Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
Background: Adolescence is a mix between the development of psychological age and biological age. This problem
can not be approached only from the clinical aspect of medical experts. The core problem really lies in the social context
of reproductive health is very complex because of the political, social, and economic and closely related to values, ethics,
religion and culture. This study aimed to analyze the relationship between the sexual behavior of adolescents aged 1524
years first with knowledge of reproductive health. Methods: analysis based on the type of adolescent sexual behavior data
for people aged 1524 who are nominally as the dependent variable, and reproductive health as independent variables,
with the type of data that are nominally the test analysis through 2 stages: analysis, univariate, bivariate analysis of the
relationship between two variables for followed by a second stage analysis Regression ordinal. Results: Results Analysis
showed that there was a significant correlation significantly between unsafe sexual behavior on knowledge of reproductive
health with a value of P = 0.000 with an alpha of 0.05. There was a significant correlation between sexual behavior
significantly adolescents aged 1524 years with knowledge of prevention of sexually transmitted diseases with a value
of P = 0.000 at alpha 0.05. Suggestions: Required increase in counseling at adolescent age group 1524 years with an
appropriate method to increase the sense of empathy, sympathy, affective on peer group ungrouped by empowering the
community by forming a cadre of teenage adolescent reproductive health, by establishing adolescent peer group, youth
as an effort to pick up the ball.
Key words: adolescent sexual behavior, STDs and reproductive health
ABSTRAK
Masa remaja merupakan perpaduan antara perkembangan usia psikologis dan usia biologis. Masalah ini tidak dapat
didekati hanya dari aspek klinis oleh para ahli kedokteran. Inti persoalan sesungguhnya terletak pada konteks sosial yang
sangat kompleks karena kesehatan reproduksi politik, sosial dan ekonomi dan berhubungan erat dengan nilai, etika,
agama dan kebudayaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor perilaku seksual peramakali remaja
usia 1524 tahun dengan pengetahuan kesehatan reproduksi. Metode analisis berdasarkan jenis data perilaku seks
remaja usia 1524 tahun yang bersifat nominal sebagai variabel dependen, dan kesehatan reproduksi sebagai variabel
independen, dengan jenis data yang bersifat nominal maka uji analisis melalui 2 tahap yaitu Analisis, univariat, bivariat
untuk analisis hubungan dua variabel yang kemudian dilanjutkan dengan analisis tahap ke dua Analisis Regressi ordinal.
Hasil Analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara signifikan antara perilaku seksual tidak aman
terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi dengan nilai P = 0,000 dengan alfa 0,05. Terdapat hubungan yang bermakna
secara signifikan antara perilaku seksual remaja usia 1524 tahun dengan pengetahuan pencegahan penyakit infeksi
menular seksual dengan nilai P = 0,000 pada alfa 0,05. Diperlukan peningkatan penyuluhan pada kelompok remaja usia
1524 tahun dengan metode yang tepat untuk meningkatkan rasa empati, simpati ,afektif pada kelompok peer groupnya
dengan melakukan pemberdayaan masyarakat dengan membentuk kader-kader remaja bidang kesehatan reproduksi
remaja, dengan membentuk peer group remaja, karang taruna sebagai upaya jemput bola.
Kata kunci: Perilaku seksual remaja, IMS dan kesehatan reproduksi
Naskah Masuk: 24 Agustus 2010, Review 1: 26 Agustus 2010, Review 2: 26 Agustus 2010, Naskah layak terbit: 17 September 2010
1
2
Peneliti pada Puslitbang Sistem dan Kebijakan kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jl. Indrapura 117 Surabaya,
60176, alamat korespondensi; niniekpratiwi@yahoo.com
Dosen FKM Universitas Airlangga Surabaya, Jl. Mulyorejo 60115
309
PENDAHULUAN
Remaja adalah aset sumber daya manusia yang
merupakan tulang punggung penerus generasi di
masa mendatang. Besarnya jumlah penduduk usia
remaja ini adalah merupakan peluang dan bukan
menjadi masalah bagi pemerintah. Masa remaja
adalah merupakan masa peralihan baik secara
fisik, psikis maupun sosial dari masa kanak-kanak
menuju dewasa. Masalah yang berkaitan dengan
perilaku dan reproduksi remaja seperti bertambahnya
kasus penyakit menular seksual terutama HIV/
AIDS, kematian ibu muda yang masih sangat tinggi,
merebaknya praktik aborsi karena kehamilan yang
tidak diinginkan dan kecenderungan remaja masa
kini untuk melakukan seks pranikah.
