Sunteți pe pagina 1din 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare
sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit
lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan penyakit diare karena
dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare
terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila
terlambat.
Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi
perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah
infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri.Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah
resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan
rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua
(lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi.Oleh karena itu
penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien Ny. Sr.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.

Bagaimanakahdefinisikeseimbangan cairandan elektrolit tubuh?


Apasajakahfisiologi dari keseimbangan cairan dan elektrolit?
Apasajakah klasifikasi dari cairan tubuh?
Apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan dan

elektrolit?
5. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada keseimbangan cairan dan elektrolit?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada
Ny.SR dengan Gastroenteritis atau diare
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien
Ny.Sr.
2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
1.4 Manfaat
1.
2.
3.
4.

Menambah wawasan tentang keseimbangan cairan dan elektrolit.


Mengetahui fisiologis dari keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Mengetahui klasifikasi cairan tubuh.
Dapat menjelaskan variabel apa saja yang mempengaruhi keseimbangan normal cairan

dan elektrolit.
5. Dapat melaksanakan proses keperawatan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

BAB II
TINJAUAN TEORI

LaporanPendahuluan

GangguanKeseimbanganCairan
Di Ruang Angsa RSUD Wangaya
Denpasar

2.1 Definisi
Gangguanvolumecairanadalahsuatukeadaanketikaindividuberisikomengalamipenu
runan, peningkatan, atauperpindahancepatdarisuatukelainancairanintravaskuler,
interstisial. (Carpenito,2000).
Cairantubuhadalahlarutan yang terdiridari air (pelarut)
danzattertentu( zatterlarut ). Cairanadalah volume air biasberupakekurangandankelebihan
air.Keseimbangancairandanelektrolitberartiadanyadistribusi normal dari air tubuh total
danelektrolitkedalamseluruhbagiantubuh.
2.2 Fisiologi
SecaraAnatomi
fisiologi,mekanismecairandanelektrolitdalamtubuhmerupakanmekenismehemeostatis
yang akanmempertahankankeadaancairandanelektrolitdalambatas batas normal. Organ
organ yang terlibatdalampengaturancairandanelektrolitadalah :
a. Ginjalberfungsimengaturkonsentrasigaramdalamdarah, mengaturkeseimbanganasam
basa /PH dalamdarah, dansebagaiekskresibahanbuangandankelebihangaram.
b. Jantungdanpembuluhdarahberfungsimemompakandarahuntukbersirkulasikeseluruhtub
uhmelaluipembuluhdarah, dansekitar 20%
daricurahjantungbersirkulasikeginjaluntukmembantu urine.
c. Paru paruberfungsimengaturkeseimbanganasam basacairantubuh. Selainitu, paru
parujugamembuangsekitar 300 ml uap air melaluiexspirasi( IWL ).
d. KelenjarHipofise :menyimpandanmenskresikan ADH yang di
produksikanolehhipotalamus. Peranan ADHadalahmeningkatkanabsorpsi air di ginjal.
e. KelenjarArdenal :Hormonutamadarikelenjariniadalah aldosterone yang
sangatmempengaruhikeseimbangancairan. Hormone
initerutamaberperandalammeningkatkanabsorpsinatrium, danekskresihydrogen
dankalium di tubulus distal ginjal.
f. KelenjarParathyroid :Mensekresikan hormone parathyroid.
Hormoninimempengaruhipelepasan calcium dan phosphor daritulang,
meningkatkanabsorsi calcium, phosphor di saluranpencernaandan di tubulusginjal,
sertameningkatkanekskresi phosphor di ginjal.
g. Kelenjartiroid :mensekresikan hormone calsitonin yang
mempunyaiperanandalampenyimpanankalsiumpadatulang.
Skresicalsitonindirangsangolehpeningkatankalsiumdalam plasma.

2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasicairantubuh, yaitu :
1. Air
Air merupakankomponenutama yang paling
banyakterdapatdidalamtubuhmanusia.Sekitar60%dari total beratbadan orang
dewasaterdiridari air. Fungsi air, yaitu :
a. Sebagaimedia
trasportasibagizatmakanandanoksigenmenujuseldansisametabolismselke organ
eleminasi.
b. Mengantarkan hormone dari organ penghasilmenujusel/organ target.
c. Memudahkanmetabolismdidalam sel.
d. Sebagaipelarutelektrolitdan non elektrolit
e. Membantudalammempertahankansuhutubuh
f. Memudahkanpekerjaandaneleminasi
g. Sebagaipelumasjaringan jarinngantubuh
h. Sebagaistrukturpembentuktubuh
2. Elektrolit
Setelahbergabungdengan air elektrolitiniada yang
menjadibermuatanlistrikpositifdisebutkation( Na, K, Ca, Mg )
danbermuatanlistriknegative disebut anion ( cl dan Hco3 )
Fungsielektrolit :
a. menjagatekanan osmotic tubuh
b. menjaga pH tubuh
3. Non Elektrolit
Didalamcairantubuhterdapatbeberapapartikel yang
tidaktermasukkedalamgolonganelektrolitdanbiasa menjadipartikelbermuatanlistrik,
tetapipartikel-partikelinijugamerupakankomponen yang
pentingdidalamtubuhdanmempengaruhipergerakancairandiantarakomponen.

1. Koloid
Cairantubuhjugamengandungmolekul protein yang
terdapatdalamkompartemenintravaskulerdanintrasel.Sebagianbesar protein
dalamcairantubuhadalahkoloid yang terdapat di intravaskuler,
tetapiwalaupundemikianprotein yang terdapat di
intraselmempunyaiperananpentingdalamkeseimbanganelektrokimiawidi intrasel.

