Sunteți pe pagina 1din 58

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BERBASIS PADA PENGEMBANGAN


PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN
INDUSTRI BARU DI LUAR PULAU
JAWA

Disampaikan dalam
Rapat Kerja Kementerian Perindustrian
Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan
Pembangunan Industri untuk Menjadi Negara Industri
Tangguh
Jakarta, 6 Februari 2013

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

1.

Pendahuluan

2.

Prioritas Nasional 2010-2014

3.

Infrastruktur Jalan dan Transportasi

4.

Kebijakan Baru Pemerintah:


Sistem Logistik Nasional, Konektivitas dan MP3EI

5.

Sistem Jaringan Jalan

6.

Visi & Misi Direktorat Jenderal Bina Marga 2010-2014

7.

Rencana Tata Ruang Wilayah:


Kawasan Strategis Nasional

6.

Penutup

Prioritas Pembangunan Nasional: pro-growth, pro-jobs, pro-poor, pro-green.

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu agenda utama Pemerintah


telah dilakukan reformasi sejak tahun 2004 untuk mengejar defisit investasi
akibat krisis ekonomi 1997/1998,
Infrastruktur yang memadai merupakan prasyarat untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pengentasan kemiskinan.
Pembangunan infrastruktur menghadapi berbagai tantangan antara lain
kebutuhan pendanaan yang besar, pengadaan tanah, persiapan proyek
hingga reformasi peraturan perundang-undangan.
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan Kerjasama Pemerintah
Swasta terutama dalam proyek infrastruktur.

11 Prioritas Nasional
Kabinet Indonesia Bersatu II
2010-2014

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pendidikan

Kesehatan

Penanggulangan Kemiskinan

Ketahanan Pangan

Infrastruktur

Iklim Investasi dan Iklim Usaha

Energi

Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik

11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

Prioritas Lainnya

13 Bidang Perekonomian
14 Bidang Kesejahteraan Rakyat

Infrastruktur Jalan dan Transportasi

Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan


keamanan nasional

Pembangunan infrastruktur jalan memperlancar arus distribusi barang dan jasa, serta berperan
dalam peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia

Jaringan jalan sebagai prasarana distribusi dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah

Pembangunan infrastruktur jalan sejalan dengan tiga strategi pembangunan ekonomi: pro
growth, pro jobs dan pro poor.

Pembangunan infrastruktur jalan harus


memperhatikan secara bersamaan 3 aspek utama :
ekonomi, sosial dan lingkungan (Pro Green)

Setiap 1% pertumbuhan ekonomi akan


mengakibatkan pertumbuhan lalulintas sebesar 1,5%
(sumber: Achyar, 2002 ; Tamin , 2007)

Adanya infrastruktur jalan pada umumnya


menyebabkan peningkatan harga tanah di sepanjang
koridor yang ada pada tahun-tahun pertama

Penyediaan Infrastruktur Jalan merupakan bentuk


pelayanan kepada pengguna jalan (road user) dan
pemanfaat jalan (road beneficiary)

1. Perbedaan permintaan transportasi di Indonesia dimana ada daerah yang memiliki


permintaan transportasi rendah dan ada yang tinggi. Pengembangan jaringan
transportasi yang ekonomis adalah dengan melakukan perencanaan pada wilayah
yang mempunyai permintaan transportasi yang tinggi terlebih dahulu. Selanjutnya
untuk perencanaan sistem transporasi seluruh NKRI, perencanaan yang efektif
adalah dengan membangun sistem transportasi barang yang dapat mengakibatkan
perkembangan yang seimbang di seluruh wilayah negara.
2. Sebagai negara kepulauan, Indonesia masih lemah dalam sistem pengangkutan laut
yang efisien dan terkelola dengan baik. Meskipun hal ini merupakan faktor yang
sangat penting dalam persaingan ekonomi serta integritas nasional.
3. Peringkat kualitas jalan Indonesia tahun 2013 ke 2014 naik dari 90/144 menjadi
78/148 (Global Competitiveness Index-World Economic Forum)
4. Ranking LPI Indonesia tahun 2012 pada peringkat 59/128, masih berada di bawah
peringkat Vietnam, Filipina dan Thailand (Logistic Performance Index-World Bank)

Jalan merupakan salah satu moda transportasi terpenting di Indonesia yang


merupakan bagian dari sistem logistik nasional yang berperan sebagai
prasarana distribusi dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah.
Pemerintah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan jalan (jalan nasional
non-tol dan tol) dan mempertahankan jalan dalam kondisi mantap.

Total panjang jalan di Indonesia adalah 372.000 km, dengan38.569 km


merupakan jalan nasional (non tol) and 774 km jalan tol.

1.
2.
3.

4.

5.

6.

7.

Waktu tempuh rata-rata transportasi jalan di Indonesia relatif lebih tinggi dari negara
tetangga (2,7 jam/100 km)
Kerapatan jalan bebas hambatan di Indonesia masih lebih rendah dari negara tetangga
Pertumbuhan ekonomi (7% per tahun) dan motorisasi (13% per tahun) berdampak terhadap
peningkatan lalu lintas:
a.
2025: 5 kali volume tahun 2015;
b. 2045: 10-15 kali volume tahun 2015
Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari perairan, namun moda transportasi
yang dipergunakan masih dikuasai oleh moda transportasi yang menggunakan prasarana
jalan. Bappenas mencatat moda transportasi melalui jalan melayani 84% penumpang,
sedangkan kereta api 7,3%, udara 1,5%, laut 1,8%, dan sungai 5,3%.
Untuk angkutan barang, moda jalan masih mendominasi dengan menguasai 90,4%, sisanya
dibagi ke moda lainnya yakni laut dan kereta api masing-masing 7% dan 0,6%, padahal moda
ini memiliki potensi angkutan barang berskala besar. (Bappenas, 2006)
Kondisi jalan daerah yang belum memadai:
a.
Kondisi Mantap Jalan Provinsi: 60,65%;
b. Kondisi Mantap Jalan Kabupaten: 55,14%
Biaya logistik Indonesia mencapai 24 % dari total GDP atau sama dengan Rp 1.820 triliun yang
terdiri dari: (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Indonesia Kadin, 2011)
a. biaya penyimpanan (persediaan) sebesar Rp 546 triliun;
b. biaya transportasi Rp 1.092 triliun; dan
c. biaya administrasi sebesar Rp 182 triliun.
8

Pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dilaksanakan melalui pendekatan pembangunan regional yang sesuai dengan prinsip
Infrastruktur bagi seluruh lapisan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.

