Sunteți pe pagina 1din 18

ANATOMI & FISIOLOGI

1. HIDUNG
Hidung

atau

nasa

atau

nasal

merupakan

saluran

udara

yang

pertama,mempunyai dua lobang (kavum nasi),di pisahkan oleh sekat


hidung (septum nasi).di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk
menyaring udara,debu dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
1.1. bagian luar dinding terdiri dari kulit
1.2. lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan
1.3. lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yang
dinamak
Kan karang hidung(kunka nasalis),yang berjumlah 3 buah:
a.konka nasalis inferior (karang hidung bagian bawah)
b.konka nasalis media (karang hidung bagian tengah)
c.konka nasalis superior (karang hidung bagian atas)
Diantara konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior
(lekukan bagin tengah),meatus medialis(lekukan bagian tengah dan meatus
inferior),(lekukan bagian bawah),meatus-meatus inilah yang di lewati oleh
udara pernapasan sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan
dengan tekak,lubang ini di sebut koana.D asar dari rongga hidung di bentuk
oleh tulang rahang atas,ke atas rongga hidung berhubungan dengan
beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis,yaitu sinus maksilaris pada
rongga

rahang

atas

sinus

frontalis

pada

rongga

tulang

dahi,sinus

sxenoidalispada rongga tulang baji dan sinus etmoidalis pada rongga tulang
tapis.

Pada sinus etmoidalis ,keluar ujung-ujung sarf penciuman yang menuju ke


konka nasalis,pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman sel tersebut
terutama terdapat di bagian atas pada hidung di bagian mukosa terdapat
serabut

saraf

atau

receptor

dari

saraf

penciuman(nervus

olfaktoris).Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari
langit langit terdapat satu lubang hidung yang menghubungkan rongga
tekak dengan rongga pendengaran tengah,saluran ini di sebut tuba auditiva
eustaki yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring
hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut dengan tuba
lakrimalis .
2.FARING
Tekak atau faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan
dan jalan makanan,terdapat di bawah dasar tenggorokan,di belakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.hubungan faring dengan
organ-organ lain ke atas berhubungan dengan rongga hidung dengan
perantaraan lubang yang bernama koana,kedepan berhubungan dengan
rongga mulut,tempat hubungan ini di namakan itmus fausium,ke bawah
terdapat

dua

esophagus.Di

lubang,ke
bawah

depan

selaput

luabang

lender

laring,kebelakang

terdapat

jaringan

lubang

ikat.juga

di

beberapatempat terdapat folikel getah bening.perkumpulan getah bening ini


di namakan aderoid.disebelahnya terdapat dua buah tonsil kiri dan kanan
dari tekak.Di sebelah belakang terdapat epiglottis(empang tenggorok yang
berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan).rongga tekak di
bagi dalam 3 bagian:
a. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana di sebut
nasofaring
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istus fausium di sebut
orofaring.

c. Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring.


3. LARING
Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan bertindak
sebagai

pembentukan

ketinggian

vertebra

suara,terletak
servikalis

dan

die

pan

masuk

bagian
ke

faring

dalam

sampai

trakea

di

bawahnya.pangkal tenggorok itu dapat di tutup oleh sebuah empang


tenggorok yang di sebut epiglottis,yang terdiri dari tulang tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring-laring terdiri
dari 5 tulang rawan antara lain:
3.1.
3.2.
3.3
3.4

kartilago

tiroid(1

buah)

dengan

jakun

(A

dams

apple)sangat jelas terlihat pada


pria
kartilago ariteanoid(2 buah) yang berbentuk beker
kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin
kartilago epiglottis (1buah)

