Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
b. Data Obyektif:
S>37, 5 C
Hematuria
Disuria
a.
Hasil Laboratorium
Urinalisis
Secara umum menunjukkan SDM (sel darah merah), SDP (sel darah putih),
kristal (sistin, asam urat, kalsium oksalat), serpihan mineral, bakteri, pus. pH
mungkin asam (meningkatkan sistin, dan batu asam urat) atau alkalin
(meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat). Warna
urin mungkin ditemukan kuning, coklat gelap, berdarah/merah, dimana merah
menunjukkan hematuri (kemungkinan obstruksi urine, kalkulus renalis, tumor,
kegagalan ginjal).
PH : normal 4,6 6,8 (rata-rata 6,0), asam (meningkatkan sistin dan batu asam
urat), alkali (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium
fosfat). Urine 24 jam : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin
mungkin meningkat, kultur urine menunjukkan Infeksi Saluran Kencing .
mengekskresi
sisa
yang
bemitrogen. Abnormal
(tinggi
pada
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik karena robeknya jaringan akibat
perlukaan untuk tindakan invasif yang menyeababkan terpotongnya /terlukanya
saraf free nerve ending (saraf saraf rangsang nyeri) yang ditandai dengan
melaporkan nyeri secara verbal, RR lebih dari normal (Normal = 16-20 x/mnt), TD
meningkat (Normal = 120/80mmHg), klien terlihat meringis, klien melindungi
bagian tubuh yang mengalami nyeri, klien menunjukkan perilaku distraksi.
2) Risiko Infeksi yang berhubungan dengan prosedur inpasif selama pembedahan.
3. INTERVENSI
a. INTERVENSI PRE OP
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi karena robeknya jaringan
viseral dari bagian bagian ginjal yang terdapat batu yang ditandai dengan
melaporkan nyeri secara verbal, RR lebih dari normal (Normal = 16-20
x/mnt), TD meningkat (Normal = 120/80mmHg), klien terlihat meringis, klien
melindungi bagian tubuh yang mengalami nyeri, klien menunjukkan perilaku
distraksi.
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..x 24 jam, diharapkan nyeri klien
dapat dikontrol dengan kriteria hasil :
Pain Control
Menjelaskan faktor penyebab nyeri, skala 5 (Consistently demonstrated)
Menggunakan teknik non analgetik untuk mengurangi nyeri, skala 5
(Consistently demonstrated)
Menggunakan
analgetik
sesuai
rekomendasi,
skala
(Consistently
demonstrated)
Pain Level
Pelaporan nyeri, skala 5 (none)
Intervensi :
Kontrol nyeri :
1. Ajarkan prinsip-prinsip managemen nyeri pada klien seperti distraksi,
relaksasi, guided imagery.
Rasional : mengalihkan nyeri yang dialami klien.
2. Berikan lingkungan yang nyaman, misalnya tingkat kebisingan, pencahayaan,
suhu ruangan.
Rasional : Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensivitas pada
cahaya dan meningkatkan istirahat/relaksasi.
3. Kurangi atau hilangkan faktor pencetus atau yang meningkatkan nyeri pada
klien.
Rasional : untuk mengurangi perasaan nyeri yang dialami klien.
4. Delegatif dalam pemberian analgetik, kortikosteroid atau steroid baik topical
maupun local.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri pada area yang sakit
Pain Level
1. Kaji skala nyeri serta faktor yang memperberat nyeri klien.
Rasional : Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh
klien. Bantu klien untuk menilai nyeri dengan membandingkannya dengan
pengalaman lain
2. Kaji tanda tanda vital klien, seperti : nadi, RR, dan tekanan darah.
Rasional : Peningkatan nilai nadi, RR, dan tekanan darah mengindikasikan
nyeri.
2) Kerusakan eliminasi urin yang berhubungan dengan obstruksi anatomik
karena adanya batu pada saluran kemih yang ditandai dengan klien
mengalami disuria, mengalami keraguan berkemih, urin yang dikeluarkan
sedikit.
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..x 24 jam, diharapkan eliminasi
urin klien kembali normal dengan kriteria hasil :
Urinary Elimination
Intevensi :
Urinary Elimination Management
analgetik
sesuai
rekomendasi,
skala
(Consistently
demonstrated).
Pain Level
Intervensi :
Kontrol nyeri
1. Ajarkan prinsip-prinsip managemen nyeri pada klien seperti distraksi, relaksasi,
guided imagery.
Rasional : mengalihkan nyeri yang dialami klien.
2. Berikan lingkungan yang nyaman, misalnya tingkat kebisingan, pencahayaan,
suhu ruangan.
Rasional : Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensivitas pada
cahaya dan meningkatkan istirahat/relaksasi.
3. Kurangi atau hilangkan faktor pencetus atau yang meningkatkan nyeri pada
klien.
Rasional : untuk mengurangi perasaan nyeri yang dialami klien.
4. Delegatif dalam pemberian analgetik, kortikosteroid atau steroid baik topical
maupun local.
Rasional : Mengurangi rasa nyeri pada area yang sakit.
Pain Level
1. Kaji skala nyeri serta faktor yang memperberat nyeri klien.
Rasional : Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh
klien. Bantu klien untuk menilai nyeri dengan membandingkannya dengan
pengalaman lain.
2. Kaji tanda tanda vital klien, seperti : nadi, RR, dan tekanan darah.
Rasional : Peningkatan nilai nadi, RR, dan tekanan darah mengindikasikan
nyeri.
2) Risiko
Infeksi
yang
berhubungan
dengan
prosedur
inpasif
selama
pembedahan.
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..x 24 jam, diharapkan infeksi
terjadi dengan kriteria hasil :
Risk Control : Infection process
Mampu mengidentifikasi tanda tanda munculnya infeksi, skala 5 (consistenly
demonstrated)
Mempertahankan kondisi lingkungan sekitar klien agar tetap bersih, skala 5
(consistenly demonstrated)
Dapat memperagakan cara mencuci tangan yang baik dan benar, skala 5
(consistenly demonstrated)
Menggunakan UP dan tindakan aseptic dalam menangani klien, skala 5
(consistenly demonstrated)
Mempraktikkan tindakan yang dapat melindungi diri dari infeksi, skala 5
(consistenly demonstrated)
Intervensi :
Wound care:
1. Luka dibersihkan dan diganti dressingnya minimal 1 x sehari.
Rasional : lingkungan luka yang bersih menurunkan risiko invasi bakteri.
2. Monitor karakteristik luka meliputi (ada tidaknya cairan, ukuran, warna, bau).
Rasional : Perubahan karakteristik luka menandakan ada tidaknya infeksi
misalnya, luka terdapat pus, berbau, ukuran meluas, warna sekitar luka menjadi
kemerahan tanda-tanda tersebut menyatakan adanya infeksi.
3. Pertahkan teknik steril dalam membersihkan luka.
Rasional: Teknik steril dalam perawatan luka mencegah transmisi kuman dari
tangan perawat ke area luka.
4. Catat kondisi luka secara teratur setiap melakukan rawat luka.
Rasional : Mengevaluasi kondisi luka untuk mengetahui tanda-tanda infeksi
sehingga dapat memberikan intervensi yang tepat.
5. Ajarkan kepada klien tanda dan gejala infeksi.