Sunteți pe pagina 1din 4

UNIVERSITAS JAMBI- PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


PADA PASIEN DENGAN PHEOCHROMOCYTOMA

Khairani Putri Utami


G1B113007

DOSEN PEMBIMBING : YOSI OKTARINA, S.Kep., Ners., M.Kep

1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral b.d. Gangguan Aliran Arteri Atau


Vena di Otak d.d. Nyeri Kepala, Hipertensi.
a. Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, aliran darah ke otak
akan adekuat.
Kriteria Hasil :
- Tidak mengalami sakit kepala.
b. Intervensi
- Kaji dan dokumentasikan tanda-tanda vital : suhu tubuh, tekanan darah, nadi
dan penapasan.
- Kaji dan dokumentasikan PO2, PCO2, pH dan kadar bikarbonat.
- Kaji dan dokumentasikan PaCO2, SaO2, dan kadar hemoglobin untuk
menentukan pengiriman oksigen ke jaringan.
- Kaji nyeri kepala klien.
- Kaji tingkat kesadaran dan orientasi.
- Pantau TIK dan respon neurologis pasien terhadap aktivitas keperawatan.
- Pantau tekanan perfusi serebral.
- Perhatikan perubahan pasien sebagai respon terhadap stimulus,
- Pertahankan parameter hemodinamika (misalnya, tekanan arteri sistemik)
dalam rentang yang dianjurkan.
- Berikan obat-obatan untuk meningkatkan volume intravaskular, sesuai
program
- Induksi hipertensi untuk mempertahankan tekanan perfusi serebral, sesuai
program.
- Tinggikan bagian kepala tempat tidur 0-45 derajat, bergantung pada kondisi
pasien dan program dokter.
- Minimalkan stimulus lingkungan.
- Beri interval setiap asuhan keperawatan untuk meminimalkan peningkatan
TIK.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d. Kebutuhan
Metabolik Tinggi d.d. Penurunan Berat Badan dan Nyeri Abdomen.
a. Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien akan memperlihatkan
status gizi yang adekuat.
Kriteria Hasil :
- Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal.
b. Intervensi
- Pantau nilai laboratorium khususnya transferin, albumin, dan elektrolit.
- Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.
- Timbang pasien pada interval yang tepat.
- Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal.
- Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya.

Tentukan, dengan melakukan kolaborasi bersama ahli gizi, jika diperlukan,


jumlah kalori dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi (khususnya untuk pasien dengan kebutuhan energi tinggi ).
Buat perencanaan makanan dengan paasien yang masuk dalam jadwal makan,
lingkungan makan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien, serta suhu makanan.

3. Nyeri Akut b.d. Agens-agens Penyebab Cidera (Biologis) d.d. Nyeri Dada, Nyeri
Abdomen, Nyeri Kepala.
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, skala nyeri klien
berkurang dari level 7 ke level 2.
Kriteria Hasil :
- Melaporkan bahwa nyeri telah berkurang.
- Ekspresi wajah lebih rileks.
- Tidak gelisah.
b. Intervensi
- Minta pasien untuk menyebutkan skala nyeri yang dideritanya dari level 0-10
(0=tidak ada nyeri 10= nyeri hebat).
- Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaan nyeri oleh analgesik dan
kemungkinan efek sampingnya.
- Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan
nyeri, dan faktor presipitasinya.
- Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang
tidak mampu berkomunikasi efektif.
- Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis (misalnnya, umpan-balik
biologis, hipnosis, relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi musik, distraksi,
terapi bermain, terapi aktivitas, akupresur, kompres hangat atau dingin, dan
masase) sebelum, setelah dan jika memungkinkan, selama aktivitas yang
menimbulkan nyeri ; sebelum nyeri terjadi ataumeningkat, dan bersama
tindakan peredaan nyeri yang lain.
- Kolaborasikan dengan tim medis lainnya tentang tindakan pengendalian nyeri
sebelum nyeri menjadi lebih hebat.
- Libatkan pasien dalam modalitas peredaan nyeri, jika memungkinkan.
- Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien
terhadap ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan, pencahayaan, dan
kegaduhan).
- Pastikan pemberian analgesia terapi atau stratergi non farmakologis sebelum
melakukan prosedur yang menimbulkan nyeri.
4. Intoleransi Aktivitas b.d. Ketidakseimbangan Suplai dan Kebutuhan Oksigen
d.d. Takikardi, Palpitasi, Diaforesis.

a. Tujuan dan Kriteria Hasil

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, pasien akan dapat
menunjukan toleransi aktivitas.
Kriteria Hasil :
- Saturasi oksigen saat beraktivitas normal.
- Frekuensi pernapasan saat beraktivitas baik.
- Kemampuan berbicara saat beraktivitas baik.
b. Intervensi
- Pantau respon kardioreseptori terhadap aktivitas (misalnya, takikardia,
disritmia, dispnea, diaforesis, pucat, tekanan hemodinamik, dan frekuensi
pernapasan)
- Pantau respon oksigen pasien (misalnya, denyut nadi, irama jantung, dan
frekuensi pernapasan) terhadap aktivitas perawatan diri atau aktivitas
keperawatan.
- Instruksikan kepada pasien dan keluarga tentang:
o penggunana teknik napas terkontrol selama aktivitas.
o penggunaan teknik relaksasi (misalnya distraksi, visualisasi) selama
aktivitas.
o Penggunaan peralatan , seperti oksigen, selama aktivitas.
o Mengenali tanda dan gejala intoleran aktivitas, termasuk kondisi yang
perlu dilaporkan kepada dokter.
o Ajarkan kepada pasien dan orang terdekat tentang teknik perawatan
diri yang akan meminimalkan konsumsi oksigen ( misalnya
pemantauan mandiri dan teknik langkah untuk melakukan AKS)
o Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik menejemen waktu
untuk mencegah kelelahan.
- Kolaborasikan dengan tim medis untuk merujuk pasien ke pusat rehibilitasi
jantung.
- Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama dan setelah beraktivitas.
- Rencanakan aktivitas pada periode saat pasien memiliki energi paling banyak.

S-ar putea să vă placă și