Sunteți pe pagina 1din 450

APNIC TRAINING

Routing Class
APNIC Training - Routing Class
Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)

Jadwal Training
SESI 1
DAY 1
DAY 2

00-2

SESI 2

BASIC
CONFIG
TUNNEL + LAB

SESI 3

SESI 4

STATIC ROUTE + LAB


LOAD BALANCE + LAB

DAY 3

OSPF + LAB

DAY 4

BGP

DAY 5

BGP
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Trainers

Valens Riyadi
l
l
l
l

Novan Chris
l
l
l

00-3

MTCNA (2004), Certified Consultant (2005)


Certified Trainer (2006), MTCRE (2008)
MTCTCE (2009), MTCUME (2009),
MTCINE (2010)

MTCNA (2006), Certified Trainer (2008)


MTCWE (2008), MTCRE (2008)
MTCTCE (2011), MTCINE (2012) , MTCUME
(2012)
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Trainers

Adyatma Yoga Kurnia


l
l

00-4

MTCNA (2010),
MTCTCE (2013),MTCRE (2014),

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Perkenalan

Perkenalkanlah :
l
l
l
l

00-5

Nama Anda :
Tempat Bekerja :
Kota / Domisili :
Apa yang Anda kerjakan sehari-hari dan
fitur-fitur apa yang ada di Mikrotik yang
sudah Anda gunakan.
Motivasi mengikuti training.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Static Route & Policy Route


APNIC Training - Routing Class
Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)

Outline

Basic Config
Routing Concepts
Routing Parameters
Routing Table
Point to Point Addressing
Check Gateway
SCOPE & Target SCOPE
SRC-Routing
Policy Routing
l
l

01-7

Route Rules
Route Firewall Route Mark
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Lakukanlah terlebih dahulu!

01-8

Ubahlah nama Router System Identity


menjadi :
XX-NAMA ANDA
Aktifkan neighbor interface pada WLAN1
Buatlah username baru untuk anda dan
berilah password (group full)
Proteksilah user admin (tanpa password)
hanya bisa diakses dari 10.10.10.30/31
(group full)
Buatlah user demo dengan group read
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] System Identity

01-9

Supaya tidak membingungkan, ubahlah nama


router Anda.
Format: xx-NamaAnda

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-2] Activate Neighbor Protocol


Aktifkan Discovery Interface agar router bisa
saling mendeteksi di layer 2 menggunakan
MNDP

01-10

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-3] User Configuration


Persiapkan User di
Router mikrotik supaya
siap di semua kegiatan
lab training.

01-11

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] Konfigurasi Dasar


Internet

WLAN1
10.10.10.1/24

WLAN1
10.10.10.X/24

ETHER1
192.168.1.1/24

ETHER1
192.168.2.1/24

ETHER1
192.168.X.1/24

ETHERNET PORT
192.168.1.2/24

ETHERNET PORT
192.168.2.2/24

ETHERNET PORT
192.168.X.2/24

MEJA 1
01-12

WLAN1
10.10.10.2/24

MEJA 2
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

MEJA X
3-Sep-15

IP Configuration

01-13

Routerboard Setting
l WAN IP : 10.10.10.x/24
l Gateway : 10.10.10.100
l LAN IP : 192.168.x.1/24
l DNS : 10.100.100.1
l Services: Src-NAT and DNS Server
Laptop Setting
l IP Address : 192.168.x.2/24
l Gateway : 192.168.x.1
l DNS : 192.168.x.1
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Laptop Config
Konfigurasi ipaddress statik pada
laptop.

04-14

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

First Setup

04-15

Hubungkan port ethernet Laptop Anda


dengan ether1 pada Routerboard.
Pastikan ethernet port di laptop Anda
memiliki IP statik
Jalankan program winbox.exe, klik pada
tombol [...] untuk melihat router Anda.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

First Setup

Terdapat default-configuration pada RouterBoard


keluaran terbaru
Biasanya, pada RouterBoard dengan 5 port
ethernet atau lebih terdapat config :
l

04-16

Ether2-ether5 dan wireless (jika ada) dikonfigurasi mode


switch dengan ip 192.168.88.1/24
Interface wireless (jika ada) menerapkan authentication
(WPA/WPA2)
Ether1 tidak dapat diremote, gunakan port ether lain.

Jika tidak dibutuhkan bisa dihapus pada saat awal


remote Router atau dengan perintah :
/system reset-configuration no-defaults=yes
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

Config System Identity

04-17

Supaya tidak membingungkan, ubahlah nama


router Anda.
Format: xx-NamaAnda
Contoh: 30-Pujo-Dewobroto

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

Wireless Config
Aktifkan Interface
Wireless Wlan1

04-18

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

Wireless Config (opt)

Ubah Wireless Security


Profile
default (optional)

04-19

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

IP Address Config

04-20

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

Default Gateway

04-21

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

DNS Config

Allow Remote Requests Mengaktifkan fungsi router Mikrotik sebagai


DNS server sederhana sehingga bisa meresponse request DNS dari
Client
04-22

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

Src-NAT Config

04-23

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

Terminal / Console Config

Konfigurasi identity router


l

Konfigurasi wireless sebagai media untuk backbone


l

/ip address add address=10.10.10.x/24 interface=wlan1

/ip address add address=192.168.x.1/24 interface=ether1

Konfigurasi Routing Default Gateway

/ip dns set servers=10.100.100.1 allow-remote-request=yes

Konfigurasi NAT
l

04-24

/ip route add gateway=10.10.10.100

Konfigurasi DNS
l

/interface wireless set wlan1 mode=station ssid=training disabled=no

Konfigurasi IP Address

/system identity set name=xx-nama-anda

/ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=wlan1 action=masquerade

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

Configuration

NTP Client = enable


l

01-25

NTP Server : id.pool.ntp.org/ ntp.nasa.gov

Sesuaikan System Clock menggunakan


TimeZone Asia-Jakarta
Wlan1 SSID : training (WPA=.)
Buatlah file backup! Dan simpan file tersebut ke
laptop

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Backup Config

Melakukan backup seluruh konfigurasi Router , termasuk username dan


password untuk login Winbox

File hasil backup dapat dilihat di menu file dan didownload via FTP

File backup tidak dapat di-edit !

04-26

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

9/3/15

Routing

01-27

Sebuah metode atau proses untuk meneruskan


paket data dari suatu jaringan ke jaringan lain
yang berbeda segmen (berbeda subnet).
Proses ini dilakukan pada OSI layer 3
(Network).
Pada Mikrotik, fungsi Routing ini sudah menjadi
fitur / fungsi standart dan sudah ada di paket
System.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Benefits

Memungkinkan kita melakukan pemantauan dan


pengelolaan jaringan yang lebih baik.
l

Lebih aman (firewall filtering lebih mudah dan lengkap)


l

01-28

Pemisahan jaringan menjadi beberapa subnet sesuai


kebutuhan.
Pengembangan jaringan menjadi lebih mudah.
Trafik broadcast hanya terkonsentrasi di subnet yang
sama.

Jika diimplementasikan pada jaringan wireless,


dibutuhkan perangkat wireless yang mampu
melakukan full routing, atau bisa juga menambahkan
router di wireless BTS.
Untuk network dengan skala besar, bisa
menggunakan protocol Dynamic Routing (RIP/OSPF/
BGP)
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing
192.168.1.0/24

192.168.3.0/24

192.168.2.0/24

ROUTER
GATEWAY
WIRELESS

setiap segment jaringan memiliki


subnet IP address yang berbeda.

01-29

192.168.0.0/24

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Tipe Routing

MikroTik RouterOS tipe routing sbb:


l

dynamic routes
yang akan dibuat secara otomatis:

01-30

saat menambahkan IP Address pada interface


(Connected Routes)
informasi routing yang didapat dari protokol routing
dinamik seperti RIP, OSPF, dan BGP.

static routes
adalah informasi routing yang dibuat secara
manual oleh user untuk mengatur ke arah mana
sebuah koneksi akan dilewatkan. Default route
adalah salah satu contoh static routes.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Tipe Routing
A: Active
S: Static

A: Active
D: Dynamic
C: Connected

01-31

Setiap memasang IP disebuah interface, secara


otomatis akan dibuatkan routing DAC untuk
networknya dengan prefered source IP tersebut

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Connected Routes

01-32

Dibuat secara otomatis setiap kali kita


menambahkan sebuah IP Address pada
interface yang valid (interface yang aktif).
Jika terdapat dua buah IP Address yang satu
subnet pada satu interface yang sama, maka
hanya akan ada 1 connected route.
Jangan menempatkan dua ip address dari
subnet yang sama tetapi diletakkan pada dua
interface yang berbeda, karena akan
membingungkan tabel dan logika routing di
router.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Connected Routes

01-33

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Static Route

Static Routing digunakan untuk melakukan


pengaturan arah paket data yang akan melalui
router, yaitu dengan menentukan gateway untuk
dst-address yang spesifik.
Dst-address=0.0.0.0/0 sering disebut sebagai
all destination address karena ip 0.0.0.0/0 bisa
menggantikan/mewakili semua ip address.
Gateway bisa berupa :
l
l

01-34

IP Address
Interface (khusus PPP interface)
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Menambahkan Routing

01-35

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Static Route

Contoh Implementasi Static Route,


yaitu pemasangan Default Gateway
atau Default Route.
01-36

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Parameter Dasar Routing

01-37

Destination
l Host address 222.124.211.23
l Network address 202.53.246.0/24
l Semua Network / Semua Host 0.0.0.0/0
Gateway
l IP Address gateway, harus merupakan IP Address yang satu subnet
dengan IP yang terpasang pada salah satu interface
l Gateway Interface, digunakan apabila IP gateway tidak diketahui atau
bersifat dinamik (hanya bisa menggunakan interface ber-type PPP).
Pref Source
l source IP address dari paket yang akan meninggalkan router,
Biasanya adalah ip address yang terpasang di interface yang menjadi
gateway (juga digunakan untuk proses NAT-Masquerade).
Distance
l Parameter Beban untuk mengkalkulasi prioritas pemilihan rule routing
yang akan dijalankan router.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konsep Dasar Routing


IP Address Gateway harus merupakan IP Address
yang subnetnya sama dengan salah satu IP Address
yang terpasang pada router (connect directly).

Internet
10.10.0.2/24

A
10.10.1.1/24

10.10.2.1/24

10.10.2.2/24

10.10.3.2/24

B
10.10.4.1/24

10.10.4.2/24

01-38

Pada interface yang menghubungkan router A


dan B, pada masing-masing router terdapat
lebih dari 1 buah IP Address.
Default gateway pada router B adalah router A
IP Address yang menjadi default gateway
router B adalah 10.10.2.1, karena IP Address
tersebut berada dalam subnet yang sama
dengan salah satu IP Address pada router B
(10.10.2.2/24)
Setting static route default :
l

Dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.2.1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Implementasi Konsep Routing


Internet
10.10.0.1/24

(DAC) Dst-addr= 10.10.1.0/24


pref-source=10.10.1.2
(DAC) Dst-addr= 10.10.2.0/24
pref-source=10.10.2.1
(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.1.1
(AS) Dst-addr= 10.10.3.0/24 gw=10.10.2.2

(DAC) Dst-addr= 10.10.2.0/24


pref-source=10.10.2.2
(DAC) Dst-addr= 10.10.3.0/24
pref-source=10.10.3.1
(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.2.1

10.10.0.2/24
10.10.2.2/24
10.10.1.1/24

10.10.1.2/24

10.10.2.1/24
10.10.3.1/24

(DAC) Dst-addr= 10.10.0.0/24


pref-source=10.10.0.2
(DAC) Dst-addr= 10.10.1.0/24
pref-source=10.10.1.1
(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.0.1
(AS) Dst-addr= 10.10.2.0/24 gw=10.10.1.2
(AS) Dst-addr= 10.10.3.0/24 gw=10.10.1.2

01-39

10.10.3.2/24
(DAC) Dst-addr= 10.10.3.0/24
pref-source=10.10.3.2
(AS) Dst-addr= 0.0.0.0/0 gw=10.10.3.1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konsep Dasar Routing


Untuk pemilihan routing, router akan memilih
berdasarkan:
l

Rule routing yang paling spesifik dst-address


nya menyesuaikan dengan tujuan paket

Distance

01-40

Contoh: destination 192.168.0.128/26 lebih spesific


dari 192.168.0.0/24 jika tujuan paket menuju ke
host ip 192.168.0.130
Router akan memilih yang distance nya paling kecil

Round robin (random)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Contoh Pemilihan
Untuk koneksi dengan destination
192.168.0.13, manakah urutan prioritas rule
yang digunakan?
Destination

01-41

Gateway

Distance

Prioritas

192.168.0.0/27 192.168.1.1

192.168.0.0/29 192.168.2.1

192.168.0.0/24 192.168.3.1

192.168.0.0/24 192.168.4.1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Distance
Merupakan salah satu parameter yang digunakan
untuk pemilihan (prioritas) rule routing, nilainya
(0-255) secara default tergantung protocol routing
yang digunakan:
l

Connected routes : 0
Static Routes
:1

eBGP

: 20

OSPF
RIP
MME

: 110
: 120
: 130

iBGP

: 200

l
l

01-42

Note:
Distance=255
berarti rejected

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Table

Routing Table dibuat oleh router untuk


memetakan jaringan yang ada di sekitar
perangkat router tersebut.
Routing Table terdiri dari 2 bagian :
l
l