Wilayah telah berkembang


(pengembangan jaringan jalan standar tinggi
termasuk dengan melibatkan sektor swasta)

Wilayah sedang berkembang


(Pemeliharaan dan peningkatan jalan
nasional dan melibatkan swasta
dengan dukungan Pemerintah)

WIlayah Pengembangan Baru


(Pemeliharaan dan pembangunan jalan
baru bagi pengembangan wilayah)

Sedangkan pendekatan pembangunan dalam rangka penentuan prioritas, dilakukan dengan pendekatan
lintas. Jaringan jalan lintas pada dasarnya sudah termuat dalam PP No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).
Khusus untuk Pulau Papua, pendekatan prioritas pembangunan yang dipergunakan adalah berdasarkan
pendekatan cluster sebagaimana yang tertuang dalam 11 Ruas Strategis Papua.
9

Misi Ekonomi Indonesia 2025

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur

MP3EI

Koridor
Ekonomi

Konektivitas

Sistem Logistik
Nasional
Meningkatkan
Daya Saing

IPTEKS

Meningkatkan
Kesejahteraan
10

~8
terbesar

~ 12
terbesar
8 9 % per tahun

5 6 % per tahun

1. Sistem logistik yang terintegrasi secara


lokal mulai dari tingkat pedesaan,
perkotaan, sampai dengan antar
wilayah, dan antar pulau
2. Sistem logistik yang terkoneksi secara
global mulai dari terhubungnya sistem
logistik Indonesia dengan sistem
logistik ASEAN sampai dengan
terhubungnya sistem logistik global
melalui Pelabuhan Hub Internasional
dan jaringan informasi logistik
International Gateways

Untuk mencapai visi logistik dan PDB per kapita sebesar dimaksud,
Indonesia dituntut tidak hanya menjadi demand side (pasar yang
besar) dalam rantai pasok global tetapi juga menjadi supply side
yang dapat memasok kebutuhan dunia dengan kekayaan alam
dengan industri olahannya.
11

Integrasi Blue Print Sislognas, Sistranas (transportasi multi moda,


rencana induk pelabuhan, bandara, jalan dan KA) dan rencana
pembangunan daerah

Kerangka tersebut mempertimbangkan kondisi kepulauan, geografi ekonomi dan demografi

12

RTRW
N/P/K/K

SISTRANAS
(Sistem Transportasi Nasional)

Transportasi LAUT

Moda
KERETA API

Transportasi DARAT

Moda
JALAN RAYA

Transportasi UDARA

Moda
FERI & SUNGAI

JARINGAN JALAN
13

Jaringan jalan terbagi


menjadi 2 sistem:
Primer (Menerus antar-kota)
Sekunder (dalam Kota)

Tiap Sistem terbagi


berdasarkan fungsi:
Arteri (melayani angkutan utama,
jarak jauh, kecepatan tinggi dengan
jalan masuk dibatasi)
Kolektor (melayani angkutan
pengumpul, jarak sedang,
kecepatan sedang dengan jalan
masuk dibatasi)
Lokal (melayani angkutan setempat,
jarak dekat, kecepatan rendah
dengan jalan masuk tak terbatas)

Dari pusat produksi hingga


ke outlet, angkutan harus
melalui semua fungsi jalan
yang ada (Sehingga
mantapnya jaringan primer
arteri, kurang bermakna
tanpa kemantapan jalan
kolektor & lokal)

Pelabuhan
(Utama &
Pengumpul)

Bandar Udara
(Utama &
Pengumpul)

Pergudangan
Kawasan
Perdagangan
Regional

Kawasan
Industri

Terminal
Angkutan
Barang

Perumahan
Kawasan
Sekunder
Kawasan
Primer
Batas
Perkotaan

Jaringan Jalan
Primer
Jalan Arteri
Sekunder
Jalan Kolektor
Sekunder
Jalan Lokal Sekunder
Jalan Lingkungan
Sekunder

14

1.

2.

3.

Dukungan Ditjen. Bina Marga terhadap MP3EI, Sistem Logistik Nasional dan Konektivitas berupa
peningkatan kapasitas dan preservasi lintas-lintas utama, jalan strategis serta dukungan terhadap
pelabuhan laut dan bandara (multimoda);
Diperlukan kerjasama antara Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan dalam menyediakan
infrastruktur transportasi antar moda sebagai upaya membagi beban yang dipikul moda transportasi jalan;
Terkait kondisi jalan yang timpang antara kondisi jalan nasional dan kondisi jalan daerah, diperlukan kerja
keras dari Pemerintah Daerah untuk menyediakan jalan dengan kondisi mantap. Hal ini mengingat lokasi
pusat sumber daya-pusat produksi-outlet kemungkinan melintasi jalan daerah dan jalan nasional;
15

Percepatan dan perkuatan konektivitas nasional (mengintegrasikan antar moda transportasi melalui
peningkatan akses jalan ke pelabuhan antar pulau)
Dukungan terhadap Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
pada 6 Koridor Ekonomi
TEMA KE. SUMATERA
Sentra Produksi
dan Pengolahan Hasil Bumi dan
Lumbung Energi Nasional

TEMA KE. JAWA


Pendorong Industri
dan Jasa Nasional

TEMA KE. KALIMANTAN


Pusat Produksi dan
Pengolahan Hasil Tambang
& Lumbung Energi Nasional

TEMA KE. BALI NUSA


TENGGARA
Pintu Gerbang Pariwisata dan
Pendukung Pangan Nasional

TEMA KE. SULAWESI


Pusat Produksi dan Pengolahan
Hasil Pertanian, Perkebunan,
dan Perikanan Nasional

TEMA KE. PAPUA KEP.MALUKU


Pengolahan Sumber Daya Alam
yang Melimpah dan SDM yang
Sejahtera

Sumber: Perpres No 32 Tahun 2011 ttg Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025

16

Visi:

Terwujudnya sistem jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan


di seluruh wilayah nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan sosial

Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas,


aksesibilitas dan keselamatan yang memadai, untuk melayani pusat-pusat
kegiatan nasional, wilayah dan kawasan strategis nasional

Misi:

Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan dan


di kawasan perkotaan yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi
yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama
nasional
Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam
menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan dengan mobilitas,
aksesibilitas dan keselamatan yang memadai

Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2010-2014

17

Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang


penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau
lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan
sebagai warisan dunia.
(PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Pasal 1)

Penetapan KSN dilakukan berdasarkan kepentingan (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Pasal
75):

Pertahanan dan keamanan;


Pertumbuhan ekonomi;
Sosial dan budaya;
Pendayagunaan sumber daya alam dan/ atau teknologi tinggi; dan/ atau
Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
1

KSN Taman Nasional Rawa Aopa-Watumohao dan Rawa


Tinondo (I/B/1) Prov. Sulawesi Tenggara
KSN Kritis Lingkungan Balingara (I/B/1) Prov. Sulawesi

PENETAPAN
KSN
(Lampiran X
PP No. 26
Tahun 2008
tentang
RTRWN)

Rehabilitasi/ Revitalisasi KSN


dengan Sudut
Kepentingan Lingkungan Hidup

2 Tengah

KSN Kritis Lingkungan Buol-Lambunu (I/B/1)

3 Prov. Sulawesi Tengah

4 KSN Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk


Bintuni (I/B/1) Prov. Papua Barat

Rehabilitasi/ Revitalisasi KSN


dengan
Sudut Kepentingan Sosial Budaya

KSN Sosial Budaya Poso dan sekitarnya (I/C/1) Prov.

5 Sulawesi Tengah

19

Kebijakan pengembangan KSN meliputi (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Pasal 9):

Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman
hayati, mempertahankan dan peningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan
keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional;

Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;

Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian


nasional yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian internasional;

Pemanfaatan sumber daya alam dan/ atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;

Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa;

Pelestarian dan penigkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia,
cagar biosfer, dan ramsar; dan

Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan


antarkawasan.

1. JALAN MENURUT PERUNTUKANNYA (UU No. 38 Tahun 2004 Pasal 6):


JALAN UMUM
Jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
o JALAN KHUSUS
Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat
untuk kepentingan sendiri
2. JALAN MENURUT SISTEM (UU No. 38 Tahun 2004 Pasal 7):
o SISTEM PRIMER
o SISTEM SEKUNDER
o

3. JALAN MENURUT FUNGSI (UU No. 38 Tahun 2004 Pasal 8):


o ARTERI
o KOLEKTOR
o LOKAL
o LINGKUNGAN
4. JALAN MENURUT STATUS (UU No. 38 Tahun 2004 Pasal 9):
o JALAN NASIONAL
o JALAN PROVINSI
o JALAN KABUPATEN/KOTA
o JALAN DESA

Kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,


pembangunan, dan pengawasan jalan;
Dilaksanakan sesuai kewenangan
Jalan Nasional oleh Pemerintah Pusat (Ditjen Bina Marga)
Jalan Provinsi oleh Pemerintah Provinsi
Jalan Kabupaten/Kota oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
Jalan nasional terdiri atas (UU No. 38 Tahun 2004
tentang Jalan Pasal 9):

1. Jalan arteri
2. Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer
yang menghubungkan antar ibukota provinsi
3. Jalan strategis nasional
4. Jalan tol

PP No. 34 Tahun 2006


tentang Jalan Penjelasan Pasal 26

Jalan strategis nasional


adalah jalan yang melayani
kepentingan nasional dan
internasional atas dasar kriteria
strategis, yaitu mempunyai peranan
untuk membina kesatuan dan
keutuhan nasional, melayani daerah
rawan, merupakan bagian dari jalan
lintas regional atau lintas
internasional, melayani kepentingan
perbatasan antarnegara, melayani
aset penting negara serta dalam
rangka pertahanan dan keamanan.

PP No. 26 Tahun 2008


tentang RTRWN Pasal 18

Jaringan jalan strategis nasional


dikembangkan untuk menghubungkan:
Antar-PKSN dalam satu kawasan perbatasan
negara;
Antara PKSN dan pusat kegiatan lainnya; dan
PKN dan/atau PKW dengan kawasan strategis
nasional.

