Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh:
ROSITA ARVIANA MASRUROH, S.KH
140130100111002
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dilated Cardiomyopathy (DCM) adalah penyakit myocardial yang ditandai
dengan dilatasi ruang
gejala klinis congestive cardiac insuffiency (Tidholim et al., 2001; Martin et al.,
2009) dan angka kejadian pada umur 4 6 tahun (Wess et al., 2010). DCM ditandai
oleh hilangnya kontraktilitas jantung secara progresif sehingga curah jantung akan
menurun. Peningkatan volume dan tekanan darah mengakibatkan dilatasi jantung,
terutama terjadi pada atrium dan ventrikel kiri. Kondisi ini dapat mengakibatkan
terjandinya gagal jantung, karena akumulasi pada paru-paru, rongga dada, abdomen
dan akumulasi dibawah kulit karena kekuranagan darah yang mengalir ketubuh.
Dilated cardiomypathy dapat menyebabkan kelemahan dan tidak dapat exercise,
rhythm jantung abnormal atau arrhythmias.
DCM merupakan penyakit miokardium yang paling umum ditemukan pada
anjing, tetapi sangat jarang ditemukan pada kucing. Pada umumnya DCM merupakan
penyakit pada anjing ras besar dan sedang. Angka kejadian dilatasi kardiomyopathy
sekitar 20-35 %,kebanyakan dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika tidak ditemukan
adanya penyebab spesifik maka gangguan ini disebut sebagai kardiomiopati dilatasi
idiopatik. Banyak faktor yang memyebabkan terjadinya penyakit DCM yaitu genetik,
metabolik, nutrisi dan toxic, penyakit infeksius. Faktor genetik banyak terjadi pada
beberapa ras anjing seperti Doberman, boxer, dan cocker spaniels (Meurs et al.,
2012). Faktor genetik disebabkan karena adanya mutasi gen yang spesifik pada
beberapa ras anjing. Pada banyak kasus DCM yang terjadi adalah pada 2 ras anjing
Boxer dan Dobberman Pinscher (Palermo et al., 2011; Osullivan et al., 2011). Pada
kasus yang dibahas pada Case report kali ini adalah anjing dengan jenis Boxer,
berumur 8 bulan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah definisi dari dilated kardiomyopathy ?
1.2.2 Apa saja penyebab dan simptom (gejala) dari dilated kardiomyopathy ?
1.2.3 Bagaimana patogenesis dari dilated kardiomyopathy ?
1.2.5 Apa saja pemeriksaan penunjang untuk dilated kardiomyopathy ?
1.2.6 Bagaimana terapi dari dilated kardiomyopathy ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etiology
Dilated Cardiomyopathy merupakan gangguan otot jantung dimana ventrikel
jantung membesar tetapi tidak dapat memompa darah dalam jumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh sehingga mengakibatkan terjadinya gagal jantung
(Prosek, 2011).
Penyebab
Penyebab terjadinya dilated cardiomyopati yaitu:
a. Penyakir arteri koroner yang luas, dimana pasokan darah ke otot jantung tidak
memadai, akibatnya terjadi kerusakan dan kematian otot jantung yang
menetap, yang membuat jantung tidak dapat memompa darah dengan kuat.
Otot jantung yang tidak terkena selanjutnya akan merenggang dan menebal
(hipertrofi) untuk mengkompensasikan kondisi tersebut maka perengeggangan
yang terjadi maka semakin kuat kontraksi jantung untuk memompa darah.
Tetapi setelah batas tertentu, perenggangan dan penebalan ini tidak dapat lagi
mengkompensasi
gangguan
yang
ada,
akibatnya
terjadi
dilatasi
stamina
menjadi
lemah.
Pada
anjing
yang
mengalami
dilated
degenerasi myosit dengan hipertropi atau atropi serabut otot dan fibrosis pada
jaringan interstisial atau perivascular (Edlle, 2012).
