Sunteți pe pagina 1din 7

PENGARUH PERTUMBUHAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH


(StudiPada Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan Kabupaten TulungagungTahun 2012 2014)
Anita Wahyu Puspitasari
Suhadak
Siti Ragil Handayani
Program Studi Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya, 115030407111097@mail.ub.ac.id

ABSTRACT
In local autonomy system, local government has more authorities to manage its own business to reduce the dominant
of the central government contributions and tomaximize the development of regional autonomy. In order to achieve
that goal, the regional government must increasing the local revenue must be conducted by regional government in
order to pay attention more onthe tourism sector. The development of tourism can be seen from several indicators, the
indicators of revenues growth from taxes are hotel tax, restaurant tax, entertainment taxthat directly connected with
tourism. This study aims to determine the effect of the growth of hotel tax, restaurant tax, and entertainment tax
toward the increasing of PAD either simultaneously or partially. This research uses explanatory research with a
quantitative approach. The sample in this study is a monthly time series data period January 2012-December 2014,
as many as 36 samples. Simultaneous analysis result indicates that the growth ofhotel tax, restaurant tax, and
entertainment taxhave a significant influence toward PAD. The result of partial research is restaurant tax growth
onlysignificantly influences the PAD.
Keywords: Growth, Hotel Tax, Restaurant Tax, Entertainment Tax, Local Revenue

ABSTRAK
Sistem otonomi daerah membuat pemerintah daerah memiliki kewenangan luas mengurus rumah
tangganya sendiri untuk mengurangi dominasi sumbangan pemerintah pusat serta meningkatkan
pembangunan dan memaksimalkan otonomi daerah, maka Pemerintah Daerah harus lebih meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) diantaranya dengan memperhatikan perkembangan pariwisata.
Perkembangan pariwisata dapat dilihat dari beberapa indikator salah satunyaindikator pertumbuhan
pendapatan dari sektor pajak yaitu pajak hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan yang mempunyai kaitan
langsung dengan wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan pajak
hotel, pajak restoran, dan pajak hiburan terhadap peningkatan penerimaan PAD baik secara simultan
maupun parsial. Penelitian ini menggunakan penelitian explanatory research dengan pendekatan kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini adalah data time series bulanan periode Januari 2012-Desember 2014, yaitu
sebanyak 36 sampel. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa pertumbuhan pajak hotel, pajak
restoran, dan pajak hiburan mempunyai pengaruh signifikan terhadap PAD. Hasil penelitian secara parsial
hanya pertumbuhan pajak restoran yang berpengaruh signifikan terhadap PAD.
Kata Kunci : Pertumbuhan, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pendapatan Asli Daerah

PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pemerintahan daerah di
Indonesia dilaksanakan melalui prinsip otonomi
daerah
yang
berhak,
berwenang,
dan
berkewajiban mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, serta pemerintah daerah
diberikan sumber-sumber keuangan untuk dapat
membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah. Menurut Undang-Undang
No. 32 tahun 2004, tujuan dari pelaksanaan
otonomi daerah adalah untuk mengurangi
ketergantungan bantuan dari pemerintah pusat
supaya pembangunan daerah dan pelaksanaan

otonomi daerah menjadi maksimal. Upaya


Pemerintah Daerah untuk memaksimalkan
pembangunan daerah dengan cara meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) salah satunya dari
sektor pajak daerah. Pajak daerah menurut
Prakosa (2005: 1) adalah pajak pajak yang
dipungut oleh pemerintah daerah (misal:
propinsi, kabupaten, kota) yang diatur
berdasarkan peraturan daerah masing masing
dan hasil pemungutannya digunakan untuk
pembiayaan rumah tangga daerah.
Upaya Pemerintah Daerah meningkatkan
penerimaan PAD Kabupaten Tulungagung