Laring di lapisi oleh selaput lendir,kecuali pita suara dan bagian epiglottis
yang di lapisi oleh sel epithelium berlapis.pita suara ini berjumlah 2 buah di
bagian atas adalah pita suara palsu dan tidak mengeluarkansuara yang di
sebut dengan venrikularis ,di bagian bawah adalah pita suara yang sejati
yang di berbentuk suara yang di sebut vokalis,terdapat 2 buah otot.oleh
gerakan 2 buah otot ini maka pita suara dapat bergetar dengan demikian
pita suara (rima elotidis)dapat melebar dan mengecil,sehingga disini
terbentuklah suara.
PROSES BEMBENTUKAN SUARA
Terbentuknya suara merupakan hasil dari kerja sama antara rongga
mulut,rongga hidung, laring,lidah dan bibir,pada pita suara palsu tidak
terdapat otot,oleh karena itu pita suara ini tidak bergetar,hanya ada antara
kedua pita suara tadi di masuki oleh aliran udara maka tulang rawan gondok
dan tulang rawan bentuk beker tadi di putar akibatnya pita suara dapat
mengencang dan mengendor dengan demikian sela udara menjadi sempit

atau luas.pergerakan ini di bantu pula oleh otot-otot laring,udara yang dari
paru-paru di hembuskan dan menggetarkan ke pita suara .getaran itu di
teruskan melalui udara yang keluar masuk.perbedaaan suara seseorang
bergantung pada panjang dan tebalnya pita suara.pita suara pria jauh lebih
tebal dari pada pita suara wanita.
4 KULIT
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi
dan melindungi permukaan tubuh.pada permukaaan kulit bermuara kelenjar
keringat dan kelenjar mukosa.

a.Epidermis
stratumkorneum,selnya sudah mati,tidak mempunyai inti sel(inti selnya
sudah mati)dan mengandung zat keratin.Stratum lusedum,selnya pipih
bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-sel sudah banyak kehilangan
inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.lapisan ini
hanya terdapat pada telapak tanga dan kaki ,stratum granulosum,satratum
ini terjadi dari sel-sel pipih seperti kumparan .sel-sel tersebut terdapat hanya
2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.Dalam sitoplasma terdapat
butir-butir

yang

disebut

keratohialin

yang

merupakan

fase

dalam

pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir-butir granulosum.stratum


spinosum/ stratum arantosum,lapisan ini merupakan lapisan yang paling
tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan.sel-selnya di sebut
spinosum karena jika kita lihat di bawah mikroskop sel-selnya terdiri dari sel
yang berbentuk polygonal (banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina).di
sebut akantosum karena sel-selnya berdiri.Ternyata spina atau tanduk
tersebut adalah hubungan antara sel yang lain yang di sebut inter celular
bridges atau jembatan interseluler.Stratum basal/germinativum,di sebut

stratum

basal

karena

sel-selnya

terletak

di

bagian

basal.stratum

germinativum menggantikan sel-sel yang diatasnya dan merupakan sel-sel


induk .di dalamnya terdapat butir-butir halus di sebut butir melanin
warna.Sel tersebut di susun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel
tersebut terdapat suatu membrane yang di sebut membrane basalis.sel-sel
basalis dengan membrane basalis merupakan batas terbawah dari epidermis
dengan dermis.
b.Dermis
dermis merupakan lapisan ke dua dari kulit,batas dari dermis dilapisi oleh
membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutistetapi
batas ini tidak jelas hanya kita ambl sebagai patokan ialah mulanya sebagai
sel lemak.Dermis terdiri dari dua lapis :bagian atas,pars papilaris (stratum
papilar) dan bagian bawah,retikularis batas antara pars papilaris maupun
pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai subkutis.baik pars papilaris
maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari
serabut-serabut,serabut

kolagen,serabut

elastic,dan

serabut

retikularis.Serabut kolagen untuk memberikan kekuatan pada kulit,serabut


elastic memberikan kelenturan pada kulit dan retikulus,terdapat terutama di
sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat
tersebut.
c.Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini
berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis.Sel-sel lemak ini bentuknya
bulat dengan intinya terbesar di pinggir,sehingga membentuk seperti
cincin.lapisan lemak ini di sebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak
sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan
perempuan tidak sama (berlainan).fungsi dari penkulus adiposeus adalah
sebagai shock breaker atau pegas bila trauma mekanis yang menimpa pada
kulit,isolator panas atau untuk mempertahankan suhu,penimbunan kalori

dan tambahan untuk kecantikan tubuh di bawah subkutis terdapat selaput


otot kemudian baru terdapat otot.