01-43

RIB Routing Information Base


FIB Forwarding Information Base

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Information Base


Connected
Routes
Static
Routes

All
Routes

OSPF

BGP

OSPF

RIP
MME

Output
Filters

Protocols
Routes

Input
Filters

RIP

Actives
Routes

Instance 1

Route
Selection

MME

BGP
Instance 1

Discard

01-44

Instance 2

Instance 2

Instance n

Instance n

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Information Base


Berisi informasi routing yang lengkap, yang terdiri
dari:
l
l

01-45

Static routes dan Policy Routing Rules


Informasi routing dari Dynamic Routing Protocol
(RIP, OSPF, BGP, etc)
Informasi Connected Routes

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Information Base


Digunakan untuk:
l
l

01-46

Memfilter informasi routing


Mengkalkulasi best route untuk masing-masing
dst-address/prefix
Membuat dan mengupdate Forwarding
Information Base (FIB)
Mendistribusikan informasi routing ke routing
protokol lainnya

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Forwarding Information Base

FIB merupakan tabel yang digunakan untuk


menentukan forwarding packet.
Tabel ini berisi :
FIB
l
l

Active route
Policy Routing Rules

Routing Tables

Connected
Routes

Rules

Main
Implicit

Active
Routes
User
Defined
Catch All

01-47

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Forwarding Information Base


FIB akan melihat parameter-parameter berikut
untuk menentukan routing:

Source Address
Destination Address
Source Interface
Routing Mark
ToS (Term of Service)

Kemungkinan decision routingnya meliputi :

01-48

Paket di tujukan untuk ke router


Paket di discard
Paket di tujukan ke sebuah alamat
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Forwarding Information Base


+

Cache

FIB

Hasil penentuan routing akan disimpan


kedalam route cache untuk mempercepat
proses forwarding paket-paket berikutnya
Jika paket yang memiliki parameter srcaddress, dst-address, src-interface, routing
mark dan tos sama, maka router cukup
melihat dari route cache
01-49

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Point to Point Addressing


Adalah sistem pengalamatan IP Address
untuk dua buah perangkat yang terkoneksi
langsung, menggunakan dua buah IP
Address /32
Router 1

01-50

Router 2

172.16.0.X1/32

IP Address

172.16.0.X2/32

172.16.0.X2

Network Address

172.16.0.X1

[kosongkan]

Broadcast Address

[kosongkan]

ether2

Interface

ether2

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-5] P2P Addressing

Hubungkanlah ether2 di router dengan ether2 router rekan


semeja menggunakan kabel ethernet.
Buatlah P2P Addressing dan lakukanlah static route untuk
network laptop
Test koneksi dengan ping antar router & test ping antar laptop
Internet

Router Meja X
172.16.0.X1/32
Ether2

Router Meja X
172.16.0.X2/32

Ether2

192.168.X.2
01-51

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

192.168.X.2
3-Sep-15

Contoh: P2P Addressing


Router Meja 1

Router Meja 2

01-52

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Check Gateway

01-53

Adalah sebuah mekanisme pengecekan


gateway yang dilakukan oleh router mikrotik.
Dikirimkan setiap 10 detik, menggunakan ARP
request atau ICMP ping.
Dianggap Gateway time-out jika tidak
menerima respon dalam 10 detik dari mesin
Gateway.
Gateway dianggap unreachable jika terjadi 3
kali Gateway time-out berurutan.
Jika mengaktifkan fitur check gateway untuk
sebuah rule, maka akan berpengaruh juga untuk
semua rule lain dengan gateway yang sama.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Check Gateway Option

01-54

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-6] Static Route


192.168.X.2

192.168.X.2

R1

Ether2
172.16.Y.1/32

172.16.Y.3/32
Ether3

Ether3
172.16.Y.2/32

172.16.Y.5/32
Ether2

Internet

Ether3
172.16.Y.6/32

Ether2
172.16.Y.4/32

R3

172.16.Y.7/32
Ether3

172.16.Y.8/32
Ether2

192.168.X.2
01-55

R2

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R4

192.168.X.2
3-Sep-15

[LAB-6] Static Route 2

Pasang ip Point to Point untuk menghubungkan semua


Router dalam kelompok.
Buatlah static route untuk menjangkau setiap laptop teman
sekelompok menggunakan link Point to Point address.

Konfigurasi Distance untuk menentukan Prioritas link.

Link utama adalah melalui jalan terdekat

01-56

Jika ada kondisi jaraknya sama, maka link utama adalah


yang searah jarum jam.
Pantaulah link utama dengan menggunakan check-gateway
Buatlah static route juga untuk back-up link

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Quiz !
Terdapat kofigurasi
/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.10.100,10.10.10.101
distance=1
add dst-address=192.168.1.0/28 gateway=10.10.10.100 checkgateway=ping distance=2
add dst-address=192.168.2.0/28 gateway=10.10.10.101 checkgateway=ping distance=2

Untuk trafik yang menuju ke 192.168.2.20 akan melewati


gateway?
Untuk trafik yang menuju ke 192.168.1.14 akan melewati
gateway?
Apabila gateway 10.10.10.100 putus? apa yang akan
terjadi?
01-57

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-7] Static Route (Fail Over)


192.168.X.2

192.168.X.2

DROP LINK !!!!!!

R1

Ether2
172.16.Y.1/32

172.16.Y.3/32
Ether3

Ether3
172.16.Y.2/32

172.16.Y.5/32
Ether2

Internet

Ether3
172.16.Y.6/32

Ether2
172.16.Y.4/32

R3

172.16.Y.7/32
Ether3

172.16.Y.8/32
Ether2

192.168.X.2
01-58

R2

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R4

192.168.X.2
3-Sep-15

Evaluasi

01-59

Mekanisme Check gateway yang kita gunakan


hanya bisa mendeteksi problem koneksi pada
hoop (gateway) terdekat.
Jika problem terjadi setelah gateway terdekat
(next hoop), check gateway tidak bisa
mendeteksinya.
Untuk mendeteksi problem koneksi yang terjadi
setelah gateway terdekat, bisa digunakan teknik
scope/target scope.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Scope dan Target Scope

Digunakan untuk static route yang dibuat


recursive (tidak terkoneksi langsung).
Target Scope adalah nilai scope maksimum
dari rule lainnya yang reachable.
Kegunaan:
l

01-60

Bisa melakukan pemantauan check gateway


ping untuk gateway yang tidak terhubung
langsung
Dikombinasikan dengan iBGP bila nexthoop
tidak direct connected
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Scope dan Target Scope


Nilai default scope dan target scope:

01-61

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Scope dan Target Scope


Contoh: dst-address 0.0.0.0/0 dengan gateway
117.20.50.233, recursive via 10.10.10.100
Internet
10.10.10.100/24

10.10.10.1/24

01-62

117.20.50.233

Dst-Address

Gateway

Scope

Target Scope

0.0.0.0/0

117.20.50.233

30

30

117.20.50.233

10.10.10.100

30

10

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-8] Routing - Scope

01-63

Sesuai dengan diagram network pada LAB-7 sebelumnya,


perbaikilah sistem monitoring link sehingga bisa
mendeteksi adanya problem koneksi yang terjadi setelah
gateway terdekat.
Coba cabut salah satu koneksi kabel untuk
mensimulasikan terjadinya permasalahan di salah satu
link.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Modification
Dst-Address

Gateway

0.0.0.0/0

10.10.10.100 no

30

10

172.16.Y.5

172.16.Y.2

no

30

10

172.16.Y.6

172.16.Y.2

no

30

10

172.16.Y.7

172.16.Y.4

no

30

10

172.16.Y.8

172.16.Y.4

no

30

10

192.168.2.0/24

172.16.Y.2

ping

30

10

192.168.2.0/24

172.16.Y.4

no

30

10

192.168.7.0/24

172.16.Y.4

ping

30

10

192.168.7.0/24

172.16.Y.2

no

30

10

192.168.8.0/24

172.16.Y.6

ping

30

30

192.168.8.0/24

172.16.Y.4

no

30

10

01-64

Check Gateway Distance Scoop Target Scoop

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Static Route dgn Scope

01-65

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Static Route dgn Scope


Pada saat terjadi link failure antara R2 dan R4

01-66

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Block Using Routing

01-67

Kita bisa melakukan blok untuk dst-address tertentu


menggunakan static route :
l Blackhole
Memblok dengan diam-diam
l Prohibit
Memblok dan mengirimkan pesan error ICMP
administratively prohibited (type 3 code 13)
l Unreachable
Memblok dan mengirimkan pesan error ICMP
host unreachable (type 3 code 1)
Ketiga tipe di atas tidak membutuhkan IP Address
gateway.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Pref-source

By default: null, kecuali untuk connected routes


Fungsi :
l

01-68

IP Address asal untuk paket data yang berasal dari


router
IP Address src-address-to untuk paket data yang
terkena action NAT masquerade

Jika tidak ditentukan, secara otomatis akan menggunakan


salah satu IP Address yang ada pada output interface
Jika isian pref-src adalah IP Address yang tidak terpasang
pada router, rule ini akan non-aktif.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Source Routing

01-69

Source Routing adalah sebuah teknik routing


yang memungkinkan Administrator jaringan
menentukan jalur routing balik / incoming
yang akan dilalui oleh paket data.
Perlu diingat bahwa parameter dst-address
pada paket header akan selalu diperiksa oleh
router yang dilewatinya untuk menentukan hop
selanjutnya.
Dengan memodifikasi Pref-Source Maka jalur
routing balik bisa dimanipulasi sesuai keinginan
administrator.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-9] Pref-Source
Internet
10.10.10.100/24
10.10.10.X/24

172.16.x.1/24

IP lokal ptp wireless :


10.10.10.x/24
IP Public yang dialokasikan dari
provider : 172.16.x.0/24
Router bisa diakses dari
internet dengan IP publik
172.16.x.1/24

172.16.x.2/24

PC Client juga bisa diakses


menggunakan IP publik
172.16.x.2/24
01-70

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Static Route Setting

01-71

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Src-Nat Setting

01-72

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Policy Route

Secara default, router akan menggunakan


table routing main
Kita bisa membuat table routing tambahan
dan mengarahkan router menggunakan
table tersebut dengan menggunakan:
l
l

01-73

IP - Route Rules
IP - Firewall - Mangle Route-mark

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route Rules

01-74

Route rules hanya


dapat melakukan
decision berdasarkan
src-address, dstaddress, routingmark, dan interface.
Untuk parameter yang
lebih detail,
gunakanlah mangle.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-10] Route Mark

WLAN1: Untuk traffic dari 192.168.x.0/24


WLAN2: Untuk traffic dari 172.16.x.0/24
Internet

Internet

10.10.10.100/24

10.20.20.100/24

10.10.10.X/24
WLAN1
Ether1
192.168.X.0/24

10.20.20.X/24
WLAN2
Ether2
172.16.X.0/24
Start 4 September 2015

01-75

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route - Rules
Tambahkan Route
Rules untuk
menentukan klasifikasi
dari segmen network
yang akan
menggunakan gateway
yang berbeda.

01-76

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Table - Rules


Tambahkan rule
routing untuk
mengarahkan segmen
network2 supaya
menggunakan gateway
lain.

01-77

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Mangle Route Mark

Untuk trafik yang melalui router:


l

Untuk trafik yang berasal dari router :


l

01-78

Mangle chain: prerouting


Mangle chain: output

Chain lainnya (input, forward, dan postrouting)


tidak dapat digunakan untuk melakukan routemark.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-11] Route Mark

WLAN1: All other traffic


WLAN2: http only
Internet

Internet

10.10.10.100/24

10.20.20.100/24

10.10.10.X/24
WLAN1

01-79

10.20.20.X/24
WLAN2

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route Mark (client)

Passthrough check digunakan untuk melakukan pengecekan kembali pada


rule mangle dibawahnya.

01-80

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route Mark (local process / Proxy)

Hanya digunakan apabila router difungsikan sebagai web proxy

01-81

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Static Route
Trafik Lainnya

01-82

Trafik TCP 80

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Quiz !

01-83

Bagaimana jika ingin mendeteksi jalur


gateway yang putus di >10 hoop di depan
router anda ?
Dengan menggunakan metode scope dan
target scope kita tidak lagi memerlukan ip
gateway dari isp. (Benar / Salah)
Kita bisa mengganti Pref-Source
menggunakan ip public dari Router lain
yang masih dalam satu jaringan yang
sama. (Benar/Salah)
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Tunnel
APNIC Training - Routing Class
Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)

Tunnel
Tunnel adalah sebuah metode manipulasi (encapsulation) paket
data di jaringan TCP/IP, yang biasanya digunakan untuk
mensimulasikan koneksi fisik antara dua network melewati
jaringan lain (WAN/Internet).

