Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ABSTRACT
In local autonomy system, local government has more authorities to manage its own business to reduce the dominant
of the central government contributions and tomaximize the development of regional autonomy. In order to achieve
that goal, the regional government must increasing the local revenue must be conducted by regional government in
order to pay attention more onthe tourism sector. The development of tourism can be seen from several indicators, the
indicators of revenues growth from taxes are hotel tax, restaurant tax, entertainment taxthat directly connected with
tourism. This study aims to determine the effect of the growth of hotel tax, restaurant tax, and entertainment tax
toward the increasing of PAD either simultaneously or partially. This research uses explanatory research with a
quantitative approach. The sample in this study is a monthly time series data period January 2012-December 2014,
as many as 36 samples. Simultaneous analysis result indicates that the growth ofhotel tax, restaurant tax, and
entertainment taxhave a significant influence toward PAD. The result of partial research is restaurant tax growth
onlysignificantly influences the PAD.
Keywords: Growth, Hotel Tax, Restaurant Tax, Entertainment Tax, Local Revenue
ABSTRAK
Sistem otonomi daerah membuat pemerintah daerah memiliki kewenangan luas mengurus rumah
tangganya sendiri untuk mengurangi dominasi sumbangan pemerintah pusat serta meningkatkan
pembangunan dan memaksimalkan otonomi daerah, maka Pemerintah Daerah harus lebih meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) diantaranya dengan memperhatikan perkembangan pariwisata.
Perkembangan pariwisata dapat dilihat dari beberapa indikator salah satunyaindikator pertumbuhan
pendapatan dari sektor pajak yaitu pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan yang mempunyai kaitan
langsung dengan wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan pajak
hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan terhadap peningkatan penerimaan PAD baik secara simultan
maupun parsial. Penelitian ini menggunakan penelitian explanatory research dengan pendekatan kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini adalah data time series bulanan periode Januari 2012-Desember 2014, yaitu
sebanyak 36 sampel. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa pertumbuhan pajak hotel, pajak
restoran, dan pajak hiburan mempunyai pengaruh signifikan terhadap PAD. Hasil penelitian secara parsial
hanya pertumbuhan pajak restoran yang berpengaruh signifikan terhadap PAD.
Kata Kunci : Pertumbuhan, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pendapatan Asli Daerah
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pemerintahan daerah di
Indonesia dilaksanakan melalui prinsip otonomi
daerah
yang
berhak,
berwenang,
dan
berkewajiban mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, serta pemerintah daerah
diberikan sumber-sumber keuangan untuk dapat
membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah. Menurut Undang-Undang
No. 32 tahun 2004, tujuan dari pelaksanaan
otonomi daerah adalah untuk mengurangi
ketergantungan bantuan dari pemerintah pusat
supaya pembangunan daerah dan pelaksanaan
KAJIAN PUSTAKA
Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:1), definisi pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undangundang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasatimbal
(kontraprestasi),
yang
langsung
dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Pajak Daerah
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
menjelaskan bahwa Pajak Daerah, yang
selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan
Daerah
bagi
sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pajak Hotel
Pengertian Pajak Hotel adalah pajak atas
pelayanan disediakan oleh hotel (Undang
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah). Hotel merupakan
fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan
termasuk jasa terkait lainnya serta dipungut biaya
yang mencakup model, losmen, gubuk
pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,
rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah
kos dengan jumlah lebih dari 10 (sepuluh).
Pajak Restoran
Pajak restoran dikenakan atas pelayanan yang
diberikan restoran, tetapi tidak termasuk
pelayanan yang disediakan restoran yang nilai
jualnya tidak melebihi batas tertentu yang
ditetapkan Peraturan Daerah (UndangUndang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah). Restoran merupakan fasilitas
penyedia makanan dan/atau minuman dengan
dipungut biaya, termasuk juga rumah makan,
kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya
yang merupakan jasa boga/katering.
Pajak Hiburan
Pajak
Hiburan
adalah
pajak
atas
penyelenggaraan
hiburan
(Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah). Pajak Hiburan adalah semua
jenis tontonan pertunjukan, permainan, dan/atau
keramaian yang dinikmati dengan dipungut
biaya.