5 KONJUNGTIVA
Permukaan dalam kelopak mata di sebut konjungtiva palpebra,merupakan
lapisan mukosa.Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola
mata disebut konjungtiva bulbi.pada konjungtiva ini banyak sekalikelenjarkelenjar

limfe

dan

pembuluh

darah,peradangan

konjungtiva

disebut

konjungtivitis,kadang-kadang terlihat granulasi kelenjar-kelenjar limfe yang


meradang

menahun,misalnya

pada

trakoma,kadang-adang

telah

membentuk jaringan parut.


(Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.Drs.H.Syifuddin.2006).

DIFTERI
1.Konsep dasar medis
DEFINISI
Difteri

adalah

infeksi

akut

yang

di

sebabkan

oleh

corynebacterium

diphteriae.Infeksi biasanya terdapat pada faring,laring,hidung dan kadang


pada kulit ,konjungtiva,genitalia dan telinga.Infeksi ini menyebabkan gejala-

gejala local dan sistemik,efek sistemik terutama karena eksotoksin yang di


keluarkan oleh mikroorganisme pada tempat infeksi.
ETIOLOGI
Corynebacterium diphteriae berbentuk tambur batang gram positif coryne
berasal dari bahasa Yunani artinya tongkat. Bakteri ini akan membuat toksin
kemudian di ekskresikan.
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
Kuman difteri masuk ke hidung atau mulut dimana baksil akan menempel di
mukosa saluran napas bagian atas ,kadang-kadang kulit,mata atau mukosa
genital.Setelah 2-4 hari masa inkubasi,kuman dengan corynephage akan
menghasilkan

toksin

yang

mula-mula

diabsorbsi

oleh

membrane

sel,kemudian penetrasi dan interfensi dengan sintesa protein bersama-sama


dengan sel kuman mengeluarkan suatu enzim penghancur terhadap
Nicotinamide

Adenine

Dinucleotide

(NAD)

dengan

membetuk

formasi

sehingga transferase adenosine difosforilase tidak aktif.Sintesa protein


terputus karena enzim di butuhkan untuk memindahkan asam amino dari
RNA dengan memperpanjang rantai polypeptide,akibatnya terjadi nekrose
sel yang menyatu dengan nekrosis jaringan dan membentuk eksudat yang
mula- mula masih dapat di angkat.Produksi toksin kian meningkat dan
daerah infeksi makin luas dan dalam dan terjadi eksudat fibrin,terjadi
perlengketan dan membentuk membran yang berwarna bervariasi dari abuabu sampai hitam tergantung jumlah darah yang tercampur.jadi menbran ini
terdiri dari fibrin-fibrin ,sel-sel yang udema,sel darah merah dan epitel
mukosa .Pada saat ini bila membrane di angkat maka akan terjadi
perdarahan.Udema juga terjadi pada jaringan di bawahnya sehingga dapat
menyebabkan
/trakeobronkial.

kesulitan

bernapas

bila

udema

ini

terjadi

di

laring

Toksin ini akan beredar dalam tubuh melalui darah setelah membrane
terbentuk dan merusak jaringan organ tubuh,terutama jantung,saraf dan
ginjal.Walaupun anti toksin dapat menetralisir toksin yang beredar dalam
darah,tetapi tidak dapat menetralisir toksin yang sudah masuk ke dalam
sel.setelah toksin masuk dalam jaringan maka terjadi variasi periode laten
sebelum timbulnya manifestasi klinis.
Miokarditis biasanya timbul 10-14 hari setelah terjadinya infeksi,dan dapat
pula pada akhir minggu pertama atau minggu ke enam.sedangkan sistem
saraf berupa neuritis perifer biasanya timbul 3-7 minggu setelah perjalanan
penyakit.Perubahan patologis yang di temukan pada jaringan organ adalah
nekrosi toksik dan degenerasi hialin,pada sistem saraf dapat di temukan
adanya degenerasi lemak dari sarung myelin.Pada hepar dapat terjadi
nekrosis sehingga dapat terjadi hipoglikemia,pada ginjal dapat terjaditubular
nekrosis akut.
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi difteri umumnya antara 2-5 hari,walaupun dapat singkat
hanya 1 hari dalam 8 hari bahkan sampai 4 minggu.Biasanya serangan
penyakit agak terselubung,misalnya biasanya hanya sakit tenggorok yang
ringan,panas yang tidak tinggi,berkisar antara 37,8 0C-38,90C.Pada mulanya
tenggorok hanya hiperemis saja tetapi kebanyakan sudah terjadi membran
putih /keabu-abuan.
Dalam 24 jam membran dapat menjalar dan menutupi tonsil,palatum
molle,uvula.Mula-mula membrane tipis,putih dan berselabut yang segera
menjadi tebal ,abu-abu/hitam tergantung jumlah kapiler yang berdilatasi dan
masuknya darah kedalam eksudat.Membran mempunyai batas-batas jelas
dan