2.4 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

1. Umur
Kebutuhan intake cairanbervariasitergantungdariusia,
danberpengaruhpadaluaspermukaantubuh, metabolisme, danberatbadan. Padaanak
anaklebihmudahmengalamigangguankeseimbangancairandibandingkanusiadewasa.
Padausialanjutseringterjadigangguankeseimbangandikarenakangangguanfunggsiginjal
danjantung.
2. SuhuLingkungan
Orang yang tinggaldidaerahpanas(suhutinggi )
dankelembabanudaranyarendahmemilikipeningkatankehilangancairantubuhdanelektrol
itmelaluikeringat.
3. Diet
Ketika intake nutrisitidakadekuatmakatubuhakanmembakar protein danlemaksehingga
serum albumin dancadangan protein
akanmenurunpadahalkeduanyasangatdiperlukandalam proses
keseimbangancairansehinggahaliniakanmenyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapatmeningkatkanmetabolismsel, glukosadarah,
danpemecahanglikogenotot.Mekanismeinidapatmeningkatkannatriumdanpotensi air
sehinggabilaberkepanjangandapatmeningkatkan volume darah.
5. KondisiSakit
Kondisisakitsangatberpengaruhterhadapkondisikeseimbangancairandanelektrolittubuh,
misalnya : trauma lukabakarakanmeningkatkankehilangan air melalui IWL.
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PemeriksaanLabolatorium
Berupapemeriksaan :
a. Urine, untukmengetahui volume, warna, beratjenis, pH, dll yang
dapatmenunjukanhalisadankerusakanginjal.
b. Darah, untukmengetahuihasil yang dapatmenyebabkangangguankebutuhancairan.

2.6 PENATALAKSANAAN
PenatalasanaanMedis
a. Pemulianvolumecairan
normal
dankoreksigangguanpenyertaasambasadanelektrolit.
b. Perbaikanperfusijaringanpadasyokhovolemik
c. Rehidrasi oral padadiare
d. Tindakanpenyebabdasar
2.7 ASUHAN KEPERAWATAN

1. PengkajianFokus
a. Kajiriwayatkesehatandankeperawatanuntukidentifikasipenyebabgangguankese
imbangancairandanelektrolit.
b. Kajimanifestasiklinikmelalui :
a. Timbangan beratbadankliensetiaphari
b. Monitor vital sign
c. Kaji intake otput
c. Lakukanpemeriksaanfisikmeliputi :
a. Kaji turgor kulit, hydration, temperature tubuhdanneuromuskuler
irritability.
b. Auskultasibunyi / suaranafas
c. Kajiprilaku, tingkatenergi, dantingkatkesadaran
d. Review nilaipemeriksaanlaboratorium :Beratjenis urine, pH serum, analisa
gas,darah, elektrolit serum,hemaktorit, BUN,kreatinen urine.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan melalui
rute normal.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan untuk mencerna makanan.
3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.
4. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik misalnya Urgensi.
5. Kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi.

3. Rencana Keperawatan
1. Resiko Kekurangan Volume Cairan
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien 3x24 jam,
kebutuhan volume cairan pada klien terpenuhi.
b. Kriteria hasil : klien tidak lagi mengalami dehidrasi, berat badan klien
meningkat dan keluhan klien berkurang.
TTV TD : 110/80 120/90 mmHg
T : 36,5 -37,0
HR: 70-100x/mnt
RR : 16-20x/mnt
c. Intervensi
1) Observasi TTV dan KU klien
2) Beri cairan sesuai dengan kebuhan klien
3) Ajarkan klien minum sedikit tapi sering
4) Kolaborasi pemberian cairan dengan dokter

2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
b. Kriteria hasil : asupan nutrisi pada klien terpenuhi, berat badan klien kembali
normal dan feses berbentuk
c. Intervensi :
1) Observasi berat badan
2) - Berikan asupan nutrisi yang adekuat dan sajikan makanan selagi hangat
- Ajakan klien makan sedikit tapi sering
3) Ajarkan klien untuk mengonsumsi makanan yang banyak mengadung
nutrisi
4) Kolaborasi pemberian nutrisi dengan ahli gizi
3. Hipertermia
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapan suhu tubuh klien kembali normal
b. Kriteria hasil : T: 36,5 37,0
c. Intervensi
1) Observasi suhu tubuh klien
2) Berikan kompres hangat
3) Ajarkan klien minum sedikit tapi sering
4) Kolaborasi pemberian obat penurun panas dengan dokter

4. Insomnia
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapkan klien dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur
b. Kriteria hasil : klien dapat tidur dengan waktu sekitar 7-9 jam/hari
c. Intervensi :
1) Observasi kualitas tidur klien
2) Berikan relaksasi pada klien
3) Ajarkan klien melakukan hal yang biasanya ia sukai sebelum tidur
4) Kolaborasi dengan pskiater
5. Kerusakan membran mukosa oral
a) Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapkan membran mukosa oral klien kembali normal
b) Kriteria hasil : bibir tampak lembab dan warna bibir tidak pucat
c) Intervensi
1) Observasi kelembaban mukosa bibir klien
2) Berikan minum air putih sedikit tapi sering
3) Ajarkan klien mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin c yang
cukup

4) Kolaborasi pemberian vitamin C


2.8 Evaluasi
1.
2.
3.
4.
5.

Klien mampu menunjukkan hasil intake dan output secara seimbang


Klien mampu menunjukkan hasil elektrolit serum dalam batas normal
Klien mampu menunjukkan hasil vital sign dalam batas normal
Klien mampu menunjukkan hasil kualitas tidur yang cukup
Klien mampu menunjukkan mukosa bibir tidak kering lagi

DAPTAR PUSTAKA

Syaffudin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3). Jakarta:EGC


Doenger. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ( Edisi3). Jakarta:EGC
Carpenito.LT.(1997). Diagnosa keperawatan ( Edisi 6). Jakarta.EGC
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. SR
DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
DI RUANG ANGSA RSUD WANGAYA

