Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun Oleh:
Kelompok 6
V B KEPERAWATAN
(12.02.01.1065)
(12.02.01.1077)
(12.02.01.1081)
(12.02.01.1093)
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Kelompok 6
V B KEPERAWATAN
(12.02.01.1065)
(12.02.01.1077)
(12.02.01.1081)
(12.02.01.1093)
KATA PENGANTAR
1
Penulis
DAFTAR ISI
2
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................................
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi................................................................................................................
2.2 Etiologi................................................................................................................
2.3 Klasifikasi............................................................................................................
2.4 Manifestasi Klinis................................................................................................
2.5 Patofisiologi.........................................................................................................
2.6 Pathway...............................................................................................................
2.7 Penatalaksanaan Medis........................................................................................
2.8 Pemeriksaan Diagnostik....................................................................................
2.9 Pencegahan........................................................................................................
BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.........................................................................................................
3.2 Analisa data.......................................................................................................
3.3 Diagnosa Keperawatan......................................................................................
3.4 Perencanaan.......................................................................................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................................
4.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang
sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas
kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan
protein (Nelson, 2000)
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan
cirri-ciri demam manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Mansjoer, A. 2000).
Penyakit dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(Arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (Aedes
Albopictus dan aedes aegypti), (Ngastiyah, 2005).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya
cenderung meningkat dan penyebaranya semakin luas dan penyakit ini
merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak
(Widoyono, 2008).
2.2 Etiologi
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus
B, yaitu arthropod-borne atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus
ini termasuk genus flavivirus dari famili flaviviridae. Nyamuk Aedes betina
biasanya terinfeksi virus dengue pada saat menghisap darah dari seseorang
yang sedang berada pada tahap demam akut (viraemia). Setelah melalui
periode inkubasi ekstrinsik selama 8 sampai 10 hari, kelenjar ludah Aedes
akan menjadi terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk
menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya kedalam luka gigitan ke tubuh
orang lain. Setelah masa inkubasi instrinsik selama 3-14 hari (rata-rata
selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit secara mendadak, yang
Ciri ciri
-
mematangkan
telurnya
agar
dapat
meneruskan
betina
meletakkan
keturunannya.
2).
Nyamuk
telurnya ditempat berkembang biakannya
Dalam
menetas
menjadi
jentik,
kemudian
beberapa
hari
berkembang
telur
menjadi
Siklus
menghisap
darah
b. Aedes Albopictus
1).
2).
3).
2.3 Klasifikasi
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Kriteria klinis
1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung
terus-menerus selama 2-7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan.
3. Pembesaran hati
4. Syok
b.
Kriteria laboratories
1. Trombositopernia (<100.000/mm3)
2. Hemokonsentrasi (Ht meningkat >20%)
Seorang pasien dinyatakan menderita penyakit DBD bila terdapat
minimal 2 gejala klinis yang positif dan 1 hasil laboratorium yang positif.
Bila gejala dan tanda tersebut kurang dari ketentuan di atas maka pasien
dinyatakan menderita demam dengue.
2.5 Patofisiologi
6
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek
virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengakt,ivasi sistem komplemen.
Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida
yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat
sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan
menghilangkan plasma mealui endotel dinding itu.
Terjadinya
trombositopenia,
menurunnya
fungsi
trombosit
dan
2.6 Pathway
Infeksi virus dengue
Vector aedes aegypti
Komplek virus-antibodi
Aktivasi komplemen
Trombosit kehilangan
fungsi agregasinya
dan mengalami
metabolisme
Viremia (virus
masuk ke dalam
aliran darah)
Stimulasi sel
magkrofag untuk
produksi pirogen
Plasma ke ekstravaskuler
Trombositopenia
Volume plasma
Perdarahan
Masuk hipotalamus
Hematokrit
Hepatomegali
Mengacaukan
termoregulasi
Hiperpireksia
MK: Perubahan
Hipoksia
jaringan
perfusi jarngan
perifer
Hipoksia jaringan
Dehidrasi
Keletihan, malaise,
nyeri otot, nyeri
sendi, nyeri kepala.