melekat

pada

jaringan

di

bawahnya

sehingga

sukar

untuk

di

angkatDifteri berat akan lebih berat pada anak yang lebih muda.Bentuk
difteri antara lain bentuk bullneck atau malignant difteri.Bentuk ini timbul
dengan gejala-gejala yang lebih berat dan membran menyebar secara cepat

menutupi faring dan dapat menjalar ke hidung.Udema tonsil dan ovula juga
dapat timbul,kadang-kadang udema di sertai nekrose.
Pembengkakan kelenjar leher,infiltrate ke dalam jaringan sel-sel leher,dari
telinga satu ke telinga yang lain dan mengisi di bawah mandibula sehingga
member gambaran bullneck.
a. Difteri tonsil dan faring
Gejala biasanya tidak khas berupa malaise, anoreksia, sakit tenggorok
dan panas sumer-sumer. Khas ditandai dengan adanya adenitis atau
periadenitis cervical. Kasus yang berat disertai dengan bullneck dan
gejala-gejala toksemia berupa lemah, pucat, nadi cepat dan kecil,
koma dan meninggal.
b. Difteri hidung
Gejalanya ringan, timbulnya sulit dibedakan dengan pilek.
c. Difteri laring
Gambaran klinis sulit dibedakan dengan obstruksi karena laryngitis
akut oleh infeksi lain.penyakit ini disertai panas dan batuk serta suara
serak.
d. Difteri lain
- Difteri kulit : ulkus berbatas jelas dengan dasar membrane putih
-

atau abu-abu.
Konjungtiva : edema dan membrane di konjungtiva pelpebra.
Telinga : cairan mukopurulen yang persisten.
Vulvovaginal : ulkus dengan batas jelas.

DIAGNOSIS
Untuk pemeriksan bakteriologis bahan yang diambil adalah membrannya
sendiri atau bahan dibawah membrane yang kemudian akan di kultur.
Pemeriksaan laboratorium darah dan urin tidak ditemukan arti yang spesifik.
Leukosit dapat meningkat atau normal, kadang-kadang dapat anemia karena
adanya hemolise sel-sel darah merah
Pada neuritis difteri CSS menunjukkan sedikit peningkatan protein.
-

Schick tes 6

Tes kulit ini digunakan untuk menentukan status imunitas penderita.


Tes ini tidak berguna untuk diagnosis dini karena baru dapat dibaca
beberapa hari kemudian.

Caranya aadalah dengan memasukkan

cairan toksin difteri, disuntikkan intradermal. Bila di dalam tubuh


penderita tidak ada toksin maka akan terjadi pembengkakan,
eritema,dan sakit 3-5 hari setelah suntikan.
KOMPLIKASI
1. Infeksi tumpangan oleh kuman lain.
2. Local : obstruksi jalan napas akibat membrane atau edema jalan
napas.
3. Sistemik : karena efek eksotoksin
- Miokarditis
- Neuritis
- Nefritis
PENGOBATAN DAN PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan umum
Meliputi perawatan yang baik, istirahat total di tempat tidur, isolasi
penderita dan pemberian makanan lunak yang mudah dicerna, cukup
mengandung

protein

dan

kalori.

Penderita

diawasi

ketat

atas

kemungkinan terjadi komplikasi.