3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian diambil tanggal

: 2 Februari 2015

Tanggal masuk

: 1 Februari 2015

Ruangan / kelas

: Angsa

No Kamar

: A/05

Jam

: 11.00

No.CM
3.1.1

:420531
Identitas

a. Identitas Pasien
Nama

: Ny. SR

Umur

: 20 Tahun

Agama

: Hindu

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status

: Menikah

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Swasta

Suku Bangsa

: Indonesia

Alamat

: Br. Satria Blahbatuh

Tanggal Masuk

: 01 Februari 2015

Tanggal Pengkajian : 02 Februari 2015


No. Register

: 420531

Diagnosa Medis

: Diare Akut dan Dehidra

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama
: Tn.A
Umur

: 25 Tahun

Hub. Dengan Pasien : suami


Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Br. Satria Blahbatuh

3.1.2 Status Kesehatan


a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pada saat MRS dan pengkajian, pasien mengeluh mual, muntah, lemas di seluruh
badannya dan pasien BAB lebih dari 7x sehari.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Sejak kemarin pasien mengalami diare. Sebelum masuk RS pasien mengkonsumsi
obat yang dibeli diwarung tetapi tidak ada perubahan. Kemudian pasien dibawa ke rumah

sakit. Sesampainya di RS pasien langsung dirujuk ke IGD, keadaan pasien saat itu lemes,
pusing, dan mual, muntah, sehinggga perawat memberikan tindakan medis seperti
memasang infus, mengukur TTV dan akhirnya dibawa ke ruang Angsa RSUD Wangaya
Pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sedikit pusing, mual dan muntah serta
saat BAB konsistensi cair, tidak ada ampas, tidak ada darah, dan berlendir saat BAB.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Hal yang pertama dilakukan keluarga pasien adalah membeli obat diwarung.
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa ia pernah mengalami penyakit seperti batuk, pilek, dan
demam.
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
3) Alergi
Pasien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan
ataupun makanan
c.

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan bahwa ia maupun keluarganya tidak mempunyai riwayat
penyakit keluarga ataupun keturunan, seperti DM, asma, penyakit jantung, maupun
hipertensi.

d. Diagnosa Medis dan therapy


1) Diagnose medis : Diare Akut dan Dehidrasi
2) Therapy
JENIS
Injeksi
Injeksi
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet

NAMA OBAT
IVFD RL+kCl IA
Levolin
Tri mexol forte
Trans fector
Govasol
Ripal bumin

DOSIS
20 tpm
1x1 fls
3x1 mg
3x2 mg
1x1 mg
3x2 mg

RUTE
Intravena
Intravena
Oral
Oral
Oral
Oral

3.1.3 Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a.

Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan


Pasien mengatakan bahwa gaya hidupnya kurang baik, karena ia memiliki

kebiasaan minum kopi 3xsehari, minum alkohol hampir setiap hari dan dimulai sejak
SMA, serta kebiasaan merokok 7 batang per hari.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
sebelumsakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa makan 4x sehari dengan 1 porsi.
Menunya seperti nasi, daging, sayur, dan makanan habis dalam 1 porsi.Pasien biasa
minum air putih 9 gelas/hari dan sering minum-minumanan yang beralkohol.Berat
badannya 55kg dan tinggi badannya 165cm.
saat sakit :Pasien mengatakan bahwa nafsu makannnya menurun, ia makan 3x sehari 1
porsi dengan menu bubur dan sayur bening, tetapi masih bersisa, dan biasa minum air
putih 2 gelas/hari. Berat badannya 52kg dan tinggi badannya 165cm.
c. Pola Eliminasi
BAB
sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa BAB setiap pagi hari dengan bentuk
faces padat, warna feses kuning, bau khas feses, dan feses tidak bercampur darah.
saat sakit

: Pasien mengatakan bahwa ia BAB 7x/hari dengan bentuk fases encer,

feses berwarna kuning, feses tidak ada darah tidak berampas,terdapat sedikit lender saat
BAB.
d. Polaaktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan

Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi

Toileting

Berpakaian

Berpindah

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
sebelum sakit
seperti bekerja

: Pasien mengatakan bahwa ia biasa melakukan aktivitas sehari-hari

saat sakit

: Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan aktivitas seperti

sebelum sakit.
e.

Pola kognitif dan Persepsi


Status mental pasien sadar, dapat berbicara dengan normal dan tidak ada gangguan

pada kemampuan membaca serta berinteraksinya, pendengaran dan penglihatan pasien


normal. Pasien mengatakan bahwa ia mengetahui penyakitnya.
f.

Pola Persepsi-Konsep diri


Pasien mengatakan bahwa ia terganggu baik harga diri, konsep diri, ideal diri,
identitas diri, dan gambaran dirinya.

g.

Pola Tidur dan Istirahat


sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia sering tidur larut malam, biasanya tidur 8
jam sekitar dari pukul 21.00 Wita sampai dengan 05.00 Wita, ia tidur dengan nyenyak.
saat sakit
: Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur dengan nyenyak, ia tidur
pukul 10.00 Wita dan sering terbangun karena merasa mules.

h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan bahwa dukungan keluarganya sangat berpengaruh dalam proses
penyembuhannya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai 1 orang anak laki-laki yang masih bersekolah.
j.

Pola Toleransi Stress-Koping


Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat makan dan minum-minuman kesukaannya, ia
hanya bisa menahan keinginannya tersebut, tetapi tidak sampai membuatnya depresi hanya
saja merasa sedih karena penyakitnya menggagalkan semua rencana kegiatannya. Pasien
memiliki keinginan keras untuk sembuh.

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa ia beragama hindu dan biasanya bersembahyang ke pura pada
hari-hari tertentu saja. Saat sakit ia biasa lebih sering berdoa di tempat tidur saja.

