Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
3.1
49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.2
aplikasi Cisco Packet Tracer dijalankan didalam sebuah komputer, seperti yang
terlihat pada Gambar 3.2 [12].
Gambar 3.2 Tampilan menu utama pada aplikasi Cisco Packet Tracer
Dalam program tersebut terdiri beberapa menu yang ditampilkan pada
program ini diantaranya :
a. Kolom 1 (Menu)
Kolom menu pada bagian atas sebelah kiri ini merupakan bagian yang
sering kita lihat dalam setiap software yang berguna sebagai pilihan menu
dari sekelompok perintah, dimana diantaranya adalah menu File, Edit,
Options, View, Tools, Extensions dan Help.
b. Kolom 2 (Shortcut)
Pada bagian ini terdapat shortcut seperti New, Open, Save, Print, Activity
Wizard, Copy, Paste, Undo, Redo, Zoom In, Zoom Reset, Zoom Out,
Drawing Palette dan Custom Device Dialog. Dan pada sisi kanan juga
akan ditemukan shortcut Network Information dan Contents.
50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Note),
menghapus
(Delete),
memeriksa
(Inspect),
serta
f.
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
g.
h.
i.
j.
52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.3
Parameter Sistem
Berikut ini parameter yang dapat dihitung terkait dengan analisa
Delay
Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari
asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga waktu
proses yang lama.
Persamaan perhitungan Delay [13] :
Delay rata-rata =
Total Delay
Total Paket yang Diterima
(3.1)
Tabel 3.1 Kategori jaringan berdasarkan nilai delay (versi TIPHON) [13]
3.3.2
Kategori
Besar Delay
Sangat Bagus
<150 ms
Bagus
Sedang
Buruk
>450 ms
Packet Loss
Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu
kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Packet Loss dapat
terjadi karena sejumlah faktor, mencakup penurunan sinyal dalam media jaringan,
melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt yang menolak untuk transit,
kesalahan hardware jaringan [14].
53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Packet Loss
Sangat Bagus
0%
Bagus
3%
Sedang
15%
Buruk
25%
(3.2)
Throughput
Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam
3.4
(3.3)
54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bisa dilakukan dengan memanfaatkan area kerja dari Cisco Packet Tracer,
kemudian memilih end device untuk menentukan perangkat yang ingin
dihubungkan, lalu gunakan concentrator sesuai dengan kebutuhan, setelah itu
hubungkan setiap perangkat end device ke concentrator dengan menggunakan
fasilitas connection. Model jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.3.
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menentukan IP Address
IP address merupakan identitas sebuah perangkat dalam jaringan
komputer. IP address dapat dibuat dengan cara klik pada perangkat yang ingin
diberi IP address, lalu pilih desktop, setelah itu pilih IP configuration, kemudian
masukkan nomor IP berdasarkan kelas yang telah ditentukan sesuai dengan Tabel
3.3, Tabel 3.4, Tabel 3.5 dan Tabel 3.6. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 3.4.
