Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh :
Pembimbing :
dr. Manoe Bernd P, Sp.KJ, M.Kes
DEPARTEMEN PSIKIATRI
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA PAPUA
2015
DATA EPIDEMIOLOGI
5092
Nama
Nn. AM
Jenis Kelamin
Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
Umur
29 tahun
Pendidikan
SD
Status Pernikahan
Belum menikah
Suku/Bangsa
Serui / Indonesia
Agama
Kristen Protestan
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Alamat
Ruang Perawatan
Tanggal MRSJ
7 September 2015
Tanggal Pemeriksaan
12 September 2015
Yang Mengantar
Ayah Pasien
Alamat
Serui
Nama Ayah
Edison Maniani
Nama Ibu
Dolina May
Pemberi Informasi
LAPORAN PSIKIATRIK
I.
Riwayat Psikiatrik
(Heteroanamnesis : Ayah Pasien)
A. Keluhan Utama
Gelisah dan berteriak-teriak
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSJD Abepura diantar oleh Ayah pasien sejak seminggu yang
lalu dengan keluhan utama pasien gelisah di rumah, berteriak-teriak dan menyanyi,
sering sering mandi, jalan sendiri keluar tanpa pamit dan tanpa tujuan atau tidak
memberitahukan ke orang rumah.
Menurut penuturan Ayah pasien, perubahan tingkah laku yang terjadi pada pasien
ini sudah mulai terjadi sekitar bulan Agustus pada saat pasien masih berada di Serui
dan atas inisiatif dari kedua orang tua pasien, pasien ini dibawa ke Jayapura untuk
berobat. Pasien dibawah oleh Ayahnya berobat ke Polik di RSJD Abepura dan rawat
jalan. Menurut Ayah pasien, setelah berobat rawat jalan pasien meminum obat teratur
tetapi pada malam hari pasien masih merasa gelisah dan tidak bisa tidur. Besoknya
pasien jalan ke daerah perikanan di Hamadi tanpa sepengetahuan Ayah pasien, pada
saat pulang pasien mengeluh pusing, pada malam hari pasien masih gelisah dan tidak
bisa tidur, pasien berteriak-teriak, menyanyi dan memarahi orang-orang dirumah
tanpa sebab. Sehingga pada hari Senin, 7 September 2015 pasien dibawah ke RSJD
Abepura dan dirawat inap.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dibawah dan mendapat perawatan di RSJD Abepura sebelumnya.
Pasien juga pernah sakit malaria.
D. Riwayat Sosial
Kebiasaan meminum alkohol dan merokok disangkal, baik oleh pasien dan
keluarga pasien.
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien
Status Psikiatrik
A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Seorang perempuan dengan tampilan perawakan sesuai dengan usianya, berkulit
hitam, berambut keriting warna hitam dan diikat, menggunakan celana pendek
dan baju kaos.
2. Kesadaran
Kualitas : Compos Mentis
Kuantitas : GCS 15 (E4V5M6)
3. Perilaku dan psikomotor
Perilaku pasien cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan. Pasien tampak tenang saat dilakukan pemeriksaan.
4. Bicara
Pasien menjawab pertanyaan pemeriksa secara tidak spontan, dalam hal ini pasien
bicara hanya ketika diberikan pertanyaan (proverty of speech). Namun sesekali
juga pasien mengalihkan pembicaraan, bicara cepat dengan intonasi yang
D. Proses berpikir
1. Bentuk
Kesan autistik, pasien seperti sedang berada didalam dunianya sendiri
2. Isi pikiran
Waham kebesaran (+), Pasien mengatakan bahwa pasien adalah seorang penyanyi.
3. Arus pikiran
Flight of ideas (+), Jawaban pasien cepat berpindah secara cepat dari satu ide ke
ide yang lain, dan dengan bicara yang cepat.
E. Fungsi kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Pasien putus sekolah saat duduk di kelas 6 SD
2. Daya konsentrasi dan kalkulasi
Kurang, dalam hal ini pasien tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
4. Memori
Daya ingat jauh : Pasien masih ingat masa lalunya ketika masih sekolah dasar.
Daya ingat masa lalu yang belum lama : Pasien tidak menjawab saat ditanya
kegiatannya beberapa bulan ini sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa.
Daya ingat yang baru saja : Pasien mampu menceriterakan kegiatan apa yang
dilakukan sebelum pemeriksaan.
Penyimpanan daya ingat segera : Pasien dapat mengulangi kalimat yang
diucapkan pemeriksa.
5. Pikiran abstrak
Pasien tidak dapat menjawab pertanyaan arti dari peribahasa panjang tangan.
6. Kemampuan menolong diri
Pasien dapat melakukan aktivitas (mandi dan makan) sendiri, namun harus selalu
disuruh terlebih dahulu.