MK:
Kekurangan
volume cairan
MK: Gangguan
rasa nyaman
2.7 Penatalaksanaan
Menurut Sumarmo, dkk (2002) penatalaksaan DHF antara lain sebagai
berikut:
1. Medik
a. DHF tanpa Renjatan
-
Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler,
beri O2 pengawasan tanda tanda vital tiap 15 menit, pasang
cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan
thrombocyt.
b. Resiko Perdarahan
- Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan
-
melena
Catat banyak, warna dari perdarahan
Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro
Intestinal
c. Peningkatan suhu tubuh
- Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
- Beri minum banyak
- Berikan kompres
dititik
beratkan
pada
pemberantasan
nyamuk
dengan
2. Pemberantasan vektor :
a. Fogging (penyemprotan): Kegiatan ini dilakukan bila hasil
penyelidikan epidemiologis memenuhi kriteria.
b. Abatisasi: Semua tempat penampungan air di rumah dan bangunan
yang ditemukan jentik
dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gram) abate untuk 100 liter
air.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DHF
11
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur (Secara eksklusif hampir merupakan penyakit pada
anak-anak tapi remaja pun juga dapat mengalami penyakit ini . Endemis
di daerah tropis Asia, dan terutama terjadi pada saat musim hujan
(Nelson, 1992 : 269), jenis kelamin (cenderung sama antara lakilaki/perempuan), status perkawinan, agama, suku/bangsa, pekerjaan,
alamat, nomor register, diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Biasanya pasien mengeluh badannya panas (demam)
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya pasien dating ke RS dengan keluhan Demam akut
(mendadak) disertai menggigil dan terus menerus selama 2 7 hari
(tanpa sebab) disertai juga lemah, nafsu makan menurun, mual dan
muntah, batuk pilek, sakit menelan, nyeri pada anggota badan,
punggung, sendi, kepala dan ulu hati, perdarahan gusi, epistaksis,
diare atau melena, pegal-pegal pada seluruh tubuh.
b. Riwayat penyakit dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa
berulang DHF lagi, Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya
dengan penyakit yang pernah diderita dahulu.
c. Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami tanda dan
gejala seperti penyakit yang diderita pasien
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : biasanya kesadaran composmentis, lemas.
b. Pemeriksan TTV
12
RR
TD
Perkusi
Perkusi
9) Abdomen
Inspeksi : tampak tak rata, (hepatomegali, pembesaran limfe)
13
nyeri perut
Perkusi
: timpani
10) Genitalia
Inspeksi : tidak mengalami gangguan pada genetalia,
diare/melena
Palpasi
11) Ekstremitas
Inspeksi : tidak ada oedema
Palpasi
5. Fungsional Gordon
a.
b.
c.
d.
e.
Aktifitas / istirahat
Gejala : Kelemahan dan kelelahan
Tanda : Kesulitan ambulasi
Sirkulasi
Gejala : Takikardia ,(fase demam, pucat, hipotensi tanda syok )
Integritas Ego
Gejala: Ansietas, ketakutan
Tanda : Perhatian menyempit, depresi
Eliminasi
Gejala : melena, oliguri sampai anuri
Tanda : Distensi abdomen,Perubahan haluaran urin & warna urine
Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, penurunan berat badan, haus
Tanda : kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk, membrane
mukosa kering
f.
g.
h.
i.
