Sunteți pe pagina 1din 13

MAKALAH

MENUNTUT ILMU
PENGETAHUAN
Tahun Pelajaran 2014/2015

NAMA
: CLAUDIA FITRI ISKANDAR
NIS
:
KELAS/SEMESTER
: X (MM-A)/Ganjil
MATA PELAJARAN
: Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti

Guru Mata Pelajaran

: Muh Arifin, S.Pd

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMK NEGERI 1 KOPANG

Jln. Darussalam Ngorok Kopang Telp. (0370) 6156028 Kode Pos


83553

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin. Untuk itu, maka diutuslah
Rasulullah SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah
yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang
berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan
warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih
baik. Tapi kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal dan
kepintaraannya untuk maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru
akhlaknya lebih buruk dibanding dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal itu
terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu dunia dan akhirat. Ilmu pengetahuan
dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan ilmu agama atau akhirat.
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk menuntuk ilmu baik
ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu?
2. Apa yang dimaksud dengan menuntut ilmu ?
3. Mengapa manusia wajib menuntut ilmu ?
4. Apakah keutamaan orang yang berilmu ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ilmu
2. Untuk mengetahui pengertian menuntut ilmu
3. Untuk mengetahui kewajiban menuntut ilmu
4. Untuk mengetahui keutamaan orang yang berilmu

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ilmu
Ilmu berasal dari kata - - yang artinya mengetahui, lawan dari kata
yang artinya bodoh.
Ilmu pengetahuan adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris, Science, yang
berarti pengetahuan. Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia
yang berarti pengetahuan. Namun pengertian yang umum digunakan ilmu
pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui
proses pengkajian dan dapat diterima oleh rasio.[1]
Imam Raghib al- Ashfahani dalm kitabnya, Mufradat Al
Quran, berkata, ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai
dengan hakikatnya. Ia terbagi dua: pertama, mengetahi inti
sesuatu itu (oleh ahli logika dinamakan ahli tashawwur). Kedua,
menghukum adanya sesuatu pada sesuatu yang ada (oleh ahli
ligika dinamakan tashdiq, maksudnya mengetahui hubungan
sesuatu dengan sesuatu).
Az-Zubaidi berkata dalam kamus Tajul-Arus, Mayoritas ahli
membedakan masing-masing term itu. Bagi mereka ilmu adalah
yamg paling tinggi karena ilmu itulah yang mereka perkenankan
untuk dinisbatkan kepada allah swt. Sementara, mereka tidak
mengataknan:

Allah

arif

atau

Allah

syair.

Perbedaan-

perbedaaan tersebut disebut dalahm karangan-karangan ahli


basaha.[2]
Al Manawi dalam kitab At-taufiq berkata , ilmu adalah keyakinan kuat
yang tetap sesuai dengan realita. Bisa juga bersifat yang membuat perbedaan
tanpa kritik. Atau, ilmu adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.
B. Pengertian menuntut ilmu

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya
ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.
Seseorang harus memulai dengan ilmu sebelum beramal.Maksud dari beramal
adalah melakukan kegiatan atau melakukan suatu pekerjaan. Dalam melakukan
pekerjaan manusia dituntut mengetahui ilmunya dari pekerjaan tersebut. Karena
dengan mengetahui ilmunya pekerjaan akan lebih terarah dan tidak berantakan.
MenuntutilmumerupakanibadahsebagaimasabdaNabi Muhammad Saw.
Artinya :
Muadz bin Jabbal berkata : Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu karena
mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah, mencarinya adalah
ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah Jihad, mengajarnya untuk
keluarga adalah Taqarrub.
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-laki
dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya
perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah
laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.

Perbedaan Orang yang Berilmu dengan Orang Bodoh


Dalam Al- Quran Allah SWT. Berfirman,
Artinya: "(apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadah di waktu waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang dia
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah:
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran."(Az-Zumar:9)
Allah SWT membedakan antara orang yang berilmu dan orang yang
jahil.Keduanya tidak sama. Terlepas dari substansi ilmu pengetahuan, yang
terpenting adalah antara orang yang berilmu dengan orang yang bodoh jelas
tidaklah sama.Seperti halnya antara orang yang buta dan orang yang