TUNNEL
Link

02-85

TCP/IP Link

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Tunnel Header

IP

02-86

Paket data dari traffic mengalami sedikit


pengubahan atau modifikasi. Yaitu
penambahan Tunnel Header di tiap paket
data tersebut. Tetapi data paket yang asli
tetap dipertahankan (RFC 2003 compliant ).
DATA

Tunnel

IP

DATA

Ketika data yang melewati tunnel dan


sampai di tujuan (ujung) tunnel, maka
header dari paket data akan dikembalikan
seperti semula (header tunnel dihilangkan).
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Tunnel Network
WAN

Point 1

tunnel
1.1.1.1

Point 2
1.1.1.2

R1

R2

IP Address: 10.0.0.0/24

IP Address: 20.1.1.0/24

Point to point network encapsulation


02-87

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

VPN Networks (Tunnel + Sec)


Merupakan sebuah jaringan virtual yang dibangun diatas
jaringan yang sudah ada
File Server

Aplication Server

File Server

Client 1

Server

Office 1

PC

Aplication Server

Router

Office 2

Router

WAN

PC

PC

PC

VPN Networks

File Server

Client 2
Mobile
Client 2

02-88

Mobile
Client 1

Office 3

Router

PC

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

PC

PC

PC

3-Sep-15

Tunnel & VPN

Tunnel
l
l
l
l

VPN
l
l
l
l
l
l

02-89

IPIP IP Tunnel
EoIP Ethernet Over IP
VLAN Virtual Lan
Gre Tunnel
PPPoE Point To Point Protocol Over Ethernet
PPTP Point To Point Tunnel Protocol
L2TP Leyer 2 Tunnel Protocol
OpenVPN Open Virtual Private Network
IPSec IP Security
SSTP Secure Socket Tunnel Protocol
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

IPIP Tunnel

IPIP atau IP Tunnel adalah salah satu protocol tunnel yang


paling sederhana dan ringan.
IPIP Tunnel dianggap sebagai interface (fisik tetapi virtual)
yang independen.
Banyak variant router sudah support protocol ini seperti
MikroTik, CISCO dan Linux.
IPIP Tunnel bisa digunakan untuk :
l
l

02-90

Routing antar local network melewati jaringan internet


Bisa dimanfaatkan untuk melakukan Source Routing

Interface IPIP tunnel Tidak Bisa dimasukkan dalam bridge


network (bridge port).

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

IPIP Packet Header

02-91

Dengan packet sniffer, diketahui besar packet header yang


digunakan oleh protocol tunnel IPIP.
Terlihat Tunnel IPIP menggunakan sekitar 20-40 byte tiap packet.
Paket header standardnya adalah 20byte.
(GRE Protocol Packet size) 42 byte = 20 byte (ip header) + 22
(Encap Header)
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OUTER IP HEADER

OUTER IP HEADER

SMALL
DATA

IPIP HEADER

IPIP HEADER

INNER IP HEADER

INNER IP HEADER

IP HEADER

SMALL
DATA

SMALL
DATA

SMALL
DATA

ROUTER

ROUTER

CLIENT

OUTER IP HEADER

OUTER IP HEADER

IPIP HEADER

IPIP HEADER

INNER IP HEADER

INNER IP HEADER

IP HEADER

DATA

DATA

DATA

ROUTER

CLIENT

1500 Bytes

CLIENT

IP HEADER

DATA

FRAGMENTED
DATA

CLIENT
02-92

ROUTER

NEXT
PACKET

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

1500 Bytes

IP HEADER

1500 Bytes

1500 Bytes

IPIP Header

3-Sep-15

IPIP Example

117.20.57.x/27

202.78.123.x/30
RB450G

RB1100AHx2

MAIN OFFICE
Jakarta
LAN : 172.16.0.0/16
02-93

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

REP. OFFICE
Yogyakarta
LAN : 192.168.1.0/24
3-Sep-15

IPIP Configuration

02-94

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

IPIP Configuration

02-95

Parameter Local Address adalah parameter untuk ip


local router yang digunakan untuk membangun koneksi
IPIP tunnel.
Sedangkan Remote Address adalah parameter dari ip
address router lawan.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] IPIP Tunnels


IPIP1 Address :
192.168.200.1/30

10.10.10.30/24

02-96

IPIP1 Address :
192.168.200.2/30

10.10.10.100/24

10.10.10.31/24

IPIP Tunnel melewati jaringan WAN.


Tambahkan ip address untuk menghubungkan kedua
interface tunnel.
Tambahkan rule static routing untuk menghubungkan
kedua local network dari masing-masing router.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] IPIP Tunnels


ROUTER A

ROUTER B

02-97

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] IPIP Tunnels


IPIP1 Address :
192.168.200.1/30

10.10.10.30/24

IPIP1 Address :
192.168.200.2/30

10.10.10.100/24

/interface ipip add name=ipip1 localaddress=10.10.10.30 remoteaddress=10.10.10.31


/ip address add
address=192.168.200.1/30
interface=ipip1
02-98

10.10.10.31/24

/interface ipip add name=ipip1 localaddress=10.10.10.31 remoteaddress=10.10.10.30


/ip address add
address=192.168.200.2/30
interface=ipip1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] Routing over Tunnel


IPIP1 Address :
192.168.200.1/30

IPIP1 Address :
192.168.200.2/30

Meja 1

192.168.1.1/24

02-99

Meja 2

10.10.10.100/24

192.168.2.1/24

Static route untuk menghubungkan kedua local network


menggunakan tunnel IPIP.
Routing di Router1 :
l /ip route add dst-address=192.168.2.0/24
gateway=192.168.200.2
Routing di Router2 :
l /ip route add dst-address=192.168.1.0/24
gateway=192.168.200.1
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

EoIP Tunnel
Adalah protocol pada Mikrotik RouterOS yang
membangun sebuah Network Tunnel antar mikrotik
router di atas sebuah koneksi TCP/IP.
Interface EoIP dianggap sebagai sebuah Interface
Ethernet.

Jika Bridge mode diberlakukan pada EoIP tunnel


maka semua protocol yang berbasis ethernet akan
dapat berjalan di Bridge tersebut (Dianggap seperti
hardware interface ethernet yang di bridge).
Hanya dapat dibuat di Mikrotik RouterOS.
Menggunakan Protocol GRE (RFC1701).

02-100

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

EoIP Tunnel (2)

EoIP biasa digunakan untuk :


l
l

02-101

Membuat jaringan bridge diatas jalur internet


Membuat jaringan bridge diatas tunnel yang
terenkripsi
Membuat jaringan bridge diatas jaringan
wireless

Dalam penggunaan EoIP tunnel akan terjadi


penambahan header sebesar 42byte (8 byte
GRE + 14 byte Ethernet Header + 20 byte IP)
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

IP HEADER

OUTER IP HEADER

OUTER IP HEADER

IP HEADER

SMALL DATA

GRE HEADER

GRE HEADER

SMALL DATA

Eth HEADER

Eth HEADER

INNER IP HEADER

INNER IP HEADER

SMALL DATA

SMALL DATA

ROUTER

ROUTER

OUTER IP HEADER

OUTER IP HEADER

GRE HEADER

GRE HEADER

Eth HEADER

Eth HEADER

INNER IP HEADER

INNER IP HEADER

IP HEADER

DATA

DATA

DATA

ROUTER

CLIENT

IP HEADER

DATA

FRAGMENTED
DATA

CLIENT
02-102

ROUTER

NEXT
PACKET

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

CLIENT

1500 Bytes

1500 Bytes

CLIENT

1500 Bytes

1500 Bytes

EOIP Header

3-Sep-15

EoIP Example
Internet

City A

City B

10.0.0.1

10.10.10.2

EoIP
192.168.0.13
192.168.0.3
192.168.0.12

192.168.0.2

Secara Virtual setiap Laptop terletak di dalam satu segmen network yang sama.
02-103

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

EoIP Config

02-104

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-2] EoIP over Wireless


R1

Tunnel-id=100

R2

192.168.y.1/24

192.168.y.2/24
Internet

Tunnel-id=200

Tunnel-id=300

R3

R4

192.168.y.3/24

02-105

192.168.y.4/24

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Virtual LAN (VLAN) 1

02-106

VLAN adalah sebuah logical group


(pengelompokan) pada jaringan ethernet.
Dengan VLAN, memungkinkan user-user saling
berkomunikasi pada group (VLAN-ID) yang sama.
Traffic yang menggunakan VLAN terisolasi dari
traffic/user lain walaupun sebenarnya user-user ini
masih terhubung secara fisik.
Dengan menggunakan VLAN Router dapat
meningkatkan security serta management yang
berbeda terhadap jaringan walaupun masih ada
sharing media.
VLAN Bekerja di layer 2 (DataLink).
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Virtual LAN (VLAN) 2

02-107

VLAN di Mikrotik RouterOS merupakan


implementasi dari standarisasi 802.1Q.
Dengan menggunakan VLAN, Mikrotik RouterOS
bisa membangun beberapa Virtual LAN untuk
memisahkan jaringan (group) di sebuah interface
ethernet atau interface wireless.
Mikrotik RouterOS secara teoritis mampu
membangun 4095 Interface Vlan di sebuah
Interface ethernet.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

VLAN Configuration

02-108

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

VLAN on Mikrotik

02-109

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Mikrotik Vlan on Manageable Switch

Vlan 1
ACCESS / UNTAGGED
Vlan 1

Vlan 2
TRUNK / TAGGED

Mikrotik bisa bekerja sama dengan


switch manageable yang mampu
mengimplementasikan standarisasi
802.1q (VLAN).
02-110

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Vlan 2

3-Sep-15

Manageable Switch

Mikrotik Vlan on Manageable Switch


Port 4 mode Access
(Untagged) Vlan 3

Port 3 mode Access


(Untagged) Vlan 2
Port 2 mode Access
(Untagged) Vlan 1

Port 1
Mode Trunk (Tagged)
02-111

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Ether 2
Vlan 1
Vlan 2
Vlan 3
3-Sep-15

Vlan Implementation using RB250GS

Detail Config : http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=36


02-112

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-3] Mikrotik Vlan Trunking


R2

VLAN over EoIP

ether2

R3

Internet

ether2

ether3

192.168.1.1/24

ether3

R1

R4

192.168.1.2/24

VLAN2
VLAN3
ether4

ether4

192.168.2.3/24

192.168.2.4/24

02-113

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-] Create VLAN Interface


R2 + R3

Membangun vlan interface memanfaatkan EoIP Tunnel


02-114

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] VLAN Bridge


R2 + R3

02-115

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4]VLAN Distribution

R1 & R4

02-116

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-5] VLAN over VLAN


R2

ether2

R3

VLAN over VLAN

ether3

VLAN1

ether3

ether3

192.168.1.1/24

ether2

ether3

R1

VLAN1

R4

192.168.1.2/24

VLAN100
VLAN200
ether4

ether4

192.168.2.3/24

192.168.2.4/24

02-117

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-5] VLAN Config

02-118

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-5] VLAN Config

02-119

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-5] VLAN Interface

02-120

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

L2TP (1)

02-121

Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP)


pengembangan dari kerjasama Cisco
dengan Microsoft yang menggabungkan
fitur dari PPTP dan Layer 2 Forwarding
(L2F) protocol.
L2TP dapat diimplementasikan pada
jaringan non-TCP/IP clients, seperti
Contoh: Frame Relay dan ATM.
L2TP tidak memiliki mekanisme enkripsi,
biasanya menggunakan protocol enkripsi
lain yang lewat didalam tunnelnya.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

L2TP (2)

02-122

L2TP menggunakan UDP (port 1701)


sehingga pengiriman paketnya lebih cepat.
Sayangnya tidak reliable karena tidak ada
mekanisme pengiriman ulang paket yang
hilang/rusak.
L2TP lebih firewall friendly dibandingkan
PPTP suatu Keuntungan besar jika
menggunakan protocol ini, karena
kebanyakan Firewall tidak GRE Friendly.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

L2TP Configuration - Client

Encription Option MPPE 128Bit


Akan menyesuaikan Server

02-123

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

L2TP Configuration - Server


Encription Option MPPE 128Bit
Microsoft Point to Point Encryption

02-124

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-2] Routing over L2TP


Internet

City A

City B
L2TP

192.168.1.1

192.168.2.1

192.168.2.2
192.168.1.2

Communication over L2TP

Dari lab IPIP sebelumnya, silahkan rubah routingnya


menggunakan L2TP antar teman.

02-125

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

L2TP Security

02-126

L2TP secara default bisa menggunakan


MPPE 128Bit sama seperti yang digunakan
pada PPTP.
Karena MPPE dirasa kurang aman maka
L2TP dikembangkan untuk bisa
digabungkan dengan protocol security yang
lain yaitu IPSec.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSTP Overview

Secure Socket Tunneling Protocol (SSTP) adalah


salah satu metode VPN yang membuat tunnel
PPP melalui SSL Channel pada protocol HTTPS.
Kelebihan membuat tunnel diatas protocol HTTPS
adalah bisa melewati hampir semua firewall dan
proxy server.
Selain itu SSL juga digunakan untuk security level
transport (layer4) dengan meningkatkan key
negotiation, enkripsi serta integrity checking.
SSTP baik client ataupun server bisa diterapkan di
Mikrotik.
l

02-127

Catatan : SSTP mulai ada di OS Windows vista sp1


Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSTP Process
Open TCP Connection (TCP:443)
SSL Negotiation

SSTP over HTTPS


authentikasi PPP & IP Request
Communication data over SSTP

02-128

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSTP Security

02-129

Untuk membuat SSTP yang aman, sertifikat SSL dibutuhkan


di SSTP.
Disisi client, server akan diverifikasi berdasarkan sertifikat
yang dimiliki server dan menentukan metode enkripsi yang
akan digunakan.
Client juga akan menggenerate SSL session key dan
mengenkripsinya dengan publik key dari server.
Server bisa mendecrypt session key tersebut menggunakan
private key yang dimilikinya.
Semua komunikasi client server akan dienkripsi berdasarkan
SSL session key tersebut.
Jika client dan server menggunakan Mikrotik, SSTP bisa
dibentuk tanpa menggunakan sertifikat.
Disisi server, authentikasi hanya dilakukan berdasarkan
username dan password di protocol PPP.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSL Certificate

02-130

SSL sertifikat bisa dibuat sendiri, dan untuk


verifikasinya bisa menggunakan layanan
berbayar (Signed Certificate) ataupun
diverifikasi sendiri (Self Signed Certificate).
Verifikasi ini menggunakan CA (Certificate
Authority).
Jika menggunakan Self Signed Certificate,
maka CA certificate harus diimport ke client.
Sertifikat bisa kita generate menggunakan
aplikasi openssl.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

CA Certificate Setup (1)

02-131

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

CA Certificate Setup (2)