Nyeri/ Kenyamanan
Gejala : Nyeri kepala, nyeri pada ekstremitas
Pernafasan
Gejala : Pernafasan dangkal,takipnea
Seksualitas :
Gejala : Frekuensi menurun / menghindari aktifitas seksual
Interaksi social
Gejala: Penurunan keikutsertaan dalam aktifitas social yang bias di
lakukan
14
Etiologi
DO:
1. Perubahan TTV:
TD : hipotensi
N : > 100x/menit
S : > 37,5 0C
RR : > 24x/ menit
Masalah
Hipertermi
Virus masuk ke
aliran darah
Stimulasi sel untuk
produksi pirogen
2. Pasien gelisah
3. Wajah pucat
4. Kelemahan dan kelelahan
Masuk hipotalamus
Mengacaukan
termoregulasi
Hiperpireksia
Mobilitas usus
melambat
Mual muntah
DO :
A: Penurunan berat BB.
B: Hasil pemeriksaan laboratorium
Penurunan albumin (<3,5 mg/dl),
Penurunan Hb (laki-laki <13,5
g/dl, perempuan <12mg/dl)
C: Lemas,turgor kulit menurun (kembali
>2 detik), mukosa bibir kering, mual
muntah.
D: Penurunan nafsu makan, porsi makan
tidak habis
DS : Pasien mengeluh lemas
Mobilitas usus
melambat
DO :
Membran mukosa bibir kering
Turgor kulit kembali > 2 detik
Mata cowong
Pemeriksaan
serum
elektrolit
15
Mual muntah
Dehidrasi
Kekurangan volume
cairan
didapat hipokalemi/hiponatremi
TTV
TD : ( < 100/80 mmHg)
N : ( >100x/ menit)
S : ( > 37,5c )
RR : ( > 24x/ menit)
3.4 Perencanaan
No
Tujuan dan KH
Intervensi
Rasional
TTD
1.
Setelah
dilakukan 1. Monitor
tanda- 1. Demam disebabkan
tindakan keperawatan
tanda
vital
efek-efek
dari
selama ....x24 jam,
terutama
suhu
endotoksin
pada
Klien menujukkan suhu
tubuh.
hipotalamus
dan
tubuh
dalam
batas
epinefrin
yang
normal.
melepaskan
Kriteria hasil :
pirogen.
2. Berikan kompres
- Klien tidak mengeluh
2. Aksila merupakan
hangat
pada
panas.
jaringan tipis dan
aksila/dahi.
- Badan tidak teraba
terdapat pembulu
hangat.
darah
sehingga
- Suhu tubuh 36,5-37,5
akan mempercepat
0
C.
pross konduksi dan
dahi berada didekat
hipotalamus
sehingga
cepat
memberikan respon
dalam
mengatur
3. Jelaskan
upayasuhu tubuh.
upaya
untuk
3. Upaya-upaya
mengatasi
tersebut
dapat
hypertermi
dan
membantu
bantu
menurunkan suhu
klien/keluarga dlm
tubuh pasien serta
upaya tersebut:
meningkatkan
a. Tirah baring dan
16
kurangi aktifitas
b. Banyak minum
c. Beri kompres
hangat
d. Pakaian
tipis
dan menyerap
keringat
kenyamanan pasien.
4. Kolaborasi untuk
pemberian
antipiretik,
4. Digunakan untuk
misalnya: aspirin
mengurangi
dan asitaminofen.
demam,
dengan
aksi sentralnya pada
hipotalamus,
meskipun demam
mungkin
dpat
berguna
dalam
menbatasi
pemtumbuhan
organisme,
dan
meningkatkan
outodistruksi dari
sel-sel
yang
terinfeksi.
2.
Setelah
dilakukan 1. Kaji status nutrisi. 1. Untuk
tindakan keperawatan
mengidentifikasi
selama ..x 24 jam
kekurangan/
diharapkan kebutuhan
kebutuhan nutrisi,
2. Memberikan
nutrisi terpenuhi, dg 2. Diskusikan
pengetahuan
KH:
dengan keluarga
tentang
- Nafsu makan baik
tentang diet yang
- Makanan
yang
penatalaksanaan
diberikan
diberikan
habis
diet
sehingga
dimakan
keluarga mengerti
- Terjadi peningkatan
tentang makanan
BB
yang boleh/ tidak
- Bising usus normal
boleh diberikan
3. Berikan makanan
5-30x/ menit
3. Makan dalam porsi
dalam porsi kecil
- Hemoglobin:
besar/ banyak lebih
tapi sering.