melihat,kegelapan dan cahaya, orang yang hidup dana mati, manusia dan hewan,
serta antara penghuni surga dan penghuni neraka.[3]
C. Kewajiban Menuntut Ilmu
Dasar hukum menuntut ilmu yaitu berdasarkan Al-Quran dan Hadits nabi
Muhammad saw. Banyak sekali hadits dan ayat Al-Quran yang menerangkan
tentang menuntut ilmu.
Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban.
Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan
kita bisa mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat.
Apalagi sebagai seorang muslim itu wajib hukumnya seperti dalam sebuah hadits
disebutkan bahwa :
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya: Anas bin
Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Said Al-Khudri
Radhiallahu Anhum. Lihat: Sahih al-jami: 3913)
Maka jelas kiranya bahwa menuntut ilmu pengetahuan memang diwajibkan.
Dengan ilmu kita bisa meraih dunia, dengan ilmu kita dapat meraih akhirat dan
dengan ilmu pula kita bisa meraih kedua-duanya.
Firman Allah pada surat Al-Alaq ayat 1-5 , berbunyi :

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan ,


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( Al-Alaq : 1-5)
Ini ayat pertama yang turun kepada Rasulullah. Ayat ini berisi perintah untuk
membaca,menulis, dan juga belajar. Allah telah memberikan manusia sifat fitrah
dalam dirinya untuk bisa belajar dan menggapai bermacam ilmu pengetahuan dan

keterampilan

hingga

dapat

menambah

kemampuannya

untuk

mengembanamana[4]t kehidupan di muka bumi ini.[5]


Rasulullah sering berbicara tentang keutamaan ilmu dan bahkan mewajibkan
umatnya untuk menuntut ilmu. Perintah untuk menuntut ilmu ini merupakan salah
satu pusat perhatian Islam bagi para pemeluknya.
Manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu karena hal ini sebenarnya telah
dijawab oleh Al-Quran sendiri. Dimana menurut Al-Quran, Allah
menciptakanmanusia dalam keadaan vakum dari ilmu, lalu Allah memberinya
perangkat ilmu agar mampu menggali ilmu dan mempelajarinya. Karena memang
ilmu itu harus digali, dipelajari, dan diamalkan sebagaimana firman-Nya:
Artinya : "Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kalian pendengaran,
penglihatan dan hati agar kalian bersyukur.(Q.S. An Nahl: 78)
Pendengaran, penglihatan dan hati atau akal adalah merupakan perangkat atau
alat untuk menuntut ilmu. Perangkat ilmu yang Allah berikan kepada manusia
merupakan sebuah potensi yang tiada ternilai harganya, dengan penglihatan,
pendengaran dan hati (akal) manusia mampu menggali ilmu. Karena
kemampuannya menalar dan mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan hasil
pemikiran yang abstrak..
Pengetahuan itu diperoleh manusia bukan hanya dengan penalaran, melainkan
juga dengan kegiatan berfikir lainnya, dengan perasaan dan intuisi. Lain halnya
dengan hewan yang tidak memiliki potensi tersebut karena hewan tidak mampu
berbuat seperti apa yang dapat dicapai oleh manusia. Maka sangat beralasan jika
Allah memerintahkan manusia untuk menggali lautan ilmu-Nya.
Seberapapun tingginya ilmu dan pengetahuan manusia, hanyalah merupakan
sebagian kecil saja dari ilmu Allah. Namun kesempatan untuk memperoleh
sebagian-sebagian dari ilmu Allah yang lain tetaplah ada selama manusia
mempunyai kemauan, kemampuan dan usaha.
Dalam mencari ilmu pengetahuan, hendaklah yang dapat memberikan
manfaat bagi kebaikan di dunia dan di akhirat baik untuk diri kita sendiri maupun

untuk orang lain.Mengajarkan ilmu kepada orang lain merupakan sadaqoh, sesuai
dengan sabda Nabi,
Selagi ada kesempatan untuk mencari ilmu dan sebelum Allah mencabut atau
mengangkat ilmu dari manusia, maka carilah ilmu sebanyak-banyaknya untuk kita
manfaatkan serta kita amalkan di jalanNya. Sebab ilmu yang bermanfaat
merupakan salah satu amal jariyah yang tak akan terputus.
Sesungguhnya dunia adalah terkutuk dan terkutuklah semua penghuninya
kecuali orang-orang yang mengingat Allah,para wali Allah,para orang-orang yang
berilmu dan juga orang orang yang belajar untuk mendatkan ilmu (HR Tirmidzi
dari Abu Hurairah)
Rosulullah selalu antusias dalam menyebut ilmu dan orang-orang yang
mempelajarinya dengan gigih. Rosulullah selalu menyerukan kepada semua kaum
muslimin untuk mempelajari berbagai macam ilmudan mengajarkannya kepada
manusia sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah bin Masud bahwa rosulullah
bersabda
Artinya belajarlah akan suatu ilmu dan lalu ajarkanlah (ilmu tersebut) kepada
manusia. Pelajarilah ilmu faroidh (ilmu waris) dan lalu ajarkan kepada manusia.
Pelajarilah al-quran dan lalu ajarkanlah kepadda manusia.
D. Keutamaan ilmu
Selain Al-Quran banyak sekali hadits yang menjelaskan keutamaan ilmu dan
kedudukan ulama, baik dimata Allah maupun dimata manusia, di dunia maupun di
akhirat. Ulama di hargai demikian tingginya tak tertandingi oleh siapapun, dan tak
mungkin dapat dikejar, kecuali melalui ilmu.
Berikut beberapa keutamaan ilmu yang disebutkan didalam Al-quran dan AsSunnah:
1. kelebihan ilmu dibanding ibadah

