Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
elektrolit?
5. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada keseimbangan cairan dan elektrolit?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada
Ny.SR dengan Gastroenteritis atau diare
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien
Ny.Sr.
2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.
1.4 Manfaat
1.
2.
3.
4.
dan elektrolit.
5. Dapat melaksanakan proses keperawatan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
BAB II
TINJAUAN TEORI
LaporanPendahuluan
GangguanKeseimbanganCairan
Di Ruang Angsa RSUD Wangaya
Denpasar
2.1 Definisi
Gangguanvolumecairanadalahsuatukeadaanketikaindividuberisikomengalamipenu
runan, peningkatan, atauperpindahancepatdarisuatukelainancairanintravaskuler,
interstisial. (Carpenito,2000).
Cairantubuhadalahlarutan yang terdiridari air (pelarut)
danzattertentu( zatterlarut ). Cairanadalah volume air biasberupakekurangandankelebihan
air.Keseimbangancairandanelektrolitberartiadanyadistribusi normal dari air tubuh total
danelektrolitkedalamseluruhbagiantubuh.
2.2 Fisiologi
SecaraAnatomi
fisiologi,mekanismecairandanelektrolitdalamtubuhmerupakanmekenismehemeostatis
yang akanmempertahankankeadaancairandanelektrolitdalambatas batas normal. Organ
organ yang terlibatdalampengaturancairandanelektrolitadalah :
a. Ginjalberfungsimengaturkonsentrasigaramdalamdarah, mengaturkeseimbanganasam
basa /PH dalamdarah, dansebagaiekskresibahanbuangandankelebihangaram.
b. Jantungdanpembuluhdarahberfungsimemompakandarahuntukbersirkulasikeseluruhtub
uhmelaluipembuluhdarah, dansekitar 20%
daricurahjantungbersirkulasikeginjaluntukmembantu urine.
c. Paru paruberfungsimengaturkeseimbanganasam basacairantubuh. Selainitu, paru
parujugamembuangsekitar 300 ml uap air melaluiexspirasi( IWL ).
d. KelenjarHipofise :menyimpandanmenskresikan ADH yang di
produksikanolehhipotalamus. Peranan ADHadalahmeningkatkanabsorpsi air di ginjal.
e. KelenjarArdenal :Hormonutamadarikelenjariniadalah aldosterone yang
sangatmempengaruhikeseimbangancairan. Hormone
initerutamaberperandalammeningkatkanabsorpsinatrium, danekskresihydrogen
dankalium di tubulus distal ginjal.
f. KelenjarParathyroid :Mensekresikan hormone parathyroid.
Hormoninimempengaruhipelepasan calcium dan phosphor daritulang,
meningkatkanabsorsi calcium, phosphor di saluranpencernaandan di tubulusginjal,
sertameningkatkanekskresi phosphor di ginjal.
g. Kelenjartiroid :mensekresikan hormone calsitonin yang
mempunyaiperanandalampenyimpanankalsiumpadatulang.
Skresicalsitonindirangsangolehpeningkatankalsiumdalam plasma.
2.3 KLASIFIKASI
Klasifikasicairantubuh, yaitu :
1. Air
Air merupakankomponenutama yang paling
banyakterdapatdidalamtubuhmanusia.Sekitar60%dari total beratbadan orang
dewasaterdiridari air. Fungsi air, yaitu :
a. Sebagaimedia
trasportasibagizatmakanandanoksigenmenujuseldansisametabolismselke organ
eleminasi.
b. Mengantarkan hormone dari organ penghasilmenujusel/organ target.
c. Memudahkanmetabolismdidalam sel.
d. Sebagaipelarutelektrolitdan non elektrolit
e. Membantudalammempertahankansuhutubuh
f. Memudahkanpekerjaandaneleminasi
g. Sebagaipelumasjaringan jarinngantubuh
h. Sebagaistrukturpembentuktubuh
2. Elektrolit
Setelahbergabungdengan air elektrolitiniada yang
menjadibermuatanlistrikpositifdisebutkation( Na, K, Ca, Mg )
danbermuatanlistriknegative disebut anion ( cl dan Hco3 )
Fungsielektrolit :
a. menjagatekanan osmotic tubuh
b. menjaga pH tubuh
3. Non Elektrolit
Didalamcairantubuhterdapatbeberapapartikel yang
tidaktermasukkedalamgolonganelektrolitdanbiasa menjadipartikelbermuatanlistrik,
tetapipartikel-partikelinijugamerupakankomponen yang
pentingdidalamtubuhdanmempengaruhipergerakancairandiantarakomponen.