56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IP Address
Subnet mask
Default Gateway
A1
192.168.1.2
255.255.255.240
192.168.1.1
A2
192.168.1.3
255.255.255.240
192.168.1.1
A3
192.168.1.4
255.255.255.240
192.168.1.1
A4
192.168.1.5
255.255.255.240
192.168.1.1
A5
192.168.1.6
255.255.255.240
192.168.1.1
A6
192.168.1.7
255.255.255.240
192.168.1.1
A7
192.168.1.8
255.255.255.240
192.168.1.1
A8
192.168.1.9
255.255.255.240
192.168.1.1
A9
192.168.1.10
255.255.255.240
192.168.1.1
A10
192.168.1.11
255.255.255.240
192.168.1.1
IP Address
Subnet mask
Default Gateway
B1
192.168.1.18
255.255.255.240
192.168.1.17
B2
192.168.1.19
255.255.255.240
192.168.1.17
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nama PC
IP Address
Subnet mask
Default Gateway
B3
192.168.1.20
255.255.255.240
192.168.1.17
B4
192.168.1.21
255.255.255.240
192.168.1.17
B5
192.168.1.22
255.255.255.240
192.168.1.17
B6
192.168.1.23
255.255.255.240
192.168.1.17
B7
192.168.1.24
255.255.255.240
192.168.1.17
B8
192.168.1.25
255.255.255.240
192.168.1.17
B9
192.168.1.26
255.255.255.240
192.168.1.17
B0
192.168.1.27
255.255.255.240
192.168.1.17
IP Address
Subnet mask
Default Gateway
C1
192.168.1.34
255.255.255.240
192.168.1.33
C2
192.168.1.35
255.255.255.240
192.168.1.33
C3
192.168.1.36
255.255.255.240
192.168.1.33
C4
192.168.1.37
255.255.255.240
192.168.1.33
C5
192.168.1.38
255.255.255.240
192.168.1.33
C6
192.168.1.39
255.255.255.240
192.168.1.33
C7
192.168.1.40
255.255.255.240
192.168.1.33
58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IP Address
Subnet mask
Default Gateway
C8
192.168.1.41
255.255.255.240
192.168.1.33
C9
192.168.1.42
255.255.255.240
192.168.1.33
C10
192.168.1.43
255.255.255.240
192.168.1.33
IP Address
Subnet mask
D1
192.168.1.50
255.255.255.240
Default
Gateway
192.168.1.49
D2
192.168.1.51
255.255.255.240
192.168.1.49
D3
192.168.1.52
255.255.255.240
192.168.1.49
D4
192.168.1.53
255.255.255.240
192.168.1.49
D5
192.168.1.54
255.255.255.240
192.168.1.49
D6
192.168.1.55
255.255.255.240
192.168.1.49
D7
192.168.1.56
255.255.255.240
192.168.1.49
D8
192.168.1.57
255.255.255.240
192.168.1.49
D9
192.168.1.58
255.255.255.240
192.168.1.49
D10
192.168.1.59
255.255.255.240
192.168.1.49
59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4.3
Setting Router
Agar terjadi komunikasi data dalam suatu jaringan diperlukan suatu
alat yang bisa untuk mengatur sistem pertukaran data tersebut dan alat inilah yang
disebut dengan router, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.5 Pemakaian
router pada jaringan LAN menggunakan topologi Mesh
Gambar 3.5 Pemakaian router pada jaringan LAN menggunakan topologi Mesh
Sesuai dengan Gambar 3.5 IP address yang digunakan dalam interfaceinterface router adalah seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.7.
60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
R1
R2
R3
R4
Interface
Fast Ethernet
0/0
Serial 0/0/0
Serial 0/1/0
Serial 0/1/1
Fast Ethernet
0/0
Serial 0/0/0
Serial 0/1/0
Serial 0/1/1
Fast Ethernet
0/0
Serial 0/0/0
Serial 0/1/0
Serial 0/1/1
Fast Ethernet
0/0
Serial 0/0/0
Serial 0/1/0
Serial 0/1/1
IP Address
Network
Netmask
192.168.1.1
192.168.1.0
255.255.255.240
192.168.10.1
192.168.11.1
192.168.14.1
192.168.10.0
192.168.11.0
192.168.14.0
255.255.255.240
255.255.255.240
255.255.255.240
192.168.1.17
192.168.1.0
255.255.255.240
192.168.10.2
192.168.13.1
192.168.15.2
192.168.10.0
192.168.13.0
192.168.15.0
255.255.255.240
255.255.255.240
255.255.255.240
192.168.1.33
192.168.1.0
255.255.255.240
192.168.13.2
192.168.12.1
192.168.14.2
192.168.13.0
192.168.12.0
192.168.14.0
255.255.255.240
255.255.255.240
255.255.255.240
192.168.1.49
192.168.1.0
255.255.255.240
192.168.11.2
192.168.12.2
192.168.11.0
192.168.12.0
255.255.255.240
255.255.255.240
192.168.15.1
192.168.15.0
255.255.255.240
61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Untuk Serial
1. enable
2.
configure terminal
3. interface serial 0/0/0 Misal yang akan di setting adalah serial 0/0/0.
ip route 192.168.10.1 255.255.255.0 192.168.10.0 Setting network
yang
dituju,
subnetmask
dan next hop.
