Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh :
ANIK TRI
MAULINA F.
INDAH S.
PATRIL T.
SARI N.
3)
a)
b)
5) Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial.
Persepsi social merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang
bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang
dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam
diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai
objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson).
6) Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu
(Krech).
7) Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk
tanggapan yang terjadi dalam diri individu, sehingga individu sadar akan segala
sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
8) Persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi
secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya.
( Marat, 1981)
9) Persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan
perasaan yang kemudian ditafsirkan (Riggio, 1990).
10) Persepsi adalah suatu aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan
rangsangan-rangsangan
yang
sampai
kepadanya
melalui
alat
inderanya,
3. Depersonalisasi
Perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti
biasa lagi, mis: pengalaman diluar tubuh/ OBE, salah satu bagian tubuhnya bukan
kepunyaannya lagi
4. Derealisasi
Perasaan aneh tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan kenyataan, mis:
merasakan segala sesuatu seperti dalam mimpi
5. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi
Mis: anastesi, parastesi, gg penglihatan, perasaan nyeri, makropsia/mikropsia
6. Gangguan psikofisologik
Gejala atau gangguan pada bagian tubuh yang disebabkan oleh gangguan emosi,
mis: pada kulit urtikaria, pada otot dan tulang LBP, pada pernafasan timbul
sesak/asma, pada jantung terjadi palpitasi, pencernaan mual/muntah diare, perkemihan
sering berkemih, mata berkunang2, telinga tinitus
7. Agnosia
Ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan pencerapan sebagai akibat
kerusakan otak.
Proses keperawatan dan perubahan persepsi sensori
Pengkajian
Hal-hal penting selama pengkajian dalam sistem sensori persepsi :
1. Kebiasaan promosi kesehatan, misal: kebiasaan membersihkan mata/telinga, aktivitas
rekreasi, kebiasaan dalam bekerja.
2. Orang yang berisiko: lansia, jenis pekerjaan, gangguan jiwa.
3. Kemampuan untuk melakukan perawatan diri
4. Lingkungan, terkait dengan kondisi bahaya, mis: tangga, kran air panas/dingin yang
tidak bertanda, lantai yang licin, benda tajam
5. Tingkat sosialisasi klien dan metode komunikasi
6. Status mental, meliputi: penampilan dan perilaku fisik, kemampuan kognitif dan
stabilitas emosional
7. Pemeriksaan fisik pada panca indera
Diagnosa Keperawatan
Contoh diagnosa keperawatan NANDA untuk perubahan sensori persepsi :
1. Perubahan sensori/persepsi (penglihatan) b.d. Efek dari penuaan, efek dari operasi
2.
mata sementara
Perubahan sensori/persepsi (auditori) b.d efek samping obat, lingkungan yang berisik
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
1. Telinga bagian luar : merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar.
2. Telinga bagian tengah : merupakan bagian yang meneruskan stimulus yang diterima
oleh telinga bagian luar, jadi bagian ini merupakan transformer.
3. Telinga bagian dalam : merupakann reseptor yang sensitif yang merupakan saraf-saraf
penerima.
Apabila individu dapat menyadari apa yang di dengar, maka individu dapat
mempersepsikan apa yang didengar, dan terjadilah suatau pengamatan atau persepsi
Persepsi Melalui Indera Penciuman
Sel-sel peneriama atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Stimulusnya
berujud benda-benda yang bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai
alat-alat penerima yang ada dalam hidung, kemudian diteruskan oleh syaraf sensoris ke
otak, dan sebagai respons dari stimulus tersebut orang dapat menyadari apa yang
diciumnya yaitu bau diciumnya.
Persepsi Melalui Indera pengecap
Indera pengecapan terdapat di lidah.stimulusnya merupakan benda cair.zat cair itu
mengenai ujung srl penerima yang terdapat pada lidah, yang kemudian dilangsungkan oleh
syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya orang dapat menyadari atau mempersepsikan
tentang apa yang dicecap itu. Memgenai rasa ini ada 4 macam :
Pahit, manis, asin, asam
Persepsi Melalui Indera Kulit
Indera ini dapat merasakan rasa sakit, raabaan, tekanaan dan temperature. Tetapi tidak
semua bagian dari kulit dapat menerima rasa-rasa ini Cuma pada bagian tertentu saja yang
dapat meneriama stimulus-stimulus tertentu. Serta stimulus yang dapat menimbulkan rasa
sakit dapat bersifat khemis maupun electrical dan sebangsanya yang pada pokoknya
stimulus itu cukup kuat menimbulkan kerusakan pada kulit, dan hal ini menimbulkan rasa
sakit.
Tabel Panca indera
Indera
Penglihatan
Pendengaran
Perasa/ pengecapan
Penciuman
Peraba
Stuktur
Mata
Stimulus
Gelombang cahya
Reseptor
Sel batang dan sell
Telinga
Lidah
Hidung
Kulit
Gelombang suara
Senyawa kimia
Senyawa kimia
Tekanan
kerucut
Sel-sel rambut
Ujung saraf perasa
Sel-sel rambut
Sel-sel saraf
Ansietas
Definisi :
Keadaan dimana individu/kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini)
dan aktivasi system saraf autonom dalam berespon terhadap ancaman yang tidak jelas,
nonspesifik.
Batasan Karakteristik :
Mayor :
Dimanifestasikan oleh gejala-gejala dari tiga kategori : fisiologis, emosional, dan kognitif.
Gejala bervariasi sesuai dengan tingkat ansietas.
