Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah penyalahgunaan NAPZA semakin banyak dibicarakan
baik di kota besar maupun kota kecil di seluruh wilayah Republik
Indonesia. Peredaran NAPZA sudah sangat mengkhawatirkan sehingga cepat
atau
lambat
tenaga
kesehatan
dalam
upaya
proses
keperawatan
yaitu
asuhan keperawatan
klien
1. Tujuan Umum
Pembaca dapat mengerti tentang faktor-faktor yang menyebabkan
individu menggunakan dan menyalahgunakan zat-zat adiktif sehingga setiap
individu dapat mengembangkan koping sistem agar tidak menggunakan zat
adiktif.
Dari keefektifan koping individu, maka akan menghindarkan individu
terhadap akibat dari penggunaan zat-zat adiktif yang salah satunya adalah
gangguan psikologi.
2. Tujuan khusus
a. Pembaca dapat mengerti tentang penyalahgunaan zat adiktif.
b. Pembaca dapat mengetahui jenis-jenis NAPZA
c. Pembaca dapat mengerti tentang faktor penyebab dari penggunaan zatzat adiktif.
d. Pembaca dapat mengerti tentang rentang respon gangguan penggunaan
zat.
e. .
f. Pembaca dapat mengerti tentang tanda dan gejala intoksikasi dan
putus zat.
g. Pembaca dapat mengerti tentang dampak penyalahgunaan NAPZA.
h. Pembaca dapat mengerti tentang penanggulangan masalah NAPZA.
i. Pembaca dapat mengerti Asuhan Keperawatan pada klien pengguna
zat adiktif.
j. Pembaca dapat mengerti tentang Strategi Pelaksanaan pada klien
pengguna zat adiktif.
I.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP MEDIS NAPZA
A. PENGERTIAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lain (NAPZA) adalah
bahan atau zat atau obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama otak atau susunan saraf pusat, sehingga
seperti
amfetamin,
metadon,
dekstropropakasifen,
sadarkan diri.
2) Stimulan
=
seperti
barbiturat
dan
benzodiazepine merupakan
maupun
campuran
yang
dapat
dengan
ditandai
emosi
yang
oleh ketidakmampuan
yang
tekanan
oleh
Respon
Maladaptif
Eksperimental
Rekreasional Situasional
Penyalahgunaan Ketergantungan
(Sumber: Yosep, 2007)
Eksperimental: Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan
rasa
dengan
ditandai
emosi
yang
oleh ketidakmampuan
menurunkan
tingkat
yang
untuk
teman-teman
atau
orang-orang
bahwa faktor
pengaruh
teman
kelompoknya
sehingga
remaja
yang
dilakukan
oleh
Hawari
(1990)
yang
Mengantuk
bicara cadel
konstipasi
Ganja
eforia
mata
merah
mulut
SedatifHipnotik
pengendalian
Alkohol
Amfetamin
e
jalan
jalan
untuk
sempoyon
sempoyongan
penurunan
kesadaran
kering
banyak
gan
mengantuk
perubahan
memperpanjang
bicara
tidur
hilang
kesadaran
dan
tertawa
nafsu
bergerak
berkeringat
persepsi gemetar
penurunan cemas
depresi
kemampua paranoid
n menilai
makan
meningk
at
gangguan
persepsi
Tabel 2. Tanda dan Gejala Putus Zat
Opiat
nyeri
mata
dan
hidung
berair
perasaan
panas
dingin
diare
gelisah
tidak
Ganja
Jarang
Sedatif-Hipnotik
ditemuk
an
Cemas
tangan gemetar
perubahan persepsi
gangguan daya
ingat
tidak bisa tidur
Alkohol
cemas
depresi
muka merah
mudah marah
tangan
Amfetami
ne
cemas
depresi
kelelahan
energy
berkuran
gemetar
g
mual muntah kebutuhan
tidak bias
tidur
tidur
meningkat
bisa
tidur
1. Opiat
Ketergantuagn heroin atau putau dapat mengakibatkan
timbulnya peilaku manipulative, misalnya,sering bohong dan
perubahan
persepsi,
koordinasi,
dan
peurunan
dioxy
contonya
dhabu-shabu,
berbentuk
Kristal
yang
dapat
menimbulkan
gangguan
pada
jantung,
Penyalahgunaan
mengakibatkan terganggunya
fungsi
otak
NAPZA
dan
dapat
perkembangan
pernapasan dan
yang sangat
tinggi
untuk
proses
belajar.
mulai
dari
pengobatan
bagi
klien
NAPZA
misalnya
dengan
NAPZA yang
menderita
sindroma
klien
penyalahgunaan/ketergantungan
NAPZA
(dua)
minggu,
maka
yang
Klien datang Ke RS 1
Perawatan
detoksifikasi
Perawatan rehabilitasi
(ruang rehabilitasi)
a. Rehabilitasi psikososial
Program rehabilitasi psikososial merupakan persiapan untuk
kembali ke masyarakat (reentry program). Oleh karena itu, klien
perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan misalnya
dengan berbagai kursus atau balai latihan kerja di pusat-pusat
rehabilitasi. Dengan demikian diharapkan bila klien selesai
menjalani
program
maladaptif
tadi
belum
hilang,
keinginan
untuk
tepat
bagi
masing-masing
klien
kepribadian
anaknya
yang
memenuhi
syarat
sebagai
koselor,
setelah
sebagai
konsultan
saja.
Di
sini
klien
dilatih
tidaklah
Pendalaman,
penghayatan,
dan
penyalahgunaan
NAPZA
apabila
taat
dan
rajin
Intoksikasi
(CP)
HDR
Gangguan Konsep Diri
Atau
Koping Inefektif
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ancaman kehidupan
a.
Gangguan
keseimbangan
cairan:
mual,
muntah
c.
d.
2. Intoksikasi
a. Cemas berhubungan dengan intoksikasi ganja.
b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan intoksikasi
sedatif hipnotik, alcohol, opioda.
3. Withdrawl
a. Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan putus zat
alcohol, sedatif, hipnotik.
b. Nyeri berhubungan dengan putus zat opioda, MDMA: extasy.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
putus zat opioda.
4. Pasca detoksikasi
a. Gangguan pemusatan perhatian berhubungan dengan dampak
penggunaan zat adiktif.
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
tidak mampu mengenal kualitas yang positif dari diri sendiri.
b. Kondisi intoksikasi
Tujuan:
intoksikasi
pada
klien
dapat
berkurang/hilang
Rencana tindakan:
1. Membentuk hubungan saling percaya.
2. Mengkaji tingkat kecemasan klien.
diatasi,
kecemasan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus-menerus
bahkan sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan
kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya
merujuk pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan
zat. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap zat. Toleransi
adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan.
Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik.
Dalam gangguan pemakaian zat adiktif terdapat proses terjadinya
masalah seperti rentang respon kimiawi, perilaku dan faktor penyebab. Dari
definisi tersebut maka perlunya peran serta tenaga kesehatan khususnya tenaga
keperawatan dalam membantu masyarakat yang dirawat di rumah sakit untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat. Untuk itu dirasakan
perlu perawat meningkatkan kemampuan merawat klien dengan menggunakan
pendekatan
proses
keperawatan
yaitu
asuhan
keperawatan
klien
DAFTAR PUSTAKA