Sunteți pe pagina 1din 5

Gerakan involunter yang perlu kamu ketahui

Tak banyak orang mengenal gerakan involunter. Kadang orang menyalahartikan gerakan
involunter sebagai gerakan yang aneh seperti kemasukan arwah atau roh-roh halus dan
cenderung juga dapat menyulut perkelahian. Apa itu gerakan involunter?
Gerakan involunter merupakan suatu gerakan spontan yang yang tidak disadari, tidak bertujuan,
tidak dapat diramalkan sewaktu-waktu dan tidak dikendalikan oleh kemauan pada waktu orang
tersebut beraktivitas dan menghilang waktu tidur. Sebenarnya gerakan involunter ini merupakan
gangguan yang terjadi di ganglia basalis. Gagguan basalis adalah bagian otak yang paling dalam
yang mengatur gerkan-gerakan yang sifatnya kasar sehingga gerakan yang dihasilkan menjadi
halus. Aktivitas kasar yang biasanya kita lakukan seperti lari, bersepeda, jalan cepat,menyepak
bola, mengetik secara cepat, memukul benda-benda di sekitar sewaktu kita marah. Secara reflek
diatur oleh ganglia basal tersebut. Gerakan kasar pada tubuh disebut juga gerakan
ekstrapiramidal. Gangguan akan pengendalian kasar yang berlebihan disebut juga gangguan
ekstrapiramidal. Bagian apa saja yang secara umum mengatur gerakan gerakan kasar:
1.ganglia basalis seperti nukleus kaudatus, putamen dan globus palidus
2.Substansia nigra di mesensefalon (otak tengah).
Gangguan di ganglia basalis tergantung letak tempatnya. Apabila terjadi di putamen dan globus
palidus akan menyebabkan hilangnya daya hambat terhadap arus cetusan impuls saraf yang besar
ke alat gerak kita seperti kaki, tangan, leher dan otot- otot penegak badan. Apa jadinya jika hal
itu terjadi? Macam gerakan akibat gangguan di ganglia basalis seperti di bawah ni:
1.Korea Korea di sini bukanlah nama suatu negara atau gerakan orang Korea..sama sekali tidak
ada hubungannya dengan negara korea. Korea dalam bahasa yunani yang berarti menari.Pada
korea gerak otot berlangsung cepat, sekonyong-konyong tanpa ritme dan kasar yang dapat
melibatkan satu anggota badan atau separuh badan dan bisa seluruh badan. Hal ini dengan khas
terlihat pada anggota gerak atas (lengan dan tangan) terutama bagian distal. Pada gerakan ini

tidak didapatkan gerakan yang harmonis antara otot-otot pergerakan, baik antara otot yang
sinergis maupun antagonis.. Gerakan korea sangat khas pertama kali melanda tangan-lengan
yang sedang melakukan gerakan volunter (gerakan yang secara sadar kita lakukan) yang
membuat gerakan voluntar itu berlebihan dan canggung. Gerakan koreatik di tangan-lengan
seringkali disertai gerakan meringis-ringis pada wajah dan suara mengeram atau suara-suara lain
yang tidak mengandung arti seperti layaknya orang kesurupan. Kalau timbulnya sesekali saja
maka sifat yang terlukis di atas tampak dengan jelas, tetapi apabila timbulnya terus-terusan,
maka gerakan koreatiknya menyerupai atetosis yang nanti akan dijelaskan berikut. Korea secara
umum dibedakan menjadi 2 macam: a.Korea Huntington (Korea Mayor) Jenis gerakan korea
ini memang diturunkan secara genetik yang bersifat autosomal dominan (dari kedua orang
tuanya langsung). Jadi, berhubungan dengan riwayat keluarga juga. Munculnya pada usia remaja
awal dan kalau sudah terkena gangguan ini biasanya nunggu prognosisnya buruk 10-12 tahun
mendatang. Dapat juga terjadi pada anak-anak tapi gerakannya tidak dominan, yang muncul
hanya kekakuan tubuh. Penyebabnya karena kurangnya neurotransmiter, semacam zat yang
memudahkan penghantaran impuls saraf. Neurotransmiter yang kurang ini menyebabkan
hilangnya hambatan untuk memperhalus gerakan tubuh seperti GABA dan asetilkolin. Gimana
jadinya, kalau seandainya tubuh kita kekurangan zat itu mau ngambil gelas saja, gelasnya bisa
pecah karena formasi gerakan korea itu.Harusnya megang tempat cangirnya malah jari kita
melentik-lentikan sendiri mana bisa pegang cangkir dengan benar. Lokasi kerusakannya berada
di korpus striatum. Hal inilah yang mungkin dapat merugikan pasien jika pasien adalah seorang
pramusaji makanan..Wah bisa memicu pertikaian dengan pelanggan kan?...Pastinya. b.Korea
Sidenham (Korea Minor) Jenis korea ini terjadi pada anak-anak yang lebih berhubungan
dengan infeksi streptokokus. Biasanya bersamaan dengan gejala demam rematik atau penyakit
rematik. c.Korea Iatrogenik Jenis korea ini disebabkan karena penggunaan obat-obatan yang
pada umunya obat yang digunakan untuk pasien sakit jiwa atau disebut obat antipsikosis seperti
haloperidol dan fenotiazin. Korea dapat melibatkan sesisi tubuh saja, sehingga disebut
hemikorea. Bila hemikorea bangkit secara keras sehingga seperti membanting-bantingkan diri,
maka istilahnya ialah hemibalismus.
2.Atetosis Atetosis berasal dari bahasa Yunani artinya berubah-ubah dan tidak tetap. Gerakan
atetosis khas berupa gerakan jari-jari tangan dan kaki serta lidah atau bagian tubuh lain apapun

