Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KELOMPOK 1
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal Sistem
Pencernaan
dengan
judul
Asuhan
Keperawatan
Pada
Pasien
dengan
Kardiomiopati.
Penyusunan proposal ini tidak banyak mendapatkan kesulitan, maka dari itu
penulis dapat meyelesaikannya dalam waktu yang tepat.
ucapkan jika ada kesalahan dalam penulisan proposal ini. Semoga proposal ini dapat
berguna bagi mahasiswa, para dosen dan pembaca lainnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak lepas dari yang namanya kesehatan, kesehatan hanya dapat terjadi
jika seluruh komponen mulai dari sel sampai dengan individu berjalan sesuai anatomi dan
fiologinya, organ yang bekerja paling penting dalam tubuh adalah otak dan kemudian jantung
kenapa demikian, kerana fungsi dari otak adalah mengorganisir semua kegiatan yang ada
dalam tubuh sementara jantung memberikan makanan organ seluruh tubuh karena fungsinya
sebagai pemompa darah keseluruh tubuh.
Dalam pembahasan kali ini kita akan mengupas kardiomiopati dimana itu adalah salah satu
kelainan jantung. Jantung adalah sebuah ronggga, rongga organ berotot yang memompa
darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti
berhubungan dengan jantung, dari kata yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah
satu organ manusia yang berperan dalam sistem perdarahan. Ukuran jantung manusia kurang
lebih sebesar kepalan tangan. Jantung terletak dirongga torak di balik tulang dada. Struktur
jantung berkelok kebawah dan sedikit kearah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda
yang bernama pericardium,yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel
sangat erat pada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk
menghindari gesekan
konstan jantung.
Jantung dijaga ditempatnya oleh pembuluhpembuluh darah yang meliputi daerah jantung
yang merata/datar, seperti didasar dan di samping. Dua garis pembelah pada lapisan luar
jantung menunjukkan dimana dinding pemisah diantara serambi dan bilik jantung. Sementara
kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang tidak diketahui dan bukan diakibatkan
oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan, hipertensi atau penyakit katup.
Kardiomiopati yang secara harfiah berarti penyakit miokardium, atau otot jantung, ditandai
dengan hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah dan berdenyut secara normal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu dan mengetahui pengertian pada pasien dewasa dengan kardiomiopati
b. Mampu dan mengetahui anatomi fisiologi pada pasien dewasa dengan
kardiomiopati
c. Mampu dan mengetahui penyebab pada pasien dewasa dengan kardiomiopati
d. Mampu dan mengetahui tanda dan gejala pada pasien dewasa dengan
kardiomiopati
e. Mampu dan mengetahui patofisiologi pada pasien dewasa dengan kardiomiopati
f.
Mampu
melaksanakan
pengkajian
terhadap
pasien
dewasa
dengan
kardiomiopati
g. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah.
h. Mampu membuat rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai
j.
Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan
pada pasien lansia dengan hipertensi
dilaksanakan.
BAB II
KONSEP TEORI
A. KONSEP KARDIOMIOPATI
1. Definisi
Kardiomiopati adalah penyakit otot yang tidak diketahui sebabnya (Jota, Shanta,
1996).
Kardiomiopati adalah penyakit yang mengenai miokardium secara primer dan bukan
sebagai akiba hipertensi, kelainan congenital, katup koroner, arterial dan perikardial.
(Affandi Dedi, 1996 dan Winne Joshua, 2000).
Kardiomiopati adalah setiap penyakit atau cedera pada jantung yang tidak
berhubungan dengan penyakit arteri koroner, hepertensi, atau malformasi congenital.
Kardiomiopati dapat terjadi setelah suatu infeksi jantung, akibat penyakit otoimun,
atau setelah individu terpajan toksin tertentu, termasuk alcohol dan banyak obat anti
kanker. Kardiomiopati dapat terjadi secara idiopatik. (Corwin, 2009).
2. Anatomi fisiologi
3. Etiologi
Sebagian besar penyebab kardiomiopati tidak diketahui ada beberapa sebab yang
diketahui antara lain: infeksi berbagai mikroorganisme toksik seperti etanol:
metabolic misalnya pada buruknya gizi dan dapat pula diturunkan (Muttaqin, 2009).
Goodwin dalam Mansjoer, et.al 2000, membagi etiologi berdasarkan klasifikasi
kardiomiopati yaitu sebagai berikut:
a. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif: etiologinya sebagian besar tidak diketahui,
4. Klasifikasi
a. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif
Kardiomiopati dapat terjadi pada setiap usia dan menyerang pria maupun wanita.