1. Koloid
Cairantubuhjugamengandungmolekul protein yang
terdapatdalamkompartemenintravaskulerdanintrasel.Sebagianbesar protein
dalamcairantubuhadalahkoloid yang terdapat di intravaskuler,
tetapiwalaupundemikianprotein yang terdapat di
intraselmempunyaiperananpentingdalamkeseimbanganelektrokimiawidi intrasel.
1. Umur
Kebutuhan intake cairanbervariasitergantungdariusia,
danberpengaruhpadaluaspermukaantubuh, metabolisme, danberatbadan. Padaanak
anaklebihmudahmengalamigangguankeseimbangancairandibandingkanusiadewasa.
Padausialanjutseringterjadigangguankeseimbangandikarenakangangguanfunggsiginjal
danjantung.
2. SuhuLingkungan
Orang yang tinggaldidaerahpanas(suhutinggi )
dankelembabanudaranyarendahmemilikipeningkatankehilangancairantubuhdanelektrol
itmelaluikeringat.
3. Diet
Ketika intake nutrisitidakadekuatmakatubuhakanmembakar protein danlemaksehingga
serum albumin dancadangan protein
akanmenurunpadahalkeduanyasangatdiperlukandalam proses
keseimbangancairansehinggahaliniakanmenyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapatmeningkatkanmetabolismsel, glukosadarah,
danpemecahanglikogenotot.Mekanismeinidapatmeningkatkannatriumdanpotensi air
sehinggabilaberkepanjangandapatmeningkatkan volume darah.
5. KondisiSakit
Kondisisakitsangatberpengaruhterhadapkondisikeseimbangancairandanelektrolittubuh,
misalnya : trauma lukabakarakanmeningkatkankehilangan air melalui IWL.
2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PemeriksaanLabolatorium
Berupapemeriksaan :
a. Urine, untukmengetahui volume, warna, beratjenis, pH, dll yang
dapatmenunjukanhalisadankerusakanginjal.
b. Darah, untukmengetahuihasil yang dapatmenyebabkangangguankebutuhancairan.
2.6 PENATALAKSANAAN
PenatalasanaanMedis
a. Pemulianvolumecairan
normal
dankoreksigangguanpenyertaasambasadanelektrolit.
b. Perbaikanperfusijaringanpadasyokhovolemik
c. Rehidrasi oral padadiare
d. Tindakanpenyebabdasar
2.7 ASUHAN KEPERAWATAN
1. PengkajianFokus
a. Kajiriwayatkesehatandankeperawatanuntukidentifikasipenyebabgangguankese
imbangancairandanelektrolit.
b. Kajimanifestasiklinikmelalui :
a. Timbangan beratbadankliensetiaphari
b. Monitor vital sign
c. Kaji intake otput
c. Lakukanpemeriksaanfisikmeliputi :
a. Kaji turgor kulit, hydration, temperature tubuhdanneuromuskuler
irritability.
b. Auskultasibunyi / suaranafas
c. Kajiprilaku, tingkatenergi, dantingkatkesadaran
d. Review nilaipemeriksaanlaboratorium :Beratjenis urine, pH serum, analisa
gas,darah, elektrolit serum,hemaktorit, BUN,kreatinen urine.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan melalui
rute normal.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak mampuan untuk mencerna makanan.
3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi.
4. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik misalnya Urgensi.
5. Kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi.
3. Rencana Keperawatan
1. Resiko Kekurangan Volume Cairan
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien 3x24 jam,
kebutuhan volume cairan pada klien terpenuhi.
b. Kriteria hasil : klien tidak lagi mengalami dehidrasi, berat badan klien
meningkat dan keluhan klien berkurang.