4. no shutdown
5. end
c. Setting Routing OSPF (Open Shortest Path First) Menciptakan Routing
dengan model OSPF
router ospf <process id>
network <ip network>
contoh:
Setting table routing pada masing-masing Router dengan protokol OSPF
Router 1:
Router(config)#router ospf 10
Router(config-router)#network 192.168.10.0 255.255.255.240 area 0
Router(config-router)#network 192.168.11.0 255.255.255.240 area 0
Router(config-router)#network 192.168.14.0 255.255.255.240 area 0
Router(config-router)#^Z
63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4.4
OSPF
64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.4.5
Ping Test
Ping test digunakan untuk melihat apakah seluruh PC sudah dapat
terkoneksi dan sudah dapat mengirim data. Dengan ping test dapat diketahui
apabila ada router yang belum berhasil terhubung dan PC yang akan di Ping tidak
akan terdeteksi dari PC yang lainnya. Gambar 3.9 adalah contoh tampilan ping
test .
Cara melakukan ping test sebagai berikut:
klik salah satu PC dari satu gedung, contoh gedung Teknik Elektro
65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
ANALISIS KINERJA ROUTING DINAMIS TEKNIK OSPF
4.1
Umum
Kualitas merupakan tingkat keberhasilan suatu sistem untuk
memberikan layanan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dalam hal komunikasi
data, kualitas dikatakan maksimal apabila setiap paket data yang terkirim sama
persis dengan data yang dikirim dengan nilai waktu tunda seminimal mungkin.
Bagi pengguna, kualitas maksimal merupakan tingkat kepuasan dalam
mempergunakan suatu layanan.
Pada bab IV ini akan membahas analisis kinerja jaringan yang dirancang
pada software Cisco Packet Tracer sesuai dengan yang ada pada Gambar 3.5
Jaringan LAN menggunakan topologi Mesh sebelumnya. Parameter yang menjadi
bahan analisa adalah berupa delay, packet loss dan throughput yang dihasilkan
pada waktu terjadi pengiriman paket data sampai penerimaan paket data. Untuk
pengujian parameter yang akan dibahas adalah dengan melakukan 10 kali
pengujian dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer, dimana pengujian
yang dilakukan sebanyak 10 kali, antara lain :
1. Dari salah satu PC gedung A (yaitu A2) menuju salah satu PC yang berada
pada gedung B (yaitu B2) sebanyak 10 kali pengujian untuk masingmasing perancangan.
2. Dari salah satu PC gedung A (yaitu A2) menuju salah satu PC yang berada
pada gedung C (yaitu C2) sebanyak 10 kali pengujian untuk masingmasing perancangan.
66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Analisis Perancangan
Adapun parameter yang dianalisis untuk mengetahui kinerja dari
Analisis Delay
Untuk melihat rute-rute jaringan yang dituju antar jaringan dapat dilihat
Gambar 4.1 Tampilan menu CLI untuk melihat rute antar jaringan
67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Total
Delay
(ms)
230
IP Tujuan
1.
Delay
rata-rata
(ms)
76
69
72
95
100
62
77
79
73
63
Total
Paket
192.168.1.3 ke
192.168.1.19
2.
192.168.1.3 ke
276
192.168.1.19
3.
192.168.1.3 ke
289
192.168.1.19
4.
192.168.1.3 ke
380
192.168.1.19
5.
192.168.1.3 ke
400
192.168.1.19
6.
192.168.1.3 ke
249
192.168.1.19
7.
192.168.1.3 ke
310
192.168.1.19
8.
192.168.1.3 ke
288
192.168.1.19
9.
192.168.1.3 ke
293
192.168.1.19
10.
192.168.1.3 ke
254
192.168.1.19
Rata-rata delay keseluruhan
Total Delay
)
=(
Total Paket yang Diterima
76.6
68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.2 Hasil pengujian delay dari (A2 gedung A) ke (C2 gedung C) menurut
software Cisco Packet Tracer
Banyak
Pengujian
Total
Delay
(ms)
165
IP Tujuan
1.
Delay
rata-rata
(ms)
55
83
85
117
105
77
96
120
107
120
Total
Paket
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
2.
192.168.1.3 ke
332
192.168.1.35
3.
192.168.1.3 ke
342
192.168.1.35
4.