Lampiran 2. Permen PU No. 03/PRT/M/2012 tentang


Pedoman Penetapan Fungsi Jalan dan Status Jalan

Perkotaan

PKN

PKW

PKL

PKLing

Persil

PKSN

Bandara
Utama

Bandara
Pengumpul

Bandara
Pengumpan

Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan


Utama
Pengumpul Pengumpan

PKN

JAP

JAP

JKP

JLP

Jling.P

JSN

JAP

JAP

---

JAP

JAP

PKW

JAP

JKP

JKP

JLP

Jling.P

JSN

JAP

JAP

JSP

JAP

PKL

JKP

JKP

JLP

JLP

Jling.P

JSN

---

---

JSK

PKLing

JLP

JLP

JLP

JLP

Jling.P

---

---

---

Persil

Jling.P

Jling.P Jling.P Jling.P Jling.P

---

---

PKSN

JSN

JSN

JSN

---

---

JSN

Bandara
Utama

JAP

JAP

---

---

---

Bandara
Pengumpul

JAP

JAP

---

---

---

Bandara
Pengumpan

---

JSP

JSK

---

Pelabuhan
Utama

JAP

JAP

---

---

Pelabuhan
Pengumpul

JAP

JAP

---

---

Pelabuhan
Pengumpan

---

JSP

JSK

---

---

---

---

---

---

KSN

JSN

JSN

---

---

---

---

---

---

---

---

---

KSP

---

JSP

---

---

---

---

---

---

---

---

KSK

---

---

JSK

---

---

---

---

---

---

---

KSN

KSP

KSK

---

JSN

---

---

JAP

JSP

JSN

JSP

---

---

---

JSK

---

---

JSK

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

------Ibukota
Provinsi

---

---

---

--- Provinsi
--Ibukota

---

---

---

Ibukota Kabupaten/ Kota

JKP-1

---

---

---

---

---

JKP-2

---

---

---

---

---

---

---

Ibukota Kabupaten/ Kota

JKP-3
---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

25---

Ibukota Kabupaten/ Kota


Ibukota Kecamatan

JKP-4

1. Salah satu misi Ditjen. Bina Marga adalah mendukung Kawasan Strategis Nasional (KSN);
2. Rencana pengembangan jaringan jalan nasional mengacu pada RTRWN, dalam hal ini salah satunya
adalah penetapan KSN dalam RTRW;
3. Penetapan KSN dilakukan berdasarkan kepentingan (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN Pasal 75):
(i) Pertahanan dan keamanan; (ii) Pertumbuhan ekonomi; (iii) Sosial dan budaya; (iv) Pendayagunaan
sumber daya alam dan/ atau teknologi tinggi; dan/ atau (v) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
4. Salah satu kriteria pengembangan jaringan jalan strategis nasional adalah untuk menghubungkan: PKN
dan/atau PKW dengan kawasan strategis nasional. Dalam hal ini, perlu ditentukan pusat dari kawasan
strategis nasional tersebut (terkait dengan akses jaringan jalan nasional ke pintu gerbang KSN);
5. Rencana pengembangan jaringan jalan disesuaikan dengan RTRWN, potensi perkembangan kawasan;
6. Pengadaan infrastruktur jalan membutuhkan pendanaan yang besar sehingga perlu peran lebih dari
Pemerintah Daerah dan sektor swasta;
7. Pemerintah Daerah dapat berfokus pada penyelenggaraan jalan provinsi/kabupaten/kota dan
membantu Pemerintah Pusat terutama dalam proses pengadaan tanah untuk pembangunan jalan
nasional;
8. Pemerintah
Pusat akan terus memberikan bimbingan bagi penyelenggaraan jalan
provinsi/kabupaten/kota dan penyediaan dana melalui mekanisme DAK;
9. Sektor swasta dapat terlibat dalam penyelenggaraan jalan melalui mekanisme Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS) dan penyaluran dana CSR/dana khusus lainnya untuk pembangunan jalan contohnya pada
kawasan industri;
10. Pemerintah akan memberikan dukungan/jaminan terhadap proyek KPS sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

LAMPIRAN

RENCANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN


PERMUKIMAN PADA KAWASAN PERHATIAN INVESTASI (KPI)
UTAMA:
SEI MANGKE, DUMAI, CILEGON, PURWAKARTA, MALOY,
BITUNG, DENPASAR, DAN MIFEE
(SESUAI PERPRES NOMOR 32 TAHUN 2011)

28

KE. SUMATERA

15 KPI (sudah validasi)


1

KPI Sei Mangke, Sumatera utara

KPI Tapanuli Selatan, Sumatera utara

KPI Dairi, Sumatera Utara

KPI Dumai, Riau

KPI Padang, Sumatera Barat

12

KPI Tanjung Api-api- Tanjung Carat, Sumatera Selatan

13

KPI Muara Enim-Pendopo, Sumatera Selatan

14

KPI Palembang, Sumatera Selatan

15

KPI Prabumulih, Sumatera Selatan

18

KPI Bangka Barat, Bangka-Belitung

19

KPI Kota Batam, Kepulauan Riau

20

KPI Kota Bandar Lampung, Lampung

21

KPI Lampung Timur, Lampung

22

KPI Baja Cilegon, Banten

23

KSN Selat Sunda

1
4
19

5
6

10

7
9
11
12

8 KPI (belum validasi)


5. KPI Rokan Hulu-Hilir-Siak, Riau

18

17
13

6. KPI Kampar, Riau


16

14
15

7. KPI Kuantan Singingi, Riau


8. KPI Lingga, Kepulauan Riau
10. KPI Pasaman Barat, Sumatera Barat
11. KPI Solok Selatan, Sumatera Barat
16. KPI Empat Lawang, Sumatera Selatan

20
21
23
22

17. KPI Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan


*Data per April 2012

29

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI DI


KORIDOR EKONOMI SUMATERA
No

Rencana Dukungan
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014

Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

KPI Sei Mangke


(CPO/Kelapa sawit)

Jalan Kabupaten (3 km)KISM-Sp.Mayang


Jalan Sp.Inalum-Kuala Tanjung (17 km)

KPI Dairi
(kelapa sawit)

Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (60 km)

KPI Dumai
(CPO/kelapa sawit)

Jalan Tol Pekanbaru Kandis Dumai (135 km)


Jalan Sp.Batang Lubuk Gaung (19,6 km)
Jalan Sp.Kulim P.Dumai (76 Km)
Jalan Sorek-Sp.Japura-Rengat-Rumbai Jaya-K.Enok
(224,5 km)

KPI Tanjung Api-Api


(Batubara)

Jalan Akses Palembang Tj.Api-Api (74 km) (Jalan


Strategis Nasional)

KPI Muara Enim


(Batubara)

Jalan Muara Enim-Palembang (174,9 km)

KPI Palembang
(Karet dan kelapa sawit)

Jalan Muara Enim-Palembang (174,9 km)

KPI Bangka Barat


(pariwisata)

Jalan Tanjung Pandan-Tanjung Tinggi (38,3 km)

KPI Bandar Lampung


(Batubara, kelapa sawit, dan karet)

Jalan Provinsi Wiralaga-Sp.Pematang

10

KPI Cilegon (besi baja, petrokimia, dan


makanan-minuman)

Jalan Cilegon-Pasauran

11

KSN Selat Sunda

Jembatan Selat Sunda

Jalan Pematang Siantar Tebing Tinggi (34,5


km)
Jalan Akses Pelabuhan Belawan (8 km)
SPAM Kota Lima Puluh 50 l/s

Jalan Provinsi Wiralaga-Sp.Pematang

Jalan Lingkar Selatan Cilegon (Jalan


Provinsi))

NB: Dari total 23 KPI pada Koridor Ekonomi Sumatera terdapat 11 KPI yang membutuhkan dukungan
Infrastruktur PU, sisanya (12 KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur PU

30

CONTOH I: DUKUNGAN LANGSUNG INFRASTRUKTUR PU


DAN PERMUKIMAN DI KPI SEI MANGKE (K.E. SUMATERA)
Pelabuhan
Kuala Tanjung

Perbaikan/Pelapisan Sp. Inalum Lima Puluh:


2011:
1. Pelebaran Jl. Tanjung Kasau - Indrapura / 6,2 Km (24,29 Milyar)
2. Pelebaran Jalan Indrapura Lima Puluh / 17,6 Km (63,46 Milyar), termasuk
penanganan 1 Km Ruas Jalan Kabupaten Sp. Mayang
2012:
1. Duplikasi Jembatan Sidalu-dalu/ 40 Meter (10, Milyar)
2. Perbaikan Simpang Sebidang Sp. Lima Puluh (9,2 Milyar)
2013-2014:
1. Pemeliharaan Rutin/ 22 Km (11 Milyar)