Salah satu fadhilah ilmu dari ibadah adalah bahwa kebanyakan manfaat
ibadah terbatas pada pelakunya. Orang yang melakukan salat atauberpuasa, haji,
zikir dan ibadah yang lai, akan mendapat kebaikan-kebaikan amal perbuatannya

dan peningkatan derajatnya. Tetapi, masyarakat lain tidak akan mndapat ganjaran
mereka sedikitpun secara langsung. Berbeda dengan ilmu; ia bermanfaat jauh
melampui si pilaku itu sendiri, sampai pada orang yang mendengarnya, atau
membacanya. Ilmu tidak mengenal ikatan, tidak pula mengakui adanya dinding
dan jurang pemisah. Lebih-lebih pada zaman kita sekarang, ketika ilmu tersebar
luas melalui radio dan televisi yang dapat ditangkap dalam beberapa detik dan
bahkan dalam seketika itu juga para pendengar dan para pemirsa yang ada
diberbagai tempat.
2. Ilmu tidak terputus lantaran berahirnya hayat
Ilmu tidak terputus lantaran berahirnya hayat, dan ilmu tidak mati dengan
kematian pemiliknya. Tetapi bagi orang yang salat, atau berpuasa, atau membayar
zakat,berhaji, berumroh, bertasbih, bertahlil, berzikr, dan bertakbir, semua amal
ini mendapat balasan dari allah, tetapi balasan itu terputus lantaran selesai atau
berakhirnya amala tertentu. Adapun ilmu, ia terus berpengaruh selama orang
masih memanfaatkanya.[6]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
"Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya
kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau seorang
anak shalih yang mendo'akannya." (HR. Muslim no.1631)
Betapa besarnya kebaikan yang akan didapatkan oleh orang yang berilmu
berupa pahala dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Dan pahala tadi akan terus
mengalir kepadanya tanpa terputus selama ilmunya disampaikan oleh muridmuridnya dari generasi ke generasi berikutnya, dan selama kitab-kitabnya dan
tulisan-tulisannya dimanfaatkan oleh para hamba di berbagai negeri, dan seperti
inilah pahala dan ganjaran orang yang berilmu akan tetap sampai kepadanya
setelah kematiannya dengan sebab ilmu yang telah dia tinggalkan untuk manusia,
di mana mereka mengambil manfaat terhadap ilmunya.
3. Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba

Ketika seorang hamba diberi kemudahan untuk memahami dan mempelajari


ilmu syari, itu menunjukkan bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi hamba
tersebut, dan membimbingnya menuju kepada hal-hal yang diridhai-Nya.
Kehidupannya

menjadi

berarti,

masa

depannya cemerlang, dan kenikmatan yang tak pernah dirasakan di dunia pun
akan diraihnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba maka Ia akan
difahamkan tentang agamanya.
(Muttafaq Alaihi dari Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu anhuma)
4. Orang yang berilmu akan ditinggian derajatnya
Sesungguhnya allah akan meningkatkan derajat orang-orang yang mau
menuntut ilmu sebagaimana firmannya:
Artinya :Hai orang orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
Berlapang lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan ( Q.S Al-Mujaadalah:11)
Ditinggikannya derajat dengan beberapa derajat, ini menunjukkan atas
besarnya keutamaan, dan ketinggian di sini mencakup ketinggian maknawiyyah di
dunia dengan tingginya kedudukan dan bagusnya suara (artinya dibicarakan orang
dengan kebaikan) dan mencakup pula ketinggian hissiyyah (yang dirasakan oleh
tubuh dan panca indera) di akhirat dengan tingginya kedudukan di jannah. (Fathul
Baarii 1/141)
Allah pun akan meninggikan derajat orang orang yang berilmu sebagaimana
diri-Nya memuliakan diri-Nya dan mengagungkan kekuasaan-Nya, lalu
setelahnya Dia memuliakan malaikat dan kemudian memuliakan orang orang
yang berilmu, sebagaimana firman-Nya:
Artinya : Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan(yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang

orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana Q.S
Ali Imran:18
5. menuntut ilmu merupakan ibadah dan akan dipermudah jalan menuju syurga
Menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan merupakan Ibadah yang paling agung
dan paling utama, sehingga Allah menjadikannya sebagai bagian dari jihad
fisabilillah, sebagaimana firmanNya dalam surat At Taubah 122
Artinya :tidak sepatutnya bagi mumin itu pergi semuanya (medan perang),
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member
peringatan pada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya
Rosulullah bersabda
Artinya: barang siapa menempuh jalan demi mengharapkan suatu ilmu, maka
allah akan mempermudah jalan baginya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat
akan meletakkan sayap-sayapnya karena keridhaannya akan pencari ilmu.
Sesungguuhnya semua yang ada di langit dan di bumi dan bahkan lumba-lumba di
lautan sekalipun, akan selaly memintakan ampunan bagi orang yang berilmu
6. ilmu adalah kehidupan dan cahaya
Dalam banyak ayat, Al quran menganggap ilmu sebagai kehidupan dan
cahaya, sedangkan kebodohan merupakan kematian dan kegelapa. Seperti
diketahui semua bentuk kejahatan disebabkan oleh ketiadaan kehidupan dan
cahaya,dan semua kebaikan disebabkan oleh cahaya dan kehidupan.
Syarat-syarat menuntut ilmu
Dalam kitab Talim al-Mutaallim yang ditulis oleh Imam Al-Zarnuji,
1.

beliau menulis bahwa syarat-syarat mencari ilmu itu ada 6 yaitu:


Cerdas (Dzakaun)
Kecerdasan merupakan syarat pertama yang harus dipenuhi oleh thalibul ilmi.
Imam Ghazali pernah mengatakan bahwa orang yang pintar adalah orang yang
mengetahui bahwa ia tidak tahu akan sesuatu dan karenanya dia mau belajar.
Maksud cerdas disini bukanlah tingkatan kepintaran, melainkan tidak gila. Orang
tersebut haruslah waras, dapat membedakan mana angka satu dan dua, mana
hitam dan putih, mana baju dan celana.

2.

Rakus (hirsun)
Rakus adalah (punya kemauan dan semangat untuk berusaha mencari ilmu)
menurut Imam as-Syafii, dalam menuntut ilmu janganlah langsung merasa puas
terhadap apa yang telah didapat dan jangan hanya menuntut ilmu di satu daerah
saja.
Tidak cukup teman belajar di dalam negeri atau dalam satu negeri saja, tapi
pergilah belajar di luar negeri, di sana banyak teman-teman baru pengganti
teman sejawat lama, jangan takut sengsara, jangan takut menderita, kenikmatan
hidup dapat dirasakan sesudah menderita. (diambil dari kitab Sejarah Hidup dan
Silsilah Syekh Kiyai Muhammad Nawawi Tanara Banten yang ditulis oleh H.

3.

Rofiuddin. Hal. 4).


Sabar
Seorang yang menuntut ilmu sudah barang tentu akan menghadapi macam-macam
gangguan dan rintangan. Selain berusaha maka bersabarlah untuk menghadapi
semua itu, dan perlu diketahui bahwa sabar adalah sebagian dari Iman, AsShobru mina al-iman. Dan Sabar disini mengandung arti tabah, tahan
menghadapi cobaan atau menerima pada perkara yang tidak disenangi atau tidak
mengenakan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Swt, akan tetapi
kesabaran disini harus diartikan dalam pengertian yang aktif bukan dalam
pengertian yang pasif. Artinya nrimo (menerima) apa adanya tanpa usaha untuk

4.