3.1.4. Pengkajian Fisik


a. Keadaan umum : Lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS

: verbal=5, Psikomotor = 6, Mata = 4

Tanda-tanda vital :TD : 90/60 mmHg


S

: 399 C

RR : 20x/menit
N : 108x/menit
b. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher

Bentuk kepala pasien normal simetris, tidak terlihat adanya alopesia, warna rambut
hitam, kebersihan cukup, tidah terdapat luka pada kulit kepala dan wajah, tidak ada nyeri
tekan, tidak teraba massa. Alis dan mata terlihat simetris, tidak terdapat udim palpebra, sklera
aninterik, pupil isokor miosis, konjungtiva anemis. Hidung simetris, tidak terlihat adanya
serumen, penyebaran silia merata, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada sinus frontalis,
sinus etmoidalis, sinus spenoidalis, dan sinus masilaris. Telinga simetris, tidak terlihat adanya
serumen dan discart, tidak terlihat adanya betelsains, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada
tragus, cartilago, dan aurikul. Mulut simetris, mukosa bibir kering, tidak terlihat adanya
stomatitis. Leher terlihat simetris, tidak terlihat adanya hiperpigmentasi, tidak terlihat adanya
lesi, tidak terlihat peningkatan JVP, tidak teraba massa pada kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
2)

Dada :
Paru
Bentuk paru terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, terlihat adanya
tatto,tidak teraba massa dan nyeri tekan, terdengar suara sonor pada ICS 2-8.
Jantung
Terlihat iktus kordis,terdengar suara S1 dan S2 tunggal reguler tidak teraba massa
dan nyeri tekan.

3) Payudara dan ketiak :

Bentuk payudara terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat
hiperpigmentasi, tidak teraba massa dan nyeri tekan.

4) Abdomen

Tidak terlihat adanya hiperpigmentasi,tidak terlihat adanya lesi pada abdomen. Terdengar
gerakan peristaltik 37 kali/menit. Terdapat nyeri tekan pada abdomen. Terdengar suara pekak.
5) Genetalia
6)

:-

Integumen :
Tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto
di bagian tangan, kaki, dada dan punggung, kulit terlihat kering dan turgor kulit tidak elastis.

7)

Ekstremitas

Atas
Tangan terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi,

terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks bisep, dan kekuatan otot 4.

Bawah
Kaki terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi,
terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks babinskyn, terjadi refleks patela,
dan kekuatan otot 4.

8)

Neurologis

Status mental da emosi :


Ekspresi wajah pasien tampak sedih dan kesal karena harus bolak-balik toilet
Pengkajian saraf kranial :
Semua saraf kranial yang mengatur panca indra pasien berfungsi secara normal
Pemeriksaan refleks :
Semua refleks pada pasien berfungsi secara normal

c. Pemeriksaan Penunjang
JUMLAH SEL DARAH HASIL

SATUAN

NILAI RUJUKAN

Hemoglobin (HGB)

-10,5

g/dl

13,0-18,0

Hematokrit (HTC)

-31,8

40-52

Lekosit (WBC)

7,80

10^3/UL

3,8-10,6

Trombosit (PLT)

346

10^3/UL

150-440

Eritrosit (RBC)

-3,64

10^3/UL

4,5-6,5

RDW

12,9

10-16

MPV

-7,1

fL

7,2-11,1

PCT

0,2

0,2-0,5

MCV

87,4

fL

80-100

MCH

28,8

Pg

26-34

MCHC

33,0

Pg

32-36

Limfosit %

10,7

20-35

Monosit %

3,3

2-8

Gran %

86,0

50-80

Lymp #

0,80

10^3/UL

1-5

Monosit #

0,30

10^3/UL

0,1-1

Gran #

6,50

10^3/UL

2-8

Pemeriksaan pada tanggal 2 Februari 2015


NAMA

HASIL

PEMERIKSAA
N
FUNGSI HATI
Albumin
ELEKTROLIT
Natrium (Na)

NILAI

SATUAN

RUJUKAN

2,6*

3,4-4,8

g/dl

138

135-147

mmol/L

KET.

Kalium (K)
Chloride (Cl)

2,2*
9,8

3,5-5,0
98-106

mmol/L
mmol/L

2. Pemeriksaan radiologi : 3. Hasil konsultasi : 4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain :-

3.2 ANALISA DATA


A. Tabel Analisa Data
NO
DATA
.
1.
DS :
Pasien mengatakan biasa minum

air putih 3 gelas/hari.


Pasien mengatakan bahwa ia
BAB 7x sehari dengan karakter
fesesnya
ampas,tidak

cair,tidak
ada

ada

ETIOLOGI

MASALAH

Perubahan pola BAB /


mencret

Out put berlebih

Kekurangan volume
cairan

Kekurangan volume
cairan

Mual muntah

Tidak nafsu makan

Ketidak seimbangan
nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan
nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh

darah,dan

berlendir saat BAB.


DO :
Kulit pasien terlihat kering dan
turgor kulit tidak elastis 4 detik
mukosa bibir kering
mata cowong
muntah

2.

TD
S
RR
N
DS :

= 90/60mmHg
= 39C
= 20x/menit
= 108x/menit

Pasien mengatakan bahwa nafsu


makannnya menurun, ia makan
3x sehari 1 porsi dengan menu
bubur dan sayur bening, tetapi
masih bersisa

Pasien mengatakan bahwa ia


BAB 7x/hari dengan bentuk
fases

encer,

feses

berwarna

kuning, feses tidak ada darah,


tidak berampas ,terdapat sedikit
lendir.
Pasien mengatakan sebelum sakit
berat badannya 55kg dan setelah
sakit berat badannya 52kg dan
tinggi badannya 165cm
Pasien mengatakan pusing dan
mual +, muntah +
DO:
Wajah pasien terlihat pucat
Pasien terlihat lemas
Mukosa bibir kering
Mata cowong
Tanda-tanda vital
TD = 90/60mmHg
S = 39C
RR = 20x/menit
N = 108x/menit
3.

