Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
TINJAUAN PUSTAKA
Hal ini
faktor sosial yang sulit diatasi. Penderita merasa rendah diri karena selalu basah akibat
urin yang keluar,pada saat batuk, bersin, mengangkat barang berat, bersanggama,
bahkan kadang pada saat beristirahat dan setiap saat harus memakai kain pembalut 4.
a) Inkontinensia urin tipe stress : Inkontinensia urin ini terjadi apabila urin
secara tidak terkontrol keluar akibat peningkatan tekanan di dalam perut,
melemahnya otot dasar panggul, operasi dan penurunan estrogen. Gejalanya
antara lain kencing sewaktu batuk, mengedan, tertawa, bersin, berlari, atau
hal lain yang meningkatkan tekanan pada rongga perut. Pengobatan dapat
dilakukan tanpa operasi (misalnya dengan Kegel exercises, dan beberapa
jenis obat-obatan), maupun dengan operasi.
4. Tipe 3 :uretra terbuka dan area leher kandung kemih tanpa kontraksi
kandung kemih. Leher uretra dapat menjadi fibrotik (riwayat trauma atau
bedah sebelumnya) dengan gangguan neurologic atau keduanya. Tipe ini
disebut juga defisiensi sfingter intrinsik
b) Inkontinensia urin tipe urge : timbul pada keadaan otot detrusor kandung
kemih yang tidak stabil, yang mana otot ini bereaksi secara berlebihan.
Inkontinensia urin ini ditandai dengan ketidak mampuan menunda berkemih
setelah sensasi berkemih muncul. Manifestasinya dapat berupa perasaan
ingin kencing yang mendadak ( urge ), kencing berulang kali ( frekuensi ) dan
kencing di malam hari ( nokturia ).
c) Inkontinensia urin tipe overflow : pada keadaan ini urin mengalir keluar
akibat isinya yang sudah terlalu banyak di dalam kandung kemih, umumnya
akibat otot detrusor kandung kemih yang lemah. Biasanya hal ini dijumpai
pada gangguan saraf akibat penyakit diabetes, cedera pada sumsum tulang
belakang, atau saluran kencing yang tersumbat. Gejalanya berupa rasa tidak
puas setelah kencing ( merasa urin masih tersisa di dalam kandung kemih ),
urin yang keluar sedikit dan pancarannya lemah. Inkontinensia tipe overflow ini
paling banyak terjadi pada pria dan jarang terjadi pada wanita.
d) Inkontinensia tipe campuran (Mixed) : merupakan kombinasi dari setiap
jenis inkontinensia urin di atas. Kombinasi yangpaling umum adalah tipe
campuran inkontinensia tipe stress dan tipe urgensi atau tipe stress dan tipe
fungsional.
2. Wanita dengan indeks masa tubuh lebih tinggi akan cenderung lebih banyak
mengalami inkontinensia urin
faktor
independen
penting
yang
berhubungan
dengan
prevalensi
inkontinensia urin tetapi sangat sulit untuk membedakan apakah inkontinensia urin
timbul akibat efek independen dari pertambahan usia itu sendiri atau akibat
menopause.
2.2. Menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu mens yang berarti bulan dan
pausis yang berarti berhenti. Istilah menopause oleh WHO (1984) didefinsikan, sebagai
penghentian permanen siklus haid pada wanita yang disebabkan oleh pengurangan
aktivitas folikel ovarium.
Diagnosa
ini
dibuat
berdasarkan
pemantauan,
biasanya
paling
sedikit
menyebabkan
lipatan
labia
mengerut
dan
tonjolannya
menipis.
Mengerutnya introitus vagina dan berkurangnya rugae vagina serta menurunnya jumlah
kelenjar dan aktivitas sekresinya akan mudah terkena lesi dan iritasi karena trauma,
sehingga menimbulkan keluhan vulva dan vagina seperti kering, pruritus, panas,
dispareuni. Atrofi mukosa vagina dan uretra memberi gejala pula seolah olah ada
keluhan traktus urinarius. Perubahan flora vagina sebagai akibat perubahan hormonal
pada saat menopause diperkirakan memegang peranan penting dalam pathogenesis
terjadinya infeksi traktus urinarius. Pada wanita subur sampai premenopause, estrogen
menyebabkan tumbuhnya koloni laktobasilus dalam vagina yang mengubah glikogen
pada sel superfisial vagina menjadi asam laktat,sehingga mengakibatkan pH vagina
rendah dan menghambat invasi bakteri pathogen gram negative. Setelah menopause,
keadaan atrofi vulvovaginal menyebabkan pertumbuhan laktobasilus terhambat.
Dengan meningkatnya glikogen dalam sel superfisial dan menjadi encernya sekret
vagina, pH vagina meningkat. Keadaan ini memudahkan terjadinya infeksi. Pengerutan
dan pemendekan uretra menyebabkan lemahnya meatus uretra eksterna sehingga
memudahkan terjadinya uretritis dan disuria24. Vagina akan didominasi oleh koloni
Enterobakteri terutama Escherichia coli yang diduga sebagai penyebab infeksi traktus
urinarius pada wanita menopause.25
Inkontinensia urin terjadi karena adanya suatu disfungsi mekanisme fisiologi dari
proses miksi yang normal pada saluran kencing bagian bawah. Tahanan tekanan uretra
tidak mampu lebih besar lagi untuk menahan tekanan kandung kemih yang timbul baik
karena faktor intrinsik ataupun ekstrinsik. Faktor intrinsik yang dimaksud adalah otototot bergaris dan otot polos dari dinding uretra, kongesti vaskuler dari pleksus venosus
submukosa uretra, susunan epitel dari lapisan permukaan dalam uretra, elastisitas dan
tonus dari uretra yang dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis melalui reseptor alfa
adrenergik. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah otot otot dasar panggul (muskulus
levator ani) dan fascia endopelvik yang melekat pada dinding samping pelvis dan
uretra.6,14 Adanya devitalisasi atau melemahnya kekuatan vagina dan mukosa, wanita
usia lanjut lebih cenderung mengalami infeksi. Sedangkan perubahan anatomi seperti
dinding vagina dan efektivitas ligamentum uretra berkurang, sebagai hasil dari proses
penuaan, maka sfingter uretra akan lebih terbuka yang lebih lanjut dapat terjadi
inkontinensia urin dan sering terjadi infeksi pada traktus urinarius wanita tersebut.12
Kadar Estrogen
Inkontinensia Urin
Tipe Stress
Tipe Urge
Wanita Menopause
Tipe Stress
Inkontinensia Urin
Tipe Urge
Tipe Campuran
(Mixed)