Wanita (11-13gr/dL)
sulit
dikonsumsi
Pria (13-15gr/dL)
saat
pasien
17
4. Auskultasi bising
anoreksia.
4.
Meskipun bising
usus, catat bunyi
usus sering tidak
tidak
ada,
ada/hiperaktif
inflamasi/iritasi
usus
dapat
menyertai
hiperaktifitas usus,
penurunan absorbs
air
5. Timbang
BB
5.
Perubahan
berat
setiap hari
badan
yang
(bila
menurun
memungkinkan)
menggambarkan
peningkatan
kebutuhan kalori,
protein
dan
6. Kaji
abdomen
vitamin.
dengan
sering 6. Menunjukan
untuk
kembali
kembalinya fungsi
kebunyi
yang
usus ke normal &
lembut,
kemampuan untuk
penampilan bising
memulai masukan
usus normal &
oral.
kelancaran flatus
7. Pertahankan
higiene mulut
7. Akumulasi partikel
makanan di mulut
menambah
rasa
ketidaknyamanan
pada mulut dan
menurunkan nafsu
8. Kolaborasi
makan
dengan ahli gizi 8. Untuk menentukan
atau
dengan
makanan apa saja
dokter mengenai
yang di butukan
makanan yang di
oleh pasian untuk
butuhkan
memulihkan
kondisinya
3.
Tujuan
:
Setelah 1.
Kaji
TTV, Menunjukkan status
dilakukan
tindakan
turgor kulit dan
dehidrasi
dan
keperawatan
selama
kelembaban
kemungkinan
.x24 jam diharapkan
mukosa
kebutuhan
untuk
18
2.
Observasi
intake dan output
3.
Pemberian
cairan parenteral
(IV line) sesuai
dengan umur
4.
Timbang BB
setiap hari
5.
Kolaborasi
Pemeriksaan
serum
elektrolit(Na,
K
dan Ca)
6.
Kolaborasi
dalam pemberian
Obat-obatan
(Entimetik
dan
antibiotik)
19
dilakukan
penggantian cairan.
Indikator
keseimbangan
cairan
terutama
kehilangan cairan
Klien yang tingkat
dehidrasi
ringan
dan sedang yang
kurang intakenya
atau dehidrasi berat
perlu pemeberian
cairan cepat melalui
IV
line
sebai
pengganti
cairan
yang telah hilang.
Penimbangan
BB
harian yang tepat
dapat mendeteksi
kehilangan cairan.
Serum
elektrolit
sebagai
koreksi
keseimbangan
cairan
dan
elektrolit.
Entimetik berfungsi
untuk mengontrol
muntah
&
Antibiotik sebagai
antibakteri
berspektrum
luas
untuk menghambat
endoktoksin
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya
cenderung meningkat danm penyebaranya semakin luas dan penyakit ini
merupakan penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak
(Widoyono, 2008).
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue menurut WHO (1975) : Derajat I,
II, III, dan IV.
Penyakit DBD pada umumnya disertai tanda-tanda berikut: demam
selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, manifestasi peedarahan dengan tes
Rumpel Leede (+), mulai dari petekie (+) sampai perdarahan spontan seperti
mimisan, muntah darah, atau berak darah hitam, hasil pemeriksaan
trombosit menurun (normal: 150.000-300.000 L), hematokrit meningkat
(normal: pria < 45 tahun, wanita < 40), dan akral dingin, gelisah, tidak sadar
(DDS, dengue shock syndrome)
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam
pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang
20
DAFTAR PUSTAKA
21