DS :
Pasien mengatakan bahwa
badannya panas dan merasa
gelisah.
DO :
TTV pasien :
TD : 90/60 mmHg
S : 390C
RR : 20x/menit
N : 108x/menit
-badan pasien tampak berkeringat
DS :
Pasien mengatakan bahwa ia

Kehilangan cairan
berlebih

Dehidrasi

Hipertermi

hipertermia

4.

tidak bisa tidur dengan nyenyak,

Nyeri abdomen

biasanya ia tidur pukul 20.00

Wita dan sering terbangun.

insomnia

Berkurangnya kwalitas
tidur

DO:
Wajah pasien terlihat pucat
Terlihat adanya lingkaran hitam

Insomnia

pada sekitar mata pasien


DS :
Pasien mengatakan bibir terasa
5.

kering dan pasien mengeluh nyeri


saat mengunyah makanan
DO :
-bibir pasien terlihat kering
- mukosa oral pasien terlihat

Kekurangan vitamin c

bengkak dan kemerahan

Kerusakan membrane
mukosa oral

Kerusakan membran
mukosa oral

3.3 Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas


NO

TANGGAL /
JAM
DITEMUKA
N

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.

3-02-2015
Pkl. 11.00

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan

cairan

ditandai

dengan

TANGGAL
TERATASI

pasien

mengatakan biasa minum air putih 3 gelas/hari,

5-022015

Ttd

pasien mengatakan bahwa ia BAK 3 x/hari, dengan


karakter urinenya kuning pekat, kulit pasien terlihat
kering dan turgor kulit tidak elastis, konjungtiva
anemis, mukosa bibir kering, mata cowong dan TD
= 90/60
2.

3-02-2015
Pkl. 11.00

mmHg

Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan

5-02-2015

tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk


mengabsorpsi

nutrien

ditandai

dengan

pasien

mengatakan bahwa nafsu makannnya menurun, ia


makan 3x sehari 1 porsi dengan menu bubur dan
sayur

bening,

tetapi

masih

bersisa,

pasien

mengatakan bahwa ia BAB 7x/hari dengan bentuk


fases encer, feses berwarna kuning, feses tidak ada
darah,terdapat sedikit lendir dan tidak ada ampas,
pasien mengatakan berat badannya 52kg dan tinggi
badannya 165cm, pasien mengatakan sedikit pusing,
konjungtiva terlihat anemis, wajah pasien terlihat
pucat, pasien terlihat lemas , mukosa bibir kering,
3.

3-02-2015
Pkl. 11.00

dan mata cowong.


Insomnia berhubungan

dengan

tidur

terputus

5-02-2015

ditandai dengan pasien mengatakan bahwa ia tidak


bisa tidur dengan nyenyak, pada saat sehat pasien
biasa tidur pkl 21.00 Wita tapi semenjak sakit pasien
mengatakan tidur pkl 01.00 dan sering terbangun,
wajah pasien terlihat pucat, dan terlihat adanya
lingkaran hitam pada sekitar mata pasien.

4.

3-02-2015
Pkl. 11.00

Hipertermia berhubungan dengan keadaan fisik


pasien yang ditandai dengan pasien mengatakan
tidak enak badan, meriang, dan menggigil.

5-02-2015

TTV :
TD : 90/60 mmHg
S : 390C
RR : 20x/menit
N : 108x/menit
5.

3-02-2015
Pkl 11.00

5-02-2015
Kerusakan membran mukosa oral berhubungan
dengan nyeri ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri pada saat makan.

Hari/
Tgl

No
Dx

Rencana Perawatan
Tujuan dan
Kriteria Hasil

Intervensi

Ttd
Rasional

3-022015

Setelah diberikan

aKaji tanda vital,

aKekurangan /

askep selama 3x24

contoh TD, frekuensi

perpindahan cairan

jam, diharapkan

jantung, nadi, dan

meningkatkan frekuensi

volume cairan

suhu (kesamaan dan

jantung, menurunkan

pasien dapat
kembali normal,
dengan KH :
Turgor kulit dapat

volume

b) Catat perubahan
mental, turgor kulit,

kembali elastic

hidrasi, membrane

kembali dalam 3

mukosa, dan
karaktersputum

detik
Mukosa bibir

TD, dan mengurangi


volume nadi.
b)Penurunan curah
jantung mempengaruhi
perfusi/ fungsi serebral.
Kekurangan cairan juga
dapat diidentifikasi
dengan penurunan

lembab
Tidak ada terjadi

turgor kulit, membrane


mukosa kering, dan

dehidrasi
TTV :
TD = 90/60
S = 39 9C
N = 108x/menit
RR = 20x/menit

c)Ukur/hitung

viskositas secret kental.


c) Memberikan

masukan, pengeluaran, informasi tentang status


dan keseimbangan
cairan umum.
cairan. Catat

Kecenderungan

kehilangan tak

keseimbangan cairan

tampak.

negatifdapat
menunjukan terjadinya

d)Kaji tanda vital,


contoh TD, frekuensi
jantung, nadi, dan

suhu

deficit.
d)Perubahan cepat
menunjukkan gangguan
dalam air tubuh total
Untuk membedakan
TTV normal klien
dengan keadaan pada

E . Berikan cairan IV
(RL,Nacl) dalam
observasi ketat dengan

saat sakit.

e) Memperbaiki/mempert
ahankan volume

alat control sesuai

sirkulasi dan tekanan

indikasi

osmotic. Catatan
meskipun kekurangan

cairan, pemberian dapat


mengakibatkan
peningkatan kongesti
paru, pengaruh negative

f)Awasi/ganti
elektrolit sesuai
indikasi

fungsi pernafasan

f)Elektrolit
khususnyakalium dan
natrium mungkin
menurun sebagai akibat
terapi diuretic

3-022015

2.