Hubungan seks pranikah tidak hanya belum
diterima oleh masyarakat tetapi juga menimbulkan
masalah lain. Kehamilan di luar nikah adalah salah
satu masalah yang muncul akibat hubungan seks
sebelum nikah. Kehamilan ini tidak saja menimbulkan
masalah sosial, tetapi juga masalah kesehatan bagi
yang bersangkutan, terutama bila yang mengalaminya
adalah remaja yang masih muda usia. Kehamilan pada
usia muda ditinjau dari segi kesehatan mengandung
risiko tinggi, baik ketika masa kehamilan maupun saat
melahirkan. Risiko tinggi yang dimaksud bukan hanya
risiko sakit pada yang mengandung dan dikandung,
tetapi juga risiko kematian. Secara psikologis, perilaku
seks sebelum nikah juga membawa pelakunya
mengalami perubahan-perubahan.
Perilaku seks pranikah ini memang kasat mata,
namun ia tidak terjadi dengan sendirinya melainkan
didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal
yang tidak dapat diamati secara langsung (tidak kasat
mata). Dengan demikian individu tersebut tergerak
untuk melakukan perilaku seks pranikah.
Motivasi merupakan penggerak perilaku.
Hubungan antar kedua konstruk ini cukup kompleks,
antara lain dapat dilihat sebagai berikut: Motivasi
yang sama dapat saja menggerakkan perilaku yang
berbeda, demikian pula perilaku yang sama dapat saja
diarahkan oleh motivasi yang berbeda. Motivasi tertentu
akan mendorong seseorang untuk melakukan perilaku
tertentu pula. Pada seorang remaja, perilaku seks
pranikah tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang
dan cinta dengan didominasi oleh perasaan kedekatan
310
Analisis Hubungan Perilaku Seks Pertamakali (Niniek L Pratiwi dan Hari Basuki)
METODE
Kerangka Konsep Analisis
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
6687
6036
34,4%
31,7%
7524
7403
38,7%
38,8%
5221
5631
26,9%
29,5%
19432
19070
100,0%
100,0%
Total
12723
33,0%
14927
38,8%
10852
28,2%
38502
100,0%
311
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
10603
10402
54,6%
54,5%
8829
8667
45,4%
45,5%
19432
19069
100,0%
100,0%
Total
21005
54,6%
17496
45,4%
38501
100,0%
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
17436
12728
89,7%
66,7%
1947
6180
10,0%
32,4%
45
148
0,2%
0,8%
3
13
0,0%
0,1%
19431
19069
100,0%
100,0%
Total
30164
78,3%
8127
21,1%
193
0,5%
16
0,0%
38500
100,0%
312
banyak pada remaja perempuan dibandingkan lakilaki. Cerai hidup pada usia remaja sebanyak 0,5%.
2. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
a. Pernah mendapat penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi
Tabel 4. Distribusi Frekuensi menurut Pernah
mendapat Penyuluhan tentang Kesehatan
reproduksi Berdasarkan Data Riskesdas
MDGS Tahun 2010
Pernah mendapat
penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi
Ya
Tidak
Tidak menjawab
Total
Frekuensi
Persen
12478
25973
51
38501
32,4
67,5
0,1
100,0
Frekuensi
Persen
31
55
1238
1206
16538
19069
0,2
0,3
6,5
6,3
86,7
100,0
Analisis Hubungan Perilaku Seks Pertamakali (Niniek L Pratiwi dan Hari Basuki)
Ya
Tidak
17,2%
15,0%
5,0%
2,0%
31,8%
82,8%
85,0%
95,0%
98,0%
68,8%
Frekuensi
Persen
189
1789
3560
716
6254
3,0
28,6
56,9
11,4
100,0
Frekuensi
3631
34871
38501
Persen
9,4
90,6
100,0
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Menurut Kategori Perilaku Seksual Berdasarkan Provinsi Data Riskesdas MDGS
Tahun 2010
Provinsi
Aceh
Sumatra Utara
Sumatra Barat
Riau
Jambi
Sumatra Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kep. Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Perilaku Seksual
Tidak aman
Aman
29 (3,6%)
776 (96,4%)
121 (5,3%)
2156 (94,7%)
30 (4,0%)
716 (96,0%)
72 (7,6%)
874 (92,4%)
60 (11,7%)
451 (88,3%)
102 (7,6%)
1235 (92,4%)
28 (9,6%)
265 (90,4%)
88 (6,7%)
1221 (93,3%)
28 (14,4%)
167 (85,6%)
21 (9,3%)
205 (90,7%)
97 (5,9%)
1549 (94,1%)
636 (9,1%)
6355 (90,9%)
340 (6,8%)
4653 (93,2%)
45 (7,9%)
522 (92,1%)
527 (9,5%)
5049 (90,5%)
132 (6,5%)
1897 (93,5%)
Total
805 (100,0%)
2277 (100,0%)
746 (100,0%)
946 (100,0%)
511 (100,0%)
1337 (100,0%)
193 (100,0%)
1309 (100,0%)
195 (100,0%)
226 (100,0%)
1646 (100,0%)
6991 (100,0%)
4993 (100,0%)
567 (100,0%)
5576 (100,0%)
2029 (100,0%)
313
Lanjutan Tabel 9.
Provinsi
Bali
NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawasi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Irian Barat
Papua
Total
Perilaku Seksual
Tidak aman
Aman
133 (22,5%)
457 (77,5%)
73 ( 9,3%)
712 (90,7%)
77 (11,7%)
579 (88,3%)
75 (10,7%)
623 (89,3%)
69 (19,1%)
293 (80,9%)
74 (12,2%)
531 (87,8%)
97 (16,7%)
483 (83,3%)
70 (21,5%)
255 (78,5%)
92 (22,4%)
318 (77,6%)
161 (12,1%)
1167 (87,9%)
55 (13,2%)
362 (86,8%)
27 (16,0%)
142 (84,0%)
22 (12,7%)
151 (87,3%)
53 (21,1%)
198 (78,9%)
45 (26,5%)
125 (73,5%)
45 (33,1%)
91 (66,9%)
106 (26,5%)
294 (73,5%)
3630 ( 9,4%)
314
Pernah melakukan
hubungan seksual
Tidak
Ya
Tidak
menjawab
463
12259
1
3,6%
96,4%
0,0%
3349
11558
19
22,4%
77,4%
0,1%
5354
5467
31
49,3%
50,4%
0,3%
9166
29284
51
23,8%
76,1%
0,1%
Total
12723
100,0%
14926
100,0%
10852
100,0%
38501
100,0%
34872 (90,6%)
Total
590 (100,0%)
785 (100,0%)
656 (100,0%)
698 (100,0%)