F. Tilikan
Tilikan 2 : Pasien menyadari dirinya sakit, membutuhkan bantuan namun dalam
waktu yang bersamaan pasien menyangkal sakit yang dialaminya.
III.
Abdomen
Extremitas
Genitalia
3. Status neurologis
Refleks Fisiologi : BTR (+/+), TPR (+/+), APR (+/+), KPR (+/+)
Refleks Patologi : Babinski (-/-),Chaddock (-/-),Gordon (-/-),
Oppenheim(-/-),Schaefer (-/-),Gonda (-/-)
Motorik : Tremor (-), kekuatan otot
5
5
5
5
IV.
atau tidak memberitahukan ke orang rumah dan tanpa tujuan. Pasien juga mengeluh
pusing. Perubahan tingkah laku yang terjadi pada pasien ini sudah mulai terjadi sekitar
bulan Agustus pada saat pasien masih berada di Serui. Pasien sebelumnya sudah pernah
dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura.
Pemeriksaan fisik, tanda tanda vital : TD : 110/80 mmHg, N : 84x/m, R : 17x/m, SB :
36,7 C. Pada pemeriksaan status interna tidak didapatkan kelainan, semua dalam batas
normal.Pada pemeriksaan refleks fisiologi dan refleks patologi semua dalam batas
normal.
Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan mood iritable, afek appropriate. Kesan adanya
halusinasi auditorik (+). Bentuk pikiran kesan autistik, isi pikiran adanya waham
kebesaran, arus pikiran terdapat flight of ideas. Daya konsentrasi dan kalkulasi pasien
kurang, pikiran abstrak pasien kurang. Tilikan 2.
V.
Formulasi Diagnostik
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak keluarga
pasien, ditemukan adanya kejadian kejadian yang mencetuskan perubahan pola perilaku
dan psikologis yang bermanifestasi timbulnya gejala dan tanda klinis yang khas berkaitan
adanya gangguan kejiwaan. Dengan demikian dapat disimpulkan penderita mengalami
gangguan jiwa.
Dari riwayat psikiatrik, dan pemeriksaan status mental pasien yang terangkum dalam
ikhtisar penemuan bermakna diatas, tidak ditemukan tanda-tanda atau gejala gangguan
mental organik. Dengan demikian gangguan mental organik dapat disingkirkan (F00F09). Pasien ini juga tidak merokok dan minum-minuman beralkohol. Penderita juga
tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang sehingga kemungkinan gangguan mental
akibat zat psikoaktif (F10-F19) juga dapat disingkirkan.
Dari hasil heteroanamnesa dan hasil pemeriksaan status psikiatri, gejala dan tanda
yang dialami pasien serta onset dan perjalanan penyakit pada saat ini memenuhi kriteria
diagnostik F.25.0 Gangguan Skizoafektif tipe manik
Penggolongan dan Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III).
VI.
Daftar Masalah
1. Biologis/somatic
Tidak terdapat masalah medis umum
berdasarkan Pedoman
2. Psikologis
1. Kegelisahan yang memuncak ( jalan sendiri tanpa tujuan, berteriak-teriak,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3. Sosial
Tidak terdapat masalah sosial
VII.
Evaluasi Multiaksial
Aksis I
: F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe manik
Aksis II
: Z 03.2 Tidak ada diagnosis
Aksis III
: Tidak ada
Aksis IV
: Tidak ada
Aksis V
: GAF 70-61 Beberapa gejala ringan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik.
Prognosis
Ad Vitam
Ad Fungsionam
Ad Sanationam
:Dubia ad bonam
:Dubia ad bonam
:Dubia ad bonam
X.
Terapi
1. Perawatan di Rumah Sakit
2. Farmakoterapi
3. Terapi psikososial
XI.
Diskusi / Pemahaman
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak
belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating)
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik,
fisik, dan sosial budaya.
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karateristik dari
pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul
(blunted).Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual
biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang
kemudian.
Pedoman Diagnostik
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas ( dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas ) :
a) - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda; atau
- thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar dirinya (withdrawal); dan
- thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya;
b) - delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar; atau
- delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan
-
c) Halusinasi auditorik :
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien,
atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang
berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu,
atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas
e)Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbula-bulan terus
menerus.
f)Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang
berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.
g)Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas cera, negativism, mutisme, dan stupor.
h)Gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan social; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal).
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam suatu mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.
A. Diagnosis Kerja pada Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III
F.25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
Pedoman diagnostik
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang tunggal
maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe
manik.
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu
menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua,
gejala skizofrenia yang khas.