17 km

Tanjung
Kasau
Medan

Sp.
Inalum

Indrapura

Kota
Lima Puluh

22 km

Lintas Timur
Sumatera

SPAM Kota Lima Puluh dengan


kapasitas 50 l/s dan nilai total
investasi Rp. 39,82 M

Kawasan
Industri
Sei Mangkei (KISM)

Legenda:
Jalan Nasional
Jalan Provinsi

Lap. bola

Sp. Mayang
2.5 km

Jalan Kabupaten

Usulan KISM untuk Flyover

Rantau
Prapat

Perdagangan

Penanganan Jalan Kabupaten


(Pelebaran)
SIMPANG MAYANG
KAWASAN INDUSTRI SEI
MANGKE (2012)
2,5 km (12.6 Milyar )
31

CONTOH II: DUKUNGAN LANGSUNG INFRASTRUKTUR PU


DAN PERMUKIMAN DI KPI DUMAI (K.E. SUMATERA)
Jembatan
Belum ada

Kws. Industri
Lubuk Gaung: 2.158 Ha

21,9 Km
12,5 Km

Batas Kota
Dumai dan
Bengkalis

6 km

Kws. Industri
Pelintung
5.084 Ha

Kws.
Pelabuhan
Dumai

Sp. Batang

Nama Jalan
Jalan Sp.Batang-Bts. Dumai

Jalan menuju Pel Dumai

Batas Kota Dumai/


Rokan Hilir
Sp. Kulim

Jalan alternatif menuju


Kws. Industri L. Gaung
Jalan Nasional
Jalan Kabupaten

28 km

Menuju Medan

Investasi 2012
Rp. 34 Milyar

Jalan Sp.Kulim-Pelabuhan Dumai

Rp. 152 Milyar

Jalan Dumai-Pelintung

Rp. 155 Milyar

Menuju Pk.Baru

Nama Jalan
Jalan Sp.Batang-Lubuk Gaung

Investasi 2012
Rp. 80 Milyar
32

CONTOH III: DUKUNGAN LANGSUNG INFRASTRUKTUR PU


DAN PERMUKIMAN DI KPI CILEGON (K.E. JAWA)
Jalan Lingkar Selatan Cilegon
Jalan Nasional
Jalan Tol
Jalan Nasional Cilegon-Pasauran
(SRIP)

Interchange
(Km 10)
STA AKHIR
(17+100)

Jalan Tol Jakarta-Merak


Kota Cilegon

STA AWAL
(0+000)

Jalan Nasional CilegonPasauran (17,1 Km)

Simpul
Jalan Lingkar Selatan PCI
( 15,876 Km)

PT. Chandra Asri


Petrokimia (Km 13)

Pembiayaan oleh PT.


Krakatau Steel-Posco
(6 km)

Konsorsium (4,376 km)

Kementerian PU (2 km)
6,376 km

APBD Kota Ciegon


(3,5 km)

a) JALAN LINGKAR SELATAN CILEGON Rp 216,7 MILYAR (2 jalur)


b) PENDANAAN JALAN NASIONAL CILEGON-PASAURAN: NILAI KONTRAK ADDENDUM 04
Rp.58,7 MILYAR DAN NILAI KONTRAK ADENDUM 06 Rp. 67, 3 MILYAR

33

34 KPI (sudah validasi)

34 KPI (sudah validasi)

34 KPI (sudah validasi)

34 KPI (sudah validasi)

KPI Banten

KPI DKI Jakarta

17

KPI Majalengka

25

KPI Karanganyar

KPI Serang

10

KPI Karawang

18

KPI Subang

26

KPI Kulonprogo

KPI Cilegon

11

KPI Bekasi

19

KPI Cirebon

27

KPI Surabaya

KPI Tangerang

12

KPI Cikampek

20

KPI Pati

28

KPI Sidoarjo

KPI Balongan

13

KPI Rancaekek

21

KPI Semarang

29

KPI Kediri

KPI Depok

14

KPI Bandung

22

KPI Brebes

30

KPI Gresik

KPI Bogor

15

KPI Purwakarta

23

KPI Cilacap

31

KPI Mojokerto

KPI Sukabumi

16

KPI Cimahi

24

KPI Sukoharjo

32

KPI Lamongan

9
1

11

10

12
7

18

15
16

14

13

17

19

20
22

32

27
31

21

30
33

23

28
26

34 KPI (sudah validasi)


33

KPI Pasuruan

34

KPI Malang

24

25
29

34

KE. JAWA
34

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI


DI KORIDOR EKONOMI JAWA
No

Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

Rencana Dukungan
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014

KPI Cilegon
(Besi baja, petrokimia, dan makananminuman)

Jalan Cilegon-Pasauran

KPI Tangerang
(Makanan-minuman)

Jalan Tol Cengkareng-Kunciran


(15,22 km)
Jalan Tol Kunciran-Serpong (11,19
km)
Jalan Kabupaten Dipati Unus (600
meter)

KPI Depok
(Makanan-minuman)

Jalan Tol Depok-Antasari (21,55


km)

KPI Sukabumi
(makanan-minuman)

Jalan Tol Ciawi Sukabumi (54 km)

KPI DKI Jakarta


(petrokimia, besi baja, makananminuman, peralatan transportasi, dan
perkapalan)

Enam Ruas Tol Dalam Kota Jakarta


Jalan Tol Bekasi-CawangKp.Melayu
Jalan Tol JORR W2 Utara (7 km)
Jalan Tol Akses Tj.Priok (E2,E2A,
dan NS)

KPI Karawang
(peralatan transportasi, petrokimia, dan
makanan-minuman)

Flyover Cikarang-Pasir Gombong


(100 m)

KPI Bekasi
(peralatan transportasi dan makananminuman)

Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kp.Melayu

Jalan Lingkar Selatan Cilegon (Jalan Provinsi)

35

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI


DI KORIDOR EKONOMI JAWA
No

Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

Rencana Dukungan
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014

KPI Cikampek
(makanan-minuman)

Jalan Tol Cikampek-Palimanan


(116 km)

KPI Bandung
(Makanan-minuman, alutsista, dan
tekstil)

Jalan Tol Cileunyi-SumedangDawuan (58,5 km)


