Sunteți pe pagina 1din 2

TALI PUSAT

1. Pengertian tali pusat


Tali pusat merupakan bagian yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
janin meskipun menutup kemungkinan bahwa tali pusat juga dapat menyebabkan
penyulit persalinan, misalnya pada kasus lilitan tali pusat (Sulistyawati dan
Nugraheny, 2010 ; h.37).
2. Patofisiologi
Kesulitan yang mungkin terjadi berkaitan dengan tali pusat dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a. Tali pusat pendek, artinya kurang dari 40 cm.
b. Gerak janin terbatas sehingga ada kemungkinan tumbuh kembangnya terganggu.
c. Tarikan yang keras pada tali pusat pendek dapat menimbulkan solusio plasenta.
d. Tali pusat yang pendek dapat terjadi karena:
Absolute pendek kurang dari 40 cm.
Terjadi karena lilitan tali pusat khususnya pada leher janin.
e. Tarikan tali pusat pendek karena lilitan tali pusat pada leher dapat menimbulkan
gangguan aliran nutrisi dengan akibat fetal distress.
f. Turunnya kepala janin ke PAP, dapat pula menimbulkan fetal distress, karena
lilitannya makin erat, sampai meninggal jika tindakan terlambat.
g. Saat inpartu, tali pusat pendek dapat menimbulkan komplikasi:
Bagian terendah tidak dapat/sulit masuk pintu atas panggul, jalan lahir sehingga
tetap di atas simfisis.

Tarikan tali pusat pendek dapat menimbulkan inversion uteri dengan segala
komplikasinya.
1. Tali pusat panjang.
a. Karena tali pusat terlalu panjang dapat terjadi lilitan beberapa kali di leher.
b. Aktivitas janin yang banyak dapat menimbulkan simpul tali pusat sehingga apabila
terjadi tarikan, maka simpul dapat menyebabkan aliran nutrisi dan O2 berkurang dan
mengakibatkan fetal distress sampai janin meninggal intrauteri.
c. Pada janin hamil ganda monoatomik, tali pusatnya saling berlilitan sehingga
menimbulkan fetal distress dan kematian intrauteri.
d. Tali pusat satu janin dapat saja melilit pada janin lainnya dengan akibat yang sama
(Manuaba, 2007; h.506-507).
3. Struktur tali pusat
Bentuk tali pusat yang normal menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010;
h.38) adalah silinder bulat dengan diameter rata-rata 1-1.5 cm, namun kadang
ditemukan kelainan bentuk yang menyerupai simpul. Simpul ada yang berupa palsu
dan simpul sesungguhnya. Adanya simpul pada tali pusat dengan jumlah yang
banyak dan lilitan yang erat dapat menyebabkan gangguan transportasi oksigen dan
nutrisi kepada janin, sehingga menyebabkan berat badan janin kurang dari normal.
Struktur tali pusat menurut Sulistyawati dan Nugraheny (2010; h. 37-38) adalah
sebagai berikut:
1. Terdiri dari dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis.
2. Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion.
3. Di dalamnya terdapat jaringan yang lembek yang dinamakan selai Warthon. Selai
Warthon ini berfungsi melindungi dua arteri dan satu vena umbilikalis yang berada
dalam tali pusat.

4. Panjang rata-rata 50 cm.


Anatomi tali pusat menurut pendapat Manuaba (2007; h.506) adalah :
1. Panjangnya sekitar 45-60 cm.
a. Terpanjang yang pernah dilaporkan sekitar 200 cm, sedangkan yang terpendek
adalah sepanjang 2cm.
b. Mengandung 2 arteri umbilikalis yang merupakan cabang dari arteri hypogastria
interna.
c. Terdiri dari 1 vena umbilikalis yang masuk menuju sirkulasi umum melalui vena :
Ductus Venosus.
2. Terbungkus oleh jelly Wharton sehingga terlindung dari kemungkinan kompresi yang
akan mengganggu aliran darah dari dan menuju janin melalui retroplasenta sirkulasi.
3. Tali pusat lebih panjang sehingga lebih berliku-liku dalam jelly Wharton.
4. Fungsi Tali Pusat
Fungsi tali pusat menurut pendapat Sulistyawati dan Nugraheny (2007; h.38)
adalah:
1. Tali pusat merupakan penyalur nutrisi dan O2 sehingga janin mendapat kalori yang
cukup untuk tumbuh kembang di dalam rahim.
2. Tali pusat yang cukup panjang akan memberikan kesempatan janin untuk bergerak
sehingga aktivitas otot dan lainnya terlatih sebelum persalinan berlangsung.
3. Saat persalinan terjadi, ada kemungkinan sirkulasi retroplasenta terganggu, tetapi
tali pusat yang dilindungi oleh jelly Wharton, tidak akan terganggu.
5. Sirkulasi tali pusat
Sirkulasi tali pusat menurut pendapat Sulistyawati dan Nugraheny (2007; h.38)
adalah:
1. Dua arteri dan satu vena yang berada dalam tali pusat menghubungkan system
kardiovaskular janin dengan plasenta.
2. Pada beberapa kasus dilaporkan adanya bentuk tali pusat yang tidak normal,
misalnya terlalu kecil dan berpilin, tersimpul, terlalu besar, terlalu panjang, terlalu
pendek, dll.
6. Insersi tali pusat
Insersi tali pusat dapat menurut pendapat Manuaba (2007; h.) bervariasi sebagai
berikut:
1. Insersio di tengah plasenta disebut insersio sentralis.
2. Insersio antara tepi dan sentral plasenta disebut insersi parasentralis.
3. Insersi di tepi plasenta disebut insersi marginalis atau battledoor insertion.
4. Jika insersi tali pusat di membran disebut insersi vilamentosa.
Bahaya insersi vilamentosa menurut Manuaba (2007; h.) adalah:
1. Pembuluh darahnya tidak terlindungi oleh jelly Wharton.
2. Jika pembuluh darah insersio vilamentosa melewati kanalis servikalis, disebut vara
previa.
3. Bahayanya jika ketuban pecah disertai ikut sertanya pembuluh darah yang robek
akan menimbulkan trias insersio vilamentosa:
a. Ketuban pecah.
b. Diikuti perdarahan berwarna merah segar.
c. Selanjutnya diikuti dengan tanda fetal distress.
d. Jika terjadi pada pembukaan adekuat akan menyebabkan kematian janin dalam
uterus.

S-ar putea să vă placă și