Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan
sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata mata keadaan tanpa penyakit atau
kelemahan. Devinisi ini menekankan kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera yang
positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit. Orang yang memiliki kesejahteraan
emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi
dengan efektif, dalam kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal
dan diri mereka sendiri. Tidak ada satupun devinisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita
dapat menyimpulkan kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena perilaku
seseorang dapat di lihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang bergantung pada
nilai dan keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan jiwa menjadi sulit (Sheila, 2008).
Berdasarkan data WHO (2001), 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang
terganggu jiwanya. Menurut Dharmono (2007), penelitian yang dilakukan WHO di
berbagai negara menunjukkan sebesar 20-30 %, pasien yang datang ke pelayanan
kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa. Departement of Health and Human
Service (1999), memperkirakan 51 juta penduduk Amerika dapat didiagnosis mengalami
gangguan jiwa. Dari jumlah tersebut 6,5 juta mengalami disabilitas akibat gangguan jiwa
yang berat dan 4 juta diantaranya adalah anak-anak dan remaja (Videbeck, 2008).
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distres
atau disabilitas (kerusakan pada satu atau 2 lebih area fungsi yang penting) atau disertai
peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan
kebebasan (Sheila, 2008).
Gangguan jiwa adalah gejala-gejala patologok dominan berasal dari unsur psike.
Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu (Yosep, 2007). Keperawatan
jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan dengan gangguan jiwa
sesorang. Salah satunya adalah Defisit Perawatan Diri (Personal Hygiene). Kurang
perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa merupakan : Suatu keadaan dimana
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.2.4.
1.2.5.
1.2.6.
1.2.7.
Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami konsep tentang Devisit Perawatan Diri / Personal
hygiene dan melakukan asuhan keperawatan yang tediri dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
1.3.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian defisit perawatan diri.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan dapat menjelaskan etiologi/penyebab defisit
perawatan diri.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan
perawatan diri
4. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasistasi klinis defisit perawatan diri
5. Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme koping pada defisit perawatan diri
6. Mahasiswa mampu mengetahui masalah keperawatan defisit perawatan diri
7. Mahasiswa mampu mengetahui dari pohon masalah defisit perawatan diri
1.4.
Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang proses keperawatan jiwa
1.4.2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,
makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
3
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan diri. Defisit Perawatan Diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri
secara mandiri.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK
(toileting) (Fitria, 2009).
Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan
diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya (Maslim, 2001).
Defisit keperawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya, dan kesajahteraannya, sesuia kondisi kesehatannya. Klien
dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya.
(Gondohutomo, 2008).
Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun, kurang perawatan diri ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan
secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting (Buang Air Besar atau Buang
Air Kecil) (Mukhripah, 2008).
2.2.
Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah
sebagai berikut :
1 Kelelahan fisik
2 Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1
Faktor predisposisi :
a Perkembangan
inisiatif terganggu.
Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
Kemampuan realistis turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya
menyediakannya.
Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia
e
f
Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2 Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
2.3.
Fisik
a Badan bau, pakaian kotor
b Rambut dan kulit kotor
c Kuku panjang dan kotor
d Gigi kotor disertai mulut bau
e Penampilan tidak rapi
Psikologis
a Malas, tidak ada inisiatif
b Menarik diri, isolasi diri
c Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
Sosial
a Interaksi kurang
b Kegiatan kurang
c Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri.
2.4.
Manifestasi Klinik
Adapun jenis jenis dan karakteristik kurang perawatan diri tanda dan gejala
menurut Nanda (2006) meliputi :
1 Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
2
aktivitas makan.
Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
(Nurjannah : 2004, 79)
2.5.
1
Mekanisme Koping
Regresi
Regresi adalah suatu mekanisme dimana individu untuk menghindarkan diri dari
kenyataan yang mengancam, kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah itu.