Jalan Tol Pasir Koja-Soreang (15
km)
Jalan Tol Terusan Pasteur-Ujung
Berung-Cileunyi (27,3 km)

10

KPI Purwakarta
(Makanan-minuman dan Tekstil)

11

KPI Majalengka
(Tekstil)

12

KPI Cirebon
(Perkapalan)

Jalan Tol Pejagan Pemalang (57,5


km)

13

KPI Semarang
(makanan-minuman)

Jalan Tol Semarang-Solo


Fly Over Kali Bantaeng
Jalan Semarang-Bawen-Yogyakarta

14

KPI Pati
(makanan-minuman)

Jalan Pati-Rembang-Batas JatimBulu-Tuban

KPI Surabaya
(Makanan-minuman dan perkapalan)

Jalan Waru-Wonokromo-Tj.Perak
(18,6 km)
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto
(36,27 km)

15

36

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI


DI KORIDOR EKONOMI JAWA
No

Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

Rencana Dukungan
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014
Jalan Tol Mojokerto-Surabaya (36,27
km)

16

KPI Mojokerto
(makanan-minuman dan migas)

17

KPI Lamongan
(Perkapalan)

18

KPI Pasuruan
(Makanan-minuman)

Jalan Tol Gempol-Pandaan (13,61 km)


Jalan Tol Pandaan-Malang (37,62 km)

19

KPI Malang
(Makanan-minuman)

Jalan Tol Pandaan-Malang (37,62 km)

NB: Dari total 34 KPI pada Koridor Ekonomi Jawa terdapat 19 KPI yang membutuhkan
dukungan Infrastruktur PU, sisanya (15 KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur PU

37

CONTOH IV: DUKUNGAN LANGSUNG INFRASTRUKTUR PU


DAN PERMUKIMAN DI KPI PURWAKARTA (K.E. JAWA)
1. Akses Tol, panjang jalan: 8,87
Km
2. Nilai Investasi: Rp. 688 Milyar
3. DED disusun oleh Ditjen Bina
Marga
4. Pembebasan tanah oleh Pemda
dan swasta (industri-industri
tekstil)
3 perusahaan baru
telah mendapat izin

2 perusahaan
dalam proses izin

Alternatif 1 (Terpilih)

38

37 KPI (sudah validasi)

37 KPI (sudah validasi)

37 KPI (sudah validasi)

37 KPI (sudah validasi)

KPI Balikpapan

KPI Penajam Paser Utara

17

KPI Kapuas

25

KPI Kapuas Hulu

KPI Berau

10

KPI Banjar

18

KPI Tanah Laut

26

KPI Lamandau

KPI Kutai Kertanegara

11

KPI Kota Baru

19

KPI Tanah Bumbu

27

KPI Katingan

KPI Kutai Timur

12

KPI Murungraya

20

KPI Tabalong

28

KPI Sukamara

KPI Rapak dan Ganal

13

KPI Pontianak

21

KPI Balangan

29

KPI Seruyan

KPI Kutai Barat

14

KPI Ketapang

22

KPI Barito

30

KPI Sambas

KPI Bulungan

15

KPI Kotawaringin Barat

23

KPI Sanggau

31

KPI Kubu

KPI Bontang

16

KPI Kotawaringin Timur

24

KPI Sintang

32

KPI Landak

31

36

33

37

25
12

32

34
3

24
17

14

26

16

11
15

27

37 KPI (sudah validasi)


33

KPI Melawi

34

KPI Penajam Paser

35

KPI Bengkayang

36

KPI Mempawah

37

KPI Balongan

23
13

22

35

20
10
21

28

29
18

19

KE. KALIMANTAN
39

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI


DI KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN
No

Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

Rencana Dukungan
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014

KPI Balikpapan
(kelapa sawit)

Jembatan Mahkota II (Provinsi)


Jalan Akses Terminal Peti Kemas Kariangau
(Provinsi)

KPI Kutai Kartanegara


(Batubara dan Kelapa Sawit)

Jalan Batas Provinsi Kalteng-TenggarongSamarinda-Kaltim (408,2 km)

KPI Bontang
(Migas)

Jalan Samarinda-Bontang-Sangatta-Maloy (304,5


km)

KPI Banjar
(kelapa sawit dan batubara)

KPI Pontianak
(kelapa sawit)

Jalan Sekadau-Sanggau-Tayan-Pontianak (263,8


km)

KPI Kotawaringan Barat


(kelapa sawit)

Jalan Sampit-Sp.Runtu-Pangkalan Bun-Kumai;


Sp.Runtu-Runtu 277,6 km

KPI Kapuas
(Perkayuan dan kelapa sawit)

KPI Tanah Bumbu


(kelapa sawit)

Jalan akses ke Kawasan Industri Batulicin (Pemda)

KPI Sanggau
(Kelapa sawit)

Jalan Sekadau-Sanggau-Tayan-Pontianak (263,8


km)

Perbaikan Jalan KODEKO 5


km (swasta)

NB: Dari total 37 KPI pada Koridor Ekonomi Sumatera terdapat 9 KPI yang membutuhkan
dukungan Infrastruktur PU, sisanya (28 KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur
PU

40

CONTOH V: DUKUNGAN LANGSUNG INFRASTRUKTUR PU


DAN PERMUKIMAN DI KPI MALOY (K.E. KALIMANTAN)
Saat ini telah
dibuka badan
jalan sepanjang
12 Km dengan
lebar 50 Meter.
Rencana
pembangunan
jalan sepanjang
12 km rigid
pavement.

NO

NAMA PROYEK

ALOKASI SAL TA. 2011


(MILYAR RP.)