Kebanyakan orang dengan kardiomiopati pertama kali datang dengan gejala dan
tanda gagal jantung. Dispnu saat beraktifitas, parosikmal nocturnal dispnu (PND),
batuk, dan mudah lelah adalah gejala yang pertama kali timbul.Pada pemeriksaan
fisik biasanya ditemukan kongesti vena sistemik, distensi vena jugularis, pitting
edema pada bagian tubuh bawah, pembesaran hepar, dan takikardi.
(Smeltzer, 2001).
6. Patofisiologi
memperhatikan
perbedaannya
merupakan urutan kejadian yang progresif yang diakhiri dengan terjadinya gangguan
pemompaan ventrikel kiri. Karena volume sekuncup makin lama makin berkurang,
maka terjadi stimulasi saraf simpatis, mengakibatkan peningkatan tahanan vaskuler
sistemik. Seperti patofisiologi pada gagal jantung dengan berbagai penyebab,
ventrikel kiri akan membesar untuk mengakomodasi kebutuhan yang kemudian juga
7. Pemeriksaan Diagnostik
paru
b. EKG akan tampak left ventrikel hypertropi pada jenis kardiomiopati hipertrofi
c. Ekokardiografi: dapat dilihat adanya dilatasi, penebalan pada jantung
(Muttaqin, 2009).
8. Penatalaksanaan
a. Dapat terjadi infark miokard apabila kebutuhan oksigen ventrikel yang menebal
Meliputi nama, umur, no mr, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal masuk RS, dll.
b. Riwayat kesehatan
seperti tertindih benda berat. Skala sesak 0-4 dan dirasakan sering pada siang dan
malam hari.
2). Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya Kelainan autoimun, Hipertensi sistemik, Autoantibodi yaitu
antimyocardial antibodies, Proses infeksi (infeksi bakteri/virus), Gangguan
metabolik (defisiensi thiamine dan scurvy), gangguan imunitas (leukimia),
Kehamilan dan kelainan post partum, toxic proses (alkohol dan chemoterapi),
proses infiltrasi (amyloidosis dan kanker)
3). Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya anggota keluarga / lingkungan yang mempunyai penyakit menular
infeksi seperti TB dan hepatitis. Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi, jantung
dan diabetes melitus di keluarga, bila ada cantumkan dalam genogram.
c. Pemeriksaan fisik
Kepala
1) Rambut : biasanya rambut klien bersih, tidak ada lesi dan tidak ada ketombe
2) Mata : biasanya konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, mata simetris kiri
dan kanan
3) Hidung : biasanya hidung bersih, ada secret, tidak ada polip
4) Mulut : biasanya bibir tampak pucat, kering
5) Wajah : biasanya wajah tidak ada edema, lesi atau bekas luka lainnya.
Leher : biasanya tidak ada pembesaran kelenjer tyroid dan getah bening
Dada / Thorak
a) Inspeksi
c) Perkusi
: Biasanya Sonor
Jantung
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
: Biasanya Pekak
Perut / Abdomen
a) Inspeksi
:Biasanya acites
5-35 kali/menit
c) Palpasi
hepatomegali
d) Perkusi
: Biasanya Tympani
b. Eliminasi
e.
Data Psikososial
Biasanya kaji adanya kecemasan, gelisah dan konsep diri dan koping klien
akibat penyakit, keprihatinan finansial dan hospitalisasi.
f.
Data Penunjang
2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard.
b. Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pengembangan paru tidak
3. Intervensi keperawatan
Diagnosa
No.
NOC
NIC
Keperawatan
1. Penurunan
Tujuan : Setelah dilakukanCardiac Care :
cardiac
outputtindakan
dengan
perubahan
normal.
berhubungan
kontraktilitas
miokard.
Cardiac
Effectiveness:
dalam
batas
yang
ekstermmitas
tidak ada
2.
berhubungan
dengan
Intoleransi
aktifitas
berhubungan
jam status nutrisi klien baik, 2. Berikan periode istirahat selama aktifitas
dengan
kelemahan
umum
energi
3. Menggunakan teknik
Terapi Aktifitas
1. Menentukan penyebab toleransi aktivitas
kecukupan energi
6. Ajarkan pada klien bagaimana
konservasi energi
4. Mengubah gaya hidup
ketika beraktifitas.
energi
5. Persiapan energi cukup
untuk beraktifitas
tidur(cahaya,suhu ruangan,selimut)
9. Instruksikan pada keluarga untuk menjaga
lingkungan yang tenang saat pasien tidur
10. Anjurkan pasien untuk minum obat
sebelum tidur
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Ed.3. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. et.al .(2000). Kapita Selekta kedokteran. Ed.3 Jakarta; Media aesculapius
Muttaqin, Arif. (2099). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8
Jakarta: EGC