TTV TD : 110/80 120/90 mmHg
T : 36,5 -37,0
HR: 70-100x/mnt
RR : 16-20x/mnt
c. Intervensi
1) Observasi TTV dan KU klien
2) Beri cairan sesuai dengan kebuhan klien
3) Ajarkan klien minum sedikit tapi sering
4) Kolaborasi pemberian cairan dengan dokter
4. Insomnia
a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapkan klien dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur
b. Kriteria hasil : klien dapat tidur dengan waktu sekitar 7-9 jam/hari
c. Intervensi :
1) Observasi kualitas tidur klien
2) Berikan relaksasi pada klien
3) Ajarkan klien melakukan hal yang biasanya ia sukai sebelum tidur
4) Kolaborasi dengan pskiater
5. Kerusakan membran mukosa oral
a) Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien selama
3x24jam, diharapkan membran mukosa oral klien kembali normal
b) Kriteria hasil : bibir tampak lembab dan warna bibir tidak pucat
c) Intervensi
1) Observasi kelembaban mukosa bibir klien
2) Berikan minum air putih sedikit tapi sering
3) Ajarkan klien mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin c yang
cukup
DAPTAR PUSTAKA
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian diambil tanggal
: 2 Februari 2015
Tanggal masuk
: 1 Februari 2015
Ruangan / kelas
: Angsa
No Kamar
: A/05
Jam
: 11.00
No.CM
3.1.1
:420531
Identitas
a. Identitas Pasien
Nama
: Ny. SR
Umur
: 20 Tahun
Agama
: Hindu
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Menikah
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Suku Bangsa
: Indonesia
Alamat
Tanggal Masuk
: 01 Februari 2015
: 420531
Diagnosa Medis
: 25 Tahun
: Swasta
Alamat
sakit. Sesampainya di RS pasien langsung dirujuk ke IGD, keadaan pasien saat itu lemes,
pusing, dan mual, muntah, sehinggga perawat memberikan tindakan medis seperti
memasang infus, mengukur TTV dan akhirnya dibawa ke ruang Angsa RSUD Wangaya
Pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sedikit pusing, mual dan muntah serta
saat BAB konsistensi cair, tidak ada ampas, tidak ada darah, dan berlendir saat BAB.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Hal yang pertama dilakukan keluarga pasien adalah membeli obat diwarung.
b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa ia pernah mengalami penyakit seperti batuk, pilek, dan
demam.
2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
3) Alergi
Pasien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan
ataupun makanan
c.
NAMA OBAT
IVFD RL+kCl IA
Levolin
Tri mexol forte
Trans fector
Govasol
Ripal bumin
DOSIS
20 tpm
1x1 fls
3x1 mg
3x2 mg
1x1 mg
3x2 mg
RUTE
Intravena
Intravena
Oral
Oral
Oral
Oral
kebiasaan minum kopi 3xsehari, minum alkohol hampir setiap hari dan dimulai sejak
SMA, serta kebiasaan merokok 7 batang per hari.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
sebelumsakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa makan 4x sehari dengan 1 porsi.
Menunya seperti nasi, daging, sayur, dan makanan habis dalam 1 porsi.Pasien biasa
minum air putih 9 gelas/hari dan sering minum-minumanan yang beralkohol.Berat
badannya 55kg dan tinggi badannya 165cm.
saat sakit :Pasien mengatakan bahwa nafsu makannnya menurun, ia makan 3x sehari 1
porsi dengan menu bubur dan sayur bening, tetapi masih bersisa, dan biasa minum air
putih 2 gelas/hari. Berat badannya 52kg dan tinggi badannya 165cm.
c. Pola Eliminasi
BAB
sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa BAB setiap pagi hari dengan bentuk
faces padat, warna feses kuning, bau khas feses, dan feses tidak bercampur darah.
saat sakit
feses berwarna kuning, feses tidak ada darah tidak berampas,terdapat sedikit lender saat
BAB.
d. Polaaktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
sebelum sakit
seperti bekerja
saat sakit
sebelum sakit.
e.
g.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan bahwa dukungan keluarganya sangat berpengaruh dalam proses
penyembuhannya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai 1 orang anak laki-laki yang masih bersekolah.
j.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa ia beragama hindu dan biasanya bersembahyang ke pura pada
hari-hari tertentu saja. Saat sakit ia biasa lebih sering berdoa di tempat tidur saja.