2.4 Manifestasi klinis
Pemeriksaan fisik
Chest X-ray
Elektrokardiogram
Darah dalam kasus dilated kardiomyopathy tidak begitu spesifik namun ini dapat
menjadi indikasi penurunan fungsi ginjal karena suplai darah yang kurang menuju
ginjal. Tes ini biasanya digunakan pada anjing dan direkomendasikan apabila tidak
ada metode diagnostik lain.
f.
Holter monitor
2.7 Pengobatan
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Case report
3.1.1 Signalment
3.1.2 Anamnesa
Seekor Anjing boxer betina dibawa keirumah sakit hewan dengan keluhan
mengalami penurunan berat badan, kesulitan bernafas. Pemilik juga memberikan
informasi bahwa indukan anjing boxer ini mati secara tiba-tiba.
3.1.3 Pemeriksaan Klinis
Temuan klinis saat pemeriksaan fisik yaitu : mukosa cyanostic, dyspnea,
ascites, aritrhmia cardiac, suara hypophonesis pada jantung, pulmonary crackles
selama diobservasi.
3.1.4 Pemeriksaan Lanjutan
Saat melakukan pemeriksaan radiologi pada thorax terlihat pleural effusion,
edema pada paru-paru, augumented cardiac silhoute (Gambar 2).
10
Gambar 2 : X-Ray pada dada (a.) Latero-lateral View (b) Ventrodorsal View.
Terlihat pleural effusion dan pulmonary edema.
Ventrycular extrasytole dan durasi QRS meningkat pada tes ECG (Gambar 3).
Pericardial effusion, dilatasi ventricular chamber meningkat pada atrium kiri,
peningkatan atrium/aorta relation, suara regurgitasi yang lembut diantara katup mitral
dan tricuspodalis pada saat dilakukan echardiography.
11
Gambar 3 : Postmortem : (a) Cyanostic oral mucosa ; (b) Effusi pada rongga
abdomen; (c) Efusi pada rongga thorax; (d) Pneumonia pada paru-paru (e)
Biventricular eccentric dilatation; (F) Fibrosis pada hati.
12
Ciri ciri yang ditemukan pada saat nekropsi anjing boxer sangat cocok
dengan diagnosa penyakit dilated cardiomyopathy.
3.1.5 Diagnosa
Idiopatic Dilated cardiomyopathy
3.1.6 Diagnosa Banding
Gagal Jantung
3.1.7 Prognosa
Dubius
3.1.8 Tindakan Medis
Terapi suportif dengan furosemide (3mg/ Kg/ q 12), benazepril (0,25 mg/ kg/
q 24). Lisinopril (0,25 mg/ kg/ q 24), spironolactone (1 mg/ kg/ q12), Royal Canin
Cardiac Food (70g/3kali sehari).
3.2 Pembahasan
Seekor pasien anjing boxer berumur 8 bulan di bawa ke Rumah Sakit Hewan
dengan keluhan mengalami penurunan berat badan, kesulitan bernafas. Pemilik juga
memberikan informasi bahwa indukan anjing boxer ini mati secara tiba-tiba.
Berdasarkan temuan hasil sejarah klinik, breed, susceptibity, gejala klinis dan
pemeriksaan lenjutan berupa X-Ray dan ECG maka anjing boxer ini di diagnosa
menderita idiopatic dilated cardiomyopathy.
Penyakit dilated cardiomyopathy banyak terjadi pada anjing dengan beberapa
ras anjing karena adanya mutasi genetik. Dilated cardiomyopathy adalah terjadinya
dilatasi pada ventricle jantung karena ketidakmampuan jantung otot jantung untuk
memompa darah. Dilated cardiomyopathy karena genetik bisa diturunkan ke anaknya
dan penyakit ini dimulai dengan periode asimptomatik dan tidak menunjukan gejala
yang abnormal. Pada periode asimtomatik belangsug selama bertahun tahun. Dilated
cardiomyopathy pertama suspect pertama kali kesulitan bernafas, berat badan
13
turun,lemah, collapse, pada anjing Doberman dan boxer menunjukan gejala abnormal
rhytme jantung yang sangat serius. Untuk diagnosa lebih lanjut pada penyakit dilatasi
cardiomyocard menggunakan echocardiogram dilakukan oleh dokter hewan spesialis
jantung.