2. Pengobatan khusus
a. Anti difteri toksin
Selama infeksi toksin ada 3 bentuk :
o Toksin bebas dalam darh
o Toksin bergabung dengan jaringan secara tidak erat
o Toksin bergabung erat dengan jaringan
Yang dapat dinetralisir oleh antitoksin adalah bentuk 1 dan 2.
Sedangkan yang bergabung erat, antitoksin tidak berefek. Secara ideal
bila penderita tidak alergi, antitoksin sebaiknya diberikan secara intra
vena.
Sebelum pemberian antitoksin harus dilakukan :

o Anamnesa apakah ada riwayat alergi


o Tes kulit dan mata
b. Antibiotic
- Penisilin prokain
- Eritromisin
- Linkomisin
- tetrasiklin
c. kortikosteroid
- prednisone
3. pengobatan difteri dengan komplikasi
a. pengobatan terhadap obstruksi laring
o pengisapan lendir
o trakeostomi
b. pengobatan terhadap miokarditis
o istirahat total, tidak boleh beraktivitas
o diet lunak dan mudah dicerna
o digitalis
o pemasangan alat pacu jantung
o pemberian alupent iv
c. pengobatan terhadap terhadap neuritis
o perlu pemasangan sonde lambung untuk mencegah neuritis
o bila terjadi paralisis otot-otot anggota gerak dapat dilkukan
fisioterapi, bila pada otot pernafasan dilakukan artificial
respirasi dan jalan nafas harus selalu dijaga.
PENCEGAHAN
1. isolasi penderita
2. pencegahan terhadap kontak
3. imunisasi

PROGNOSA
Prognosa tergantung pada :
a. usia penderita
makin rendah makin jelek prognosa
b. waktu pengobatan antitoksin
sangat dipengaruhi oleh cepatnya pemberian antitoksin.
c. Tipe klinis difteri
Mortalitas tertinggi pada difteri faring-laring
d. Keadaan umum penderita

Prognosa baik pada penderita dengan gizi baik.

2.ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN PENGKAJIAN
1. Lakukan pengkajian fisik : .Kaji tanda-tanda yang terjadi pada
nasal,tonsil/faring,dan laring
2. Dapatkan riwayat imunisasi
3. Dapatkan riwayat pemajanan pada penyakit dan riwayat masa lalu
serta penyakit sekarang
4. Observasi adanya manifestasi karakteristik dari setiap penyakit
tipe,konfigurasi dan distribusi lesi.
5. Bantu dengan prosedur diagnostic misalnya,pengumpulan specimen.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan obstruksi pada jalan


nafas
2.Resiko penyebarluasan infeksi berhubungan dengan organisme virulen
3.Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan proses penyakit
(metabolisme meningkat ,intake cairan menurun).
4.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang kurang.
5. Kerusakan interaksi social berhubungan dengan isolasi dari teman sebaya.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderita
penyakit akut.
PERENCANAAN
1.Anak akan menunjukkan tanda-tanda jalan nafas efektif
2.Penyebarluasan infeksi tidak terjadi
3.Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi
4.Anak akan mempertahankan keseimbangan cairan
IMPLEMENTASI
1.Meningkatkan jalan nafas efektif

Kaji status pernafasan,observasi irama dan bunyi pernafasan


R : Untuk mengetahui ke efektifan jalan nafas
Atur posisi kepala dengan posisi ekstensi
R : meluruskan jalan nafas sehingga pasien bisa bernafas lebih lancar
Suction jalan nafas jika terjadi sumbatan
R : membersihkan jalan nafas dari mucus,nafas lebih lancar
Berikan oksigen sebelum dan setelah dilakukan suction
R : pemenuhan kebutuhan O2
Lakukan fisioterapi dada
Untuk mempermudah pengeluaran lendir

Persiapkan anak untuk dilakukan trakeostomi


R : memperlancar dalam tindakan
Lakukan pemerikasaan analisa gas darah
R : untuk mengetahui fungsi paru dalam pertukaran O2
Lakukan intubasi jika ada indikasi
R : membantu pernapasan yang adekuat

2.Perluasan infeksi tidak terjadi

Tempatkan anak pada ruang khusus


R : mempermudah dalam penanganan dan menghindari penyebaran
infeksi
Pertahankan isolasi yang ketat di rumah sakit
R : mencegah penyebaran kepada pasien lain
Gunakan prosedur perlindungan infeksi jika melakukan kontak dengan
anak.
R : menghindari inos
Berikan antibiotic sesuai order.
R : menekan perkembangan mikroorganisme