192.168.1.3 ke
471
192.168.1.35
5.
192.168.1.3 ke
420
192.168.1.35
6.
192.168.1.3 ke
310
192.168.1.35
7.
192.168.1.3 ke
385
192.168.1.35
8.
192.168.1.3 ke
480
192.168.1.35
9.
192.168.1.3 ke
430
192.168.1.35
10.
192.168.1.3 ke
482
192.168.1.35
Rata-rata delay keseluruhan
Total Delay
=(
)
Total
Paket
yang
Diterima
96.5
Tabel 4.3 Hasil pengujian delay dari (A2 gedung A) ke (D2 gedung D) menurut
software Cisco Packet Tracer
Banyak
Pengujian
1.
2.
IP Tujuan
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
Total
Delay
(ms)
329
385
Delay
rata-rata
(ms)
109
96
Total
Paket
69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Total
Delay
(ms)
410
IP Tujuan
3.
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
4.
192.168.1.3 ke
340
192.168.1.35
5.
192.168.1.3 ke
380
192.168.1.35
6.
192.168.1.3 ke
357
192.168.1.35
7.
192.168.1.3 ke
330
192.168.1.35
8.
192.168.1.3 ke
312
192.168.1.35
9.
192.168.1.3 ke
330
192.168.1.35
10.
192.168.1.3 ke
340
192.168.1.35
Rata-rata delay keseluruhan
Total Delay
)
=(
Total
Paket
yang
Diterima
4.2.2
Delay
Total
rata-rata
Paket
(ms)
4
102
4
85
95
89
82
78
82
85
90.3
pada menu command prompt dan dapat dilihat pada Lampiran A.1, A.2 dan A.3
(hal.80-88). Hasil pengujian packet loss menurut software Cisco Packet Tracer
ditunjukkan pada Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6
70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.4 Hasil pengujian packet loss dari (A2 gedung A) ke (B2 gedung B)
menurut software Cisco Packet Tracer
Banyak
Pengujian
IP Tujuan
1.
Jumlah
Paket
dikirim
4
Jumlah
Paket
diterima
3
Packet
Loss
(%)
25
192.168.1.3 ke
192.168.1.19
2.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.19
3.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.19
4.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.19
5.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.19
6.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.19
7.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.19
8.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.19
9.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.19
10.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.19
Rata-rata packet loss keseluruhan
(Paket data dikirim - Paket data diterima)
x 100%
2,5
Tabel 4.5 Hasil pengujian packet loss dari (A2 gedung A) ke (C2 gedung C)
menurut software Cisco Packet Tracer
Banyak
Pengujian
1.
2.
IP Tujuan
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
Jumlah
Paket
dikirim
4
Jumlah
Paket
diterima
3
Packet
Loss
(%)
25
71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IP Tujuan
3.
Jumlah
Paket
dikirim
4
Jumlah
Paket
diterima
4
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
4.
192.168.1.3 ke
4
4
192.168.1.35
5.
192.168.1.3 ke
4
4
192.168.1.35
6.
192.168.1.3 ke
4
4
192.168.1.35
7.
192.168.1.3 ke
4
4
192.168.1.35
8.
192.168.1.3 ke
4
4
192.168.1.35
9.
192.168.1.3 ke
4
4
192.168.1.35
10.
192.168.1.3 ke
4
4
192.168.1.35
Rata-rata packet loss keseluruhan
(Paket data dikirim - Paket data diterima) x 100%
=
Paket data yang dikirim
Packet
Loss
(%)
0
0
0
0
0
0
0
0
2,5
Tabel 4.6 Hasil pengujian packet loss dari (A2 gedung A) ke (D2 gedung D)
menurut software Cisco Packet Tracer
Banyak
Pengujian
1.
2.
3.
4.
IP Tujuan
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
Jumlah
Paket
dikirim
4
Jumlah
Paket
diterima
3
Packet
Loss
(%)
25
72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IP Tujuan
5.
4.2.3
Jumlah
Paket
dikirim
4
Jumlah
Paket
diterima
4
Packet
Loss
(%)
0
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
6.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.51
7.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.51
8.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.51
9.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.51
10.