: 399 C
RR : 20x/menit
N : 108x/menit
b. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher
Bentuk kepala pasien normal simetris, tidak terlihat adanya alopesia, warna rambut
hitam, kebersihan cukup, tidah terdapat luka pada kulit kepala dan wajah, tidak ada nyeri
tekan, tidak teraba massa. Alis dan mata terlihat simetris, tidak terdapat udim palpebra, sklera
aninterik, pupil isokor miosis, konjungtiva anemis. Hidung simetris, tidak terlihat adanya
serumen, penyebaran silia merata, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada sinus frontalis,
sinus etmoidalis, sinus spenoidalis, dan sinus masilaris. Telinga simetris, tidak terlihat adanya
serumen dan discart, tidak terlihat adanya betelsains, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada
tragus, cartilago, dan aurikul. Mulut simetris, mukosa bibir kering, tidak terlihat adanya
stomatitis. Leher terlihat simetris, tidak terlihat adanya hiperpigmentasi, tidak terlihat adanya
lesi, tidak terlihat peningkatan JVP, tidak teraba massa pada kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
2)
Dada :
Paru
Bentuk paru terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, terlihat adanya
tatto,tidak teraba massa dan nyeri tekan, terdengar suara sonor pada ICS 2-8.
Jantung
Terlihat iktus kordis,terdengar suara S1 dan S2 tunggal reguler tidak teraba massa
dan nyeri tekan.
Bentuk payudara terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat
hiperpigmentasi, tidak teraba massa dan nyeri tekan.
4) Abdomen
Tidak terlihat adanya hiperpigmentasi,tidak terlihat adanya lesi pada abdomen. Terdengar
gerakan peristaltik 37 kali/menit. Terdapat nyeri tekan pada abdomen. Terdengar suara pekak.
5) Genetalia
6)
:-
Integumen :
Tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto
di bagian tangan, kaki, dada dan punggung, kulit terlihat kering dan turgor kulit tidak elastis.
7)
Ekstremitas
Atas
Tangan terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi,
terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks bisep, dan kekuatan otot 4.
Bawah
Kaki terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi,
terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks babinskyn, terjadi refleks patela,
dan kekuatan otot 4.
8)
Neurologis
c. Pemeriksaan Penunjang
JUMLAH SEL DARAH HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
Hemoglobin (HGB)
-10,5
g/dl
13,0-18,0
Hematokrit (HTC)
-31,8
40-52
Lekosit (WBC)
7,80
10^3/UL
3,8-10,6
Trombosit (PLT)
346
10^3/UL
150-440
Eritrosit (RBC)
-3,64
10^3/UL
4,5-6,5
RDW
12,9
10-16
MPV
-7,1
fL
7,2-11,1
PCT
0,2
0,2-0,5
MCV
87,4
fL
80-100
MCH
28,8
Pg
26-34
MCHC
33,0
Pg
32-36
Limfosit %
10,7
20-35
Monosit %
3,3
2-8
Gran %
86,0
50-80
Lymp #
0,80
10^3/UL
1-5
Monosit #
0,30
10^3/UL
0,1-1
Gran #
6,50
10^3/UL
2-8
HASIL
PEMERIKSAA
N
FUNGSI HATI
Albumin
ELEKTROLIT
Natrium (Na)
NILAI
SATUAN
RUJUKAN
2,6*
3,4-4,8
g/dl
138
135-147
mmol/L
KET.
Kalium (K)
Chloride (Cl)
2,2*
9,8
3,5-5,0
98-106
mmol/L
mmol/L
cair,tidak
ada
ada
ETIOLOGI
MASALAH
Kekurangan volume
cairan
Kekurangan volume
cairan
Mual muntah
Ketidak seimbangan
nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan
nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh
darah,dan
2.
TD
S
RR
N
DS :
= 90/60mmHg
= 39C
= 20x/menit
= 108x/menit
encer,
feses
berwarna
DS :
Pasien mengatakan bahwa
badannya panas dan merasa
gelisah.
DO :
TTV pasien :
TD : 90/60 mmHg
S : 390C
RR : 20x/menit
N : 108x/menit
-badan pasien tampak berkeringat
DS :
Pasien mengatakan bahwa ia
Kehilangan cairan
berlebih
Dehidrasi
Hipertermi
hipertermia
4.
Nyeri abdomen
insomnia
Berkurangnya kwalitas
tidur
DO:
Wajah pasien terlihat pucat
Terlihat adanya lingkaran hitam
Insomnia
Kekurangan vitamin c
Kerusakan membrane
mukosa oral
Kerusakan membran
mukosa oral
TANGGAL /
JAM
DITEMUKA
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
3-02-2015
Pkl. 11.00
cairan
ditandai
dengan
TANGGAL
TERATASI
pasien
5-022015
Ttd
3-02-2015
Pkl. 11.00
mmHg
5-02-2015
nutrien
ditandai
dengan
pasien
bening,
tetapi
masih
bersisa,
pasien
3-02-2015
Pkl. 11.00
dengan
tidur
terputus
5-02-2015
4.