tidak dapat diam sejenak. Gerakan yang mengubah posisi ini bersifat lambat, melilit dan tidak
bertujuan. Pola gerakan dasarnya ialah gerakan involunter yang berselingan dengan gerakan
fleksi (jari tangan yang menekuk) dan supinasi n(telapak tangan yang menengadah), serta
gerakan involuntar fleksi yang berselingan dengan ekstensi (lurus) jari-jari tangan dan dengan
ibu jari yang berfleksi dan membentuk kepalan tangan.Gerakan ini juga menjalar ke otot muka,
pengunyah dan leher. Jika dibedakan dari gerakan korea, gerakan atetotis lebih lamban dan ritme
gerakan lebih lama. Namun gerakan atetonik juga bisa bersamaan dengan gerakan korea karena
letak gangguannya berada di tempat yang sama. Hal ini disebut gerakan koreoatetosis. Gerakan
ini muncul paling banyak pada bayi baru lahir seperti palsi serebral (kelumpuhan otak) yang
insidensinya meningkat pada kasus bayi kuning 24 jam pertama saat lahir dan pada bayi dari ibu
yang menderita ketuban pecah dini. Penyakit yang lain yang diikuti gerakan atetosis lainnya
seperti penyakit Hallervorden-Spatz yang merupakan kelainan herediter pada substansia nigra
dan globus palidus, diduga karena kelebihan depot zat besi di kedua tempat itu. Oleh karena itu,
hati-hati pada penggunaan suplementasi zat besi.
3.Hemibalismus Hemibalismus merupakan gerakan involunter ditandai secara khas oleh
gerakan melempar, atau gerakan sepert menyepak bola dan menjangkau keluar yang kasar,
terutama oleh otot-otot bahu dan pelvis. Gerakan ini merupaan gerakan korea yang berlebihan.
Jangan heran, jika teman yang duduk di samping Anda tiba-tiba saja kena bogem mentah alias
tabokan dahsyat dari gerakan ini. Anda juga harus menyadari apakah teman Anda itu juga
terganggu aspek ekstrapiramidal di otaknya. Sebagai ilustrasi jika teman Anda melakukan
gerakan menguap sambil mengangkat tangan di atas sekadar meregangkan otot bahu secara tibatiba menyentak-nyentak menyerupai sepakan bola voli atau sepakbola. Lokasi kerusakannya
pada nulkeus subtalamik yang berdekatan dengan ganglia basalis. subtalamik dan hubungannya
dengan sector lateral dari pallidum. Umumnya penyakit ini terjadi pada kasus multipel sklerosis
dan penyakit vaskuler seperti stroke infark dan aterosklerosis.
4.Diskinesia Tardif Nah, gerakan tardif ini khas banget kalau udah menjumpai gak pernah lupa.
Kadang orang menertawakan bak melihat atraksi penari latar yang gumoh. Sebenarnya
terminologi dari diskinesia tardif mulai diperkenalkan pada tahun 1964. Diskinesia sendiri ialah
pergerakan yang tidak disadari. Tardif ialah efek dari pemakaian obat. Sehingga diskinesia tardif
adalah gerakan berulang- ulang dan tidak disadari yang merupakan efek samping jangka panjang

