Sunteți pe pagina 1din 8

NYUWITO DAN NYEKSENI DALAM

PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAMIN DI


DUSUN BOMBONG DESA BATUREJO
KECAMATAN SUKOLILO KABUPATEN PATI
Oleh Kelompok 1:
Ahmad Furqon (1401026016)
M. Syafiun Najib

(1401026020)

Ahmad Ghozali (1401026027)


Cahayani

(1401026030)

Fatih Ayatullah (1401026031)


Nandani R.

(1401026035)

MENGENAL SAMIN
Masyarakat Samin awalnya merupakan wujud dari gerakan
melawan penjajah KolonialBelanda yang dipelopori oleh Samin
Surosentiko. Beliau bernama asli Raden Kohar, Putra Sinuwun
Mangkubumi Kerajaan Mataram.
Sekilas kehidupan masyarakat Samin tidak jauh berbeda dengan
masyarakat lainnya. Namun apabila dicermati, ada beberapa hal
yang berbeda dengan kehidupan masyarakat pada
umumnya.Pekerjaan utama masyarakat Samin setiap harinya
mengolah tanah (bertani) atau mencari ikan.

LOKASI
Desa Dusun Bombong Desa Baturejo Kecamatan Sukolilo
Kabupaten Pati.

TRADISI YANG BERKEMBANG


Adat yang berkembang di suku Samin ini masih dipegang erat dan
turunkan kepada keturunannya. Bukan karena melanggar
pemerintah negara Indonesia akan tetapi masyarakat Samin tetap
pada tradisi yang dilestarikan nenek moyangnya. mereka tetap
setia mempertahankan budaya dari leluhurnya hingga akhir hayat
mereka. Oleh karena itu komodernan serta globalisasi tidak
menjadikan masyarakat Samin terpengaruh atau berubah
terkecuali yang keluar.

NYUWITO
Berarti ngawula atau mengabdi. Dalam nyuwito, seorang lelaki
yang berniat meminang perempuan diharuskan mengabdikan diri
pada calon mertua yakni ikut bekerja sesuai mata pencaharian
mertua dan tinggal di rumah mertua selama kurun waktu yang tidak
ditentukan.
Seorang lelaki yang hendak nyuwito harus meminta izin terlebih
dahulu dengan calon mertua. Ketika calon mertua telah nyagohi
atau memperbolehkan atau memberikan izin, barulah sang lelaki
menjalani nyuwito.

NYEKSENI
Dinamakan nyekseni (menyaksikan) dimana diucapkan janji
sepisan kangge selawase (setia sehidup semati). Jadi tidak ada
kemungkinan terjadi talak, perceraian maupun poligami. Terdapat
beberapa syarat dalam nyekseni yaitu wali (kedua orang tua)
Bapak atau saudara laki-laki, Ada calaon mempelai, dan saksi.
Dalam prosesi tersebut tidak terdapat mahar atau mas kawin untuk
mempelai perempuan dari mempelai laki-laki. Melainkan mahar
tersebur adalah buah dari laki-laki yang sabar dan perempuan
menerima.

PANDANGAN TERHADAP TRADISI


Pandangan masyarakat Samin
Pandangan masyarakat Samin mengenai tradisi pernikahan dalam kelompok
mereka bahwa tradisi yang mereka percayai dan mereka lakukan dapat
mendatangkan kebaikan, keberkahan dan manfaat bagi masyarakat sedulur
Sikep serta melestarikan adat kebudayaan yang dipelopori oleh Raden Kohar
atau sering disebut Samin Surosentiko dari zaman Kolonial Belanda
Pandangan dari masyarakat selain Samin
Pandangan dari masyarakat selain Samin, masyarakat dusun bombong cukup
mengerti tentang adat dan tradisi suku Samin. Mereka toleransi terhadap
budaya masyarakat Samin. salah satu narasumber kami adalah Bapak Muhidin
warga Desa Baturejo Dusun Bombong Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.
Menurut beliau masyarakat Samin baik, karena mereka tidak mau mengambil
barang apapun yang bukan miliknya. Mereka juga tidak suka berbohong
ataupun bertengkar. Mereka sangat baik dalam hubungan sesama tetangga.

PANDANGAN KAMI
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk

S-ar putea să vă placă și