Penyangkalan
Denial merupakan menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari
realitas tersebut, mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
Intelektualisasi
Intelektualisasi adalah Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor
meliputi status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal, organisasi yang
dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga menggunakan kreativitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and
Sundeen, 1998).
2.6.
Masalah Keperawatan
Menurut Keliat (2006) masalah keperawatan yang muncul untuk kasus ini adalah
1. isolasi sosial
2. Defisit perawatan diri : mandi, berhias.
3. Menarik diri
2.7.
Pohon Masalah
Akibat :
isolasi sosial
Core problem
Penyebab:
Defisit perawatan
harga diri rendah : menarik diri
diri
Skema 1 : pohon masalah defisit perawatan diri : mandi, berhias (Sumber : Keliat,
2006)
BAB III
8
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Ny D, 50 tahun, tampak sering ditempat tidur, jarang bercakap-cakap dengan
klien lain maupun perawat, cenderung menghindar kontak mata, sering
menunduk. Klien tampak lesu, tubuh kotor dan berbau, baju kotor, kuku panjang
dan kotor, gigi dan telinga kotor, tidak pernah merapikan rambut. Dari hasil
wawancara didapat data : klien mengatakan malas berbicara dengan klien lain
merasa tidak bisa apa-apa dan tidak beharga. Klien mengatakan malas mandi dan
1.1.
1
berdandan
Pengkajian
Identitas
a perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien tentang : nama perawat, nama klien, panggilan klien, tujuan waktu ,
diri.
Sosial
Kurang dukungan dan laitahan kemampuan perawatan diri dari
lingkungannya.
Fisik.
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ yang terdiri dari
b Konsep diri
c Hubungan sosial
d spiritual
6 Status mental
a Penampilan
b Pembicara
c Aktivitas motorik
d Alam perasaan
e Afek
f Interaksi selama wawancara
g Persepsi
h Proses pikir
i Isi pikir
j Tingkat kesadaran
k Memory
l Tingkat konsentrasi dan berhitung
m Kemampuan penilaian
n Daya tilik diri
7 Kebutuhan Persiapan Pulang
a Makan
b BAB/BAK
c Mandi
d Berpakaian
e Istirahat dan tidur
f Penggunaan obat
g Pemeliharaan kesehatan
h Kegiatan didalam rumah
i Kegiatan diluar rumah
8 Mekanisme koping
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya
9 Malasah psikososial dan lingkungan
Data didapatkan melalui wawancara pada klien atau keluarganya
10 Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara kepda klien.
11 Analisa data
Data
1
Etiologi
presipitsi
Masalah keperawatan
Defisit perawatan diri
DPD
presipitsi
sering menunduk.
Ds: klien mengatakan malas
HDR
beharga
DPD
3
Isolasi sosial
1.2.
Diagnosa
Tindakan
Pertemuan
1
5 s.d 12
11
Defisit
Pasien
Identifik 1 Evaluasi
Evaluasi
1 Evaluasi
1 Evaluasi
perawatan
asi
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
diri
masalah
kebersihan
kebersiahan
kebersiaha
latihan
keperaw
diri. Berikan
diri.
n diri dan
perawatan
berdandan.
diri:kebersiha
Beri
atan diri
:kebersi
han
diri,
berdand
an,
makan/
minum,
BAB/B
2
AK,
Jelaskan
penting
nya
kebersih
pujian
2 Jelaskan
dan
Beri
cara 2
pujian
Jelaskan
alat
cara
untuk
alat
berdandan
3 Latih
cara 3
dan
pujian.
untuk 2 Jelaskan cara
berdandan
Latih cara
BAB/BAK
yang baik
3 Latih
cara
berdandan
berdandan
setelahkeber
setelah
makan dan
sihan
kebersihan
minum
diri
:sisiran, rias
diri: sisiran,
muka untuk
rias
perempuan;s
untuk
isiran,
cukuran
muka
yang baik.