Faktor yang berhubungan
Patofisiologis :
Setiap faktor yang mengganggu kebutuhan dasar manusia terhadap kenyamanan dan
keamanan
Situasional :
Berhubungan dengan rasa takut nyeri
Berhubungan dengan ancaman atau konsep diri sekunder terhadap perubahan status
Berhubungan dengan perubahan lingkungan sekunder akibat hospitalisasi
Berhubungan dengan ancaman integritas biologis sekunder terhadap sekarat, penyakit,
prosedur invasif
Maturasional :
Berhubungan dengan konsep diri
Kriteria Hasil
Individu akan :
1. Menggambarkan ansietas dan pola kopingnya.
2. Menghubungkan peningkatan kenyamanan psikologi dan fisiologis
3. Menggunakan mekanisme koping yang efektif dalam menangani ansietas
Intervensi
1. Berikan kenyamanan dan ketentraman hati, berbicara dengan dengan perlahan dan
tenang dengan kalimat pendek dan sederhana.
2. Singkirkan stimulasi yang berlebihan (tempatkan di ruangan yang tenang)
Batasan Karakteristik
Mayor :
Perasaan takut yang tiba-tiba, kekhawatiran.
Perilaku menghindari, kurangnya perhatian , penyempitan focus terhadap bahaya.
Minor :
Berhubungan dengan perilaku : menangis, menyerang
Berhubungan dengan somatic-verbal : gemetar, hipertensi, mual/muntah, diare
Faktor-faktor yang berhubungan :
Patofisiologi :
Berhubungan dengan : penyakit terminal, kehilangan fungsi tubuh/bagian tubuh
Tindakan yang berhubungan :
Berhubungan dengan : perawatan RS, Operasi, anestesi, prosedur invasive, radiasi.
Situasional :
Berhubungan dengan kehilangan control sekunder akibat : nyeri, lingkungan baru, kurang
pengetahuan, keberhasilan, kegagalan, kehilangan orang terdekat.
Maturasional :
Berhubungan dengan : perpisahan dari teman sebaya, orang asing, gelap, hantu, monster
Kriteria Hasil
Orang dewasa akan :
1. Menceritakan peningkatan kenyamanan psikologis dan fisiologis
2. Membedakan situasi yang nyata dari situasi yang dibayangkan
3. Menggambarkan pola koping yang efektif dan tidak efektif
LAPORAN KASUS
PADA PASIEN DENGAN POST OP LAPARATOMY
Tanggal pengkajian
: 20 Februari 2013
Jam
: 16.00 WIB
Tanggal MRS
: 17 Februari 2013
No RM
: 123456
Ruang
: Mataram
Diagnosa masuk
: PAI
Identitas Pasien
Nama
: Ny. N
Umur
: 30 tahun
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: laki-laki
Suku/bangsa
: jawa/Indonesia
Status perkawinan
: menikah
Alamat
: Pungging
Keluhan utama
Saat pengkajian
Saat MRS
Pola Persepsi :
Pasien post op laparatomy (PAI) hari ke-2 mengatakan nyeri luka oprasi sdh berkurang
daripada kemarin, saat pengkajian saat ini didapatkan pasien ingin mandi tapi takut
bergerak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan badannya bau, masih terpakai pakaian OK,
Rambut kotor, Kuku panjang dan kotor, Gigi kotor disertai mulut bau, penampilan lusuh,
Tidak banyak/takut gerak karena penyakitnya, terdapat luka op laparatomy, belum mandi
sejak MRS, . T = 130/80 mmHg, N= 96 x/mnt RR=18 x/mnt, O2 SPO2 100%.
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama/umur : Ny. N / 30 th
2013
No RM
: 123456
Mataram
Dokter yang merawat : dr. Zainul Sp.B
Tanggal
dan jam
20-22013
Jam
16.00
Data dan
Diagnosa
Keperawatan
Rencana Keperawatan
DS : Pasien
mengatakan ingin
mandi tapi takut
bergerak.
DO :
T = 130/80 N= 96
RR=18 O2 SPO2
100%
Badan bau, masih
terpakai pakaian OK,
Rambut kotor.
Kuku panjang dan
kotor,
Gigi kotor disertai
mulut bau,
penampilan lusuh,
Tidak/takut banyak
gerak karena
penyakitnya,
terdapat luka op
untuk melaksanakan
perawatan mulut, menyisir
rambut dan higien yang lain.
3. Berikan keamanan pasien
dalam melakukan
mandi/higien
4. Ajari tata cara mandi
menggunakan bak atau
pancuran untuk persiapan
pulang ke rumah.
Tgl KRS :
Tindakan Keperawatan
1. Memandikan pasien,
menggosokkan gigi dan
memakaikan pakaian yang bersih.
2. Observasi kemampuan pasien
untuk melaksanakan perawatan
mulut, menyisir rambut dan
higien yang lain.
3. Memberikan keamanan pasien
dalam melakukan mandi/higien
4. Mengajari tata cara mandi
menggunakan bak atau pancuran
untuk persiapan pulang ke rumah.
Evaluasi
Keperawatan
Nama
Perawat
S : Pasien habis
mandi
mengatakan
merasa segar.
Maulina
O : Pasien
Nampak
Fresh/segar,
badan tidak bau,
gigi bersih dan
tidak bau.
T=125/76 N=90
RR=18 O2
SPO2 100%
A : Masalah
teratasi
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi
laparatomy, Tidak
mandi sejak MRS.
selajutnya