Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat memahami pembagian ilmu statistika.
2. Agar mahasiswa dapat memahami jenis-jenis data (definisi dan
contohnya).
3. Agar mahasiswa dapat memahami jenis skala pengukuran dan contohnya.
4. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Statistika Dasar pada tahun ajaran 2015.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah menggunakan buku dan
internet sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi, data, serta referensi
untuk melengkapi isi makalah ini.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembagian ilmu statistika?
2. Apa saja jenis data? Bagaimana contohnya?
3. Apa saja jenis skala pengukuran? Bagaimana contohnya?
BAB II
PEMBAHASAN
ciri-ciri
bersifat mutually
dari
sekala
exclusive (saling
nominal
memisah),
adalah
kategori
kategori
data
data
tidak
Demikian juga, jika dalam suatu penelitian tertentu pria diberikan kode 1
dan wanita mendapat kode 2, untuk mengetahui jenis kelamin seseorang
adalah melihat apakah orang ini berkode 1 atau 2. Angka-angka tersebut
tidak mewakili hal lain kecuali jenis kelamin seseorang. Wanita, meskipun
mendapat angka yang lebih tinggi, tidak berarti lebih baik dibanding
pria, atau lebih banyak dari pria. Kita boleh saja membalik prosedur
pemberian kode sehingga wanita berkode 1 dan pria berkode 2.
Skala ini menempatkan angka sebagai atribut objek. Tidak memiliki efek
evaluatif karena hanya menempatkan angka ke dalam kategori tanpa
struktur, tidak memiliki peringkat dan tidak ada jarak.
Contoh Data Variabel :
Ya = 1 dan Tidak = 0
Pria = 1 dan Wanita = 0
Hitam = 1, Abu-abu = 2, Putih = 2
Analisis Statistik :
Angka tidak bermakna matematika. Analisis statistik yang dapat
digunakan berada dalam kelompok non-parametrik yaitu frekuensi dan
tabulasi silang dengan Chi-square.
2. Skala Ordinal
Merupakan salah satu jenis pengukuran dimana angka dikenakan terhadap
data berdasarkan urutan dari objek. Disini angka 2 lebih besar dari 1,
bahwa angka 3 lebih besar dari 2 maupun 1. Angka 1, 2, 3, adalah berurut,
dan semakin besar angkanya semakin besar propertinya. Contoh, angka 1
untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 2 untuk tahun kedua, 3 untuk
tahun ketiga, dan 4 untuk mahasiswa senior. Namun kita juga bisa
memakai angka 10 untuk mewakili mahasiswa tahun pertama, 20 untuk
tahun kedua, 25 untuk tahun ketiga, dan 30 untuk mahasiswa senior. Cara
kedua ini tetap mengindikasikan level kelas masing-masing mahasiswa
dan relative standing dari dua orang, yaitu siapa yang terlebih dahulu
kuliah.
Skala ini digunakan untuk menyusun objek secara runtut dari tertinggi ke
terendah atau sebaliknya. Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain :
kategori data saling memisah, kategori data memiliki aturan yang logis,
kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus
yang dimilikinya. Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang
berdasarkan jumlah relatif karakteristik yang berbeda pada setiap objek
yang dimiliki. Misalnya tingkatan SD diwakili angka 1, SMP diwakili
angka 2, SMA diwakili angka 3, dan PT diwakili angka 4, sehingga dari
urutan tersebut memiliki level yang berbeda.
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif
karakteristik yang berbeda yang dimiliki oleh obyek atau indvidu tertentu.
Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah
dengan sarana peringkat relative tertentu yang memberikan informasi
apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi
bukan berapa banyak kekurangannya atau kelebihannya. Skala pengukuran
yang meyatakan kategori sekaligus melakukan rangking terhadap kategori.
Contoh : kita ingin mengukur preferensi responden terhadap empat merek
produk air mineral.
Merek Air Mineral
Ranking
Aquana
Aquaria
Aquasan
Aquasi
tidak dapat mengatakan bahwa temperature yang tinggi dua kali lebih
panas dibandingkan temperature yang rendah karena jika skala Fahrenheit
menjadi skala Celsius, dimana C = (5F 160) / 9, sehingga temperature
yang rendah adalah 4,4 C dan temperature yang tinggi adalah 26,6 C.
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala
nominal dan skala ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa
adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat
besarnya perbedaan karakteristik antara satu individu atau obyek dengan
lainnya. Skala interval juga dapat diartikan skala yang memiliki nilai
dengan jarak sama.