memperbaiki keadaan.
Modal/bekal
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan wajib hukumnya bagi setiap
muslim, dan dijelaskan lagi dalam hadis Tuntutlah ilmu mulai dari rahim ibu
sampai liang lahat. Dari hadis tersebut kita bisa mengetahui bahwa, seumur
hidup kita wajib menuntut ilmu. Pendidikan bukan hanya pendidikan formal tetapi
non formal pun ada. Rasul menjanjikan kepada para penuntut ilmu,
Sesungguhnya Allah pasti mencukupkan rezekinya bagi orang yang menuntut
ilmu Dan yakinkanlah bagi para penuntut ilmu walaupun dengan segala
kekurangan (biaya) pasti mampu atau bisa menyelesaikan pendidikan. Karena
pasti akan ada jalan lain selama manusia berusaha dan yakin terhadap kekuasaan
dan pertolongan Allah Al-Yaqinu L Yuzlu bi as-Syak Artinya: keyakinan tidak
bisa dihilangkan oleh keragu-raguan. Dan akhirnya maka tidak ada alasan orang

tidak bisa menuntut ilmu karena biaya, seperti keterangan sebelumnya carilah
jalan lain, solusi lain untuk bisa menuntut ilmu.
5.

Petunjuk guru
Banyak orang yang tersesat karena belajar tanpa guru, seoarng tholibul ilmi
hendaklah mempunyai seorang guru sebagai petunjuk, walaupun ada yang
mengatakan bahwa buku adalah guru yang besar, tapi buku tidak bisa mituturi

6.

(memberi nasihat)
Karena ilmu sangat luas dan tidak memiliki akhir maka sudah barang tentu
membutuhkan waktu yang sangat lama. Pepatah Arab mengatakan :Tuntutlah
ilmu dari buaian sampai ke liang lahat seorang pelajar harus mengulang-ulang
pelajaran yang telah didapat, jadi dalam mencari ilmu tidaklah cukup dalam waktu
yang singkat. Seperti contoh seorang untuk menjadi Doktor harus melalui SD,
SMP, SMA, hingga perguruan tinggi, dan itu bukanlah waktu yang singkat.

Adab mencari ilmu


1. Niat
Niat dalam menuntut ilmu adalah untuk mencari ridho Allah. Hendaknya diringi
dengan hati yang ikhlas benar-benar karena Allah. Bukan untuk menyombongkan
diri, menipu orang lain ataupun pamer kepandaian, tetapi untuk mengeluarkan diri
2.

dari kebodohan dan menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain
Bersungguh-sungguh
Dalam menuntut ilmu haruslah bersungguh-sungguh dan tidak pernah berhenti.
Allah mengisyaratkan dalam firman-Nya yang berbunyi : Dan orang-orang
yang berjuang di jalan Kami pastilah akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan

3.

Kami.
Terus menerus
Hendaklah kita jangan mudah puas atas ilmu yang kita dapatkan sehingga kita
enggan untuk mencari lebih banyak lagi. Seperti pepatah yang disampaikan oleh
Sofyan bin Ayyinah : Seseorang akan tetap pandai selama dia menuntut ilmu.
Namun jika ia menganggap dirinya telah berilmu (cepat puas) maka berarti ia
bodoh. Allah lebih menyukai amalan yang sedikit tapi dilakukan secara terus

4.

menerus dibandingkan amalan yang banyak tetapi hanya dilakukan sehari saja.
Sabar dalam menuntut ilmu
Salah satu kesabaran terpuji yang harus dimiliki oleh seorang penuntut ilmu
adalah sabar terhadap gurunya seperti kisah Nabi Musa as dan Nabi Khidr as (QS

Al Kahfi : 66-70). Kita jangan cepat putus asa dalam menuntut ilmu jika
5.

mendapatkan kesulitan dalam memahami dan mempelajari ilmu.


Menghormati dan memuliakan orang yan menyampaikan ilmu
Di antara penghormatan murid terhadap gurunya adalah berdiam diri maupun
bertanya pada saat yang tepat dan tidak memotong pembicaraan guru,
mendengarkan dengan penuh khidmat, dan memperhatikan ketika beliau

6.

menerangkan, dan sebagainya.


Baik dalam bertanya
Bertanya hendaknya untuk menghilangkan keraguan dan kebodohan diri kita,
bukan untuk meremehkan, menjebak, mengetes, mempermalukan guru kita dan
sebagainya.l Aisyah ra tidak pernah mendengar sesuatu yang belum diketahuinya
melainkan sampai beliau mengerti. Orang yang tidak mau bertanya berarti
menyia-nyiakan ilmu yang banyak bagi dirinya sendiri. Allah pun memerintahkan
kita untuk bertanya kepada orang yang berilmu seperti dalam firman-Nya dalam
QS An-Nahl:43
Artinya : dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah pada orang-orang yang
memiliki pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.

S-ar putea să vă placă și