Dari hasil heteroanamnesa dan hasil pemeriksaan status psikiatri, gejala dan tanda
yang dialami pasien serta onset dan perjalanan penyakit pada saat ini memenuhi
kriteria diagnostik F.25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik berdasarkan Pedoman
Penggolongan dan Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III), dimana pada pasien
ini mengalami kegelisahan yang memuncak, berteriak-teriak, menyanyi, sering-sering
mandi, jalan sendiri tanpa tujuan, adanya halusinasi auditorik, arus pikiran flight of
ideas, dan afek yang meningkat.
B. Kriteria Diagnosis Banding Menurut PPDGJ III
F.20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman diagnostik
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan :
a. Halusinasi dan / atau waham harus menonjol
Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien untuk member
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi
pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing);
Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau
lain-lain perasaan tubuh;halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol
Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau
passivity (delusion of passivity) dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam adalah yang paling khas.
b. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol
Kontraindikasi
Retensi urin, glaucoma, dan obstruksi saluran cerna.
Efek samping
Mulut kering, gangguan saluran cerna, pusing, penglihatan kabur; lebih jarang:
retensi urin, takikardia, hipersensitivitas, gugup; dosis tinggi pada pasien yang
peka : bingung, eksitasi, gangguan jiwa.
Dosis
1 mg/hari, dinaikkan bertahap.Dosis pemeliharaan 5-15 mg/hari, terbagi dalam
3-4 kali pemberian.Lansia : dosis di batas bawah dari kisaran dosis.
Sediaan
Tablet: 2 mg, 5 mg.
Pada pasien ini pemberian Trihexylfenidil 3 x 1 mg selama di Rumah
Sakit Jiwa Abepura
2. Haloperidol (lodomer)
Indikasi
Psikosis
Kontraindikasi
Wanita hamil
Efek samping
Reaksi ekstrapiramidal, depresi, galaktore, hipotensi, dan leucopenia.
Dosis
Psikosis : 2 mg dalam 1-2 dosis terbagi pada hari pertama, kemudian 4 mg
dalam 1-2 dosis terbagi pada hari kedua. Dosis lazim 4-6 mg per hari. Dosis
diatas 10 mg per hari jika manfaatnya lebih besar daripada resikonya
(maksimum 16 mg perhari). Lansia (atau gangguan fungsi hati atau ginjal)
dosis awal 500 mcg dua kali sehari dinaikkan bertahap sebesar 500 mcg hingga
mencapai 1-2 mg, dua kali sehari. Anak-anak dibawah 15 tahun tidak
direkomendasikan.
Mania : dosis awal 2 mg, satu kali sehari, naikan dosis jika perlu secara
bertahap sebanyak 1 mg perhari. Dosis lazim 1-6 mg per hari; lansia (atau pada
gangguan fungsi hati atau ginjal) dosis awal 50 mcg 2 kali sehari, naikkan
dosis bertahap sebesar 500 mcg dua kali sehaari hingga mencapai 1-2 mg dua
kali sehari.
Sediaan
Tablet 0,5mg dan 1,5mg. Selain itu juga tersedia dalam bentuk sirup
5mg/100ml dan ampul 5mg/ml.
Pada pasien ini pemberian Lodomer 3 x 1 mg selama di Rumah
Sakit Jiwa Abepura
3. Lorazepam (Merlopam)
Indikasi
Pengobatan jangka pendek gejala ansietas atau ansietas yang berhubungan
dengan gejala depresi.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap benzodiazepine
Efek samping
Sedasi diikuti pusing, lemah, lesu, disorientasi, depresi, mual, sakit kepala &
gangguan tidur, agitasi, gejala dermatologi, penglihatan kabur, penurunan TD.
Dosis
Dosis lazim 2-6 mg/hari dalam dosis terbagi
Dosis bervariasi 1-10 mg
Ansietas awal 2-3 mg/hari terbagi dalam 2-3 dosis
Insomnia yang berhubungan dengan ansietas atau stress sementara 2-4 mg
dosis tunggal sebelum tidur
Usia lanjut & pasien kondisi lemah, awal 1-2 mg/hari dalam dosis terbagi
Insomnia karena ansietas atau stress ringan 1-2 mg dosis tunggal menjelang
tidur.
Sediaan
Tab 0,5-2 mg
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI.Informatorium Obat Nasional Indonesia . 2008. Jakarta : Segung Seto.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Indonesia.Farmakologi dan
Terapi Edisi 5 . 2008. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Kaplan, H.I. Sadock, B.J. Sinopsis Psikiatri Klinis Edisi 2. 2010. Jakarta : EGC.
Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. 2003.
Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.
Maslim, R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga. 2007. Jakarta :
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.
Merlopam. Info Obat. 2014. Diakses dari www.farmasi-id.com>merlopam pada tanggal 18
September 2015 jam 15.00 WIT.