Skala interval adalah skala ordinal yang memiliki poin jarak objektif
dalam keteraturan kategori peringkat, tapi jarak yang tercipta sama antar
masing-masing angka.
Contoh Data Variabel :
*Umur 20-30 tahun = 1
Umur 31-40 tahun = 2
Umur 41-50 tahun = 3
*Suhu 0-50 Celsius = 1
Suhu 51-100 Celsius = 2
Suhu 101-150 Celsius = 3
Analisis Statistik :
Angka 3 berarti lebih tua atau lebih panas dari angka 2 setara dengan
angka 2 terhadap angka 1, bisa operasi penjumlahan dan pengurangan.
Statistik parametrik yaitu deviasi mean dan standar, korelasi r, regresi,
analisis varian dan analisis faktor ditambah berbagai multivariat.
4. Skala Rasio
Merupakan salah satu jenis pengukuran yang memiliki nol alamiah atau
nol absolut, sehingga memungkinkan kita membandingkan magnitude
angka-angka absolute. Tinggi dan berat adalah dua contoh nyata disini.
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai
oleh skala nominal, ordinal, dan interval dengan kelebihan skala ini
mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absolut nol tersebut terjadi
rasio
juga
berarti
skala
yang
dapat
memberi
arti
perbandingan/perkalian. Contoh :
Berat badan Karina = 40 kg
Berat badan Rony 3/2 x berat Karina
Jadi nilai 3/2 memiliki arti.
Skala rasio adalah skala interval yang memiliki nol mutlak.
Contoh Data Variabel :
*0 tahun, 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, ..... dst.
*..... -3C, -2C, -1C, 0C, 1C, 2C, 3C, ..... dst.
*..... 0,71m ..... 5,38m ..... 12,42m ..... dst.
Analisis Statistik :
Berlaku semua operasi matematika. Analisis statistik sama dengan skala
interval.
Preferensi
Preferensi
1.Sangat Setuju
1.Setuju
1. Sangat Positif
2.Setuju
2.Sering
2. Positif
3.Ragu-ragu
3.Kadang-kadang
3. Netral
4.Tidak Setuju
5.Tidak Pernah
4. Negatif
5. Sangat Negatif
penilaian
dalam
skala
Likert
adalah
sebagai
berikut:
Item Favorable: sangat setuju/baik (5), setuju/baik (4), ragu-ragu (3), tidak
setuju/baik
(2),
sangat
tidak
setuju/baik
(1)
Item Unfavorable: sangat setuju/ baik (1), setuju/ baik (2), ragu-ragu (3),
tidak setuju/ baik (4), sangat tidak setuju/ baik (5).
2. Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan skala sikap yang pertama dikembangkan
dalam pengukuran sikap. Skala ini mempunyai tiga teknik penskalaan
sikap, yaitu :
a. metode perbandingan pasangan
b. metode interval pemunculan sama, dan
c. metode interval berurutan.
Ketiga metode ini menggunakan bahan pertimbangan jalur dugaan yang
menganggap kepositifan relatif pernyataan sikap terhadap suatu obyek.
3. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu
ya atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positif atau negative
dan lain - lain. Data yang di peroleh dapat berupa data interval atau rasio
dikhotomi (dua alternatif). Jadi kalau pada skala likert terdapat 3,4,5,6,7
interval, dari kata sangat setuju sampai sangat tidak setuju, maka pada
dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu setuju atau tidak
setuju. Penelitian menggunakan sakal Guttman di lakukan bila ingin
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di
tanyakan.
Contoh :
1. Apakah anda setuju dengan kebijakan perusahaan menaikkan harga
jual?
a.
Setuju
b. Tidak Setuju
4. Semantic Deferensial
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1.
2.
3.
Bentuknya point-point
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0CD
YQFjAE&url=http%3A%2F%2Fhendri.staff.gunadarma.ac.id
%2FDownloads%2Ffiles%2F15732%2FSKALA%2BPENGUKURAN
%2BDAN%2BTEKNIK%2BPENSKALAAN.pdf&ei=fpDmVMG4FIuuASrr4LwDQ&usg=AFQjCNFYAVLWa5x8D6oZmdBpqobbRLH9XA&b
vm=bv.86475890,d.c2E diakses pada 20 Februari 2015 pukul 08:40
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CE
MQFjAG&url=http%3A%2F%2Frepository.binus.ac.id%2Fcontent
%2FI0192%2FI019286155.ppt&ei=fpDmVMG4FIuuASrr4LwDQ&usg=AFQjCNH8uyskbZ_5KCb-h2elbIur4ttIQ&bvm=bv.86475890,d.c2E diakses pada 20 Februari 2015 pukul 08:41
13