Setelah diberikan
askep selama 3x24
jam, diharapkan
asupan makanan
pasien dapat
kembali normal,
dengan KH :
Nafsu makan

a. Buat jadwal
masukan tiap jam.
Anjurkan mengukur
cairan/ makanan dan
minuman sedikit demi

kembali sehat
BB pasien dari
52kg menjadi
54kg.

pembagian, kapasitas
gaster menurun kurang
lebih 50 ml, sehingga
perlu makan sering

sedikit atau makan


dengan perlahan

kembali normal
Karakteristik feses b) Timbang berat badan

dapat kembali
normal
Tubuh pasien dapat

a)a. Setelah tindakan

c)Tekankan

b) Pengawasan
kehilangan dan alat
pengkajian kebutuhan
nutrisi/ keefektifan
terapi
c) Makan berlebihan

pentingnya menyadari

dapat menyebabkan

kenyang dan

mual/muntah atau

menghentikan

kerusakan operasi

masukan
d) Beritahu pasien
untuk duduk saat
makan/ minum
e) Diskusikan yang
disukai pasien dan
masukan dalam diet
murni
f)Kaji tanda vital,

pembagian
Menurunkan
kemungkinan aspirasi
Dapat meningkatkan
masukan, meningkatkan
rasa berpartisipasi/
control
Untuk membedakan

contoh TD, frekuensi

TTV normal klien

jantung, nadi, dan

dengan keadaan pada

suhu
saat sakit.
g) Rujuk ke ahli gizi Perlu bantuan dalam
f)Berikan tambahan
perencanaan diet yang
vitamin B12 injeksi,
memenuhi kebutuhan
folat, dan kalsium
nutrisi
sesuai indikasi
Tambahan dapat

3.
3-022015

Setelah diberikan

a) Batasi masukan

Kafein dapat

askep selama 3x24

makanan/ minuman

memperlambat pasien

jam diharapkan

mengandung kafein

untuk tidur dan

pola tidur pasien

mempengaruhi tidur

dapat kembali
normal, dengan
KH:
Pasien dapat tidur
dengan nyenyak
Tidak terlihat
lingkaran hitam

tahap REM,
b)Dukung kelanjutan
kebiasaan ritual
sebelum tidur
c)Pastikan kebiasaan
defekasi pasien dan
gaya hidup

mengakibatkan pasien
tidak merasa segar saat
bangun.
Meningkatkan relaksasi
dan kesiapan untuk tidur

Membantu dalam
sebelumnya.
pada mata
pembentukkan jadwal
Pasien tidak terjaga d)Tinjau ulang pola
diet dan jumlah/ tipe
irigasi efekttif untuk
masukan cairan
pasien kolostomi
Setelah
Masukan adekuat dari
dilakukan tindakan
keperawatan selama e)Libatkan pasien
serat dan makanan kasar
124 jam TD klien
memberikan bulk, dan
dalam perawatan
dapat
ostomi secara bertahap cairan adalah factor
f) Berikan analgesic,
sedative saat tidur
sesuai indikasi

3-022015

4.

penting dalam
penentuankriteria feses.
Rehabilitasi dapat
dipermudah dengan

mendorongpasien
a) Amati warna
kulit,
mandiri dan terkontrol
kelembaban , Nyeri mempengaruhi
suhu, dan masa
pasien untuk
pengisian.
jatuh/tertidur
Peningakatan TD
berhubunagn dengan b)Berikan lingkungan
penurunan curah
tenang, nyaman,
jantung
kurangi aktivitas/
DS:
keributan lingkungan.

Keluarga klien Batasi jumlah


mengatakan klien
mempunyai riwayat pengunjung dan
hipertensi
lamanya tinggal.
c) Pertahankan

a) Adanya pucat,
dingin, kulit
lembab, dan
masa pengisian
kapiler lambat
mungkin
berkaitan dengan
vasokontriksi
atau
mencerminkan
deskompensasi /

pembatasan aktivitas,
spt. Istirahat di tempat
tidur/kursi; jadwal
periode istirahat tanpa
gangguan; bantu klien
melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai
kebutuhan.

penurunan CO.
b)Membantu untuk
menurunkan rangsangan
simpatis; meningkatkan
relaksasi.

3.5

Implementasi Keperawatan

Hari/
Tgl/Jam

No. Dx

Tindakan Keperawatan
Mengganti alat tenun

03-02-2015
Pkl.
07.00Wita
Pkl.
08.15Wita

pasien

mengatakan

DO : tempat tidur pasien


Menimbang berat badan pasien

terlihat lebih bersih


DS:
Pasien
mengatakan
bersedia diukur berat badannya

Memberikan cairan IV RL

DO: BB pasien 52kg


DS:
Pasien
mengatakan
bersedia dipakaikan infus

Pkl.
08.15Wita

Pkl.
16.10Wita

DS

bersedia diganti alat tenunnya

Pkl.
08.15Wita

Pkl.
11.00Wita

Ttd

Evaluasi proses

DO: obat dimasukkan melalui


injeksi

dan

tidak

terlihat

Memberikan obat oral tri mexol

adanya reaksi alergi.


DS: pasien bersedia diberikan

forte, trans fector, govasol

obat

Mengkaji TTV

DO: obat diberikan secara oral


DS : pasien mengatakan lemas
dan nyeri saat menelan
DO:
Nadi
Suhu
TD
RR

Pkl.
16.10Wita
Pkl.
22.00Wita

= 100
= 38 C
9
= 100/70 mmHg,
= 20

Menanyakan asupan makanan/

DS : pasien mengatakan tidak

minuman

nafsu makan
DO : makanan pasien terlihat
masih tersisa

Memberikan obat oral

DS: pasien bersedia diberikan


obat
DO:

Memberikan obat oral

tidak

terlihat

adanya

reaksi alergi
DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO:

Mengkaji TTV
04-02-2015
Pkl.
05.00Wita

terlihat

adanya

reaksi alergi
DS : pasien mengatakan lemas,
nafsu makan menurun
DO:
Nadi
Suhu
TD
RR

Pkl.
05.15Wita
Pkl.
07.05Wita

tidak

Memandikan pasien

= 100
= 38 C
9
=100/70 mmHg
= 20

DS : pasien menolak untuk


dimandikan
DO: pasien dimandikan oleh

Pkl.

