orang lain karena sifat klien yang
mudah bergaul dengan orang lain.
4. Spiritual
- Nilai dan Keyakinan.
Klien beragama kristen protestan dan yakin akan sembuh karena pertolongan Tuhan.
- Kegiatan Ibadah :
Klien jarang mengikuti ibadah karena menurut klien ia tidak mempunya baju gereja.
VI. Status Mental.
1.
Penampilan.
2. ANALISA DATA
Data
Ds :
- Klien mengatakan bahwa ia adalah orang luar negeri
Masalah
Gangguan Isi
Kebesaran
pikir
waham
3. Masalah Keperawatan.
1. Gangguan isi pikir : waham kebesaran b.d individu tidak efektif.
2. Resiko tinggi melakukan tindak kekerasan b.d waham kebesaran.
ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA KLIEN
RUANGAN
: Nn. Y. S
: E (Maengket)
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
Tujuan/kriteria
hasil
Intervensi
Rasional
Implementasi
Keperawatan
Eva
keper
TUM
Tgl : 13/10-2009
Tgl : 13
Jam : 09.00
2009
waham kebesaran
Jam : 09
ng ditandai dengan.
teratasi dalam 3
S:
s:
Klien
bulan
mengatakan
ar negeri
hwa
Tuk
1. Bina hubungan
mengatakan
ia
memiliki
nyak pacar
mengatakan
hwa
dia
1. Hubungan saling
interaksi yang
klien
kien dapat
terapeutik perawat
perawat
saling percaya
klien
- Ungkapkan perasaan
untuk
mengungkapkan
ang tuanya
perasaannya
klien mulai
anak
senang
menerima kehadiran
Klien
1. Bina hubungan
saling percaya
Klien
- Nama sa
- Saya me
tinggal d
belanda,
daya ting
inggris
- Saya pu
namanya
- Saya an
tinggal
mempercayai perawat
o:
luar neg
- Ayah sa
Mendengarkan klien
mbicaraan capat
mengungkapkan
meningkatkan
perasaannya dengan
hubungan saling
menerima tanpa
percaraya.
memotong
pembicaraan
O:
- Hubung
percaya
tercipta
- Klien k
dan mau
menjawa
Jam : 10.00
pertanya
2. Menanyakan pada
2. Mengetahui jenis
2. Anjurkan
pertayaan-pertayaan
yang penting
- Identifikasi
ketakutan dan
perhatian klien saat
ini, tetapi juga
2. Kenali waham
terlihat diskusikan
klien tanggapan
Mencegah
dirinya sendiri
- Mendengarkan klien
pembicaraan
mengungkapkan
terlampaui jauh
sehingga pikiran
pasien lebih meningkat
lagi ke waham.
bercerita tentang
A:
wahamnya tanpa
percaya
berusaha
tercipta
mengungkapkan
penilaian pribadi
yang dipikirkan
terhadap dirinya
sendiir.
Jam : 11.00
3. Membantu klien
3. Tanyakan apa
mengingat bahwa
3. Menguji daya ingat
dan mengidetifikasi
sementara dirawat
dengan tujuan
-
- Bantu klien
di RS.
- Hubung
klien untuk
kompleks
klien
ia harus
perasaannya dan
wahamnya. Meminta
waham yang
yang dipikirkan
menerim
meningkatkan
pribadi terhadap
perawat
- Klien da
- Membantu klien
mengatasi penyakitnya
Membantu
menjelaskan pada
membedakan
membedakan khayalan
3. Klien dapat
khayalan dan
dan kenyataan
membedakan antara
kenyataan
bersama-sama dengan
khayalan dan
teman-temannya yang
kenyataan dengan
P:
- Lanjutk
interven
keperaw
mengenala situasi,
klien dapat
akan membantunya
membedakan
dalam mengatasi
khayalan dan
masalahnya
kenyataan
esiko
tinggi TUM
Tgl : 31
elekukan
besaran
yang TUK
andai dengan.
:
o:
lien sudah mengalami
ngan teman-temannya
ngan teman-temannya
Jam : 09.00
1. Bina hubungan
saling percaya
saling percaya
perawat klien
1.2 Ungkapkan perasaan
klien dapat
menerima kehadiran
1.2 Dorong dan beri
perawat
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya
2009
Jam : 09
S:
Salam terapeutik
Memperkenalkan diri - Kalau s
Berjabat tangan
sedang
Duduk berdampingan
Saya bi
Meningkatkan
marah-m
kontrak
Menunjukan sikap
pada or
empati selamat pagi Iya sus
perkenalkan nama
itu tidak
melakuk
mahasiswa Akper
lagi dan
rajin mi
meningkatkan seling
percaya.
O:
- Klien d
mengun
tindaka
dilakuk
saat em
amu me
anda sekarang?
nasehat
A:
- TUK 2
Tgl : 14/10- 2009
Jam : 09.00
TUK 2
- Mengkaji tindakan
klien merupakan
upaya mengatasi
dilakukan bila
emosinya
sedang emosi
2. Klien dapat
mengontrol
emosinya dengan
kriteria hasil klien
tidak marah-marah
biasanya dilakukan
klien untuk
mengontrol emosinya
- Kalau Y. S sedang
emosi biasanya apa
yang dilakukan?