02-132

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Server Certificate Setup (1)

02-133

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Server Certificate Setup (2)

02-134

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Server Certificate Setup (3)

02-135

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Client Certificate Setup (1)

02-136

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Client Certificate Setup (2)

02-137

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Client Certificate Setup (3)

02-138

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSL Certificate (2)


Server Side

Untuk keamanan, jangan mengupload CA private key

Client Side

02-139

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSL Certificate (3)

02-140

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSTP Server Setup (1)

02-141

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSTP Server Setup (2)

SSTP Server bisa diatur dengan beberapa


metode :
l

Certificate : None, apabila client juga sama-sama


MikrotikOS

Certificate : [Server Cert], apabila client


MikrotikOS dan Windows (more secure)

Untuk meningkatkan keamanan, aktifkan option


Verify-Client-Certificate :
l
l

02-142

(Unsecure, PPP security only)

CA harus diimport disisi server


Client harus menggunakan certificate
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSTP Client Setup (1)

02-143

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSTP Client Setup (2)

02-144

Jika sisi server diaktifkan Verify-ClientCertificate, maka sisi client juga harus
dipasang certificate yang masih dalam 1 chain.
Option Verify-Server-Certificate digunakan
untuk mengecek apakah sertifikat server masih
dalam 1 CA yang ada di client.
Option Verifiy-Server-Address digunakan
untuk mengecek apakah IP / domain dari server
valid/sesuai dengan isi dari sertifikat.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB 3] SSTP Network


Internet

mobile client

10.10.10.x

10.20.20.x
10.10.10.100
SSTP server
Local Remote Office
Local Main Office

02-145

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

SSTP Note

02-146

Untuk penggunaan sertifikat, pastikan clock


server dan client benar sync NTP.
Windows Client, import CA ke trusted
certificate.
Disable Verify-Client-Certificate jika clientnya
Windows.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Load Balancing
Certified Mikrotik Training Advanced Class (MTCRE)
Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)

Konsep Dasar

Load Balancing
l

Fail Over
l

03-148

Membagi trafik ke dua atau lebih jalur


koneksi, sehingga setiap jalur yang ada bisa
digunakan secara optimal.
Sistem proteksi untuk menjaga apabila link
utama terganggu, secara otomatis akan
menggunakan jalur cadangan.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Load Balance vs Fail Over


Internet

10 Mbps

15 Mbps

03-149

Internet

5 Mbps

Internet

10 Mbps

10 Mbps

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Internet

5 Mbps

5 Mbps

3-Sep-15

Load Balancing

1+1=2
1+1=1+1

1+1=+++
1+1=+++++++
Semakin banyak user, semakin banyak koneksi, pembagian
Load balance akan semakin rata dan mudah.
03-150

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konsep Load Balancing

Pembagian trafik dilakukan berdasarkan beberapa


metode :
Probabilitas / Random
Network Segment
Type of Traffic
Kita harus mengetahui kapasitas masing-masing link
dan membagi trafik ke setiap interface sesuai
dengan proporsinya.
Misalnya kita memiliki 2 buah gateway, A dengan
kapasitas 1 mbps, dan B dengan kapasitas 2 mbps,
maka kita akan membagi trafik menjadi :
3 = 2:1 = 1 ke A dan 2 ke B

03-151

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Penggunaan Fitur

Untuk bisa melakukan load balancing


dengan baik, kuasailah fitur-fitur berikut ini:
l
l
l

03-152

Static route dan policy route


Firewall Mangle
Firewall src-nat

Untuk yang lebih advanced, perlu juga


menguasai BGP.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Kunci Load Balancing

03-153

Pada jaringan yang sederhana, kita hanya


bisa mengatur jalur Uplink.
Kita bisa mengatur koneksi akan lewat ke
jalur (ISP) yang mana, tetapi kita tidak bisa
mengatur jalur yang digunakan untuk
Downlink, karena hal tersebut bergantung
pada routing internet secara keseluruhan.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

03-154

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Kunci Load Balancing

03-155

Untuk mengatur jalur downlink, kuncinya ada


pada penggunaan src-nat di tiap gateway. Yaitu
pada saat paket request dikirimkan ke internet.
Data (Uplink) yang di NAT dengan IP yang ada
pada gateway, akan kembali (Downlink) melalui
gateway tersebut.
Jika kita hanya menggunakan masquerade
untuk tiap interface gateway, maka data akan
kembali pada interface yang sama dengan
interface uplink yang dipilih oleh router.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Skema Kerja Load Balanced


GATEWAY A

GATEWAY B

MASQ

MASQ
ALGORITMA
PEMBAGI
TRAFIK

03-156

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Metode Load Balanced

03-157

Static Route dengan Address List


ECMP (Equal Cost Multi Path)
NTH
PCC
BGP

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Contoh dengan Static Route


Berdasarkan Tujuan
l
l

Gateway A untuk internasional


Gateway B untuk trafik lokal Indonesia

03-158

Menggunakan address-list NICE

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Contoh dengan Static Route


Berdasarkan source address
l

IP Address client: 192.168.0.0/24

03-159

192.168.0.0-127 gateway A
192.168.0.128-255 gateway B

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

ECMP

03-160

Equal Cost Multi Path


Pada saat kita memiliki beberapa gateway
yang ingin di load balance, metode
termudah adalah menggunakan ECMP
ECMP akan memisahkan trafik per
gateway secara random

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Contoh ECMP (1)


Ada 2 gateway yang sama besar Bandwithya
10 Mbps : 10 Mbps

03-161

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Contoh ECMP (2)

03-162

Ada 2 gateway, perbandingan kapasitas


bandwith 2 Mbps : 1 Mbps

Karena Kedua gateway berbeda kapasitas


maka perlu disesuai dengan perbandingan.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Contoh ECMP (3)

03-163

Ada 3 gateway, gateway A dan B


menggunakan gateway IP Address, dan
gateway C menggunakan pppoe.

Memungkinkan penggunaan kombinasi


dengan gateway interface.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] ECMP & Policy Route

IIX via WLAN1 dan PPPoE di WLAN2.


l

Kapasitas PPPoE 2 x kapasitas WLAN1

Internasional PPTP ke server 10.100.100.1

IIX

IIX

WLAN1

INTERNASIONAL

PPPoE
PPTP

03-164

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Address List
Download nice.rsc dari server mikrotik.co.id

03-165

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

PPTP dan PPPoE Username


Username dan password :
l

PPTP

03-166

Username
Password

PPPoE

Server PPTP : 10.20.20.100

: mikrotik-pptp
: training

wlan 1

Username
Password

: mikrotik-pppoe
: training

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Static Route untuk PPTP

03-167

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

PPTP & PPPoE Setting

03-168

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Interface
Pastikan semua interface sudah bekerja
dengan baik

03-169

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

IP Address
Pastikan sudah mendapatkan IP Address
dinamik dari PPTP dan PPPoE

03-170

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Masquerade Setting
Buatlah masquerade untuk ketiga gateway

end 04 September 2015

03-171

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route-mark Setting

Rule no 0 untuk trafik dari klien


Rule no 1 untuk trafik dari local process di router
Rule no 1 menggunakan parameter
out-interface=pptp-out1 karena secara default,
routing keluar melalui pptp-out1
03-172

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route for IIX & Internasional

03-173

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Test dengan traceroute

03-174

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Kekurangan ECMP

Forwarding table di Linux Kernel secara


otomatis akan refresh setiap 10 menit
Hal ini menyebabkan ada kemungkinan
paket data untuk suatu traffic dari sebuah
aplikasi berganti koneksi sehingga
mendapatkan masq address yang berbeda.
Koneksi bisa terputus.
l

Info lebih lanjut mengenai hal ini:

03-175

Contoh: terjadi pada traffic game online


http://www.enyo.de/fw/security/notes/linux-dst-cache-dos.html
http://marc.info/?m=105217616607144
http://lkml.indiana.edu/hypermail/linux/net/0305.2/index.html#19
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Metode NTH

03-176

NTH dilakukan dengan mengaktifkan counter


pada mangle, dan kemudian dinamai (route
mark) berdasarkan gateway nya.
Route mark kemudian digunakan sebagai
dasar untuk membuat policy route.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Proses NTH pada Mangle


Misalkan kita mempunyai 2 buah gateway (A
dan B)
l
l
l
l
l
l

03-177

Koneksi pertama route mark conn-A


Koneksi kedua route mark conn-B
Koneksi ketiga route mark conn-A
Koneksi keempat route mark conn-B
Koneksi kelima route mark conn-A
Dst..

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Proses NTH pada Routing


Setelah ada route-mark, maka kita tinggal
mengarahkan route mark tersebut ke
gateway yang sesuai.
l
l

03-178

Route-mark conn-A ke gateway A


Route-mark conn-B ke gateway B

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Proses NTH pada Routing

03-179

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Kelemahan nth

03-180

Nth bekerja berdasarkan connection


tracking
Seperti halnya ECMP, nth juga ikut terrefresh setiap 10 menit
Tidak disarankan penggunaan nth untuk
melakukan load balanced
Untuk load balanced yang lebih stabil,
disarankan menggunakan PCC (Per
Connection Classifier)
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Per Connection Classifier

Adalah parameter firewall yang memiliki


kemampuan untuk membedakan trafik
menjadi dua atau lebih stream berdasarkan
parameter tetap terjaga, meskipun
forwarding table pada kernel ter-refresh
Option yang bisa digunakan adalah: srcaddress, src-port, dst-address, dst-port
Informasi lebih lanjut:
l

03-181

http://wiki.mikrotik.com/wiki/PCC

Diperkenalkan mulai RouterOS 3.24


Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-2] Load balanced PCC


Dengan konfigurasi network seperti lab
sebelumnya, gunakanlah wlan1, pppoe, dan
pptp untuk load balanced dengan PCC

WLAN1

PPPoE
PPTP

03-182

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Trafik ke Connected Network

03-183

Routing ke connected route hanya tersedia


di routing table main
Kita harus menjaga jangan sampai trafik ke
network ini berpindah routing table.
Kita membuat address-list untuk connected
network

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Trafik ke Connected Network

03-184

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Koneksi dari luar


Untuk menjamin bahwa router akan me-reply
setiap connection yang masuk dari luar
sesuai dengan jalur masuknya.
l

03-185

Contoh: koneksi winbox ke router

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Custom Route-mark Chain

Ada dua trafik yang harus di load balanced:


l

Trafik dari client

Trafik dari local process

03-186

Chain=prerouting
In-interface=local (ether1)
Connection-mark=no-mark
Chain=output
Connection-mark=no-mark

Kedua trafik ini akan di jump ke chain baru


Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Jump to Custom Chain

03-187

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

PCC Rules

03-188

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Conn-mark Route Mark

03-189

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

All Mangle

03-190

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Static Route

point 1 untuk default gw dibuat ke masing-masing gw provider.

03-191

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Beberapa Problem Lainnya

Hati-hati untuk penggunaan DNS Server


jika kita menggunakan DNS Server ISP dan
menggunakan beberapa gateway dari ISP
yang berbeda.
Hal ini bisa diatasi dengan:
l

03-192

membuat static route untuk masing-masing


DNS dan meng-accept IP DNS sehingga
tidak ikut di PCC
Menggunakan dns public seperti google-dns

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF
APNIC Training - Routing Class
Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)

Outline

About OSPF
l

Basic LAB OSPF


OSPF Neighbour
l

04-194

Cost & Matric

OSPF Area Type


l

LSP & Instance

OSPF Router Type


OSPF Routing Type
l

Autonomous System

Tipe LSA & Virtual Link

Routing Filter
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Autonomous System
Area 1

Area 0

AS
Area 2

Area 3

Autonomous System (AS) adalah sebuah gabungan dari beberapa jaringan


yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan
network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator.
04-195

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Background 1
Karena sebuah Autonomous System (AS)
memiliki skala jaringan yang sangat besar
maka penggunaan routing menjadi sangat
penting dan kritis.
Informasi routing haruslah tepat dan
kesalahan melakukan distribusi informasi
routing harus diminimalisasi sedikit mungkin.
Sangatlah tidak nyaman jika harus
menuliskan rule routing untuk puluhan
bahkan ratusan router secara static.

04-196

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Background 2
OSPF merupakan sebuah routing protokol
yang dapat mendistribusikan informasi
routing secara otomatis.
OSPF juga merupakan routing protokol yang
menggunakan konsep hirarki routing,
dengan kata lain OSPF juga mampu
membagi-bagi jaringan menjadi beberapa
tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini
diwujudkan dengan menggunakan sistem
pengelompokan yaitu area.

04-197

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF ?