3-02-2015
Pkl. 11.00
5-02-2015
TTV :
TD : 90/60 mmHg
S : 390C
RR : 20x/menit
N : 108x/menit
5.
3-02-2015
Pkl 11.00
5-02-2015
Kerusakan membran mukosa oral berhubungan
dengan nyeri ditandai dengan pasien mengatakan
nyeri pada saat makan.
Hari/
Tgl
No
Dx
Rencana Perawatan
Tujuan dan
Kriteria Hasil
Intervensi
Ttd
Rasional
3-022015
Setelah diberikan
aKekurangan /
perpindahan cairan
jam, diharapkan
meningkatkan frekuensi
volume cairan
jantung, menurunkan
pasien dapat
kembali normal,
dengan KH :
Turgor kulit dapat
volume
b) Catat perubahan
mental, turgor kulit,
kembali elastic
hidrasi, membrane
kembali dalam 3
mukosa, dan
karaktersputum
detik
Mukosa bibir
lembab
Tidak ada terjadi
dehidrasi
TTV :
TD = 90/60
S = 39 9C
N = 108x/menit
RR = 20x/menit
c)Ukur/hitung
Kecenderungan
kehilangan tak
keseimbangan cairan
tampak.
negatifdapat
menunjukan terjadinya
suhu
deficit.
d)Perubahan cepat
menunjukkan gangguan
dalam air tubuh total
Untuk membedakan
TTV normal klien
dengan keadaan pada
E . Berikan cairan IV
(RL,Nacl) dalam
observasi ketat dengan
saat sakit.
e) Memperbaiki/mempert
ahankan volume
indikasi
osmotic. Catatan
meskipun kekurangan
f)Awasi/ganti
elektrolit sesuai
indikasi
fungsi pernafasan
f)Elektrolit
khususnyakalium dan
natrium mungkin
menurun sebagai akibat
terapi diuretic
3-022015
2.
Setelah diberikan
askep selama 3x24
jam, diharapkan
asupan makanan
pasien dapat
kembali normal,
dengan KH :
Nafsu makan
a. Buat jadwal
masukan tiap jam.
Anjurkan mengukur
cairan/ makanan dan
minuman sedikit demi
kembali sehat
BB pasien dari
52kg menjadi
54kg.
pembagian, kapasitas
gaster menurun kurang
lebih 50 ml, sehingga
perlu makan sering
kembali normal
Karakteristik feses b) Timbang berat badan
dapat kembali
normal
Tubuh pasien dapat
c)Tekankan
b) Pengawasan
kehilangan dan alat
pengkajian kebutuhan
nutrisi/ keefektifan
terapi
c) Makan berlebihan
pentingnya menyadari
dapat menyebabkan
kenyang dan
mual/muntah atau
menghentikan
kerusakan operasi
masukan
d) Beritahu pasien
untuk duduk saat
makan/ minum
e) Diskusikan yang
disukai pasien dan
masukan dalam diet
murni
f)Kaji tanda vital,
pembagian
Menurunkan
kemungkinan aspirasi
Dapat meningkatkan
masukan, meningkatkan
rasa berpartisipasi/
control
Untuk membedakan
suhu
saat sakit.
g) Rujuk ke ahli gizi Perlu bantuan dalam
f)Berikan tambahan
perencanaan diet yang
vitamin B12 injeksi,
memenuhi kebutuhan
folat, dan kalsium
nutrisi
sesuai indikasi
Tambahan dapat
3.
3-022015
Setelah diberikan
a) Batasi masukan
Kafein dapat
makanan/ minuman
memperlambat pasien
jam diharapkan
mengandung kafein
mempengaruhi tidur
dapat kembali
normal, dengan
KH:
Pasien dapat tidur
dengan nyenyak
Tidak terlihat
lingkaran hitam
tahap REM,
b)Dukung kelanjutan
kebiasaan ritual
sebelum tidur
c)Pastikan kebiasaan
defekasi pasien dan
gaya hidup
mengakibatkan pasien
tidak merasa segar saat
bangun.