192.168.1.3 ke
4
192.168.1.51
Rata-rata packet loss keseluruhan
(Paket data dikirim - Paket data diterima)
x 100%
2,5
Analisis Throughput
Dari tampilan yang terdapat pada Lampiran A.1, A.2 dan A.3 (hal.80-88)
diperoleh data yang dapat digunakan untuk mencari nilai throughput. Adapun
nilai throughput yang didapat ditunjukkan pada Tabel 4.7, Tabel 4.8 dan Tabel
4.9.
Tabel 4.7 Nilai throughput dari (A2 gedung A) ke (B2 gedung B) menurut
software Cisco Packet Tracer
IP Tujuan
192.168.1.3 ke
192.168.1.19
192.168.1.3 ke
192.168.1.19
Besar
Data
(bytes)
32
32
Throughput
(kbps)
80
Waktu
Min.
(ms)
70
100
46
0.592
Waktu
Max. (ms)
3.2
73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IP Tujuan
Besar
Data
(bytes)
32
Waktu
Max.
(ms)
90
Waktu
Min.
(ms)
19
192.168.1.3 ke
192.168.1.19
192.168.1.3 ke
32
100
80
192.168.1.19
192.168.1.3 ke
32
120
80
192.168.1.19
192.168.1.3 ke
32
90
50
192.168.1.19
192.168.1.3 ke
32
110
50
192.168.1.19
192.168.1.3 ke
32
126
50
192.168.1.19
192.168.1.3 ke
32
90
64
192.168.1.19
192.168.1.3 ke
32
112
24
192.168.1.19
Rata-rata throughput keseluruhan
Jumlah Data Yang Dikirim )
=(
Waktu Pengiriman Data
Throughput
(kbps)
0.450
1.6
0.8
0.8
0.53
0,421
1.23
0.363
0.998
Tabel 4.8 Nilai throughput dari (A2 gedung A) ke (C2 gedung C) menurut
software Cisco Packet Tracer
IP Tujuan
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
192.168.1.3 ke
192.168.1.35
Besar
Data
(bytes)
32
Waktu
Max.
(ms)
60
Waktu Throughput
Min.
(kbps)
(ms)
51
3.55
32
130
60
0,457
32
100
62
0.842
32
162
89
0,438
32
110
100
3.2
32
90
60
1.067
74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Throughput
(kbps)
0.355
0,152
0.457
0,145
1.066
Tabel 4.9 Nilai throughput dari (A2 gedung Teknik A) ke (D2 gedung D) menurut
software Cisco Packet Tracer
IP Tujuan
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
192.168.1.3 ke
192.168.1.51
Besar
Data
(bytes)
32
32
150
72
0.41
32
120
90
1.067
32
100
70
1.067
32
120
80
0.8
32
120
51
0.463
75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
IP Tujuan
Besar
Data
(bytes)
32
Waktu
Max.
(ms)
90
Waktu
Min.
(ms)
60
192.168.1.3
ke
192.168.1.51
192.168.1.3
32
90
60
ke
192.168.1.51
192.168.1.3
32
100
70
ke
192.168.1.51
192.168.1.3
32
90
80
ke
192.168.1.51
Rata-rata throughput keseluruhan
Jumlah Data Yang Dikirim )
=(
Waktu Pengiriman Data
Througput
(kbps)
1.067
1.067
1.067
3.2
1.0608
Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hasil pengujian (A2 gedung A) ke
(B2 gedung B), (A2 gedung A) ke (C2 gedung C), (A2 gedung A) ke (D2 gedung
D) pada perancangan jaringan LAN memiliki selisih delay yang tidak terlalu
besar, yaitu 76.6 ms, 96.5 ms dan 90.3 ms. Maka dapat disimpulkan bahwa
banyaknya router yang dilewati dari satu jaringan menuju jaringan lainnya sangat
mempengaruhi terjadinya peningkatan delay. Namun rata-rata delay yang terjadi
masih berkisar <150 ms, dimana nilai delay tersebut termasuk kategori sangat
bagus berdasarkan Tabel 3.1 pada bab sebelumnya.
Sedangkan packet loss untuk setiap pengujian pada masing-masing gedung
yaitu sebesar 2,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap pengujian pengiriman
paket pertama dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer akan
mengalami kehilangan paket (lost) sebanyak 1 paket dari 4 paket yang dikirimkan.