Pembangunan Jalan Akses


1. Pelabuhan Maloy
(12 km)
2.

258

Pengawasan Jalan Akses


Pelabuhan Maloy

Total

260

41

28 KPI (sudah validasi)


1

KPI Makassar

KPI Maros

KPI Gowa

KPI Luwu

KE. SULAWESI
23

22

21
12

26
25

24

27

KPI Wajo

KPI Pare-Pare

17

KPI Banggai

KPI Mamuju

18

KPI Sigi

KPI Palipi

19

KPI Donggala

20

KPI Poso

21

KPI Buol

22

KPI Bitung

23

KPI Manado

24

KPI Minahasa Utara

28 KPI (sudah validasi)

28

19

28 KPI (sudah validasi)


9

KPI Kendari

10

KPI Kolaka

11

KPI Konawe Utara

12

KPI Toli-Toli

13

KPI Palu

14

KPI Morowali

15

KPI Parigi

16

KPI Tojo Una-Una

13

15
20 18
16

17

14
5

28 KPI (sudah validasi)

11

8
6

9
10

25

KPI Pohuwato

26

KPI Gorontalo Utara

27

KPI Boalemo

28

KPI Gorontalo

2
1
3
4

42

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI


DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI
No

Kawasan Perhatian
Investasi (KPI)

Rencana Dukungan
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014

KPI Mamuju
(kelapa sawit)

Jalan Polewali-Batas Sulsel (23 km)

KPI Kendari
(Nikel)

Penanganan Jalan Kendari - Asera 125.4 km


Penanganan jalan Sp-Torobulu-Lainea-Kendari 127 km
Penanganan jalan mendukung kegiatan tambang / industri
nikel di Kolaka menuju ke Pelabuhan Pomala - 38 km

KPI Kolaka
(Nikel)

Penanganan jalan mendukung kegiatan tambang / industri


nikel di Kolaka Utara menuju ke Pelabuhan Lasusua - batas
sulsel 279.8 km

KPI Makassar
(Kelapa sawit dan Kakao)

Penanganan jalan dari Siwa - Pare-pare - Barru - Maros Makassar. ( 312.9 KM)

KPI Maros
(Kelapa Sawit dan Kakao)

Penanganan jalan dari Siwa - Pare-pare - Barru - Maros Makassar. ( 312.9 KM)
Penanganan Jalan Maros - Watampone-Pelabuhan Bajo E. (Sulsel) (158.6 Km)

KPI Konawe Utara


(Nikel)

Jalan Sp.Torobulu Lainea Mandonga (135,1 km)

KPI Palu
(Kakao dan kelapa sawit)

Jalan Palu-Parigi

KPI Parigi
(Perkebunan, Kakao, dan Padi)

Jalan Parigi-Poso-Tentena-Tindantana (93,2 km)

KPI Poso
(Perkebunan, Kakao, dan Padi)

Jalan Parigi-Poso-Tentena-Tindantana (93,2 km)

43

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI DI


KORIDOR EKONOMI SULAWESI
No

Kawasan Perhatian
Investasi (KPI)

Rencana Dukungan
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014

10

KPI Bitung
(Pelabuhan dan makananminuman)

Jalan Tol Manado-Bitung (38,6 Km)

11

KPI Manado
(Makanan-minuman)

Jalan Tol Manado-Bitung (38,6 Km)

NB: Dari total 28 KPI pada Koridor Ekonomi Sulawesi terdapat 11 KPI yang membutuhkan
dukungan Infrastruktur PU, sisanya (17 KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur
PU

44

Contoh: JALAN TOL MANADO - BITUNG


Alinemen Horizontal
Manado

Suwaan
Danowudu
(Bitung)
Airmadidi
Kauditan

Segmen 1: Jalan Lingkar Manado Airmadidi sepanjang 12,93 km


Segmen 2: Airmadidi Danowudu (Bitung) sepanjang 17.93 km

Total panjang: 30.86 km


45

KE. BALI NUSA TENGGARA

2 4
1

PROVINSI BALI
#

Kawasan
Perhatian
Investasi (KPI)

KPI Benoa

KPI Buleleng

KPI Badung

KPI Denpasar

KPI Bangli

Nilai Investasi
(Rp.)
PROVINSI NTB

5M
10.505 M

4.040 M
6

KPI Lombok
Tengah

KPI Sumbawa
Barat

52 M
4.000 M

Kawasan
Perhatian
Investasi (KPI)

PROVINSI NTT

Nilai Investasi
(Rp.)
#
3.000 M

Kawasan
Perhatian
Investasi (KPI)

KPI Kupang

KPI Sumba Timur

LINTAS PROVINSI BALI-NT


Nilai Investasi
(Rp.)

INFRA
STRUK
TUR

27.539 M

1.935 M

18.000 M

Nilai Investasi

18.602 M

Nilai Investasi

21.000 M

INFRASTRUKTUR

31.788 M

INFRASTRUKTUR

7.526 M

TOTAL

50.390 M

TOTAL

28.526 M

10.000 M

Nilai Investasi

11.935 M

INFRASTRUKTUR

4.294 M

TOTAL

16.229 M

46

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI


DI KORIDOR EKONOMIBALI-NUSA TENGGARA
No

Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

Rencana Dukungan
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014
Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah RaiBenoa (9,6 km)
Jalan Tohpati-Kosamba (11,8 km)
Underpass Dewa Ruci

KPI Denpasar
(Pariwisata, Peternakan, dan Perikanan)

KPI Badung
(Pariwisata dan Peternakan)

KPI Kupang
(Pariwisata, Perikanan, dan Peternakan)

KPI Benoa
(Pariwisata)

Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah RaiBenoa (9,6 km)

KPI Lombok Tengah


(Pariwisata)

Jalan Akses Bandara Internasional


BIL

NB: Dari total 9 KPI pada Koridor Ekonomi Bali-Nusra terdapat 5 KPI yang membutuhkan
dukungan Infrastruktur PU, sisanya ( KPI) belum membutuhkan dukungan Infrastruktur PU

47

CONTOH: DUKUNGAN INFRASTRUKTUR JALAN DI KPI DENPASAR


ALTERNATIF JALUR TOL NUSA DUA-NGURAH RAI-BENOA KPI DENPASAR

1
2
3
4

Total Investasi: Rp. 2,4 Triliyun


Sumber Dana: 100% swasta (30% ekuitas dan 70% pinjaman bank)
Status saat ini selesai
Institusi Pelaksana: Konsorsium BUMN (PT. Jasamarga Bali Tol, PT. Angkasa Pura I, PT. Pelindo III, PT. Wijaya
Karya, PT. Hutama Karya, PT. Adhi Karya, dan PT. Bali Tourism Development Center)

48

KE. PAPUA dan KEP.MALUKU

8 KPI (sudah validasi)


5

KPI Merauke/MIFEE

KPI Timika

KPI Halmahera

KPI Teluk Bintuni

KPI Morotai

KPI Ambon

KPI Nabire

KPI Manokwari

4
7

49

DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN PERMUKIMAN PADA KPI DI


KORIDOR EKONOMI SULAWESI
No

Kawasan Perhatian
Investasi (KPI)