3.Kekurangan volume cairan tidak terjadi

Memonitor intake output secara tepat,pertahankan intake cairan dan

elektrolit yang tepat


R : memantau kecukupan intake cairan yang adekuat
Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi (membrane mukosa kering,tugor
kulit kurang,produksi urine menurun,frekuensi denyut jantung dan

pernafasan meningkat,tekanan darah menurun,fontanel cekung)


R : dehidrasi menunjukkan intake cairan tidak adekuat
Kolaborasi untuk pemberian cairan parental jika pemberian cairan

melalui oral tidak memungkinkan.


R : pemenuhan kebutuhan cairan
4. Meningkatkan kebutuhan nutrisi
Kaji ketidakmampuan anak untuk makan.
R : jika tidaak mampu perlu pemasangan sonde
Memasang NGT untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
R : kebutuhan nutrisi anak terpenhi
Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parentral
R : pertimbangan gizi seimbang

Menilai indicator terpenuhinya kebutuhan nutrisi (berat badan.lingkar


lengan,membrane mukosa )yang adekuat.
R : antropometri normal menunjukkan kecukupan nutrisi
(Suriadi & Rita Y:93:2001)

5. Kerusakan interaksi social berhubungan dengan isolasi dari teman sebaya.


INTERVENSI KEPERAWATAN/RASIONAL
1. Terlebih dahulu memperkenalkan diri pada anak bila perlu,biarkan
anak melihat wajah anda sebelu mmakai pakaian pelindung.
R : menjalin trust dan menurunkan kecemasan pada anak
2. Menganjurkan orang tua untuk tetap bersama anak

selama

hospitalisasi
R : untuk menurunkan perpisahan dan memberikan kedekatan.
.hubungan dengan teman melalui telepon(di rumah sakit dapat
mengunakan intercom antar ruanagn dan ruang perawat)
.teman sebaya anak untuk perubahan penampilan fisik,seperti cacar
air,untuk mendorong penerimaan teman sebaya.
HASIL YANG DIHARAPKAN
Anak melakukan aktivitas yang tepat dan berinteraksi teman sebaya
dapat menerima anak.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderita
penyakit akut.
Sasaran pasien (keluarga) 1: pasien(keluarga) mendapat dukungan
emosional yang adekuat.

INTERVENSI KEPERAWATAN/RASIONAL
1. Berikan informasi pada orang tua tentang pilihan pengobatan
R : mengikut sertakan orang tua dalam pengambilan keputusan yang
terbaik untuk anaknya
2. Tekankan upaya keluarga untuk melakukan rencana perawatan.
R : melatih kemandirian keluarga dalam prawatan anak dirumah
3. Berikan bantuan bila perlu,seperti kunjungan perawat untuk
membantu perawatan di rumah.
R : memonitor perkembangan pasien
4. Pertahankan kesadaran keluarga akan

kemajuan

anak

untuk

mendorong sikap optrastis.


R : kemajuan anak menunjukkan proses tumbang anak berjalan
dengan baik
5. Tekankan kecepatan pemulihan pada kebanyakan kasus
R :untuk menurunkan ansietas.
HASIL YANG DIHARAPKAN
Keluarga melanjutkan untuk mencapai tujuan keluarga mencari dukungan
yang di butuhkan.
(donna l.wong:2003)
PERENCANAAAN PEMULANGAN

Jelaskan terapi yang diberika:dosis,efek samping.


Melakukan imunisasi jika imunisasi belum lengkap sesuai dengan

prosedur.
Menekankan pentingnya control ulang sesuai jadwal.
Informasikan jika terjadi tanda-tanda terjadinya kekambuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Rampengan & Laurent.1993.Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.Jakarta :


EGC
Suriadi & rira yuliani.2001.Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 7. Jakarta
: PT Fajar Interpratama
Syaifudin.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
EGC
Wong, Donna L.2003.Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik, Jakarta : EGC

S-ar putea să vă placă și