4 Masukkan
pada
perempuan;
jadwal
kagiatan
sisiran
berdandan,
makan/
minum,
BAB/BAK..
berikan
pujian.
2 Latih kegiatan
harian
3 Nilai
kemampuan
yang
telah
untuk
mandiri.
4 Nilai
apakah
latihan
perawatan
kebersihan
diri
pada jadwal
diri,
telah baik.
kegiatan
berdandan,
untuk
makan/min
untuk pria.
an diri.
4 Masukan pada
Jelaskan
jadwal
4
cara dan
kegiatan
alat
untuk
kebersih
kebersihan
an diri
Latih
diri
dan
cukuran
latihan
um,
cara
kebersihan
BAB/BAK
berdandan
untuk pria.
Masukkan
menjaga
diri,
kebersih
berdandan
an diri:
makan/min
mandi
um
dan
baik.
yang
ganti
pakaian,
sikat
gigi,
cuci
rambut,
12
yang
dan
potong
5
kuku
Masuka
n pada
jadwal
kegiatan
untuk
latihan
mandi,
sikat
gigi 2x
sehari,
cuci
rambut
2x
semingg
u, dan
potong
kuku 1x
dalamse
mingUu
Keluarga
.
Diskusik 1 Evaluasi
1 Evaluasi
an
kegiatan
kegiatan
masalah
dalam
keluarga
yang
merawat/
dalam
dirasaka
melatih
merawat/
n dalam
pasien
melatih
merawat
kebersihan
pasien
pasien.
Jelaskan
diri.
kebersihn
an,
yang
tanda,
,cara
dan
merawat:
keluarga
gejala,da
makan
merawat
Beri
pujian
pengerti 2 Latih
dua/
lain
diri
dan
berdandan.
Beri pujian
2 Bimbing
2
Evaluasi 1 Evaluasi
kegiatan
kegiatan
keluarga
dalam
dalam
merawat/
merawat/
melatih
melatih
pasien
pasien dalam
kebersiha
perawatan
n
diri,
berdanda
diri:
n , makan
berdandan,
dan
makan/minu
minum.
Beri
m,
pujian.
BAB/BAK.
Bimbing
Beri pujian
keluarga
2 Nilai
13
n proses
minum,
terjadiny
BAB/ BAK
3 Anjurkan
a defisit
perawata
n
diri
/gunaka
n
3
booklet.
Jelaskan
pasien
sesuai
diri
makan/minu
m pasie
3 Anjurkan
jadwal dan
untuk
memberikan
membantu
pujian
pasien sesuai
jadwal
merawat
berikan
defisit
pujian.
n diri
Latih
dan
berdandan,
cara
perawata
4
membantu
kebersihan
dan
merawat
kemampuan
BAB/BA
keluarga
K pasien.
dalam
Jelaskan
follow up
merawat
ke PKM,
pasien
tanda
3 Nilai
kambuh,
kemampuan
rujukan
keluarga
Anjurkan
membant
melakukan
u pasien
kontrol
ke
sesuia
PKM.
jadwal
dan
berikan
pujian.
dua cara
merarat :
kebersih
an
diri
dan
berdand
5
an
Anjurka
n
memban
tu pasien
sesuai
jadwal
dan
memberi
kan
pujian.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk
kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat dapat
memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri. Cara perawatan diri menjadi rumit
dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.
4.2.
Saran
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran
sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik
15
Daftar pustaka
Stuart gail wiscars, Sundeen sandra j. 1995. Keperawatan jiwa edisi 3. jakarta : penerbit buku
kedokteran EGC
Copel linda german. 2002. Kesehatan jiwa dan psikiatri : pedoman klinis perawat. Jakarta :
Penerbit buku kedokteran EGC
Keliat budi anna, akemat. 2007. Model praktik keperawatan jiwa propesional, jakarta :
Penerbit buku kedokteran EGC
Dikutip
dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-
dari
http://dokumen.tips/documents/defisit-perawatan-diri-
16