04-198

Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah


protocol routing otomatis (Dynamic Routing) yang
mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan
informasi routing antar network mengikuti setiap
perubahan jaringan secara dinamis.
OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior
Gateway Protocol) yang memiliki kemampuan
Link-state dan Algoritma Dijkstra yang jauh lebih
efisien dibandingkan protocol IGP yang lain.
Menggunakan protocol tersendiri yaitu protocol 89.
OSPF digunakan untuk management informasi dan
distribusi routing di dalam sebuah AS.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Feature
OSPF (IPv4 RFC 2838 )
l
l

l
l
l
l
l

04-199

Dynamic routing
Interior Gateway Protocol (IGP) didalam
sebuah routing domain (AS)
Proses convergence yang cepat
Link State / Shortest Path Technology
Route Authentication
Mendukung sistem pembagian Area
Mendukung Fail Over

--> optional, bisa digunakan atau tidak digunakan.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] Konfigurasi OSPF


Internet

ASBR
Router Gateway

Backbone Area
10.10.10.1/24

10.10.10.x/24

10.10.10.2/24

192.168.1.1/24

MEJA 1
04-200

192.168.2.1/24

MEJA 2
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

192.168.x.1/24

MEJA X
3-Sep-15

[LAB-1] OSPF Network

04-201

Tambahkan Network
yang ingin
dihubungkan ke area
Backbone untuk saling
ditukarkan dengan
router yang lain.
Amati tabel neighbor
router masing-masing
dan neighbor router.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] OSPF Neighbor

Tabel neighbor akan berisi informasi mengenai


router-router yang berada dalam 1 area OSPF
beserta kondisi/statusnya

04-202

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Neighbor Discovery

OSPF mampu malakukan Pencarian neighbor router


secara otomatis
l Yaitu Discovery Router yang juga mengaktifkan OSPF
dalam satu area
l Menggunakan Hello Packet

Sebuah router bisa terdaftar didalam list neighbor


router yang lain apabila :
l

04-203

Interface router tersebut berada dalam area (Area-ID)


yang sama
Interface router tersebut harus dalam subnet dan
network mask yang sama , kecuali network typenya
diset point to point
Authentikasi, Hello dan Dead Interval HARUS SAMA
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Discovery Process


LSAck
LSU
LSR

R1

R2

HelloDD
Packet
LSAck
LSR
LSU
Neighbor

State
DOWN

Neighbor

State
DOWN

1
2

R1

INIT

R2

2-WAY

4
6

R2
R2

ExStart
Exchange

5
7

R1
R1

ExStart
Exchange

R2

Loading

R1

Loading

10

R2

Full

10

R1

Full

04-204

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF-Neighbor State
Neighbor State
Down
Attempt
Init

2-Way

Description
Hello Packet tidak diterima dari neighbor. Biasanya diawal OSPF berjalan
Digunakan pada neighbor yang ditambahkan manual pada NBMA
Hello packet diterima dari router lain tetapi router-id penerima yang tertera
dalam hello packet belum ada didalam list neighbor
Hello packet yang diterima dari router lain dan ip router penerima ada
didalam list neighbor router lain. Dalam state ini komunikasi
bidirectional sudah terbentuk
designated router

ExStart

DR dan BDR sudah terpilih, pertukaran link-state dimulai


backup designated router

Exchange

04-205

Router mengirimkan Database Description packet ke neighbor

Loading

Router mengirimkan Link State Request packets untuk informasi routing


dari neighbor

Full

Informasi routing dari neighbor sudah tersinkronisasi dan 2 router sudah


terhubung penuh
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Packet Type

04-206

Hello Digunakan untuk membentuk komunikasi


dengan neighbor yang terhubung langsung
Database Descriptor (DD) Digunakan untuk
mengecek sinkronisasi database routing antar
router.
Link State Request (LSR) Digunakan untuk
meminta informasi routing terbaru
Link State Update (LSU) Digunakan untuk
mengirimkan informasi routing terbaru
Link State Acknowledgment (LSAck)
Digunakan untuk mengkonfirmasi informasi linkstate yang diterima
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Link State Routing


Langkah-langkah atau cara kerja OSPF :
l
l

04-207

Setiap router membuat Link State packet (LSP).


Mendistribusikan LSP ke semua neighbor menggunakan Link
State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan
BDR dalam 1 area.
Masing-masing router menghitung jalur terpendek ke semua
neighbor berdasarkan cost routing.
Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan
mengirimkan LSP ke DR dan BDR melalui alamat multicast

224.0.0.6.
LSP akan dididistribusikan oleh DR ke router neighbor
lain dalam 1 area sehingga semua router neighbor akan
melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] OSPF Instance

04-208

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Instance Setting

04-209

Router-id Memberi pengenal pada router.


l Berformat 32bit seperti IP, sifatnya unik artinya tiap router
tidak boleh memiliki ID yang sama dalam sebuah jaringan
l Jika diisi 0.0.0.0 maka router akan otomatis menggunakan IP
terbesar yang ada pada router
Redistribute Default Route Mendistribusikan default route.
Redistribute Connected Routes Mendisitribusikan IP network
yang terpasang di interface
Redistribute Static Routes Mendistribusikan route static yang
ada pada table /ip route
Redistribute RIP Routes Mendistribusikan route hasil RIP
Redistribute BGP Routes Mendistribusikan route hasil BGP

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] OSPF Route

Rule routing yang memiliki Flag DAO menunjukkan


ada rule routing yang didistribusikan menggunakan
protocol OSPF.
Untuk memisahkan apabila terdapat 2 network yang sama dalam 1 area OSPF, bisa menggunakan VRF (Virtual Routing Forwarding).

04-210

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] OSPF Route Detail

04-211

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-1] OSPF Interface

04-212

Setelah OSPF network


ditentukan maka secara
otomatis mendeteksi interface
yang menggunakan network
tersebut.
Untuk mengubah cost dan
priority interface harus
didefinisikan secara manual.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Area DR & BDR

Dalam setiap area, router akan memilih Designated Router (DR)


dan Backup Designated Router (BDR) secara otomatis.
DR berfungsi untuk mengumpulkan dan menyebarkan LSA dalam
satu area menggunakan alamat multicast 224.0.0.5, sehingga
mengurangi proses pertukaran LSA antar router
BDR, akan menggantikan DR jika terjadi error
Dalam permulaan pembentukan OSPF, DR merupakan router
pertama yang mengaktifkan OSPF dan BDR merupakan router
kedua yang mengaktifkan OSPF
Jika OSPF sudah berjalan, maka pemilihan DR dan BDR
selanjutnya ditentukan oleh priority dari interface masing-masing
router dalam 1 area
DR
DR
l
l

04-213

(0 = tidak akan menjadi BR/BDR, 255 = selalu menjadi BR/BDR)


Jika priority sama, akan dipilih yang memiliki router-ID paling tinggi
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-2] OSPF - Fail Over


Internet

ASBR
Router Gateway

Backbone Area
IR
Meja 1

IR
Meja 2

IR
Meja 3

IR
Meja 4

Backup link

192.168.1.0/24

MEJA 1
04-214

Backup link

192.168.2.0/24

MEJA 2

192.168.3.0/24

MEJA 3

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

192.168.4.0/24

MEJA 4
3-Sep-15

[LAB-2] OSPF - Fail Over detail


ASBR
Router Gateway

Internet

Backbone Area

IR
Meja 1

IR
Meja 2

Backup link
Ether2
10.100.Y.1/24

Ether2
10.100.Y.2/24

Hubungkan ether2 dari router anda ke ether2 router rekan anda


sebagai link backup.
Pasang ip satu segmen 10.100.Y.0/24 pada link backup tersebut.

Y adalah nomor kelompok.

04-215

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-2] Interface for Backup


10.100.y.0/24

Tambahkan network baru ke backbone area.


04-216

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Redundant Detected

04-217

DR akan menerima perubahan informasi routing dari


masing-masing group dan menyebarkan informasi
tersebut ke router group yang lain
Network baru tersebut bisa dirouting menggunakan 2
jalur yang berbeda
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-2] Fail Over Test


ASBR
Router Gateway

IR
Meja 1

Internet

Backbone Area

IR
Meja 2

Backup link
Ether2
10.10.1.1/24

04-218

Ether2
10.10.1.2/24

Coba matikan link utama dan test apakah fail over


bisa dilakukan otomatis.
Hidupkan kembali link utama untuk cek terhadap
proses failover.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Metric & Cost .?

Metric adalah salah satu parameter di routing yang


sebenarnya merupakan kumpulan nilai logic yang
digunakan oleh algoritma routing untuk menentukan
jalur routing yang akan dilewati
Nilai Metric ditentukan oleh network administrator
dengan pertimbangan berdasar :
l
l
l
l
l

04-219

Jumlah hop yang akan dilewati


Kondisi latency
Packet loss (router congestion/conditions)
Besar bandwidth
Cost

Pada OSPF, untuk menetukan nilai Metric internal


menggunakan parameter Cost pada interface.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Cost

04-220

Untuk menetukan jalur terpendek atau bisa juga


diartikan sebagai jalur prioritas, OSPF
menggunakan parameter Cost.
OSPF Cost akan dijumlahkan di setiap hopnya
pada proses Link State / Shortest Path
Technology.
Setelah semua jalur sudah dikalkulasi dan total
Cost semua jalur sudah dijumlahkan, maka akan
dipilih jumlah akumulasi cost yang terkecil

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Cost
Jalur 1 total : 30
10

10

10

40

20
Jalur 2 total : 70

Terlihat ada dua jalur yang bisa menuju ke network tujuan.


Setelah dilakukan perhitungan total Cost, jalur 1 memiliki
total cost terkecil. Maka jalur tersebut yang akan digunakan

04-221

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-3] OSPF - Cost

Bangun bagan network


berikut dengan kelompok
terdiri 4 router dan
terkoneksi menggunakan
ethernet.
Gunakan konfigurasi
OSPF (manual Interface)
sehingga traffic berjalan
searah jarum jam.
Traffic upload melewati
router bagian kiri dan
download melewati
router bagian kanan.

04-222

100

Internet

R1

10
100

10
R4

Backup

??

100

??

R2
10

100

10
R3

Gunakan koneksi wireless


(ether4) sebagai backup link.
Tentukan cost dari backup link
supaya traffic tetap searah jarum
jam.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-3] OSPF - Cost


X : Nomor Kursi
Y : Nomor Kelompok
Internet

Tentukan cost pad backup link


supaya traffic tetap berjalan searah jarum jam.
Test apakah yang terjadi
10.10.10.X
jika salah satu link mati ?
10.Y.4.2/24 ether3
100
10.Y.4.1/24 ether2
10
50
R4

10.10.10.100

ether2 - 10.Y.1.1/24
10
Ether3 - 10.Y.1.2/24
100

R1

Backup

ether4- 10.Y.5.1/24

10.Y.5.2/24 ether4

100
10.Y.3.2/24 ether3
10
10.Y.3.1/24 - Ether2
04-223

??
R2

10
Ether2 - 10.Y.2.1/24
R3

100
Ether3 - 10.Y.2.2/24

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Cost Overwrite

Tambahkan interface untuk link backup dan ubah


cost supaya menjadi routing backup.
04-224

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Router Type (1)


ASBR
Area 0

ABR

IR

04-225

Area 2

ABR

IR
Area 1

IR

ASBR Autonomous System Border Router


ABR Area Border Router
IR Internal Router
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Router Type (2)

IR adalah router yang berada dalam sebuah area OSPF


dan tidak terhubung langsung dengan area yang lain.
ABR adalah router yang menjembatani area backbone
dengan dengan area yang lain.
ASBR adalah sebuah router yang biasanya terletak di
perbatasan sebuah AS (Router Terluar dari AS) dan
bertugas untuk menjembatani antara router yang ada di
dalam AS dengan Network lain (Berbeda AS).
l

04-226

ASBR juga bisa berarti sebuah router anggota OSPF


yang menjembatani routing OSPF dengan protocol
Routing yang lain (RIP,BGP dll).

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Routing Type


Intra-Area routing
l

Menggambarkan route ke network tujuan yang masih


dalam satu area.

Area 1
Area 0

Area 2

04-227

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Routing Type


Inter-Area routing
l

Menggambarkan route ke tujuan yang membutuhkan


melewati satu atau lebih area OSPF dan masih dalam
satu AS.
Area 1
Area 0

Area 2

04-228

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Routing Type


External Area routing
l
l

Menggambarkan route untuk keluar jaringan OSPF


Dibedakan menjadi 2 tipe :

E1 E1 route cost merupakan jumlah dari internal cost dan


external ospf metric.
E2 E2 route cost merupakan nilai dari external OSPF metric
saja
RIP
BGP
Other OSPF
dsb

04-229

Area 0

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF - External Route Type


TYPE 1
Jalur 1 total : 50
10

10

10
192.168.1.0/24
40

20
Jalur 2 total : 90

04-230

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

192.168.1.0/24

Metric 20
Redistribute as type 1

3-Sep-15

OSPF Metric as type 1


IR 1

OSPF Routing Transaction


Ether2
10.10.Y.1/24

Metric

Ether2
10.10.Y.2/24
Route

Cost

Cost

IR 2

Metric

Route

Ketika OSPF pada IR 1 menggunakan as-type-1 maka


informasi metric akan diberikan dengan informasi routing ke
IR2.
Sehingga total Metric pada IR2 adalah pejumlahan metric
dari IR1 dengan Cost pada IR2.

04-231

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF - External Route Type


TYPE 2
Jalur 1 total : 30
10

10

10
192.168.1.0/24
40

20
Jalur 2 total : 70

04-232

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

192.168.1.0/24

Metric 20
Redistribute as type 2

3-Sep-15

OSPF Metric as type 2


IR 1

OSPF Routing Transaction


Ether2
10.10.Y.1/24

Ether2
10.10.Y.2/24

Route

Cost

Cost

IR 2

Route

Ketika OSPF pada IR1 menggunakan as-type-2 maka yang


dikirimkan ke IR2 hanyalah informasi routing saja
Sehingga total Metric pada IR2 hanya mengacu pada cost
IR2

04-233

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Metric Overwrite

04-234

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Network Type (1)

Point-to-Point
l

Adalah jenis jaringan yang paling sederhana, tersusun atas dua router
yang terhubung langsung dan tidak diperlukan DR dan BDR dalam
type ini

neighbor

neighbor

Broadcast
l

Type Default yang digunakan pada jaringan ethernet. Satu paket yang
dikirimkan sebuah router akan diterima oleh banyak router

neighbor
DR
04-235

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Network Type (2)


NBMA Non-Broadcast-Multiple-Access
l

Mirip dengan broadcast, akan tetapi untuk neighbor harus


ditambahkan secara manual karena tidak semua jaringan
mendukung broadcast, salah satu contohnya adalah ATM dan
Frame-relay.

neighbor

DR

neighbor

neighbor
04-236

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Network Type (3)


Point-to-Multipoint
l

Solusi lain untuk network yang tidak mendukung broadcast,


mengemulasi link point-to-point ke dalam beberapa node dan
mengirimkan paket Halo ke semua node. Biasanya type ini
digunakan untuk jaringan wireless

neighbor

neighbor

neighbor

neighbor
04-237

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Area
ASBR
Area 0

ABR
Area 1

ABR

IR

IR

Area 2

IR

Area 3

IR

IR

Sangat memungkinkan jika pada sebuah AS memiliki lebih dari satu


area menyesuaikan skala dari jaringan yang dimiliki.
04-238

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Area

Semakin banyak router dan jaringan didalamnya,


semakin besar ukuran Link State Database cpu load,
memory
Internal router akan mendapat LSA hanya dari router
lain yang masih dalam satu area
Area yang ingin mendapatkan informasi LSA secara
lengkap dan bisa terkoneksi dengan jaringan yang ada
di luar AS maka harus terhubung secara logic dengan
Backbone (Area 0).
Untuk area yang tidak secara langsung terhubung ke ke
area backbone bisa menggunakan Virtual Link
memanfaatkan area lain yang sudah terhubung ke
Backbone Area.