Rencana Dukungan
Infrastruktur PU dan Permukiman 2011-2014

KPI Merauke
(kelapa sawit, padi, food estate
MIFEE)

Jalan Merauke-Muting-Waropko (511,5 km)


Jalan Merauke-Okaba-Buraka-Wanam-Bian-Wogikel (152
km)

KPI Timika
(Tembaga, Emas, dan Nikel)

Jalan Timika-Potowaiburu-Wagetha-Enarotali Nabire


(427,7 km)

KPI Nabire
(Tembaga, Emas, dan Nikel)

Jalan Timika-Potowaiburu-Wagetha-Enarotali Nabire


(427,7 km)

KPI Morotai
(Perikanan dan Pariwisata)

Jalan Daeo-Bere-Bere (55,7 km)


Jalan Daruba-Wayabula

KPI Manokwari
(Energi Gas)

Jalan Manokwari-Kebar-Sorong

NB: Dari total 8 KPI pada Koridor Ekonomi Papua-Kep.Maluku terdapat 4 KPI yang
membutuhkan dukungan Infrastruktur PU, sisanya ( 4 KPI) belum membutuhkan dukungan
Infrastruktur PU

50

CONTOH : DUKUNGAN INFRASTRUKTUR PU DAN


PERMUKIMAN DI KPI MIFEE (K.E. PAPUA-MALUKU)

Jalan pendukung MIFEE;Pembangunan Jalan dan


Jembatan Okaba-Buraka-Wanam
(TA 2012;Rp.187,5Jalan
M) dan
Jalan pendukung MIFEE;Pembangunan
Jembatan Okaba-Buraka-Wanam (TA 2012;Rp.187,5
M)

JAGEBOB II

Penanganan jalan Merauke


Okaba-(Buraka)-WanamBian-Wogikel (152 km)

Penanganan jalan
Merauke-MutingWaropko (511 km)

51

LAMPIRAN

DAFTAR PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU


TAHUN 2015 - 2019

52

DAFTAR PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019


KORIDOR

KAWASAN PERHATIAN
INVESTASI (KPI)
KPI Dumai

PROYEK
Jalan Tol Pekanbaru Kandis - Dumai

Sumatera
KPI Dairi

Jawa

Jalan Tol Medan Kualanamu Tb.Tinggi

KPI Semarang

Jalan Tol Semarang Solo (seksi Bawen Solo)

KPI DKI Jakarta

Jalan Tol Akses Tanjung Priok (Seksi E2, E2A, dan NS)

KPI Bandung

Jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan

Kalimantan

KPI Sanggau

Jembatan Tayan

Sulawesi

KPI Bitung

Jalan Tol Manado Bitung

Jalan Merauke Muting Waropko


KPI Merauke

Papua-Kep.Maluku

Jalan Merauke-Okaba-Buraka-Wanam-Bian-Wogikel

KPI Teluk Bintuni/Sorong

Jalan Manokwari-Kebar-Sorong

53

PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019


1

KPI DAIRI Rp. 4,5 T

Kegiatan
Ekonomi

Lainnya: Rp. 4.500 M


Total

: Rp. 4.500 M

Infrastruktur
1
2

Jalan MedanKualanamu-Tb.Tinggi

Nilai Investasi
Rp. 6.230 M

KPI DUMAI Rp. 4,34 T

Kelapa Sawit : Rp. 4.171 M


Kegiatan Migas
: Rp. 166 M
Ekonomi
Total
: Rp. 4.337 M
Infrastruktur
Jalan P.Baru-KandisDumai

Nilai Investasi

Keterangan :
Lainnya artinya sektor ekonomi yang tidak
termasuk dalam 22 kegiatan ekonomi utama

Rp. 16.279 M

KE. SUMATERA
54

PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019


9

21

KPI DKI JAKARTA Rp. 7.763 M

KPI SEMARANG Rp.1.824 M


Makanan dan
Kegiatan Minuman: Rp. 324 M
Ekonomi Migas
: Rp.1.500 M
Total

Kegiatan
Ekonomi

: Rp.1.824 M

Infrastruktur
Jalan Tol
Semarang-Solo

Nilai Investasi

Peralatan Transportasi : Rp. 6.261 M


Migas
: Rp. 283 M
Makanan dan Minuman: Rp. 870 M
Besi Baja

: Rp. 349 M

Total

: Rp. 7.763 M

Infrastruktur
Jalan Tol Akses
Tj.Priok (E2,E2A,
& NS)

Rp 7.964 M

Nilai Investasi
Rp. 3.258 M

14
21
14

KPI BANDUNG Rp. 183 M

Telematika : Rp. 100 M


Kegiatan
: Rp. 83 M
Ekonomi Tekstil
Total

Infrastruktur
Jalan Tol
Cisumdawu

: Rp. 183 M

Nilai Investasi
Rp. 10.076 M

KE. JAWA
55

PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019


23

KPI SANGGAU Rp. 5.028 M


Kegiatan
Ekonomi

Kelapa Sawit : Rp. 528 M


Bauksit

: Rp.4.500 M

Total

: Rp.5.028M

Infrastruktur

Nilai investasi

Jembatan Tayan

Rp. 623 M

23

KE. KALIMANTAN
56

PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019


22

22

KPI BITUNG - Rp. 1.582 M


KEGIATAN
Perikanan
EKONOMI
TOTAL

Rp. 1.582 M
Rp. 1.582 M

Infrastruktur
Jalan Tol ManadoBitung

Nilai Investasi
Rp. 2.889 M

KE. SULAWESI
57

PROYEK QUICKWINS KEMENTERIAN PU 2015-2019

KPI TELUK BINTUNI/SORONG


Rp 50 T
Kegiatan
Ekonomi

Migas : Rp 50 T
Total : Rp 50 T

Infrastruktur
Jalan ManokwariKebar-Sorong

Nilai Investasi
Rp. 4.568 M

KPI MERAUKE (MIFEE)


Rp 57,68 T

Kegiatan
Ekonomi

Pertanian Pangan : Rp
57,68 T
Total : Rp 57,68 T

Infrastruktur
Jalan Merauke-MutingWaropko
Jalan Merauke-OkabaBuraka-Wanam-BianWogikel

Nilai Investasi
Rp. 2.282 M

Rp. 1.951 M

KE. PAPUA-KEP.MALUKU
58

S-ar putea să vă placă și