Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Kathmandu, - Korban jiwa akibat gempa dahsyat di Nepal terus bertambah. Sejauh
ini, sebanyak 6.204 orang dipastikan telah tewas menyusul gempa berkekuatan 7,9 Skala
Richter (SR) tersebut. Angka terbaru tersebut disampaikan Pusat Operasi Darurat Nasional
Nepal seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (1/5/2015).
Disebutkan bahwa sebanyak 13.932 orang lainnya mengalami luka-luka dalam
bencana gempa yang terjadi pada Sabtu, 25 April lalu. Lebih dari 100 orang di negara
tetangga India dan China juga tewas akibat gempa tersebut.
Palang Merah Internasional telah menyatakan adanya "kehancuran total" di wilayahwilayah terpencil yang berada di dekat pusat gempa. Gempa ini merupakan gempa paling
dahsyat yang pernah melanda Nepal dalam kurun waktu 81 tahun terakhir.
Menurut PBB, sekitar 8 juta orang terkena dampak cukup besar akibat gempa bumi
yang melanda Nepal. PBB juga menyerukan dibutuhkannya bantuan kemanusiaan segera
untuk korban gempa, mulai dari terpal dan air bersih hingga sabun dan obat-obatan.
"Menurut penghitungan awal dan didasarkan pada pemetaan gempa, sekitar 8 juta
orang di sebanyak 39 distrik terkena dampak, dan lebih dari 3 juta orang hidup di 11 distrik
yang terdampakpaling parah," demikian pernyataan UN Office of the Resident Coordinator,
seperti dilansir Reuters.
Sukirman mengimbau warga setempat untuk menghentikan aksi penebangan pohon, segera
menambal bangunan rumahnya yang retak.
Kabul - Tanah longsor yang didominasi salju kembali melanda wilayah Afghanistan
setelah hujan salju lebat turun selama dua hari berturut-turut. Lebih dari 180 orang dilaporkan
tewas akibat bencana alam ini.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (26/2/2015), otoritas setempat menyatakan, situasi
darurat kemanusiaan diterapkan di beberapa wilayah yang dilanda longsor paling parah.
Salah satu wilayah yang paling parah dilanda longsor adalah wilayah pegunungan Panjshir,
sebelah utara ibukota Kabul. Menurut otoritas setempat, sedikitnya 186 orang tewas akibat
salju longsor di wilayah Panjshir. Sedangkan lebih dari 100 orang lainnya luka-luka.
Salju yang longsor menerjang desa-desa setempat dan menutup akses jalan setempat.
Bahkan disebut-sebut bencana salju longsor ini merupakan salah satu yang terburuk dalam 30
tahun terakhir di Afghanistan. "Kami belum pernah melihat salju sebanyak ini, atau salju
longsor sebesar ini dalam 30 tahun ini," sebut pelaksana tugas Gubernur Provinsi Panjshir,
Abdul Rahman Kabiri.
Meskipun membawa musibah bagi banyak warga, salju cukup vital bagi Afghanistan.
Sebabnya, masih banyak warga pedesaan yang menjalankan sektor pertanian, sangat
bergantung pada salju yang meleleh di pegunungan, yang akan mengairi lahan mereka pada
musim semi dan juga musim panas. Pertanian turut menyumbang semakin memburuknya
perekonomian Afghanistan, terlebih karena sekitar tiga perempat warga Afghanistan tinggal
di wilayah pedesaan. Jaringan irigasi tidak begitu meluas di Afghanistan dan bantuan
kemanusiaan yang diberikan kepada negara ini difokuskan pada perluasan irigasi
Maputo - Lebih dari 100 orang tewas akibat banjir di Mozambique, Afrika. Sekitar 150
ribu orang lainnya terpaksa mengungsi gara-gara banjir yang dipicu hujan lebat ini. PBB
dalam laporannya menyebut, hujan dengan curah tinggi pada awal Januari, telah memicu
banjir dan berdampak pada nyaris 1 juta orang di Mozambique, Malawi, Madagascar dan
Zimbabwe. Ratusan ribu orang terpaksa meninggalkan rumah akibat banjir tersebut.
"Banjir telah menewaskan 117 orang, mengalami penambahan dari jumlah sebelumnya
yang mencapai 84 orang sepekan lalu," ucap Wakil Menteri Kesehatan Mozambique,
Mouzinho Saide kepada Reuters, Rabu (28/1/2015). Sebagian besar korban tewas berasal dari
wilayah pantai Zambezia. "Penyebab kematian sebagian besar karena tenggelam, terkena
petir dan rumahnya roboh," sebut Saide.
Sementara itu, Presiden Malawi Peter Mutharika menyatakan, negaranya yang
merupakan salah satu negara termiskin di dunia, mungkin akan gagal mencapai target
pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,8 persen dikarenakan hujan dan banjir ini. Bencana
alam ini telah menewaskan lebih dari 60 orang di wilayahnya.
Kurangnya anggaran menghambat kemampuan wilayah negeri itu untuk mengatasi
musibah banjir seperti ini.