04-239

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Area Type

Backbone Area 0 (Area ID 0.0.0.0)


l Bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara
non-Backbone area
l Semua sub-Area HARUS terhubung dengan backbone secara
logikal
Standart / Default Area
l Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima LSA intraarea dan inter-area dari ABR yang terhubung dengan area 0
Stub Area
l Area yang paling ujung. Area ini tidak menerima advertise
external route (digantikan default route)
Not So Stubby Area (NSSA)
l Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan
default route) dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan
external route dari router yang masih dalam 1 area

04-240

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Backbone Area

ASBR

Area 0

ABR

ABR

Area 1
Area 2

04-241

Area 0 atau sering juga


disebut sebagai Backbone
Area merupakan area dimana
Router-Router ABR berkumpul
untuk saling menukarkan
informasi routing dari areaarea yang lain.
Area Backbone juga
merupakan Area Transit
sebelum traffic keluar atau
masuk ke dalam sebuah AS.
Sebuah area yang tidak
terhubung langsung ke area
backbone bisa terhubung ke
backbone area menggunakan
Virtual Link.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF Area


Internet

R1

R2
AREA 0 BACKBONE AREA
STANDART AREA

R3

R4

AREA 1
NSSA AREA

R5

04-242

AREA 2
STUB AREA

R6

R7

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R8

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF Backbone


Internet

Wlan 2
10.y.1.1/24
R1

Wlan 2
10.y.1.2/24
R2

AREA 0 BACKBONE AREA


STANDART AREA

R3

Wlan 2
10.y.1.3/24

R4

Wlan 2
10.y.1.4/24

Koneksi antar router backbone gunakan interface WLAN2


Gunakan frekuensi 5GHz dengan SSID KelompokY

04-243

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF Backbone

Atur Router-ID menggunakan 10.10.10.x pada instances


Tambahkan network 10.y.1.0/24 dan 192.168.x.0/24 ke area
backbone

R1-R4

04-244

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF NSSA Area


R3
Ether2
10.y.2.1/24

Ether3
10.y.3.1/24

AREA 1
Ether2
NSSA AREA Ether3
10.y.2.2/24
10.y.3.2/24
R5

04-245

R6

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF NSSA

Atur Router-ID menggunakan 10.10.10.x pada instances


Buat Area dengan type NSSA

R3 , R5, R6

04-246

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF NSSA


Tambahkan network ke area1

Pada R3

04-247

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF NSSA


Tambahkan network ke area1

R5

04-248

R6

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF STUB Area


R4
Ether2
10.y.4.1/24

Ether3
10.y.5.1/24

AREA 2
Ether2
STUB AREA Ether3
10.y.4.2/24
10.y.5.2/24
R7

04-249

R8

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF STUB

Atur Router-ID menggunakan 10.10.10.x pada instances


Buat Area dengan type STUB

R4 , R7, R8

04-250

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF STUB


Tambahkan network ke area1

Pada R4

04-251

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF STUB


Tambahkan network ke area1

R7

04-252

R8

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-4] OSPF AREA

04-253

Amati dan lihat perubahan tabel routing untuk


masing-masing IR di setiap AREA.
Apakah ada perbedaan tabel routing antara IR
pada NSSA dengan STUB area ?
Tambahkan static default gateway pada R1 ke
10.10.10.100 dan aktifkan redistribute-defaultroute, kemudian amati perubahan tabel routing di
masing-masing router.
Import route-nice.rsc ke R3 dan R4.
Aktifkan redistribute-static route di R3 dan R4
kemudian cek perubahan tabel routing di masingmasing router.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF - Virtual Link

04-254

Virtual Link digunakan untuk mengatasi


koneksi router yang terpisah (secara fisik) dari
area backbone.
Juga dapat digunakan untuk menyabung area
backbone yang terpisah.
Virtual Link Tidak bisa berjalan sempurna jika
melewati stub area.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-6] OSPF Virtual Link


Internet

10.10.10.100

Ether2:
10.Y.1.1

Ether3:
10.Y.1.2

ABR

Area 1

Ether2:
10.Y.2.1
R2

10.10.10.X
R1
Y = Nomor Kelompok
X = Nomor Meja

Ether3:
10.Y.2.2

Virtual Link
Area Backbone
R3

Karena Virtual Link tidak bisa melewati area yang


bertipe Stub maka ubah type area pada Area1
dan Area2 menjadi type standard (default).
Kemudian Aktifkan Virtual Link di R2 dan R3.

Ether2:
10.Y.3.1
Ether2:
10.Y.3.2
Area 2

04-255

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

ABR

IR

R4
3-Sep-15

[LAB-6] R2 Configuration

04-256

Ubah Area1 menjadi Area Standard.

Buat Virtual Link melewati Area1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-6] R3 Configuration

04-257

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-6] R3 Configuration
Aktifkan network
OSPF di kedua
area.

04-258

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-6] R3 Configuration

Tambahkan Virtual Link


memanfaatkan Area1.
Pastikan NeighborID
sama dengan RouterID
yang ada di Area1.

04-259

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-6] R4 Configuration

04-260

Tambahkan Area2 di R4.


Aktifkan Network untuk
Area2.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF - Virtual Link


Saat ini Virtual link tidak bisa berjalan
sempurna di ROS v4/v5 !!
Solusi :
1. Gunakan EoIP antara R3 ke R1
2. Pasang IP di interface EoIP
3. Masukkan IP network EoIP tersebut kedalam
network backbone
end 5 september 2015

04-261

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LSA Type

Type 1 (Router link) : LSA yang diterima dari router lain dalam satu
area dan berisi informasi router-id neighbor
Type 2 (Network Link) : LSA yang diterima dan berisi IP dari DR
dalam satu area.
Type 3 (Summary Network Link) : LSA yang dikirimkan oleh ABR
ke neighbor yang berisi ringkasan informasi network area lain dalam
satu AS
Type 4 (Summary ASBR Link) : Menunjukkan link-state ID dari
router ASBR yang mengadvertise LSA type 5
Type 5 (AS External Link) : LSA ini berisi informasi network external
AS yang diimpor ke OSPF diadvertise ke semua area (kecuali Stub
Area dan NSSA Area)
Type 6 (Group Membership) : didefinisikan untuk Multicast OSPF
(MOSPF), routing protocol yang jarang digunakan
Type 7 (Group Membership) : Membawa informasi network external
AS yang melewati NSSA

04-262

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF LSA Standart Area


AREA 0

STANDART AREA

TYPE 1 & 2

TYPE 1 & 2

TYPE 3
TYPE 5

TYPE 4

04-263

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF LSA STUB Area


AREA 0

STUB AREA

TYPE 1 & 2

TYPE 1 & 2

TYPE 3

0.0.0.0/0

04-264

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF LSA NSSA Area


AREA 0

NSSA AREA

TYPE 1 & 2

TYPE 1 & 2

TYPE 5

TYPE 7

0.0.0.0/0
TYPE 4

04-265

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Filter

Hampir sama dengan IP firewall, routing bisa


mengimplementasikan filtering terhadap informasi
routing yang didistribusikan di setiap protocolnya.
Mirip juga dengan IP firewall Urutan penempatan
rule sangat berpengaruh.
OSPF memiliki chain default yang digunakan untuk
meletakkan filter :
l

Chain built in atau chain default OSPF-IN adalah


chain untuk meletakkan filter informasi routing yang
masuk.
Chain built in atau chain default OSPF-OUT aladah
chain untuk meletakkan filter informasi routing yang
keluar.

Custom chain juga bisa dibuat sesuai kebutuhan


dengan menuliskan nama chain baru secara
manual.

04-266

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF-Filter

04-267

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Filter Chain

Beberapa parameter yang diperlukan untuk melakukan


routing filter :
Chain : Nama chain untuk meletakkan rule filter.
l

04-268

ospf-in Lokasi untuk melakukan filter informasi routing OSPF yang


diterima oleh router sebelum dipasangkan di tabel routing
ospf-out Lokasi untuk melakukan filter informasi routing yang akan
diadvertise keluar oleh router dalam OSPF
rip-in Lokasi untuk melakukan filter informasi routing RIP yang
diterima oleh router sebelum dipasangkan di tabel routing
rip-out Lokasi untuk melakukan filter informasi routing yang akan
diadvertise keluar oleh router dalam RIP
mme-in Lokasi untuk melakukan filter informasi routing MME yang
diterima oleh router sebelum dipasangkan di tabel routing
connected-in Letak chain default untuk menempatkan filter routing
Direct Connect (input).
dynamic-in Letak chain default untuk routing dynamic yang lain
(Selain routing protocol dan connect directly). Biasanya untuk routing
yang diinputkan dari ppp daemon.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Filter Prefix & Prefix Lenght

Prefix adalah segmen network yang ingin difilter


l

Contoh :

Prefix-Length adalah filter terhadap prefix-mask


dari parameter Prefix. Contoh :
l

prefix=10.0.0.0/8 prefix-length=8-32

Dari rule diatas cocok dengan 10.0.0.0-10.255.255.255

prefix=8.8.0.0/16 prefix-length=16-32

04-269

0.0.0.0/0 untuk memfilter default route


192.168.0.0/24 jika tidak ada tambahan setting di preffixlength maka akan melakukan filter network tersebut secara
spesifik.
192.168.0.0 jika tidak ada prefix segmen maka dianggap
sebagai /32

Dari rule diatas cocok dengan 8.8.0.0-8.8.255.255


Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Filter - Action

Accept Menerima prefix routing


Discard tidak memasukkan prefix routing ke proses
pengolahan routing di FIB.
Jump Melemparkan prefix routing ke chain filter routing
yang lain.
l

04-270

Jump Target Chain tujuan yang baru.

Log Memasukkan informasi routing ke pesan Log


System.
Passthrough Meneruskan informasi routing untuk di
periksa di rule dibawahnya dalam chain yang sama.
Reject jika digunakan di Incoming Filter, prefix yang
masuk akan disimpan di memory tetapi tidak akan diaktif.
Jika Outgoing Filter, prefix tidak akan diproses sama
sekali.
Return Mengembalikan prefix routing yang sebelumnya
sudah terkena filter jump.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-7] OSPF PPP Network


Internet

10.10.10.100

Ether2:
10.Y.1.1

Ether3:
10.Y.1.2

Ether2:
10.Y.2.1
R2

10.10.10.X

Ether3:
10.Y.2.2

R1
Y = Nomor Kelompok
X = Nomor Meja

Area Backbone

Bangun network topologi seperti pada gambar


dan aktifkan PPPoE server di Ether3 R4.
Tambahkan Jaringan yang menggunakan
protocol PPP untuk kasus kali ini kita akan
mencoba menggunakan network PPPoE
Gunakan Notebook sebagai client

04-271

Area 1
STD AREA

PPPoE
Network

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

R3

Ether3:
10.Y.3.1

Ether2:
10.Y.3.2
Ether3

R4
3-Sep-15

OSPF Filter PPP protocol

OSPF juga bisa melakukan distribusi routing untuk


network point-to-point /32 (VPN / point-to-point
addressing).
Karena sifatnya yang sangat dinamis perubahan struktur
jaringan VPN (PPP) akan semakin membebani kerja
protocol OSPF.
Direkomendasikan untuk melakukan filter terhadap
network jenis ini.
Untuk distribusi routing PPPoE di OSPF kita bisa
memasang IP Agregasi ke salah satu interface di router,
biasanya ip agregasi tersebut dipasang di interface
dimana service PPP dipasang.
Atau bisa juga memasang static route dari network
VPN (PPP) mengarah ke router itu sendiri.

04-272

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-7] OSPF - PPP Filter


Client 3

Client 4
R3

Client 2

Ether3:
10.Y.3.1

Client 1

Area 1

Ether2:
10.Y.3.2
PPPoE / VPN
Network

Ether3

R4

Gunakan routing filter di OSPF untuk menghilangkan advertise


network /32 karena akan membebani proses update routing.

04-273

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

[LAB-7] OSPF-Filter

Filter ini dipasang di semua Router


yang terhubung ke OSPF Network

/routing filter add Chain=ospf-in prefix-leght=32-32 action=discard


04-274

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP
APNIC Training - Routing Class
Organized by: Citraweb Nusa Infomedia
(Mikrotik Certified Training Partner)

Outline

05-276

Konsep Routing
BGP
eBGP
iBGP

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

MTCINE Training Class 2014

Konsep Routing

05-277

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Apa yang dilakukan router?