Mengganti alat tenun

keluarganya
DS : pasien mengatakan lebih
nyaman

08.15Wita

DO : tempat tidur pasien

Pkl.

Mengganti cairan infuse

terlihat lebih bersih


DS : pasien bersedia diganti
infusnya

08.15Wita

DO : Infus berjalan dengan


lancar

Pkl.

Memberikan obat tri mexol forte, DS: pasien bersedia diberikan

11.00Wita

trans fector, govasol, ripal bumin

obat
DO:

Mengkaji TTV

tidak

terlihat

adanya

reaksi alergi
DS : pasien mengatakan lemas

DO:
Nadi = 80
Suhu = 37,3 C
9

Mengkaji TTV

TD

=110/80 mmHg

RR

= 20

DS

pasien

mengatakan

pusing dan enek di ulu hati


DO:
Nadi = 80
Suhu = 36,7 C
9
TD =120/80 mmHg
RR = 20

Pkl.

Memberikan obat oral tri mexol

DS: pasien bersedia diberikan

forte

obat
DO:

16.05Wita
Mengganti cairan infuse

tidak

terlihat

adanya

reaksi alergi
DS : pasien bersedia diganti
infusnya
DO : Infus berjalan dengan

Pkl.

Memberikan obat oral tri mexol

lancar
DS: pasien bersedia diberikan

17.05Wita

forte, trans fector, , ripal bumin

obat

Mengkaji TTV

DO: obat diberikan secara oral


DS: pasien mengatakan masih

05-02-2015
Pkl.
05.00Wita

lemas
DO:
Nadi = 80

Pkl.
05.20Wita

Suhu = 36,7 C
9
TD =120/80 mmHg
RR = 20

Memandikan pasien

DS : pasien menolak untuk


dimandikan

Pkl.
07.15Wita

DO: pasien dimandikan oleh


keluarganya

Pkl.
10.15Wita
Pkl.
10.15Wita

Mengganti alat tenun

DS : pasien mengatakan lebih


nyaman dan dapat tidur dengan
nyenyak
DO : tempat tidur pasien

Pkl.
11.15Wita

terlihat

lebih

bersih

dan

lingkaran hitam pada mata


Mengganti cairan infuse

terlihat berkurang
DS : pasien bersedia diganti
infusnya

Pkl.
16.15Wita

DO : Infus berjalan dengan


lancar
Memberikan obat oral tri mexol DS: pasien bersedia diberikan
forte, trans fector, , ripal bumin, obat

Pkl.
17.15Wita

govasol

DO:

tidak

terlihat

adanya

Mengkaji TTV

reaksi alergi
DS : pasien mengatakan sudah
tidak pusing

Pkl.
17.15Wita

DO:
Nadi = 80

Pkl.
17.15Wita
Pkl.
22.15Wita

Suhu = 36, C
9
TD =120/80 mmHg
RR = 20

Mengkaji TTV

DS :Pasien mengatakan
minumnya 6gelas /hari
DO : mukosa bibir terlihat
kering, turgor kulit tidak

elastic, TTV-nya :
Nadi = 80
Suhu = 36 C
9
TD =120/80 mmHg
RR = 20
1,2

Memberikan obat oral tri mexol

DS: pasien bersedia diberikan

forte, trans fector, , ripal bumin

obat
DO:

tidak

terlihat

adanya

Menanyakan asupan makanan/

reaksi alergi
DS : pasien mengatakan nafsu

minuman

makan menurun
DO : makanan pasien terlihat

Mengganti cairan infuse

masih bersisa
DS : pasien bersedia diganti
infusnya
DO : Infus berjalan dengan

Memberikan obat oral tri mexol

lancer
DS: pasien bersedia diberikan

forte

obat
DO:

tidak

terlihat

adanya

reaksi alergi

3.6
No

Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
Jam

No
Dx

Evaluasi

TTd

1.
6-02-2015
Pkl

S = Pasien mengatakan minumnya 6gelas /hari


O = mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit tidak elastic, TTV :
Nadi = 80

08.00
Suhu = 36,7 C
9
TD =120/80 mmHg
RR = 20

Wita

A = masalah teratasi sebagian


P = lanjutkan intervensi

2.
6-02-2015
Pkl

12.00

Wita

3.
6-02-2015
Pkl

16.00

Wita
4.
6-02-2015
Pkl 20.00

5.

Memberikan minum seperti air putih

Mengkaji TTV

S = Pasien mengatakan nafsu makannya menurun


O = makanan pasien terlihat masih bersisa
A = Masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
ens

Menganjurkan makan dengan perlahan

Mengkaji karakteristik feses pasien

Menimbang berat badan pasien

. S = pasien mengatakan lebih nyaman dan dapat tidur dengan nyenyak


O = tempat tidur pasien terlihat lebih bersih dan lingkaran hitam pada mata
terlihat berkurang
A = Masalah sudah teratasi
P = Pertahankan kondisi
= pasien mengatakan bahwa suhu tubuh menurun
= TTV :
TD : 100/70 mmHg
S : 370C
RR: 20x/menit
N : 90x/menit
= masalah sudah teratasi
=pertahankan kondisi
= pasien mengatakan nyeri berkurang pada saat makan
= bengkak dan kemerahan pada mukosa mulut pasien sudah terlihat
berkurang
= masalah teratasi sebagian

= pertahankan dan lanjut intervensi


6-02-2015
Pkl 23.00

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 TEORI

Diare merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat baik di negara
berkembang maupun di negara berkembang.Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB
(Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yangsingkat.
Diare yang akut gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare
yang kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi.Dari penyebab diare yang banyak adalahdiare infeksi yang disebabkan
oleh virus, bakteri dan parasit.Diare infeksi juga dapat menyebabkan kematian.
Diare merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia.Di Amerika Serikat keluhan
diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter,
sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi
terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit.
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta
episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.WHO memperkirakan ada sekitar 4
miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun.
Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada
orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2006 jumlah kasus diare
didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap
dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella,
Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica.Disentri berat
umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh
Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli.(Anonym. Wikipedia, The Free
Encyclopedia.