362 (100,0%)
605 (100,0%)
580 (100,0%)
325 (100,0%)
410 (100,0%)
1328 (100,0%)
417 (100,0%)
169 (100,0%)
173 (100,0%)
251 (100,0%)
170 (100,0%)
136 (100,0%)
400 (100,0%)
38502 (100,0%)
Total
30164
100,0%
8128
100,0%
194
100,0%
16
100,0%
38502
100,0%
Analisis Hubungan Perilaku Seks Pertamakali (Niniek L Pratiwi dan Hari Basuki)
Jenis Kelamin
Laki-laki
1
0,1%
63
7,0%
786
87,6%
2
0,2%
44
4,9%
1
0,1%
0
0,0%
897
100,0%
Total
Perempuan
0
1
0,0%
0,1%
12
75
4,6%
6,5%
240
1026
92,7%
88,8%
0
2
0,0%
0,2%
2
46
0,8%
4,0%
4
5
1,5%
0,4%
1
1
0,4%
0,1%
259
1156
100,0%
100,0%
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
51
2,0%
387
15,1%
1457
56,9%
665
26,0%
2560
100,0%
195
3,2%
1711
28,0%
3479
56,8%
736
12,0%
6121
100,0%
Total
246
2,8%
2098
24,2%
4936
56,9%
1401
16,1%
8681
100,0%
Wilayah
Kota
Desa
72
175
1,8%
3,7%
777
1321
19,7%
27,9%
2342
2594
59,3%
54,8%
756
645
19,2%
13,6%
3947
4735
100,0% 100,0%
Total
247
2,8%
2098
24,2%
4936
56,9%
1401
16,1%
8682
100,0%
315
Frekuensi
Persen
369
5488
484
6342
5,8
86,5
7,6
100,0
Frekuensi
Persen
952
7579
150
60
8741
10,9
86,7
1,7
0,7
100,0
316
Frekuensi
Persen
397
288
4
32
233
952
41,6
30,2
0,4
3,4
24,4
100,0
Perilaku Seks
Tidak aman
Aman
1517
19488
7.2%
92.8%
2113
15383
12.1%
87.9%
3630
34871
9.4%
90.6%
Total
21005
100,0%
17496
100,0%
38501
100,0%
Analisis Hubungan Perilaku Seks Pertamakali (Niniek L Pratiwi dan Hari Basuki)
Perilaku Seks
Tidak aman
Aman
464
12259
3,6%
96,4%
1538
13388
10,3%
89,7%
1628
9224
15,0%
85,0%
3630
34871
9,4%
90,6%
Total
12723
100,0%
14926
100,0%
10852
100,0%
38501
100,0%
Perilaku Seks
Tidak aman
Aman
1687
9461
15,1%
84,9%
1885
24348
7,2%
92,8%
58
1061
5,2%
94,8%
3630
34870
9,4%
90,6%
Total
11148
100,0%
26233
100,0%
1119
100,0%
38500
100,0%
c2 = 602,926 p = 0,000
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Perilaku Seks
Tidak aman
Aman
1340
18092
6,9%
93,1%
2291
16779
12,0%
88,0%
3631
34871
9,4%
90,6%
Total
19432
100,0%
19070
100,0%
38502
100,0%
Status Kawin
Belum kawin
Kawin
Cerai hidup
Cerai mati
0,612)
Dari Tabel 20 tampak bahwa responden lakilaki memiliki persentase perilaku seks aman lebih
tinggi daripada responden perempuan. Kemungkinan
seorang laki-laki untuk memiliki perilaku seks tidak
aman adalah sebesar 0,574 kali dibandingkan
perempuan.
Total
Perilaku Seks
Tidak aman
Aman
1155
29009
3,8%
96,2%
2383
5745
29,3%
70,7%
87
107
44,8%
55,2%
6
10
37,5%
62,5%
3631
34871
9,4%
90,6%
Total
30164
100,0%
8128
100,0%
194
100,0%
16
100,0%
38502
100,0%
c2 = 5171,578 p = 0,000
317
Total
12477
100,0%
26023
100,0%
38500
100,0%
Analisis Hubungan Perilaku Seks Pertamakali (Niniek L Pratiwi dan Hari Basuki)
320