05-278

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Agenda harian sebuah router

05-279

Mencari jalur terbaik


Mem-forward paket, forward, forward,
forward, forward..
Mencari alternatif jalur
Mem-forward paket, forward, forward,
forward, forward..
Berulang hingga router dimatikan.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing vs Forwarding

05-280

Routing : melakukan
pemetaan jaringan dan
memberikan pilihan jalur
terbaik untuk tujuan
tertentu
Forwarding : melewatkan
paket data sesuai dengan
pilihan jalur terbaik

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Mencari jalur terbaik

Jalur ditentukan berdasarkan informasi


yang diterima dari protokol routing
Untuk tujuan yang sama, sangat
dimungkinkan ada dua atau lebih pilihan
jalur
l

05-281

Hanya pilihan jalur terbaik yang disimpan


pada forwarding table

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Mencari jalur terbaik

Proses pemilihan jalur dilakukan secara


berkala, atau jika terjadi perubahan topologi
jaringan
l

Misalnya:

05-282

ada jalur yang putus


ada penambahan atau pengurangan perangkat/
jalur

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

RoS Routing Information Base


Connected
Routes

All
Routes

Static
Routes

OSPF

Input
Filters

RIP
MME

BGP
Instance 1
Instance 2

Route
Selection

OSPF

Active
Routes

discard

Protocols
Routes

MME

BGP
Output
Filters
citraweb2014

Instance 2

05-283

RIP

Instance 1
Instance 2
Instance 2

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Autonomous System

Kumpulan router dengan kontrol


administratif yang sama.
Memiliki AS Number
l
l

05-284

2 byte atau 4 byte


AS64512 65534 digunakan untuk
kebutuhan privat

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Default Administrative Distance


Route Source

05-285

Distance

Connected Interface

Static Route

Enhanced IGRP Summary Route

External BGP

20

Internal Enhanced IGRP

90

IGRP

100

OSPF

110

IS-IS

115

RIP

120

EGP

140

External Enhanced IGRP

170

Internal BGP

200

Unknown

255
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

MTCINE Training Class 2014

BGP

05-286

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP

Border Gateway Protocol


Menggunakan TCP port 179
Saat ini sebagai protokol EGP utama,
menghubungkan antar backbone internet
Update routing dengan incremental
updates
Merupakan path vector protocol
l

05-287

kalkulasi jalur berdasarkan panjang path

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP General Operation

05-288

Mendengar dan mempelajari semua path,


baik dari IGP maupun EGP
Memilih best path dan mengaktifkannya ke
forwarding table
Best path dikirimkan ke external BGP
neighbor
Filter/policy bisa diterapkan untuk mengatur
proses pemilihan best path

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP - RFC

05-289

RFC 4271 Border Gateway Protocol 4


RFC 4456 BGP Route Reflection
RFC 5065 Autonomous System Confederations for BGP
RFC 1997 BGP Communities Attribute
RFC 2385 TCP MD5 Authentication for BGPv4
RFC 5492 Capabilities Advertisement with BGP-4
RFC 2918 Route Refresh Capability
RFC 4760 Multiprotocol Extensions for BGP-4
RFC 2545 Use of BGP-4 Multiprotocol Extensions for
IPv6 Inter-Domain Routing
RFC 4893 BGP Support for Four-octet AS Number
Space

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Demarcation Zone (DMZ)


AS1

AS2

citraweb2014

AS3

Network/link antar AS
05-290

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Capabilities

BGP speaker akan mengadvertise tipe data


tertentu yang disupport router tersebut
Router akan mengirimkan notifikasi apabila
menerima tipe data yang tidak disupport
Peering akan dilakukan bila kedua router
dapat mensupport tipe data yang sama
Beberapa hal yang dapat dilakukan routerOS:
l

Route refresh
Multi protocol extention

4 byte AS

05-291

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Transport

05-292

Dilakukan dengan mempertukarkan NLRI


(network layer reachability information)
NLRI mengandung prefix dan atribut yang
menyertainya
TCP 179
Saat pertama kali terkoneksi (initial
exchange), router akan bertukar semua
informasi routing yang dimiliki
Update secara incremental dilakukan
sesudahnya (menjaga versi routing table)
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Format Protocol

Paket data BGP terbagi menjadi 4 bagian:


l
l
l
l

05-293

Markers (128bits) untuk otentikasi


Length (16 bits)
Type (8bits) BGP message type
Message body

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP States
OPEN

berusaha
mendapatkan peer

3. Active

4. OpenSent

2. Connect

menunggu
koneksi
TCP

KEEPALIVE
citraweb2014

1. Idle

5. OpenConfirm
KEEPALIVE
6. Established

05-294

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

akan
mulai

KEEPALIVE
UPDATE

3-Sep-15

Tipe Pesan BGP

05-295

Open adalah pesan pertama yang dikirimkan


setelah koneksi TCP terbentuk, berisi daftar
kemampuan. Dikonfirmasi dengan keepalive.
Keepalive tidak berisikan data, dikirimkan
untuk menjaga supaya hold timer tidak
expired.
Update berisikan data perubahan routing
(NLRI dan Path Attributes)
Notification dikirimkan saat ada kondisi error,
berisikan kode error dan subcode
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Session & Update

05-296

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Advertisement
Agar Network 100 dapat berkomunikasi
dengan Network 200, maka:

AS100

AS100 harus mengadvertise ke AS200


AS200 harus menerima advertise dari AS100

AS200

citraweb2014

Net100

05-297

AS200 harus mengadvertise ke AS100


AS100 harus menerima advertise dari AS200

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

Net200

3-Sep-15

Tipe BGP

Exterior BGP (eBGP)


l

dilakukan antar 2 router yang berbeda AS

Interior BGP (iBGP)


l

dilakukan antar 2 router dengan AS yang sama


AS200

AS100

AS300
eBGP

AS400

citraweb2014

eBGP
iBGP

05-298

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Path Vector

Network dalam 1 AS diperlakukan sebagai


1 titik path
Prefix diadvertise bersama dengan daftar
AS terkait, disebut dengan AS Path
l

05-299

202.65.112.0/24 AS100,AS200,AS300

Topologi jaringan dalam AS akan


tersembunyi
Tidak dapat menjamin loop free di dalam
satu AS yang sama
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Implementasi Path Vector


10.10.10.0/24

menambahkan AS100
ke path

AS100

ditolak
karena AS100
sudah ada
di path

citraweb2014

menambahkan
AS300
ke path

05-300

AS200

AS300

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

MultiProtocol BGP

BGP awalnya didesain untuk IPv4


Atribut Address-Family ditambahkan
supaya BGP dapat juga membawa tipe
pengalamatan yang baru
RouterOS juga mensupport tipe alamat:
l
l
l
l
l

05-301

IP IPv4
IPv6
L2VPN
VPN4
Cisco style L2VPN
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

MTCINE Training Class 2014

Exterior BGP

05-302

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Exterior BGP

05-303

Antara 2 router dengan berbeda ASN, untuk


mempertukarkan prefix
Hampir selalu dilakukan antara 2 router yang
langsung terhubung (direct connected)
Untuk mengimplementasikan routing policy
Bisa menggunakan multihop bila tidak
terhubung langsung
Akan menambahkan AS Path untuk prefix
yang diadvertise
Secara default, next-hop adalah router itu
sendiri
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Multihop & TTL

Multihop : diaktifkan jika BGP peer tidak


terkoneksi langsung (layer 3), kemungkinan
disebabkan adanya router lainnya.
TTL : Banyaknya hop yang diijinkan antar
router. Untuk peer yang direct connected,
bisa digunakan TTL=1
citraweb2014

BGP Peer Multihop=yes, TTL=3


05-304

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Multihop

Hanya berfungsi untuk eBGP dan iBGP


dengan confederation*.
Parameter ini juga berfungsi untuk:
l

05-305

melakukan koneksi BGP dengan peer yang


tidak satu network.
apakah akan menerima prefix dengan
atribut NEXT-HOP yang tidak satu subnet
dengan IP Address yang digunakan untuk
melakukan peer BGP.
pengaturan nilai target-scope, sehingga
memiliki scope routing IGP.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB BGP-1 - Peering

05-306

Lakukan konfigurasi dasar sesuai skema


Tidak perlu default route dan src-nat,
informasi routing dijalankan via BGP Peer
Buat instance dan lakukan peer ke router
depan

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Nomor meja & kelompok


MEJA GURU

KELOMPOK Y=1citraweb2014
X=1

X=2

X=3

X=4

KELOMPOK Y=2
X=5

KELOMPOK Y=3
X=9

X=10

X=11

05-307

X=18

X=19

X=7

X=8

KELOMPOK Y=4
X=12

X=13

KELOMPOK Y=5
X=17

X=6

X=14

X=15

X=16

KELOMPOK Y=6
X=20

X=21

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

X=22

X=23

X=24

3-Sep-15

Konfigurasi dasar
AS100
10.10.10.100/24

WLAN1
10.10.10.1/24

WLAN1
10.10.10.2/24

AS1101

AS1102

ETHER1
192.168.1.1/24

ETHER
192.168.1.2/24
MEJA 1
KELOMPOK 1
05-308

ETHER1
192.168.2.1/24
citraweb2014

ETHER
192.168.2.2/24
MEJA 2
KELOMPOK 1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

WLAN1
10.10.10.X/24
AS1YXX
ETHER1
192.168.X.1/24

ETHER
192.168.X.2/24
MEJA X
KELOMPOK Y
3-Sep-15

Konfigurasi dasar

Pada laptop:
l
l
l

Pada router :
l
l
l
l
l
l

05-309

Ether
: 192.168.X.2/24
Gateway : 192.168.X.1
DNS
: 192.168.X.1
System identity : Y-XX Nama Peserta
WLAN
: 10.10.10.X/24 (terkoneksi ke depan)
ETHER1 : 192.168.X.1/24
DNS
: 10.10.10.100 (allow remote request)
tidak perlu default route
tidak perlu src-nat
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

CLI Basic Config (Meja 1)


/system identityset name="1-01 Dian Sastro"
/interface wireless
set mode=station wlan1 band=2ghz-onlyg
disabled=no frequency-mode=superchannel
scan-list=2502 ssid=MTCINE
/ip address
add address=10.10.10.1/24 interface=wlan1
add address=192.168.1.1/24 interface=ether1
/ip dns set allow-remote-requests=yes
servers=10.10.10.100
05-310

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Instance (Meja 1)

citraweb2014

05-311

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Peer (Meja 1)

citraweb2014

05-312

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

CLI Configuration

05-313

/routing bgp instance set default as=1101


redistribute-connected=yes
redistribute-static=yes
/routing bgp peer add name=peer100
remote-address=10.10.10.100
remote-as=100 default-originate=never

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Status & IP Route List

citraweb2014

05-314

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Peer Status (Trainer)

citraweb2014

05-315

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

05-316

Lakukan backup konfigurasi


Beri nama eBGP

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Instance

05-317

Jika router-id tidak ditentukan secara


manual, secara otomatis akan
menggunakan IP address terakhir pada
router
Di dalam satu router, bisa terdapat dua
buah BGP Instance.
Untuk menghubungkan instance yang
satu dengan yang lain, aktifkan
redistribute-other-bgp
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP dapat mengadvertise routing yang


didapatkan dari protokol routing lainnya :
connected route, static route, OSPF, RIP,
dan BGP instance lainnya di router tersebut.
05-318

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Instance

ignore-as-path-len
l

out-filter
l

Chain filter yang secara default akan


digunakan untuk seluruh peer di instance
tersebut

routing-table
l

05-319

Jika diaktifkan, maka algoritma BGP di


router tersebut tidak memperhitungkan
panjangnya AS Path

Table routing yang akan digunakan oleh


instance ini
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Peer

05-320

Instance pada suatu BGP Router, akan


terkoneksi ke router lainnya (peer).
Konfigurasi minimum BGP Peer: IP
Address, AS.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Peer

Banyak parameter yang bisa dipilih saat


membuat sebuah peer.
Detail lengkap mengenai parameter peer
dan penjelasannya bisa dilihat di :
http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Routing/BGP#Peer

05-321

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 2: BGP Network

Kirimkan prefix :
l
l

05-322

172.20.X.0/24
10.1XX.0.0/16

Pastikan prefix bisa diterima dari semua


router lainnya
Pastikan juga menerima prefix dari routerrouter lainnya

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

citraweb2014

05-323

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Network

05-324

Menginformasikan prefix-prefix yang akan


diadvertise dan berasal (originate) dari
router tersebut
Berguna jika BGP hanya mengadvertise
prefix di BGP Network, tetapi tidak
mengadvertise connected route.
Secara bawaan, prefix akan diadvertise jika
prefix tersebut aktif di router

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Network - Sync

Synchronize=yes : prefix akan diadvertise


apabila prefix tersebut ada di dalam routing
table router tersebut.
Synchronization dapat dimatikan jika :
l
l

05-325

AS tidak memberikan layanan transit


Semua router transit menjalankan BGP

Menonaktifkan synchronization dapat


mempercepat kerja BGP
Berbahaya jika jaringan sering hidup-mati
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Network Sync = yes


PREFIX YG DITERIMA DI
ROUTER LAIN

citraweb2014

Prefix 10.101.0.0/16 ada di router,


maka diadvertise
05-326

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Network Sync = yes


PREFIX YG DITERIMA DI
ROUTER LAIN
citraweb2014

Prefix 10.101.0.0/16 tidak ada di router,


maka tidak diadvertise
05-327

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Origin

Informasi route origin:


l
l

05-328

IGP interior atau originating AS route.