4.2 PENGKAJIAN
Proses pengkajian yang dilakukan pada klien Ny.Sr dengan Diare di RS Wangaya
dilakukan perawat dengan melakukan wawancara dengan klien, observasi dan pemeriksaan
fisik langsung kepada klien. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi
disesuaikan dengan kondisi klien saat di kaji. Pada saat dilakukan pengkajian klien cukup
terbuka sehingga mempermudah perawat dalammengkaji pasien dan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan klien mau menjawab pertanyaan dari
perawat. Data yang di dapat pada saat pengkajian pada Ny.Sr mengatakanBAB> 7x
sehari.Dari hasil pengkajian Ny.Srterlihat selalu memegangi perutnya, raut wajah terlihat

meringis menahan sakit Klien tampak , mukosa bibir kering, dan mata cuwong. Turgor kulit
tidak elastic>4dtk.Didapatkan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut TD: 90/60 mmHg, N:
108 x/mnt, RR: 20/mnt, S: 39oC.Dari hasil pengkajian tersebut menunjukkan tanda-tanda dan
gejala yang ada pada klien tidak jauh berbeda dengan konsep teori yang ada.
Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang
dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan diagnosa atau
masalah keperawatan.
4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan tinjauan teoritis pada BAB II, pada klien Ny.Sr dengan diare adalah ada 5
diagnosa yang diangkat, meliputi :
1. Resiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui
rute normal
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan untuk mencerna makanan
3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi
4. Insomnia berhubungan dengan kitidaknyamanan fisik misalnya urgensi
5. Kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi
Alasan kelompok mengambil diagnose yang pertama Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan klien mengatakan BAB >7x
sehari.Saat dilakukan pengkajian didapat hasil mukosa bibir kering, kulit kering, mata
cuwong, Turgor kulit tidak elastic>4dtk. Kemudian kelompok mengambil diagnosa kedua
yaitu ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan klien
mengalami mual dan muntah serta hilangnya nafsu makan lalu berat badan klien menurun.
Dan kelompok mengambil diagnosa ketiga yaitu hipertermia ditandai dengan Klien
mengatakan suhu tubuh klien meningkat hingga 39oC. Diagnosa keempat yaitu klien
mengalami insomnia ditandai dengan berkurangnya kualitas tidur klien karena sering ke
kamar mandi buang air besar. Diagnosa yang ke lima klien mengalami kerusakan membran
mukosa oral yang ditandai dengan mukosa bibir kering bibir kering.

4.3 PERENCANAAN
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dikelompkkan,
dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas
masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien.Setelah masalah ditentukan berdasarkan
prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan.Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka
panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis.Ditegaskan dalam bentuk

perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang
disusun pada rencana keperawatan, pada penyusunan kriteria hasil perawat menyesuaikan
dengan waktu pemberian perawatan yang dilakukan oleh perawat yaitu selama 3x24 jam.
Perencanaan yang dibuat pada Ny.Sr dengan masalah utama Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam maka klien akan mendemostrasikan kekurangan volume
cairan teratasi.
4.4 PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
Setelah
rencana
keperawatan
dibuat,
kemudian
dilanjutkan
dengan
pelaksanaan.Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan
yang diberikan pada Ny.Sr dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang
dimilki oleh klien berdasarkan ilmu ilmu keperawatan dan ilmu ilmu lainnya yang
terkait.Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik.
4.5 EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau
belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan,
dilaksanakan dan dinilai kembali. Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan
balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui
perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di
tetapkan lebih dulu.Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan pada Ny.Sr adalah melihat
apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan. Dari
ketiga diagnosa, diagnosa kekurangan volume cairan, diare dan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengan cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya dari 200 g atau 200
ml/24 jam.
2. Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005) adalah:
a. Infeksi Enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare.
1) Infeksi Bakteria : Vibrio, E.coli, Salomella campilo baster.
2) Infeksi Virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.
3) Infeksi Parasit : Cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoeba
histolica,giardia lambia), jamur (candida aibicans).
b. Infeksi Parenteral :Infeksi diluar alat penceranaan makanan seperti Tonsilitis,
broncopneumonia, Encefalitis,meliputi:
1) Faktor Malabsorbsi : karbohidrat, lemak, protein
2) Faktor Makanan : basi, racun, alergi
3) Faktor Psikologi : rasa takut dan cemas
3. Beberapa tanda dan gejala tentang diarea: Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau
encer.Terdapat lika tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek ( elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. Kram abdomenal.
Demam. Mual dan muntah. Anoreksia. Lemah. Pucat. Perubahan TTV, nadi dan
pernafasan cepat. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.
4. Pemeriksaan penunjang hasil pemeriksaan lab, Leukosit, Trombosit, hemoglobin,
hematokrit, pemeriksaan feses.
5. Diagonasa Keperawatan yang muncul :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
b. Diare berhubungan dengan parasit
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan
5.2 Saran
Harapan penulis, bagi mahasiswa D3 keperawatan dengan adanya makalah ini dapat
membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan dan memperluas wawasan serta
pengetahuan mengenai masalah kesehatan yang biasa di temui di dunia kesehatan
khususnya Diar

DAPTAR PUSTAKA
Syaffudin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3). Jakarta:EGC
Doenger. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ( Edisi3). Jakarta:EGC
Carpenito.LT.(1997). Diagnosa keperawatan ( Edisi 6). Jakarta.EGC

S-ar putea să vă placă și