dari obat antipsikotik khususnya pada orang sakit jiwa. Tapi, Anda juga harus berhati-hati juga
obat anti muntah seperti metoklopramid pun bisa membuat Anda menari-nari sambil meneteskan
liur sampai gumoh jika dosisnya tidak tepat. Gambaran klinis diskinesia tardif yaitu berulangulang, involunter dan gerakan yang tidak ada tujuannya. Selain menyeringai, menjulur-julurkani
lidah, bergetar, melipat dan mengerutkan bibir serta mengedipkan mata secara cepat. Pergerakan
cepat dari ekstremitras dan jari-jari juga muncul pada beberapa penderita. Hal yang
membedakannya dengan parkonson disease ialah pergerakan dari ekstremitasnya. Pada
parkinson disease, pasien kesulitan untuk bergerak tetapi pada pasien diskinesia tardif tidak ada
kesulitan untuk bergerak. Mekanisme diskinesia tardif karena proses antagonisme dopamin di
jalur antar lokasi substansia nigra dan korpus striatum. Terutama kalau yang terkena proses
antagonisasi dopaminpada reseptor D2 menyebabkan efek lepas obat dan menimbulkan gerakan
ini.
5.Tremor Tremor merupakan gerakan gemetar atau dalam istilah jawanya buyuten atau keder atu
bisa juga disebut gerakan seperti vibrator. Gerakan ini terjadi karena kontraksi dan relaksasi
secara berulang-ulang. Tremor terjadi karena gangguan cetusan saraf ke oytot yang jalannnya
tersendat-sendat. Namun,pada orang normal pun, tremor bisa juga terjadi dengan intensitas yang
ringan. Tremor yang menjadi masalah adalah sebagai berikut: a.Tremor aksi atau intension
tremor Tremor ini terjadi jika dipengaruhi aktivitas kadangkala berhubungan dengan gangguan
cemas, reaksi stres akut atau dapat juga terjadi oleh karena gangguan endokrin seperti
hipertiroid. b.Tremor istirahat Tremor terjadi saat pasien diam atau dikenal dengan resting
tremor. Tremor ini biasanya terjadi pada penderita Parkinson maupun hipertirod. c.Tremor senilis
Tremor ini secara fisiologis terjadi pada lanjut usia.
6.Tik Tik merupan gerakan yang secara tiba-tiba diulang-ulang dengan waktu yang cepat dan
bersifat non-ritmik tanpa tujuan. Gerakan ini bersifat stereotipik yang terkadang dapat diamati
oleh kita semua jika ada Anda menemui kasus ini. Gerakan tik umumnya terjadi pada otot =-otot
yang kecil seperti kelopak mata seperti mengedip-ngedipkan mata sbak merayu seseorang atau
gerakan mendehem yang tidak ada keluhan apa-apa Gerakan tik ini dibedakan menjadi 4 macam:
a.Tik Fonik gerakan otot penggerak pita suara yang mana suara yang diproduksi berubah-ubah
karena pasien berusaha memindahkan udara nafasnya melalui mulut, kadang sengau karena
melewati hidung sehingga gerakan tik ini disebut juga tik verbal. b. Tik motorik sederhana Tik

ini biasanya terjadi tiba-tiba, singkat, gerakan berarti yang biasanya hanya melibatkan satu
kelompok otot, seperti mata berkedip, kepala menyentak, atau mengangkat bahu. Selain itu,
dapat beragam tak bertujuan dan mungkin termasuk gerakan-gerakan seperti tangan bertepuk
tangan, leher peregangan, gerakan mulut, kepala, lengan atau kaki tersentak, dan meringis wajah.
c.Tik motorik komplek Tik motor komplek biasanya lebih terarah-muncul dan yang bersifat
lebih lama. Mereka mungkin melibatkan sekelompok gerakan dan muncul terkoordinasi.
Contohnya menarik-narik baju, menyentuh orang, menyentuh benda-benda, ekopraksia/gerakan
latah dan koprolalia/ngomong jorok. Tik fonik yang bersifat komplek dapat jatuh ke dalam
gerakan tik motor komplek berbagai seri (kategori), termasuk echolalia (mengulangi kata-kata
hanya diucapkan oleh orang lain), palilalia (mengulangi seseorang kata-kata sebelumnya
diucapkan sendiri), lexilalia (mengulangi kata-kata setelah membaca mereka), dan coprolalia
(ucapan spontan sosial pantas atau tabu kata atau frase). Tik motor komplek jarang terlihat
berdiri sendiri kadang dicetuskan denagn tik yang sederhana. Kesimoulan Semoga Anda bisa
memaklumi gerakan involunter ini yang mungkin kadang menganggu Anda sebagai gangguan
motorik di otak dan Anda tidak tersulut emosi ketika Anda menjadi korban akibat gerakan kasar
ini.
Sumber : Lees Al Parkinson's Disease and other Involuntary Movements Disorders. Medicine
International (1) 1983 : 151621. Mahar Mardjono dan Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar,
Jakarta PT Dian Rakyat. 1978 : hal. 410, 4249. Nelson WE. Textbook of Pediatrics. 12th.
ed. Philadelphia, London, Toronto, WB Saunders Co., 1983; pp 1548, 1549, 1571, 1584, 1585.
Sidharta P. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Cetakan II, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1979;
hal 3634, 36672.3768, 387190. Lightwood R, Brimblecombe F and'BarltropD.
Patterson's Sick Children 9th ed. London: Bailliere, Tindall and Cassel, 1972; 489, 490, 500.
Barness. Manual of Pediatrics: Physical Diajnosis. 3rd. ed. Year Book Medical Publishers Inc.
Chicago. 1969. pp. 165-6. 7. MacBryde CM. Signs and Symptoms: Applied Physiologic,
Pathologic and Clinical Interpretation. 3rd ed. Philadelphia, Montreal: JB Lippincott Co. 1957;
pp. 648-51. . Farmer TW. Pediatric Neurology. 2nd. ed. Hagerstown, Maryland: Harper & Row
Publishers Inc. 1975; pp. 390400, 413-4. . Ford FR Diseases of the Nervous System in
Infancy, Childhood and Adolescence. Springfield, Illinois: Charles C Thomas Publisher, 1966;
pp. 256, 257, 296, 297, 583 8._

S-ar putea să vă placă și