Meningkatkan relaksasi
dan kesiapan untuk tidur
Membantu dalam
sebelumnya.
pada mata
pembentukkan jadwal
Pasien tidak terjaga d)Tinjau ulang pola
diet dan jumlah/ tipe
irigasi efekttif untuk
masukan cairan
pasien kolostomi
Setelah
Masukan adekuat dari
dilakukan tindakan
keperawatan selama e)Libatkan pasien
serat dan makanan kasar
124 jam TD klien
memberikan bulk, dan
dalam perawatan
dapat
ostomi secara bertahap cairan adalah factor
f) Berikan analgesic,
sedative saat tidur
sesuai indikasi
3-022015
4.
penting dalam
penentuankriteria feses.
Rehabilitasi dapat
dipermudah dengan
mendorongpasien
a) Amati warna
kulit,
mandiri dan terkontrol
kelembaban , Nyeri mempengaruhi
suhu, dan masa
pasien untuk
pengisian.
jatuh/tertidur
Peningakatan TD
berhubunagn dengan b)Berikan lingkungan
penurunan curah
tenang, nyaman,
jantung
kurangi aktivitas/
DS:
keributan lingkungan.
a) Adanya pucat,
dingin, kulit
lembab, dan
masa pengisian
kapiler lambat
mungkin
berkaitan dengan
vasokontriksi
atau
mencerminkan
deskompensasi /
pembatasan aktivitas,
spt. Istirahat di tempat
tidur/kursi; jadwal
periode istirahat tanpa
gangguan; bantu klien
melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai
kebutuhan.
penurunan CO.
b)Membantu untuk
menurunkan rangsangan
simpatis; meningkatkan
relaksasi.
3.5
Implementasi Keperawatan
Hari/
Tgl/Jam
No. Dx
Tindakan Keperawatan
Mengganti alat tenun
03-02-2015
Pkl.
07.00Wita
Pkl.
08.15Wita
pasien
mengatakan
Memberikan cairan IV RL
Pkl.
08.15Wita
Pkl.
16.10Wita
DS
Pkl.
08.15Wita
Pkl.
11.00Wita
Ttd
Evaluasi proses
dan
tidak
terlihat
obat
Mengkaji TTV
Pkl.
16.10Wita
Pkl.
22.00Wita
= 100
= 38 C
9
= 100/70 mmHg,
= 20
minuman
nafsu makan
DO : makanan pasien terlihat
masih tersisa
tidak
terlihat
adanya
reaksi alergi
DS: pasien bersedia diberikan
obat
DO:
Mengkaji TTV
04-02-2015
Pkl.
05.00Wita
terlihat
adanya
reaksi alergi
DS : pasien mengatakan lemas,
nafsu makan menurun
DO:
Nadi
Suhu
TD
RR
Pkl.
05.15Wita
Pkl.
07.05Wita
tidak
Memandikan pasien
= 100
= 38 C
9
=100/70 mmHg
= 20
Pkl.
keluarganya
DS : pasien mengatakan lebih
nyaman
08.15Wita
Pkl.
08.15Wita
Pkl.
11.00Wita
obat
DO:
Mengkaji TTV
tidak
terlihat
adanya
reaksi alergi
DS : pasien mengatakan lemas
DO:
Nadi = 80
Suhu = 37,3 C
9
Mengkaji TTV
TD
=110/80 mmHg
RR
= 20
DS
pasien
mengatakan
Pkl.
forte
obat
DO:
16.05Wita
Mengganti cairan infuse
tidak
terlihat
adanya
reaksi alergi
DS : pasien bersedia diganti
infusnya
DO : Infus berjalan dengan
Pkl.
lancar
DS: pasien bersedia diberikan
17.05Wita
obat
Mengkaji TTV
05-02-2015
Pkl.
05.00Wita
lemas
DO:
Nadi = 80
Pkl.
05.20Wita
Suhu = 36,7 C
9
TD =120/80 mmHg
RR = 20
Memandikan pasien
Pkl.
07.15Wita
Pkl.
10.15Wita
Pkl.
10.15Wita
Pkl.
11.15Wita
terlihat
lebih
bersih
dan
terlihat berkurang
DS : pasien bersedia diganti
infusnya
Pkl.
16.15Wita
Pkl.
17.15Wita
govasol
DO:
tidak
terlihat
adanya
Mengkaji TTV
reaksi alergi
DS : pasien mengatakan sudah
tidak pusing
Pkl.
17.15Wita
DO:
Nadi = 80
Pkl.
17.15Wita
Pkl.