Definisihiburan
adalahsemua jenis
pertunjukkan,
permainan,
permainan
ketangkasan, dan atas keramaian dengan nama
dan bentuk apa pun, yang ditonton atau
dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut
bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas
untuk berolahraga.
Kepariwisataan
Menurut Undang-Undang Pemerintah Nomor
10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pengertian pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha,
pemerintah,
dan
pemerintah
daerah.Menurut
Suartini
(2011:179),
perkembangan pariwisata dapat dilihat dari
beberapa
indikator
seperti
indikator
pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan baik
wisatawan domestik maupun mancanegara, dan
juga indikator pertumbuhan pendapatan dari
sektor pajak yaitu pajak hiburan, pajak hotel, dan
pajak restoran yang mempunyai kaitan langsung
dengan wisatawan.
METODE PENELITIAN
Pendekatan
penelitian
ini
termasuk
pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2013:23). Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian
penjelasan(explanatory research) (Singarimbun dan
Sofyan, 2006:5). Lokasi penelitian dilakukan di
Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Kabupaten
Tulungagung. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh data pajak daerah dan pendapatan
asli daerah Kabupaten Tulungagung tahun 2012
2014 dan penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel non probability sampling
(Sugiyono, 2013:62). Pengujian dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi linier
berganda (Sugiyono, 2013:275).
Nomor
33
Tahun
2004,
Undang-Undang
PAD
merupakan
Variabel
Teri
kat
Y
Bebas
(X1)
(X2)
(X3)
Konstanta
Koefisie
n
Regresi
(B)
0,314
0,419
0,029
9,021
Beta
0,283
0,425
0,035
-
1,551
2,220
0,241
3,008
Sig
0,131
0,034
0,811
0,005
Keputusan
Terhadap
Ha
Ditolak
Diterima
Ditolak
Model Hipotesis
Pajak Hotel
Pajak Restoran
Pendapatan
Asli Daerah
(PAD)
Pajak Hiburan
H2:
H3:
H4:
Pertumbuhan
Pajak
Hotel
berpengaruhterhadap
Penerimaan
Asli Daerah.
Pertumbuhan
Pajak
Restoran
berpengaruh terhadap Penerimaan
Asli Daerah.
Pertumbuhan
Pajak
Hiburan
berpengaruh terhadap Penerimaan
Asli Daerah.
Pertumbuhan Pajak Hotel, Pajak
Restoran, dan Pajak Hiburan secara
simultan
berpengaruh
terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
d.
3 = 0,029
Artinya, bahwa setiap ada kenaikan
atau penurunan satu satuan dari variabel
Pajak Hiburan (X3), maka pendapatan asli
daerah akan mengalami kenaikan atau
penurunan sebesar 0,029 dengan asumsi nilai
koefisien variabel Pajak Hotel (X1) dan Pajak
Restoran (X2) adalah tetap atau konstan.
3.
variabel
independen
terhadap
semakin
besar
variasi
variabel
yang
dapat
dijelaskan
oleh
lebih
dari
satuvariabel
independen,
sehingga
uji
,668a
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin
Watson
,395
,2976693733
1,426
,447
meningkatkan kualitas
sumber daya
manusia terutama di bidang perpajakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, diketahui bahwa Pajak Restoran
menunjukkan secara parsial memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
Pendapatan Asli Daerah. Hasil thitung > t tabel
yaitu 2,220> 2,036 dengan nilai signifikansi
(0,034) < = 0,05. Nilai positif yang diperoleh
menunjukkan pengaruh positif Pajak
Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan
oleh
Vamiagustin (2014:5) dan Suartini (2011:`183)
yaitu Pajak Restoran memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap Pendapatan
Asli Daerah.
Pertumbuhan Pajak Restoran secara
parsial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Sesuai
dengan data potensi pajak tahun 2013 yang
tercatat di Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Tulungagung jumlah obyek pajak
restoran berjumlah 124 obyek pajak. Hal lain
yang dapat berpengaruh adalah obyek pajak
restoran memiliki jumlah yang relatif besar
karena Kabupaten Tulungagung dapat
dikategorikan sebagai wilayah jalur transit
antar kota maupun propinsi. Sehingga
sebagian besar orang singgah sejenak di
Kabupaten Tulungagung untuk menikmati
kuliner khas Kabupaten Tulungagung.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, diketahui bahwa pertumbuhan
Pajak Hiburan menunjukkan secara parsial
tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hasil
thitung < t tabel yaitu 0,241< 2,036 dengan nilai
signifikansi (0,811) > = 0,05. Nilai positif
yang diperoleh menunjukkan pengaruh
positif Pajak Hiburan terhadap Pendapatan
Asli Daerah. Hasil penelitian ini tidak
mendukung pada penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Vamiagustin (2014:5)
dan Suartini (2011:183) yaitu Pajak Hiburan
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pertumbuhan Pajak Hiburan secara
parsial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
meskipun jumlah obyek pajak hiburan yang
tercatat di Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Tulungagung relatif lebih banyak
jika dibandingkan dengan obyek pajak
hotel.Sesuai dengan data potensi pajak tahun
2013 yang tercatat di Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Tulungagungjumlah
obyek pajak hiburanadalah 28 obyek pajak.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi
rendahnya pertumbuhan pajak hiburan
adalah terdapat beberapa tempat hiburan
yang belum dikelola dengan baik dan obyek
wisata yang sebagian besar belum terjamah
Pengaruh
Secara
Simultan
antara
Pertumbuhan Pajak Hotel (X1), Pajak
Restoran (X2), dan Pajak Hiburan (X1)
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
hasil nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai
F hitung sebesar 8,607. Hasil uji signifikansi
sebesar 0,000 < = 5% dan nilai F hitung
sebesar 8,607 > F tabel sebesar 2,90. Maka
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak
Hiburan secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi
jumlah pemasukan Pajak Hotel, Pajak
Restoran, dan Pajak Hiburan maka semakin
tinggi pula perolehan Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Tulungagung.
Besarnya kontribusi ketiga variabel
penelitian tersebut yaitu variabel Pajak
Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan
dalam mempengaruhi pendapatan asli
daerah sebesar 39,5 %. Berdasarkan dari hasil
uji simultan diketahui bahwa sebesar 60,5 %
pendapatan asli daerah di Kabupaten
Tulungagung dipengaruhi oleh variabel lain
diluar model regresi penelitian ini.
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
dipengaruhioleh total pertumbuhan yang
diperoleh pajak hotel, pajak restoran, dan
pajak hiburan dari tahun ke tahun selama
tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami
peningkatan terutama pada pajak restoran
sehingga dapat menunjang perkembangan
pariwisata. Hasil dari penelitian ini
mendukung penelitian yang sebelumnya
dilakukan oleh Suartini (2011:182)di mana
dalam penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pajak hiburan , pajak hotel dan
restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah,
namun perbedaan dalampenelitian yang
dilakukan oleh Suartini yaitu menggunakan
variabel jumlah wisatawan sebagai salah satu
variabel
independendan
penelitian
dilakukan di Kabupaten Gianyar, serta
seluruh hasil penelitian variabel independen
berpengaruh signifikan.Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Vamiagustin (2014:4), namun ada
beberapa
variabel
independen
yang
digunakan berbeda yaitupajak reklame,
pajak penerangan jalan, dan pajak parkir.
2.
Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini
sangat penting. Bagi peneliti selanjutnya
yang berminat untuk melanjutkan penelitian
ini disarankan dapat menambah variabel
penelitian lain yang dapat mempengaruhi
penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan
menggunakan teknik analisis yang berbeda,
agar hasil yang diperoleh dapat bervariasi
dan lebih berkembang serta menambah
wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas
Pendapatan
Daerah
Kabupaten
Tulungagung. 2013. Data Potensi Pajak
Daerah Kabupaten Tulungagung 2013.
Tulungagung: Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Tulungagung.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Revisi.
Undang-Undang
2009
Tentang