- Mendiskusikan cara
mengontrol emosi
kalau Nn. Y.S sedang
emosi. Y. S jangan
berkelahi dengan yang
lain apalagi sampai
memukul teman, Y.S
kan orang kristen
kalau Y.S melakukan
itu Tuhan Yesus
marah, Y.S juga jangan
lupa minum obat
secara teretur.
P:
- Lanjutk
pertemu
berikutn
Deskripsi
juan
: Nn. Y. S
Umur
: 31 Tahun
Interaksi
: I (Fase perkenalan)
: Klien mengunakan kaos berwarna biru dongker, celana panjang jeans berwarna biru, rambut
pendek terurai, memakai sendal jepit
: Klien dapat memperkenalkan diri/ identitas, terbina hubungan saling percaya antara perawat dan
klien
Komunikasi
Mengucapkan
ditegur perawat
tanggapan
positif dari
dari terjadi
klien
hubungan saling
Nampak mulai
Berharap klien
percaya
Perkenalkan dapat
ada kedekatan
akan
meninggalkan
menyebutkan
hubungan saling
percaya antara
praktek disini
interaksi
berjalan sesuai
dengan harapan
Verbal
P : Selamat pagi
Non verbal
P : Menatap klien
sambil tersenyum
K : Tersenyum dan
K : Selamat pagi
duduk disamping
perawat
P : Perkenalkan nama P : Mengulurkan
saya Feila, saya
tangan dan
mahasiswa Akper
menatap klien
berbincang-bincang
dengan anda selama
15 menit nama
anda siapa? Terus
umur berapa?
K : Nama saya Y.S
Rasional
sekarang umur 31
tahun
K : Mengulurkan
tangan dan
P : Nn. Y.S tinggal
dimana
menatap perawat
P : Bernada memohon Langsung
Senang karena
Mengukur daya
menjawab
pertayaan
ingat
cepat menjawab
pertayaan
langsungan
Langsung
dijawab
Senang karena
Mengukur daya
menjawab
pertayaan
ingat
pertayaan
langsungan
K : Saya tinggal di
asrama
pertayaan
P : Kalau orang tua Nn.P : Bernada ingin
Y. S tinggal dimana?
tahu
cepat menjawab
tinggal di inggris
pertayaan yang
diajukan
P : Nn. Y.S besok kita P : Menatap klien dan
berbincang-bincnag
tersenyum
dijawab
Segera berjalan
Mengkhiri
Perpisahan yang
kembali ke
interaksi,
baik
ruangannya
berharap dapat
memungkinkan
melanjutkan
interaksi dapat
interaksi pada
dilanjutkan
siang
K : Iya suster
esok hari
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nam
: Nn. Y. S
Umur
: 31 Tahun
Interaksi
: II (Fase kerja)
: Klien mengunakan kaos berwarna hijau, celana pendek, memakai sendal jepit
Tujuan
Komunikasi
Verbal
P : Selamat pagi
Non verbal
P : Menatap klien
tersenyum
K : Menatap perawat
Rasional
Mengucapkan
awal memulai
Menjawab
Bertanya
komunikasi
Memulai
penuh harapan
dengan malu-
sekaligus
interaksi dengan
klien menjawab
malu
bercanda
bercanda
Berusaha
Mengkaji
Dengan
mengingat dan
orientasi klien
menanyakan
sambil tersemyum
P : Nn. Y.S sudah mandi? P : Bertanya dengan
pertayaan
K : Sudah suster, pagi ini
K : Menjawab
pertayaan perawat
dengan malu-malu
P : Menatap klien
K : Menatap perawat
segara menjawab
kapan masuk RS
pertayaan
dan diketahui
orientasi klien
kontak mata
Nn. Y.S
Langsung
Berharap klien
menjawab
pertayaan
pertayaan sesuai
dengan
Mengetahui
kontak mata
Menjawab
kenyataan
Menganalisa isi
Menganalisa isi
pertayaan dari
pikir klien
pikir
perawat
klien/waham
sambil tersemyum
klien
Segera berjalan
Mengakhiri
Perpisahan yang
kekamar
interaksi
baik
berharap dapat
memungkinkan
melanjutkan
interaksi dapat
interaksi esok
dilanjutkan pagi
P : Berditri dan
berjalan
K : Pagi ses
K : Berjalan kembali
hari
ke ruangan
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nam
: Nn. Y. S
Umur
: 31 Tahun
Interaksi
Komunikasi
Verbal
Non verbal
P : Selamat pagi Nn. Y. P : Menatap klien
S
sambil tersenyum
K : Menatap perawat
K : Selamat pagi
P : Nn. Y.S sudah
dan tersemyum
P : Menatap kien
minum obat
K : Sudah suster
P : Bagus Nn. Y. S
harus rajin minum
K : Menatap perawat
P : mempertahan kan
kontak mata
Rasional
Mengucapkan
memulai
Langsung
Berharap klien
komunikasi
Mengkaji ingatan
menjawab
menjawab
klien
pertayaan
pertayaan
Menerima
perawat
berharap klien
nasihat dari
dsapat
tentang pentingnya
perawat
menerima
minum obat
nasihat
pulang
K : Iya suster
K : Menatap perawat
dan tersenyum
P : Nn. Y. S ini adalah P : Mengulurkan
Tampak
Berharap klien
Terminasi yang
tangan dan
menerima
menerima
berjabat tangan
perpisahan
perpisahan
dapat menerima
perpisahan dan
akan menggatikan
interaksi
K : Mengulurkan
tangan