22.15Wita
Suhu = 36, C
9
TD =120/80 mmHg
RR = 20
Mengkaji TTV
DS :Pasien mengatakan
minumnya 6gelas /hari
DO : mukosa bibir terlihat
kering, turgor kulit tidak
elastic, TTV-nya :
Nadi = 80
Suhu = 36 C
9
TD =120/80 mmHg
RR = 20
1,2
obat
DO:
tidak
terlihat
adanya
reaksi alergi
DS : pasien mengatakan nafsu
minuman
makan menurun
DO : makanan pasien terlihat
masih bersisa
DS : pasien bersedia diganti
infusnya
DO : Infus berjalan dengan
lancer
DS: pasien bersedia diberikan
forte
obat
DO:
tidak
terlihat
adanya
reaksi alergi
3.6
No
Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl
Jam
No
Dx
Evaluasi
TTd
1.
6-02-2015
Pkl
08.00
Suhu = 36,7 C
9
TD =120/80 mmHg
RR = 20
Wita
2.
6-02-2015
Pkl
12.00
Wita
3.
6-02-2015
Pkl
16.00
Wita
4.
6-02-2015
Pkl 20.00
5.
Mengkaji TTV
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 TEORI
Diare merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat baik di negara
berkembang maupun di negara berkembang.Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB
(Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yangsingkat.
Diare yang akut gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedang diare
yang kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.Diare dapat disebabkan infeksi
maupun non infeksi.Dari penyebab diare yang banyak adalahdiare infeksi yang disebabkan
oleh virus, bakteri dan parasit.Diare infeksi juga dapat menyebabkan kematian.
Diare merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia.Di Amerika Serikat keluhan
diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada ruang praktek dokter,
sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia data menunjukkan diare akut karena infeksi
terdapat peringkat pertama s/d ke empat pasien dewasa yang datang berobat ke rumah sakit.
Di negara maju diperkirakan insiden sekitar 0,5-2 episode/orang/tahun sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta diperkirakan 99 juta
episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.WHO memperkirakan ada sekitar 4
miliar kasus diare akut setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun.
Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare pada
orang dewasa per tahun. Dari laporan surveilan terpadu tahun 2006 jumlah kasus diare
didapatkan 13,3 % di Puskesmas, di rumah sakit didapat 0,45% pada penderita rawat inap
dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia adalah Shigella,
Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba histolytica.Disentri berat
umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh
Shigella flexneri, Salmonella dan Enteroinvasive E.coli.(Anonym. Wikipedia, The Free
Encyclopedia.
4.2 PENGKAJIAN
Proses pengkajian yang dilakukan pada klien Ny.Sr dengan Diare di RS Wangaya
dilakukan perawat dengan melakukan wawancara dengan klien, observasi dan pemeriksaan
fisik langsung kepada klien. Pelaksanaan pengkajian mengacu pada teori, akan tetapi
disesuaikan dengan kondisi klien saat di kaji. Pada saat dilakukan pengkajian klien cukup
terbuka sehingga mempermudah perawat dalammengkaji pasien dan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan. Hal ini dibuktikan dengan klien mau menjawab pertanyaan dari
perawat. Data yang di dapat pada saat pengkajian pada Ny.Sr mengatakanBAB> 7x
sehari.Dari hasil pengkajian Ny.Srterlihat selalu memegangi perutnya, raut wajah terlihat
meringis menahan sakit Klien tampak , mukosa bibir kering, dan mata cuwong. Turgor kulit
tidak elastic>4dtk.Didapatkan hasil pemeriksaan fisik sebagai berikut TD: 90/60 mmHg, N:
108 x/mnt, RR: 20/mnt, S: 39oC.Dari hasil pengkajian tersebut menunjukkan tanda-tanda dan
gejala yang ada pada klien tidak jauh berbeda dengan konsep teori yang ada.
Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisa dan identifikasi masalah yang
dihadapi oleh klien yang merupakan data fokus dan selanjutnya dirumuskan diagnosa atau
masalah keperawatan.
4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan tinjauan teoritis pada BAB II, pada klien Ny.Sr dengan diare adalah ada 5
diagnosa yang diangkat, meliputi :
1. Resiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan berlebihan melalui
rute normal
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan untuk mencerna makanan
3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi
4. Insomnia berhubungan dengan kitidaknyamanan fisik misalnya urgensi
5. Kerusakan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi
Alasan kelompok mengambil diagnose yang pertama Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan klien mengatakan BAB >7x
sehari.Saat dilakukan pengkajian didapat hasil mukosa bibir kering, kulit kering, mata
cuwong, Turgor kulit tidak elastic>4dtk. Kemudian kelompok mengambil diagnosa kedua
yaitu ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan klien
mengalami mual dan muntah serta hilangnya nafsu makan lalu berat badan klien menurun.