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

yaknidengan melakukan pengembangandaya


tarikpariwisata.
Setelah
dilakukan
pengembangandaya tarikpariwisata tersebut
diharapkan dapat mendukung perekonomian
daerah, salah satunya dengan pengembangan
sektor hotel, restoran, dan hiburan. Meskipun
bukan penyumbang yang utama, namun potensi
dan peluang pariwisata Kabupaten Tulungagug
memiliki peranan yang cukup penting,
yaknisumbangan penerimaan PAD Kabupaten
Tulungagung yang paling besar berasal dari
sektor Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak
Hiburan.
Kabupaten Tulungagung merupakan daerah
yang diuntungkan dengan letak geografis yang
berada di tepi Samudera Hindia, sehingga secara
tidak langsung memiliki wisata alam berupa
pantai yang menarik. Selain wisata alam terdapat
pula wisata budaya dan wisata kuliner khas
daerah yang biasa disebut dengan Kota Marmer
itu dapat menjad destinasi alternatif dalam
berwisata, dan beberapa tahun terakhir
Kabupaten Tulungagung juga diuntungkan
dengan media lokal maupun nasional yang
menyorot berbagai wisatanya yang menarik.
Tentunya hal ini sangat menguntungkan dan
berpengaruh terhadap pertumbuhan penerimaan
pajak daerah khususnya pada pajak hotel, pajak
restoran, dan pajak hiburan di Kabupaten
Tulungagung.
Prospek pariwisata ke depan bagi negara
Indonesia sangat menjanjikan bahkan sangat
memberikan peluang Page | 2besar. Propinsi Jawa
Timur memiliki banyak daya tarik wisata alam
khususnya di Kabupaten Tulungagung yang
mempunyai banyak potensi yang bisa diandalkan
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah
apalagi Kabupaten Tulungagung juga merupakan
jalur antar kota dan jalur lintas propinsi. Hal
inilah yang menjadikan pariwisata berpengaruh
terhadap pertumbuhan pajak daerah dari hotel,
restoran, dan hiburan, serta berkontribusi
terhadap penerimaan pendapatan asli daerah.
Berdasarkan uraian dan fenomena tersebut, dapat
dilihat betapa pentingnya pajak daerah yang
berkaitan langsung dengan pariwisata dalam
rangka
pengembangan
dan
peningkatan
pendapatan
daerah
bagi
pembangunan
khususnya Kabupaten Tulungagung, sehingga
peneliti berminat mengambil permasalahan
penelitian tentang "Pengaruh Pertumbuhan
Pajak
Daerah
Terhadap
Peningkatan
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (Studi
pada Pajak Hotel, Pajak Hiburan, dan Pajak
Restoran Kabupaten Tulungagung)".

KAJIAN PUSTAKA
Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:1), definisi pajak
adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undangundang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasatimbal
(kontraprestasi),
yang
langsung
dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Pajak Daerah
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,
menjelaskan bahwa Pajak Daerah, yang
selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan
Daerah
bagi
sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pajak Hotel
Pengertian Pajak Hotel adalah pajak atas
pelayanan disediakan oleh hotel (Undang
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah). Hotel merupakan
fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan
termasuk jasa terkait lainnya serta dipungut biaya
yang mencakup model, losmen, gubuk
pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan,
rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah
kos dengan jumlah lebih dari 10 (sepuluh).
Pajak Restoran
Pajak restoran dikenakan atas pelayanan yang
diberikan restoran, tetapi tidak termasuk
pelayanan yang disediakan restoran yang nilai
jualnya tidak melebihi batas tertentu yang
ditetapkan Peraturan Daerah (UndangUndang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah). Restoran merupakan fasilitas
penyedia makanan dan/atau minuman dengan
dipungut biaya, termasuk juga rumah makan,
kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya
yang merupakan jasa boga/katering.
Pajak Hiburan
Pajak
Hiburan
adalah
pajak
atas
penyelenggaraan
hiburan
(Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah). Pajak Hiburan adalah semua
jenis tontonan pertunjukan, permainan, dan/atau
keramaian yang dinikmati dengan dipungut
biaya.
Definisihiburan
adalahsemua jenis
pertunjukkan,
permainan,
permainan
ketangkasan, dan atas keramaian dengan nama
dan bentuk apa pun, yang ditonton atau
dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut
bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas
untuk berolahraga.

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

Kepariwisataan
Menurut Undang-Undang Pemerintah Nomor
10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pengertian pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha,
pemerintah,
dan
pemerintah
daerah.Menurut
Suartini
(2011:179),
perkembangan pariwisata dapat dilihat dari
beberapa
indikator
seperti
indikator
pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan baik
wisatawan domestik maupun mancanegara, dan
juga indikator pertumbuhan pendapatan dari
sektor pajak yaitu pajak hiburan, pajak hotel, dan
pajak restoran yang mempunyai kaitan langsung
dengan wisatawan.

METODE PENELITIAN
Pendekatan
penelitian
ini
termasuk
pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2013:23). Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian
penjelasan(explanatory research) (Singarimbun dan
Sofyan, 2006:5). Lokasi penelitian dilakukan di
Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Kabupaten
Tulungagung. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh data pajak daerah dan pendapatan
asli daerah Kabupaten Tulungagung tahun 2012
2014 dan penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel non probability sampling
(Sugiyono, 2013:62). Pengujian dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi linier
berganda (Sugiyono, 2013:275).

Pendapatan Asli Daerah


Berdasarkan penjelasan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Regresi Linier Berganda
Tabel 1: Hasil Regresi Linier Berganda

Nomor

33

Tahun

2004,

Undang-Undang
PAD

merupakan

pendapatan daerah yang bersumber dari hasil


pajak daerah, hasil retribusi daerah, bagi hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah,
yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan
kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam
pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan
asas desentralisasi.

Variabel
Teri
kat
Y

Bebas

(X1)
(X2)
(X3)
Konstanta

Koefisie
n
Regresi
(B)
0,314
0,419
0,029
9,021

Beta

0,283
0,425
0,035
-

1,551
2,220
0,241
3,008

Sig

0,131
0,034
0,811
0,005

Keputusan
Terhadap
Ha
Ditolak
Diterima
Ditolak

Sumber: Data Diolah (2015)

Model Hipotesis

Pajak Hotel
Pajak Restoran

Pendapatan
Asli Daerah
(PAD)

Pajak Hiburan

Gambar 1: Model Hipotesis


Sumber: Data Diolah (2015)
Hipotesis
Sesuai dengan model konsep dan model
hipotesis tersebut, maka hipotesis dalam
penelitian ini antara lain :
H1:

H2:

H3:

H4:

Pertumbuhan
Pajak
Hotel
berpengaruhterhadap
Penerimaan
Asli Daerah.
Pertumbuhan
Pajak
Restoran
berpengaruh terhadap Penerimaan
Asli Daerah.
Pertumbuhan
Pajak
Hiburan
berpengaruh terhadap Penerimaan
Asli Daerah.
Pertumbuhan Pajak Hotel, Pajak
Restoran, dan Pajak Hiburan secara
simultan
berpengaruh
terhadap
Pendapatan Asli Daerah.

Berdasarkan tabel 1 diperoleh persamaan


regresi sebagai berikut: PAD (Y) = 9,021 + 0,314 X1
+ 0,419 X2 + 0,029 X3 + e. Interpretasi persamaan di
atas adalah sebagai berikut:
a. 0 = 9,021
Artinya, nilai variabel PAD (Y) sebesar
9,021 dengan asumsi jika tidak ada nilai
variabel Pajak Hotel (X1), Pajak Restoran (X2),
dan Pajak Hiburan (X3).
b. 1 = 0,314
Artinya, bahwa setiap ada kenaikan
atau penurunan satu satuan dari variabel
Pajak Hotel (X1), maka pendapatan asli
daerah akan mengalami kenaikan atau
penurunan sebesar 0,314 dengan asumsi nilai
koefisien variabel Pajak Restoran (X2) dan
Pajak Hiburan (X3) adalah tetap atau konstan.
c. 2 = 0,419
Artinya, bahwa setiap ada kenaikan
atau penurunan satu satuan dari variabel
Pajak Restoran (X2), maka pendapatan asli
daerah akan mengalami kenaikan atau
penurunan sebesar 0,419 dengan asumsi nilai
koefisien variabel Pajak Hotel (X1) dan Pajak
Hiburan (X3) adalah tetap atau konstan.

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

d.

3 = 0,029
Artinya, bahwa setiap ada kenaikan
atau penurunan satu satuan dari variabel
Pajak Hiburan (X3), maka pendapatan asli
daerah akan mengalami kenaikan atau
penurunan sebesar 0,029 dengan asumsi nilai
koefisien variabel Pajak Hotel (X1) dan Pajak
Restoran (X2) adalah tetap atau konstan.

Berdasarkan tabel 1, hasil uji t (t-test) adalah


sebagai berikut:
a. Variabel Pajak Hotel (X1)
Besarnya pengaruh pertumbuhan Pajak
Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah
menunjukkan thitung = 1,551. Hasil dari nilai
tersebut berarti bahwa thitung < t tabel yaitu
1,551< 2,036 dengan nilai signifikansi (0,131)
> = 0,05. Artinya pertumbuhan Pajak Hotel
Hasil Uji Statistik
secara parsial tidak memiliki pengaruh yang
1. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pengujian
hipotesis
dengan
Nilai t yang positif menunjukkan pengaruh
menggunakan uji F untuk mengetahui
pertumbuhan
Pajak
Hotel
terhadap
apakah keseluruhan variabel independen
Pendapatan Asli Daerah adalah linier atau
(pajak hotel, pajak restoran, dan pajak
berbanding lurus, artinya jika Pajak Hotel
hiburan) memiliki pengaruh secara bersamanaik maka hal ini membuat Pendapatan Asli
sama terhadap variabel depenen (PAD).
Daerah juga meningkat.
Pengujian
ini
dilakukan
dengan
b. Variabel Pajak Restoran (X2)
membandingkan nilai F hitung dengan F
Besarnya pengaruh pertumbuhan Pajak
tabel pada derajat bebas tertentu yaitu n-k-1
Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah
dengan taraf nyata atau signifikan 5%.
menunjukkan thitung = 2,220. Hasil dari nilai
tersebut berarti bahwa thitung > t tabel yaitu
Tabel 2: Hasil Uji Signifikansi Simultan
2,220> 2,036 dengan nilai signifikansi (0,034)
< = 0,05. Artinya pertumbuhan Pajak
ANOVAa
Restoran secara parsial memiliki pengaruh
Model
Sum of Df
Mean
F
Sig.
yang signifikan terhadap Pendapatan Asli
Squares
Square
Daerah. Nilai t yang positif menunjukkan
pengaruh pertumbuhan Pajak Restoran
Regression
2,288
3
,763 8,607 ,000b
terhadap Pendapatan Asli Daerah adalah
1
Residual
2,835 32
,089
linier atau berbanding lurus, artinya jika
Total
5,123 35
Pajak Restoran naik maka hal ini membuat
a. Dependent Variable: PAD
Pendapatan Asli Daerah juga meningkat.
b. Predictors: (Constant), P.Hiburan, P.Hotel, P.Restoran
c. Variabel Pajak Hiburan (X3)
Besarnya pengaruh pertumbuhan Pajak
Sumber: Data Diolah (2015)
Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah
menunjukkan thitung = 0,241. Hasil dari nilai
Berdasarkan tabel 2, nilai F hitung diketahui
tersebut berarti bahwa thitung < t tabel yaitu
sebesar 8,607 dan F tabel sebesar 2,90, sehingga
0,241< 2,036 dengan nilai signifikansi (0,811)
F hitung > F tabel. Pada tabel 11 dapat pula
> = 0,05. Artinya pertumbuhan Pajak
diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar
Hiburan secara parsial tidak memiliki
0,000 sedangkan alpha yang digunakan sebesar
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
0,05, sehingga signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05).
Pendapatan Asli Daerah. Nilai t yang positif
Hal ini berarti Ha diterima dan H0 ditolak.
menunjukkan pengaruh pertumbuhan Pajak
Kesimpulan dari hasil uji F pada tabel 2 adalah
Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah
pertumbuhan Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan
adalah linier atau berbanding lurus, artinya
Pajak
Hiburan
secara
bersama-sama
jika Pajak Hiburan naik maka hal ini
berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan
membuat Pendapatan Asli Daerah juga
Asli Daerah.
meningkat.
2.

Hasil Uji T (t-test)


Uji statistik t bertujuan untuk
mengetahui
pengaruh
satu
variabel
independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
Pengujian
dilakukan
dengan
membandingkan nilai signifikansi. Jika
signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Jika signifikansi > 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak.
Penelitian ini menggunakan = 0,05 dan
df = 32 yang menunjukkan t tabel sebesar
2,036. Nilai df diperoleh dari n k 1, dimana
n merupakan banyaknya observasi, k
merupakan banyaknya variabel bebas.

3.

Hasil Uji Koefisien Determinasi


Uji koefisien determinasi bertujuan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
antara

variabel

independen

terhadap

variabel dependen. Semakin besar nilai R2


berarti

semakin

besar

variasi

variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi


variabel independen. Sedangkan semakin
kecil R2 berarti semakin kecil variasi variabel
dependen

yang

dapat

dijelaskan

oleh

variabelvariabel independen. Penelitian ini


menggunakan

lebih

dari

satuvariabel

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

independen,

sehingga

uji

koefisiendeterminasi menggunakan adjusted


R2.
Tabel 3: Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model

,668a

R
Square

Adjusted
R Square

Std. Error of
the Estimate

Durbin
Watson

,395

,2976693733

1,426

,447

a. Predictors: (Constant), P.Hiburan, P.Hotel, P.Restoran


b. Dependent Variable: PAD
Sumber: Data Diolah (2015)
Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien
determinasi R square (R2) adalah sebesar
0,447 = 44,7 %. Berdasarkan hasil tersebut
maka dapat diketahui bahwa besarnya
pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap
variabel Y sebesar 44,7 %. Nilai adjusted R2
square pada tabel 3 sebesar 0,395 yang telah
disesuaikan sebesar 39,5 %. Angka 39,5 %
memiliki arti bahwa variabel Pajak Hotel,
Pajak
Restoran,
Pajak
Hiburan
mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah
sebesar 39,5 %. Angka 60,5 % sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model
regresi dalam penelitian ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh
Secara
Parsial
antara
Pertumbuhan Pajak Hotel (X1), Pajak
Restoran (X2), dan Pajak Hiburan (X1)
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y)
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, diketahui bahwa pertumbuhan
Pajak Hotel menunjukkan secara parsial
tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hasil
thitung < t tabel yaitu 1,551< 2,036 dengan nilai
signifikansi (0,131) > = 0,05. Nilai positif
yang diperoleh menunjukkan pengaruh
positif Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli
Daerah. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Vamiagustin (2014:5) yaitu Pajak Hotel
secara parsial tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pertumbuhan Pajak Hotel secara parsial
tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Sesuai
dengan data potensi pajak tahun 2013 yang
tercatat di Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Tulungagungberjumlah 24 obyek
pajak
hotel.
Penyebab
lain
adalah
kewenangan pemerintah kabupaten yang
hanya terbatas atas setiap hotel yang
berlokasi dan terdaftar dalam lingkup
wilayah
administrasinya,
maka
dari
ituaparatur Dinas Pendapatan Daerah perlu

meningkatkan kualitas
sumber daya
manusia terutama di bidang perpajakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, diketahui bahwa Pajak Restoran
menunjukkan secara parsial memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
Pendapatan Asli Daerah. Hasil thitung > t tabel
yaitu 2,220> 2,036 dengan nilai signifikansi
(0,034) < = 0,05. Nilai positif yang diperoleh
menunjukkan pengaruh positif Pajak
Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan
oleh
Vamiagustin (2014:5) dan Suartini (2011:`183)
yaitu Pajak Restoran memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap Pendapatan
Asli Daerah.
Pertumbuhan Pajak Restoran secara
parsial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Sesuai
dengan data potensi pajak tahun 2013 yang
tercatat di Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Tulungagung jumlah obyek pajak
restoran berjumlah 124 obyek pajak. Hal lain
yang dapat berpengaruh adalah obyek pajak
restoran memiliki jumlah yang relatif besar
karena Kabupaten Tulungagung dapat
dikategorikan sebagai wilayah jalur transit
antar kota maupun propinsi. Sehingga
sebagian besar orang singgah sejenak di
Kabupaten Tulungagung untuk menikmati
kuliner khas Kabupaten Tulungagung.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, diketahui bahwa pertumbuhan
Pajak Hiburan menunjukkan secara parsial
tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Hasil
thitung < t tabel yaitu 0,241< 2,036 dengan nilai
signifikansi (0,811) > = 0,05. Nilai positif
yang diperoleh menunjukkan pengaruh
positif Pajak Hiburan terhadap Pendapatan
Asli Daerah. Hasil penelitian ini tidak
mendukung pada penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Vamiagustin (2014:5)
dan Suartini (2011:183) yaitu Pajak Hiburan
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Pertumbuhan Pajak Hiburan secara
parsial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
meskipun jumlah obyek pajak hiburan yang
tercatat di Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Tulungagung relatif lebih banyak
jika dibandingkan dengan obyek pajak
hotel.Sesuai dengan data potensi pajak tahun
2013 yang tercatat di Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Tulungagungjumlah
obyek pajak hiburanadalah 28 obyek pajak.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi
rendahnya pertumbuhan pajak hiburan
adalah terdapat beberapa tempat hiburan
yang belum dikelola dengan baik dan obyek
wisata yang sebagian besar belum terjamah

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

padahal memiliki potensi yang cukup baik


untuk menambah penerimaan pajak hiburan
dan meningkatkan pertumbuhan pajak
hiburan.
2.

Pengaruh
Secara
Simultan
antara
Pertumbuhan Pajak Hotel (X1), Pajak
Restoran (X2), dan Pajak Hiburan (X1)
Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
hasil nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai
F hitung sebesar 8,607. Hasil uji signifikansi
sebesar 0,000 < = 5% dan nilai F hitung
sebesar 8,607 > F tabel sebesar 2,90. Maka
dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak
Hiburan secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Hal tersebut berarti bahwa semakin tinggi
jumlah pemasukan Pajak Hotel, Pajak
Restoran, dan Pajak Hiburan maka semakin
tinggi pula perolehan Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Tulungagung.
Besarnya kontribusi ketiga variabel
penelitian tersebut yaitu variabel Pajak
Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan
dalam mempengaruhi pendapatan asli
daerah sebesar 39,5 %. Berdasarkan dari hasil
uji simultan diketahui bahwa sebesar 60,5 %
pendapatan asli daerah di Kabupaten
Tulungagung dipengaruhi oleh variabel lain
diluar model regresi penelitian ini.
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
dipengaruhioleh total pertumbuhan yang
diperoleh pajak hotel, pajak restoran, dan
pajak hiburan dari tahun ke tahun selama
tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami
peningkatan terutama pada pajak restoran
sehingga dapat menunjang perkembangan
pariwisata. Hasil dari penelitian ini
mendukung penelitian yang sebelumnya
dilakukan oleh Suartini (2011:182)di mana
dalam penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pajak hiburan , pajak hotel dan
restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah,
namun perbedaan dalampenelitian yang
dilakukan oleh Suartini yaitu menggunakan
variabel jumlah wisatawan sebagai salah satu
variabel
independendan
penelitian
dilakukan di Kabupaten Gianyar, serta
seluruh hasil penelitian variabel independen
berpengaruh signifikan.Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Vamiagustin (2014:4), namun ada
beberapa
variabel
independen
yang
digunakan berbeda yaitupajak reklame,
pajak penerangan jalan, dan pajak parkir.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Penelitian ini membahas tentang pengaruh
pertumbuhan pajak daerah terhadap peningkatan
pendapatan
asli
daerah
di
Kabupaten
Tulungagung tahun 2012-2014. Berdasarkan dari
hasil penelitian ini kesimpulan yang dapat
diambil adalah:
1. Hasil uji parsial pada variabel pajak hotel
diketahui bahwa pertumbuhanpajak hotel
tidak
memiliki
pengaruh
secara
parsialterhadap Pendapatan Asli Daerah.
2. Hasil uji parsial pada variabel pajak restoran
diketahui bahwa pertumbuhan pajak
restoran
memiliki
pengaruh
positif
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
3. Berdasarkan hasil uji parsial pada variabel
pajak
hiburan
diketahui
bahwa
pertumbuhanpajak
hiburantidak
memilikipengaruh secara parsialterhadap
Pendapatan Asli Daerah.
4. Diketahui pada periode penelitian dari tahun
2012 hingga tahun 2014 di mana variabel
pertumbuhan pajak hotel, pajak restoran,
dan pajak hiburan secara simultan atau
bersama-sama memiliki pengaruh cukup
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Saran
Berdasarkan dari kesimpulan penelitian, maka
peneliti memberikan saran-saran kepada pihak
yang terkait dan penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
1. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Tulungagung
Sebaiknya Dinas Pendapatan bersama
pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung
selalu memberikan upaya dan dukungan
penuh untuk mengoptimalkan pemungutan
pajak daerah khususnya yang berkaitan
dengan pariwisata dengan memperhatikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan pemungutan pajak sehingga
lebih efektif dan efisien. Melakukan langkah
nyata dengan berupaya melalui intensifikasi
dan ekstensifikasi dalam meningkatkan
pendapatan seperti intensifikasi melalui
pembinaan hubungan kemitraan dengan
subyek pajak, dan ekstensifikasi dengan
perluasan obyek pajak, serta melakukan
pendataan ulang jumlah hotel, restoran,
hiburan agar tidak terjadi kebocoran pajak.
Selain itu, diikuti dengan memperbaharui
mekanisme pemungutan pajak dan menggali
potensi-potensi penerimaan pajak daerah
yang berkaitan langsung dengan sektor
pariwisata yang belum dikembangkan. Hal
ini dapat menarik lebih banyak para
wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten
Tulungagung dan tentu menambah realisasi
penerimaan pajak daerah khususnya yang
berkaitan langsung dengan sektor pariwisata
sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

2.

Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini
sangat penting. Bagi peneliti selanjutnya
yang berminat untuk melanjutkan penelitian
ini disarankan dapat menambah variabel
penelitian lain yang dapat mempengaruhi
penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan
menggunakan teknik analisis yang berbeda,
agar hasil yang diperoleh dapat bervariasi
dan lebih berkembang serta menambah
wawasan.

DAFTAR PUSTAKA
Dinas
Pendapatan
Daerah
Kabupaten
Tulungagung. 2013. Data Potensi Pajak
Daerah Kabupaten Tulungagung 2013.
Tulungagung: Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Tulungagung.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Revisi.

Prakosa, Kesit Bambang. 2005. Pajak dan Retribusi


Daerah Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press.
Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah.
Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang
Nomor
33
Tahun
2004
Tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
Republik Indonesia. 2009.
Nomor
10
Tahun
Kepariwisataan.

Undang-Undang
2009
Tentang

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang


Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah.
Singarimbun, Masri dan Effendi Sofyan. 2006.
Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suartini. 2011. Pengaruh Jumlah Kunjungan
Wisatawan, Pajak Hiburan, Pajak Hotel dan
Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah
di Kabupaten Gianyar.
Vamiagustin, Vadia. 2014. Pengaruh Pajak Daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi
Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Batu
Tahun 2010-2012).

Jurnal Administrasi Bisnis - Perpajakan (JAB)|Vol. 5 No. 2 2015|


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

S-ar putea să vă placă și