Pada kasus penyakit ini sering terjadi pada hewan antar umur 4 dan 10 tahun
(Sisson, 1999) dan pada beberapa kasus terjadi pada hewan muda seperti pada kasus
yang ditangani saat ini. Ventrikular extracytosol diobservasi menggunakan
electrocardiographic ditemukan pada kasus anjing boxer yang menderita dilated
cardiomyopathy (Yamaki et al., 2007). Atrium yang mengalami dilatasi terlihat
meningkat pada pemeriksaan echocardiography yang mengakibatkan pelebaran
diameter jantung, Kontraksi jantung menurun dengan berkurangnya kerja otot jantung
akibat degenerasi myofibril dan infiltrasi fibrotic yang mengakibatkan sulitnya
jantung berkontraksi (Sisson, 1999; Lobo; Pereira, 2002). Bersama dengan proses
pembesaran ini, jaringan ikat berproliferasi dan menginfiltrasi otot jantung. Miosit
jantung (kardiomiosit) mengalami kerusakan dan kematian, akibatnya dapat terjadi
gagal jantung, aritmia dan kematian mendadak.
Penyakit dilated cardiomyopathy tidak bisa didiagnosa didalam kandungan
maternal induk (Wess et al., 2010). Pada studi kasus yang dibahas kali ini banyak
mengalami kekurangan, salah satunya pada echocardiographic menggunakan metode
Teichholz, karena method ini tidak melihat bagian ventrikel kiri (Chetboul;Tissier,
2012). Sebaiknya Echodiagram digunakan sebagia ultrasound pada jantung, tidak
hanya melihat pada bagian kiri ventricular saja untuk menegakkan suatu diagnosa.
Untuk pengujian Ecodiagram sebaiknya menggunakan metode simpson. Diagnostik
echodiagram menggunakan metode simpson terlihat peningkatan diameter ventrikel
pada bagian kiri, berkurangnya kontraksi ventrikel kiri.
Gambaran radiologi pada dada yang pada penyakit dilated cardiomyopathy
ditemukan gambaran abnormal siluet jantung yang membesar , retensi cairan pada
14
paru-paru (edema) atau efusi paru paru, cardiomegaly pada bagian atrium dan
ventrikel bagian kiri. Elektrokardiogram (EKG, EKG) dapat dilakukan jika detak
jantung tidak teratur, atau aritmia pada saat dokter hewan saat mendengarkan dengan
stetoskop.
digunakan untuk mengobati CMD namun pemilik anjng boxer tidak mampu secara
financial untuk membeli obat tersebut.
15
genetic dan bisa menular melalui dari gen induknya, tetapi anak hewan yang memiliki
riwayat penyakit dilated cardiomyopathy dari induksnya atau hewan hewan yang
beresiko besar mudah terserang dilated cardiomyopathy sebaiknya dilakukan
pemeriksaan setahun sekali menggunakan electrocardiogram untuk mengukur artima
jantung sebagai deteksi awal penyakit tersebut (Prosek, 2011).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dilated Cardiomyopathy merupakan penyakit yang memiliki angka mortalitas
tinggi karena ganguan tekanan sistol yang menurun pada pasien. Penyebab Dilated
Cardiomyopathy adalah idiopatic bisa dikarenakan gangguan nutrisi, metabolic,
genetic, ataupun toxic. Pemeriksaan lanjutan yang bisa dilakukan yaitu dengan XRay, ECG. Prognosis dari penyakit dilated myocardiopathy masih belum jelas
(dubius).
DAFTAR PUSTAKA
16
Advisor: Dogs and Cats, 2nd ed (St. Louis, MO: Mosby Elsevier) pp. 309-312.
Meurs, Kathryn. 2010. Canine Dilated Cardiomyopathy Insights Into Diagnosis
and Management. College of Veterinary Medicine : Ohio State University,
Columbus, OH.
Meurs, K.M. 2010. Myocardial disease: canine. In Ettinger SJ, Feldman EC, eds.
Textbook of Veterinary Internal Medicine, 7th ed (St. Louis, MO: Saunders
Elsevier) pp. 1320-1328.
17