Dan kelompok mengambil diagnosa ketiga yaitu hipertermia ditandai dengan Klien
mengatakan suhu tubuh klien meningkat hingga 39oC. Diagnosa keempat yaitu klien
mengalami insomnia ditandai dengan berkurangnya kualitas tidur klien karena sering ke
kamar mandi buang air besar. Diagnosa yang ke lima klien mengalami kerusakan membran
mukosa oral yang ditandai dengan mukosa bibir kering bibir kering.
4.3 PERENCANAAN
Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data terkumpul, dikelompkkan,
dianalisa dan ditetapkan masalah keperawatan. Perencanaan disusun berdasarkan prioritas
masalah yang disesuaikan dengan kondisi klien.Setelah masalah ditentukan berdasarkan
prioritas, tujuan pelayanan keperawatan ditetapkan.Tujuan bisa ditetapkan dalam jangka
panjang atau jangka pendek, harus jelas, dapat diukur dan realistis.Ditegaskan dalam bentuk
perubahan, kriteria hasil sebagai alat ukur pencapaian tujuan yang mengacu pada tujuan yang
disusun pada rencana keperawatan, pada penyusunan kriteria hasil perawat menyesuaikan
dengan waktu pemberian perawatan yang dilakukan oleh perawat yaitu selama 3x24 jam.
Perencanaan yang dibuat pada Ny.Sr dengan masalah utama Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam maka klien akan mendemostrasikan kekurangan volume
cairan teratasi.
4.4 PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
Setelah
rencana
keperawatan
dibuat,
kemudian
dilanjutkan
dengan
pelaksanaan.Pelaksanaan rencana asuhan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan
yang diberikan pada Ny.Sr dengan menerapkan pengetahuan dan kemampuan klinik yang
dimilki oleh klien berdasarkan ilmu ilmu keperawatan dan ilmu ilmu lainnya yang
terkait.Seluruh perencanaan tindakan yang telah dibuat dapat terlaksana dengan baik.
4.5 EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau
belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan,
dilaksanakan dan dinilai kembali. Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan
balik rencana keperawatan, menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui
perbandingan asuhan keperawatan yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di
tetapkan lebih dulu.Pada tahap evaluasi yang perawat lakukan pada Ny.Sr adalah melihat
apakah masalah yang telah diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan. Dari
ketiga diagnosa, diagnosa kekurangan volume cairan, diare dan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengan cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya dari 200 g atau 200
ml/24 jam.
2. Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005) adalah:
a. Infeksi Enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare.
1) Infeksi Bakteria : Vibrio, E.coli, Salomella campilo baster.
2) Infeksi Virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.
3) Infeksi Parasit : Cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoeba
histolica,giardia lambia), jamur (candida aibicans).
b. Infeksi Parenteral :Infeksi diluar alat penceranaan makanan seperti Tonsilitis,
broncopneumonia, Encefalitis,meliputi:
1) Faktor Malabsorbsi : karbohidrat, lemak, protein
2) Faktor Makanan : basi, racun, alergi
3) Faktor Psikologi : rasa takut dan cemas
3. Beberapa tanda dan gejala tentang diarea: Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau
encer.Terdapat lika tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek ( elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. Kram abdomenal.
Demam. Mual dan muntah. Anoreksia. Lemah. Pucat. Perubahan TTV, nadi dan
pernafasan cepat. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine.
4. Pemeriksaan penunjang hasil pemeriksaan lab, Leukosit, Trombosit, hemoglobin,
hematokrit, pemeriksaan feses.
5. Diagonasa Keperawatan yang muncul :
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
b. Diare berhubungan dengan parasit
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan
5.2 Saran
Harapan penulis, bagi mahasiswa D3 keperawatan dengan adanya makalah ini dapat
membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan dan memperluas wawasan serta
pengetahuan mengenai masalah kesehatan yang biasa di temui di dunia kesehatan
khususnya Diar
DAPTAR PUSTAKA
Syaffudin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan (Edisi 3). Jakarta:EGC
Doenger. ME. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan ( Edisi3). Jakarta:EGC
Carpenito.LT.(1997). Diagnosa keperawatan ( Edisi 6). Jakarta.EGC