Hal ini disebabkan oleh lamanya waktu untuk memproses data yang dikirim
76
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
melalui software Cisco Packet Tracer sehingga terjadi request timed out. Packet
loss yang terjadi masih berkisar 2,5%, dimana nilai packet loss tersebut termasuk
kategori bagus berdasarkan Tabel 3.2 pada bab sebelumnya.
Sementara untuk hasil throughput pada pengujian (A2 gedung A) ke (B2
gedung B), (A2 gedung A) ke (C2 gedung C) dan (A2 gedung A) ke (D2 gedung
D) pada perancangan jaringan LAN memiliki selisih throughput yang tidak terlalu
besar, yaitu 0.998 kbps, 1.066 kbps, dan 1,0608 kbps. Pada perancangan jaringan
dari (A2 gedung A) ke (D2 gedung D) menggunakan topologi mesh sehingga data
yang dikirimkan melewati 2 router. Dapat disimpulkan bahwa banyaknya router
yang dilewati dari satu jaringan menuju jaringan lainnya juga sangat
mempengaruhi terjadinya penurunan nilai throughput.
4.2.4 Analisis Perbandingan Perancangan Routing Statis dengan Routing
Dinamis
Dari hasil data dari referensi Tugas Akhir saudara Dian Saipul yang
menggunakan routing statis topologi mesh maka dapat dibandingan dengan hasil
data pada perancangan Tugas Akhir ini yaitu menggunakan routing dinamis
topologi mesh ini untuk tiap-tiap parameter kinerja jaringan LAN. Adapun hasil
yang diperoleh seperti yang terdapat pada Tabel 4.10.
77
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengujian
A ke B
A ke C
A ke D
delay
(ms)
114
110
113
Routing Statis
Packet
Loss
Throughput
(%)
(kbps)
2.5
0.917
2.5
1.258
2.5
1.638
Routing Dinamis
Packet
Loss
Throughput
Delay (ms) (%)
(kbps)
76
2.5
0.998
96
2.5
1.066
90
2.5
1.0608
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat perbandingan nilai delay pada perancangan
menggunakan
routing
dinamis
lebih
kecil
dibandingkan
dengan
yang
79
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Jaringan Local Area Network yang dirancang menggunakan software
Cisco Packet Tracer, dimana saat di coba berhasil melakukan koneksi
melalui jaringan wireless. Testing koneksi dari server ke client atau dari
client ke server telah berhasil dijalankan.
2. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat perbandingan nilai delay pada
perancangan menggunakan routing dinamis lebih kecil dibandingkan
dengan yang menggunakan routing statis. Dengan demikian semakin besar
delay yang terjadi, maka semakin besar waktu tunda yang diperlukan
untuk mengirimkan paket data. Nilai delay terkecil pada perancangan
menggunakan routing dinamis pada pengujian dari (A2 gedung A) ke (B2
gedung B) sebesar 76,6 ms.
3. Berdasarkan hasil pengujian packet loss menurut software Cisco Packet
Tracer, untuk setiap pengujian pada perancangan menggunakan routing
statis maupun routing dinamis sama-sama memiliki nilai yang sama yaitu
2,5%.
4. Untuk hasil throughput menurut software Cisco Packet Tracer, nilai
throughput
routing
dinamis
lebih
kecil
dibandingkan
dengan
80
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.2
Saran
Untuk mengembangkan Tugas Akhir ini kedepannya diharapkan :
1. Pada Tugas Akhir ini hanya membuat perutean routing secara dinamis
dengan teknik OSPF, untuk mendapatkan nilai yang lebih baik maka
sebaiknya digunakan lebih banyak server karena teknik OSPF ini sangat
baik digunakan untuk perancangan dengan server yang lebih banyak pada
jaringan.
2. Perancangan jaringan dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer
dapat pula dilakukan dengan merancang jaringan nirkabel.
3. Untuk lebih mengembangkan Tugas Akhir ini, ada baiknya pada
perancangan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis
router, sehingga dapat dibandingkan kinerja antara router yang satu
dengan router yang lainnya.
81
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA