Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Disusun oleh:
Muhammad Rachdian
Muthia Fadhillah
Pembimbing :
dr. Henny K. Koesna Sp. PD
dr. Seno M. Kamil Sp. PD
dr. Dinny G. Prihadi Sp. PD, M.Kes
LAPORAN KASUS
A. KETERANGAN UMUM
Nama
: Tn. A
TTL
: 5 Mei 1952
Usia
: 62 tahun
Alamat
Agama
: Islam
Pendidikan
: STM
Pekerjaan
: Pekerja swasta
No.RM
:490800
: 18 Oktober 2014
:-
Tanggal pemeriksaan
: 22 Oktober 2014
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Sesak nafas sejak 2 minggu
Anamnesis Khusus (autoanamnesis)
Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien merasa sesak.
Sesak tidak disertai dengan bunyi mengi. Keluhan disertai batuk yang tidak
berdahak sejak 1 minggu SMRS. Pasien tidak mengalami penurunan berat
badan, keringat malam serta nafsu makan yang menurun.Keluhan sesak
tidak disertai dengan nyeri ulu hati, mual, muntah, kembung ataupun panas
badan. Sesak dirasakan saat aktivitas ringan seperti saat memakai baju.
Sesak berkurang dengan istirahat. Pasien merasa sulit tidur di malam hari.
Pasien lebih nyaman tidur dengan 3 bantal, karena merasa sesak jika
dengan 1 bantal. Pasien mengeluhkan adanya bengkak pada kedua tungkai
yang timbul sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, kemudian
menyebar ke perut 4 hari kemudian. Pasien menyangkal adanya bengkak
pada kedua kelopak mata. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
C. PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN UMUM
a. Keadaan umum
Kesan sakit
Kesadaran
: kompos mentis
Tinggi badan
: 160 cm
Berat badan
: 69 kg
IMT
b. Keadaan sirkulasi
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Nadi
Suhu
: 36,5 C
c. Keadaan pernafasan
Frekuensi
: 30 x/menit, regular
Corak pernafasan
: torakoabdominal
STATUS GENERALIS
a. Kepala
1.
Tengkorak
2.
Muka
3.
Mata
Sklera
: tidak ikterik
Telinga
5.
Hidung
Bibir
Sianosis
: (-)
Mulut mencucu
: (-)
7.
8.
Lidah
9.
Rongga mulut
10.
Rongga leher
Faring
: tidak hiperemis
Tonsil
: T1-T1 tenang
11.
Leher
Kelenjar tiroid
b. Thoraks
Inspeksi
Bentuk umum
Sela iga
: tidak melebar
Pergerakan
Iktus cordis
: tidak terlihat
Palpasi
Vokal fremitus
Iktus kordis
Perkusi
Paru-paru
Cor
batas pinggang jantung
:intercostalis
space
III,
linea
parasternalis sinistra
batas jantung kiri
sinistra, di ICS VI
batas jantung kanan
Auskultasi
Paru paru
Suara pernafasan vesikuler
Vokal resonans kiri = kanan, tidak menurun
Suara tambahan ronkhi (+/+), wheezing (-/-)
Cor
Bunyi jantung
: lembut
Nyeri tekan
: (-)
Hepar
: sulit dinilai
Lien
: sulit dinilai
Ruang traube
: kosong
Ginjal
: ballotement (-/-)
Perkusi
Auskultasi
: sulit dinilai
d. Ekstremitas
Akral hangat, capillary refill time < 2
Pitting edema dorsum pedis dan pretibial (+/+)
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah (20/10/2014)
Hb
Leukosit
Hematokrit
: 42 (40-48) %
Trombosit
: 194.000 (150.000-400.000)/mm3
Kreatinin
Asam urat
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorax PA: pembesaran jantung kiri, edema paru (-)
EKG
F. RESUME
Laki-laki usia 62 tahun datang ke IGD RSUD Soreang dengan keluhan
sesak nafas sejak 2 minggu SMRS. Keluhan disertai batuk yang tidak
berdahak sejak 1 minggu SMRS. Sesak dirasakan saat aktivitas ringan
seperti saat memakai baju. Sesak berkurang dengan istirahat. Pasien
merasa sulit tidur di malam hari. Pasien lebih nyaman tidur dengan 3 bantal,
karena merasa sesak jika dengan 1 bantal. Pasien mengeluhkan adanya
bengkak pada kedua tungkai yang timbul 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit, kemudian menyebar ke perut 4 hari kemudian.
Pasien memiliki riwayat penyakit jantung berupa penyumbatan
jantung dan pembengkakan jantung. Dahulu pasien sering merasakan nyeri
dada sebelah kiri seperti di timpa benda berat selama 5 menit dan hilang
dengan istirahat. Riwayat menderita darah tinggi (+). Keluarga pasien juga
memiliki riwayat penyakit jantung yaitu kakak pasien. Obat-obatan yang
rutin dikonsumsi pasien sehari hari adalah:lasix 40mg - 0 0, KSR 1 x
600mg, Asetosal 1x 81mg dan Captopril 3 x 12,5 mg. Pasien ada riwayat
merokok sejak pasien berusia 18th dan berhenti sejak usia 59th.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan JVP meningkat 5+4 mmH2O,
terdengar ronkhi pada paru kiri dan kanan, shifting dullnes (+) pada
abdomen. Pitting edema (+) pada kedua pedis dan pretibial pasien.
Pada
pemeriksaan
penunjang
rontgen
thorax
PA
didapatkan
pembesaran jantung kiri, edema paru (-). Pada EKG didapatkan old miocard
infarction segmen anteriorseptal.
G. DIAGNOSIS KERJA
Coronary artery disease old miocard infarction segmen anteriorseptal
decompensatio cordis kiri-kanan functional class (NYHA) III
H. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
1. Edukasi : bedrest duduk, pembatasan aktivitas, diet rendah
lemak dan kolesterol
2. Diet jantung II
3. O2 2-3 L/m/lembab
4. Monitoring Input dan Output
5. Penggunaan jarum veinflon
Medikamentosa
1. Lasix 2 x2 ampul
2. KSR tab 1x 600 mg
3. Captopril 3 x 12,5 mg
I. PROGNOSIS
Tanda
19/10/14
vital
T:130/90
Sesak
Mata:
CAD
N;80
turun,
ca(-),SI(-)
ki-ka
R:24
mual(-),
Leher:
S:37
batuk(-),
dahak(-)
Toraks:
KGB III
P
DC -
O2
2-3
Fc L/m/lembab
-Monitoring
Input
p:
dan
Output/24
B/P simetris,
jam
VBS
-Penggunaan
ka=ki,
rh (+/+), wh
jarum veinfon
(-/-)
-Lasix
C: BJ murni
ampul
reguler,
-KSR
m(-),g(-)
600 mg
Batas
-Captopril 3 x
jantung
cm
3 x2
tab 1x
12,5 mg
linea
midclavicula
, ICS 5
Abdomen:
cembung,
soepel,
BU(+)N,
ascites (+)
Ext:
akral
hangat,
CRT<2,
pitting
oedema (+/
20/10/14
T:130/80
Sesak
+)
Mata:
CAD
DC T/ lanjut
N;80
turun,
ca(-),SI(-)
R:24
mual(-),
Leher:
S:37
batuk(+),
dahak(-)
Toraks:
ki-ka
Fc +ambroxol
KGB III
3x1
p:
B/P simetris,
VBS
ka=ki,
rh (-/-), wh
(-/-)
C: BJ murni
reguler,
m(-),g(-)
Batas
jantung
cm
linea
midclavicula
, ICS 5
Abdomen:
cembung,
soepel,
BU(+)N,
ascites (+)
Ext:
akral
hangat,
CRT<2,
pitting
oedema (+/
T:110/70
Sesak
+)
Mata:
N;80
turun,
ca(-),SI(-)
R:20
mual(-),
Leher:
S:36
batuk(+),
dahak(+)
Toraks:
ki-ka
KGB III
p:
B/P simetris,
VBS
CAD
ka=ki,
rh (-/-), wh
DC t/lanjut
Fc
(-/-)
C: BJ murni
reguler,
m(-),g(-)
Batas
jantung
cm
linea
midclavicula
, ICS 5
Abdomen:
cembung,
soepel,
BU(+)N,
ascites (+)
Ext:
akral
hangat,
CRT<2,
pitting
oedema (+/
T:100/70
Sesak
+)
Mata:
CAD
N;100
turun,
ca(-),SI(-)
ki-ka
R:28
mual(-),
Leher:
S:37
batuk(-),
dahak(-)
Toraks:
KGB III
p:
B/P simetris,
VBS
ka=ki,
rh (+/+), wh
(-/-)
C: BJ murni
reguler,
m(-),g(-)
Batas
jantung
cm
2
linea
DC t/ lanjut
Fc
midclavicula
, ICS 5
Abdomen:
cembung,
soepel,
BU(+)N,
ascites (+)
Ext:
akral
hangat,
CRT<2,
pitting
oedema (+/
+)
ANALISIS KASUS
infarction
segmen
anteriorseptal
decompensatio
inflamasi
memperkecil
(monosit),
lumen
sehingga
pembuluh
terjadi
darah.
Hal
thrombosis
ini
yang
menyebabkan
darah
yang
cukup
untuk
memenuhi
kebutuhan
riwayat
old
penyakit
yang
irreversible,
sehingga
prinsip
dan
Angiotensin
pemberian
converting
captopril
enzim
yang
inhibitor
merupakan
(ACEI)
yang
golongan
berfungsi
PEMBAHASAN
Menurut
Braunwald,
gagal
jantung
adalah
suatu
keadaan
Hipertensi pulmonal
Stenosis aorta
Stenosis pulmonal
Kardiomiopati hipertrofi
2. Volume overload
Pengisian ventrikel meningkat, terjadi pada :
-
Regurgitasi aorta/mitral/tricuspid
Shunt (VSD/ASD/PDA)
3. Kelainan miokard
Kontraksi menurun, terjadi pada :
-
Iskemia miokard
Miokarditis
Kardiomiopati
Tirotoksikosis
Anemia.3
KLASIFIKASI
Menurut
New
York
Heart
Association,
keterbatasan
kapasitas
1,3
apabila
ventrikel
gagal
perfusi
pada
organ-organ
vital
dengan
segala
akibatnya.
Manifestasi klinis patofisiologi gagal jantung merupakan interaksi
antara fungsi utama jantung (sistolik dan diastolik) dan fungsi vaskuler
perifer. Perubahan pada vaskuler perifer sebagian terjadi akibat pengaruh
system neurohormonal.2
Pada disfungsi sistolik, kontraktilitas miokard mengalami gangguan
sehingga isi sekuncup berkurang dan volume akhir sistolik meningkat.
Akibat dari peningkatan volume akhir sistolik, sewaktu darah dari vena
pulmonalis kembali ke jantung yang payah, volume ruangan jantung pada
diastole meningkat. Akibatnya tekanan dan volume akhir diastolic akan
lebih tinggi dari normal.
Anamnesis
Gagal jantung kiri
1. Dyspneu deffort
2. Orthopnea
3. Paroxysmal Noctumal Dyspnea (PND)
4. Pernapasan Cheyne Stokes
5. Batuk dan hemoptisis
Gagal jantung kanan
1. Keluhan sesak tidak terlalu menonjol
2. Kelelahan, kelemahan dan berkurnagnya kapasitas exercise
3. Nyeri regio kuadran kanan atas abdomen (hepatomegali kongestif)
4. Anoreksia
Pemeriksaan fisik
Gagal jantung kiri
1. Edema paru : ronkhi di seluruh lapang paru, mungkin disertai
wheezing pada ekspirasi. Bunyi pekak pada perkusi di daerah basal
paru.
2. Sianosis perifer
3. S3 dan S4 dapat terdengar, namun bukan merupakan gejala khas
Gagal jantung kanan
1. Peningkatan JVP
2. Hepatomegali kongestif
3. Edema perifer
4. Asites
5. Ikterus
Kriteria diagnostik gagal jantung berdasarkan Framingham
Kriteria mayor
1. PND
2. Peningkatan tekanan vena (>16 cmH2O)
3. Ronkhi basah
4. Kardiomegali
5. Edema paru akut
6. S3 gallop
7. Refluks hepatojugular
8. Distensi vena leher
Kriteria minor
1. Edema ekstremitas
2. Batuk malam hari
3. Dyspneu deffort
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
6. Kapasitas vital berkurang menjadi 1/3 maksimum
7. Takikardia (>120x/m)
Kriteria mayor atau minor
Penurunan berat badan >4,5 kg dalam 5 hari setelah terapi
Diagnosis ditegakkan dari 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2
kriteria minor harus ada pada saat yang bersamaan.
PENATALAKSANAAN
Strategi pengobatan gagal jantung :1
1. Menghilangkan dasar penyebab utama
-
infeksi
aritmia
emboli
digitalis
obat simpatomimetik
pacu jantung
mengurangi kegemukan
vasodilator
diuretik
tindakan khusus
obat inotropik
6
c
vasodilator
5
b
digitalis
4
c
diuretic
c
2
d
pembatasan aktivitas fisik
a
c
b
II
III
IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Suryadipraja, Rm. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta, 1999.
2. Sitompul B, Sugeng JI. Buku Ajar Kardiologi. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta, 2004.
3. Kasper,
Braunwald,
Fauci,
Hauser,
Longo,
Jameson.
Harrisons