EGP routing didapat dari Exterior
Gateway Protocol
Incomplete tidak diketahui asalnya, terjadi
jika route berasal dari routing lainnya

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route List
citraweb2014

05-329

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Filter

05-330

Untuk mengamankan BGP, kita bisa


melakukan filter.
Untuk mengatur data yang masuk (inbound
traffic), digunakan out-filter
Untuk mengatur data yang keluar
(outbound traffic), digunakan in-filter

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP & ConnTrack

05-331

Connection Tracking di RouterOS tidak


dapat menjaga koneksi tetap valid untuk
multihomed BGP.
Paket yang terkait dengan sebuah koneksi
dapat berjalan melalui jalur yang berbeda
Jangan melakukan drop untuk invalid
connection pada firewall
Connection Tracking sebaiknya dimatikan
untuk mendapatkan performance yang
lebih baik.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 3 : BGP in-filter

Router Guru akan mengirimkan prefix :


l

/6, /16, /23, /27

citraweb2014

05-332

Pastikan prefix yang diterima hanya /8-/24


Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Prefix Belum Difilter


citraweb2014

05-333

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Buat Routing Filter (accept)

05-334

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Buat Routing Filter (discard)

05-335

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Pilih In-Filter di BGP Peer

05-336

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Routing Table Setelah Filter

05-337

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Discard / Reject?

discard router akan benar-benar


mengabaikan prefix tersebut dalam proses
berikutnya. Jika di pososi in-filter, prefix ini
benar-benar diabaikan/dilupakan.
reject prefix tersebut diabaikan.
l

05-338

Untuk in-filter, prefix tersebut tetap disimpan


di memory, tetapi ditandai non-aktif.
Untuk out-filter, efeknya sama dengan
discard

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Soft Reconfiguration

Jika menggunakan discard, routes tidak


akan diupdate jika filter ada yang diubah.
l

05-339

Gunakanlah action=reject supaya prefix


masih tersimpan di memory
Atau, jika peer memiliki kemampuan
refresh, lakukan refresh route secara
manual.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

05-340

Referensi lebih detail mengenai route filter:


http://wiki.mikrotik.com/wiki/
Manual:Routing/Routing_filters

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Community

Adalah atribut yang melekat pada suatu


prefix, router peer bisa melakukan action
tertentu (filter) pada group prefix ini
Default groups:
l
l

05-341

No-export tidak diadvertise ke eBGP


No-advertise tidak diadvertise ke
manapun
Internet di advertise ke Internet
community
Local-as tidak diadvertise ke AS yang lain
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 4: BGP Community

05-342

Buatlah sebuah filter dengan atribut


community, untuk mencegah router AS100
melakukan advertise prefix apapun yang
didapat dari router siswa

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB BGP Community

05-343

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Community

Bisa juga menggunakan format 32 bit xx:yy


Memberikan lebih banyak kemungkinan
melakukan kontrol
Dapat digunakan oleh ISP untuk:
l
l
l

05-344

parameter penambahan AS Path


restriksi geografis
Blackhole

Informasi community dapat juga dimasukkan


ke Internet Routing Registry (IRR)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Contoh Community

AS100 membuat 2 community:


l
l

100:500 : advertise ke semua peer


100:501 : advertise hanya ke AS400

AS400
ISP
AS100
citraweb2014

AS300
05-345

10.1.1.0/24 community 100:500


10.2.2.0/24 community 100:501
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

AS500

3-Sep-15

Contoh
#AS300 router config
/routing bgp peer set toAS100 out-filter=bgp-out-as100
/routing filter
add prefix=10.1.1.0/24 action=accept\
chain=bgp-out-as100 set-bgp-communities=100:500
add prefix=10.2.2.0/24 action=accept\
chain=bgp-out-as100 set-bgp-communities=100:501
# AS100 router config
/routing bgp peer set toAS500 out-filter=bgp-out-as500
/routing filter
add bgp-communities=100:501 action=discard\
chain=bgp-out-as500
05-346

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

IRR

05-347

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Lab 5: Community Blackhole

05-348

Buat network dan advertise IP Laptop /32


Buatlah community 100:444 untuk network
tersebut
Router guru akan melakukan blackhole
untuk semua prefix dengan community
100:444

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konfigurasi Meja 1

05-349

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konfigurasi Meja Guru

05-350

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Advertisement yang diterima

05-351

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Untuk alasan keamanan:


l

05-352

Tidak semua peer dapat menggunakan


sistem blackhole seperti ini
Biasanya backbone akan melimit prefix
hanya /25-/32, supaya tidak tercampur
dengan advertisement yang valid
Saat melakukan advertisement, pastikan
tidak mengirimkan IP Privat, lakukan filtering
dengan ketat.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Extended Community

Digunakan untuk menambahkan beberapa


parameter pada L2VPN dan VPNv4
Parameter yang bisa ditambahkan:
l
l
l
l

05-353

Route Targets
Site of Origin
Control flags
MTU Encapsulation flags

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Multi Gateway

05-354

Pertukaran informasi routing yang


dilakukan antar router, juga dapat
dimanfaatkan untuk melakukan failover
pada beberapa gateway yang tersedia.
Penentuan prioritas gateway (inbound dan
outbound) dilakukan dengan Route Filter

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 6: BGP Multi Gateway


10.10.10.100/24
AS100
AS1YXX

AS1YXX

MEJA 1
KELOMPOK Y

WLAN1

WLAN1

ETHER2
10.Y.1.1/30
ETHER3
10.Y.1.2/30

ETHER2
10.Y.2.1/30

ETHER3
10.Y.3.2/30

ETHER3
10.Y.2.2/30

citraweb2014

AS1YXX
MEJA 2
KELOMPOK Y

05-355

MEJA 4
KELOMPOK Y

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

ETHER2
10.Y.3.1/30
AS1YXX

MEJA 3
KELOMPOK Y

3-Sep-15

Konfigurasi Kelompok 1
10.10.10.100/24
AS100
AS1101

AS1104

MEJA 1
KELOMPOK 1

WLAN1

WLAN1

ETHER2
10.1.1.1/30
ETHER3
10.1.1.2/30

ETHER2
10.1.2.1/30

ETHER3
10.1.3.2/30

ETHER3
10.1.2.2/30

citraweb2014

AS1102
MEJA 2
KELOMPOK 2

05-356

MEJA 4
KELOMPOK 1

ETHER2
10.1.3.1/30
AS1103

MEJA 3
KELOMPOK 1

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Multi Gateway

05-357

Non-aktifkan WLAN di R2 dan R3 pada tiap


kelompok
Hubungkan R1-R2, R2-R3, R3-R4 sesuai
dengan topologi
Buat BGP Peer baru R1-R2, R2-R3, R3-R4
Amati tabel routing yang terbentuk
Lakukan test fail over dan amati perubahan
pada tabel routing

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konfigurasi
Meja Guru
(kondisi normal)

05-358

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

3-Sep-15

Default Originate

05-359

Never tidak akan pernah mengirimkan


default route. Biasanya digunakan jika
terkoneksi ke backbone, private peer, atau
internet exchange.
Always selalu akan mengirimkan default
route ke peer
If Installed akan mengirimkan default
route, hanya jika router tersebut memiliki
default route aktif.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Implementasi Def Originate

05-360

AS100 ke peer lain : always/if-installed


R1, R2, R3, R4 ke AS100 : never
R1 ke R2 : if-installed
R2 ke R1, R2 ke R3 : if-installed
R3 ke R2, R3 ke R4 ; if-installed
R4 ke R3 : if-installed

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Jika ada perubahan link


Jika wlan di R1
terputus
citraweb2014

05-361

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

05-362

Pastikan semua konfigurasi telah terpasang


dengan baik.
Back up konfigurasi
Beri nama eBGP-multi-gateway

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Algoritma Keputusan BGP

05-363

BGP hanya menggunakan satu jalur terbaik


ke tujuan tertentu
BGP selalu menginformasikan best path
nya ke neighbor
Beberapa atribut digunakan untuk
menentukan best path: weight, next-hop,
as-path, local- pref dll.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Urutan Prioritas

05-364

Next-hop validation
Highest WEIGHT (default 0)
Highest LOCAL-PREF (default 100)
AS-PATH yang lebih pendek
Locally originated path (aggregate, BGP network)
Lowest origin type (IGP,EGP,Incomplete)
Lowest MED (default 0)
Prefer eBGP over iBGP
Prefer the route with lowest router ID or
ORIGINATOR_ID
Shortest route reflection cluster (default 0)
Prefer the path that comes from the lowest neighbor
address
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

AS Path

Urutan AS yang dilewati sebuah paket


AS Path dapat dimanipulasi untuk
pengarahan trafik (prioritas) -> prepend
AS200

AS300

10.0.0.0/16

AS-Path: 200,100

AS400
05-365

AS-Path: 100

AS100

AS-Path: 300,200,100
citraweb2014

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

AS Path Prepend
172.16.0.0/24
AS-Path: 200,300

172.16.0.0/24
AS-Path: 100,300,300

AS200

AS100
citraweb2014

Prepend: 2

172.16.0.0/24
05-366

AS300

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 7: AS Path Prepend


Buatlah AS Path Prepend untuk mengatur
semua arah trafik searah jarum jam.
AS100

R1
R4
citraweb2014

R3

R2
05-367

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konfigurasi

05-368

Lihat di router, second route memiliki AS


Path dengan panjang 4
Contoh, di R1, untuk mencapai R2 melalui
jalur secondary, akan melewati 3 AS lain
(AS100, R4, R3), sehingga total menjadi 4.
Peer ke router searah jarum jam perlu
dilakukan prepend sebanyak 4, sehingga
nantinya menjadi 5.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Trafik Dari R2 ke R1
AS100

AS100,AS4, AS3, AS2

AS4, AS3, AS2

R1
R4

AS3, AS2

AS2
citraweb2014

R2

R3

AS2

05-369

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Trafik Dari R2 ke R1
AS100
AS100,AS4, AS3, AS2

AS4, AS3, AS2

R1
R4

AS3, AS2

AS2,AS2,AS2,AS2,AS2
BGP Prepend 4
citraweb2014

R2

R3

AS2

05-370

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Buat filter prepend

citraweb2014

05-371

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Pasang filter prepend untuk peer di arah


berlawanan jarum jam
l
l
l
l

05-372

R1 memasang prepend di peer ke R100


R2 memasang prepend di peer ke R1
R3 memasang prepend di peer ke R2
R4 memasang prepend di peer ke R3

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route List
Router Depan

Router 1

Router 2

05-373

Router 3

Router 4

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 8: Weight/AS Filtering

Router depan tidak melakukan prepend


apapun. Akibatnya ?
citraweb2014

R4

05-374

Trafic dari R4 ke R100 tetap langsung ke


10.10.10.100, tidak melalui R3, R2, R1.
Cara mengatasinya??
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Weight

Atribut yang hanya dapat digunakan dalam 1 router


Yang nilainya lebih tinggi menang (default 0)

Weight ditambahkan pada prefix menggunakan filter

citraweb2014

AS200

AS100

172.16.0.0/24
Weight=100
50

05-375

172.16.0.0/24
Weight=50
AS300

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

100

3-Sep-15

Weight
Di R4, kita bisa
menambahkan
weight untuk
prefix yang
diterima dari R3
(dengan origin
R100)

05-376

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

AS Path Filtering

Dapat digunakan untuk memilih prefix


berdasarkan AS Path
Dapat menggunakan regular expression
l
l
l
l

05-377

. - any single character


^ - start of the as-path
$ - end of the as-path
_ - matches comma, space, start and end
of as-path

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Contoh AS Path Filtering


AS Path : 400,100,1000,200,350,50
Yang berasal dari AS50
Yang melalui AS100
AS terakhir adalah 400

05-378

_,50$
_,100,_
^400,_

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route List R4
Setelah diberi atribut weight, dari R4 menuju
ke R100 akan melalui R3, R2, R1, karena
routing tersebut memiliki weight lebih besar
dari pada jalur R4 langsung ke R100.

05-379

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP: Aggregation

Untuk mengagregasi trafik, tidak semua


prefix diteruskan.
Prefix yang diagregasi harus berasal dari
satu BGP instance
AS100
192.168.1.0/24
AS400

AS300

AS200

192.168.0.0/16
192.168.2.0/24

05-380

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konfigurasi

05-381

Konfigurasi ini bisa dicoba pada R1 dan R4

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP: Stub Network

05-382

Single homed
l

Menggunakan private AS (>64511)

ISP hanya memberi default route

Tidak benar-benar memerlukan BGP

ISP yang akan mengadvertise network

Policy jaringan sama dengan ISP

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP: Stub Network

Multihomed (ke satu AS)


l
l

05-383

sama dengan kondisi single homed


BGP dapat digunakan untuk failover/load
balance

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Private AS Removal
Jika kita menggunakan private AS di network
kita, pastikan kita tidak meneruskan AS Path
yang mengandung private AS tersebut.
AS65000
192.168.1.0/24
AS400

citraweb2014

05-384

AS300

192.168.0.0/16
AS Path: 300

AS65001
192.168.2.0/24

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Private AS
Removal

05-385

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP: Non-Stub Network

05-386

Network berdiri sendiri (memiliki policy


tersendiri)
Membutuhkan IP Address dan ASN yang
didapat dari RIR
atau NIR
Dapat digunakan
untuk failover/
load balance/dll

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Pengamanan BGP Peer

05-387

Gunakan MD5 Auth


Terima hanya IP blok yang dimiliki oleh
peer. Contoh, ISP A memiliki IP Address
172.16.16.0/21.
Filter:172.16.16.0/21 prefix: 21-24 accept,
lainnya discard
Discard semua IP Bogon
Discard default route
Untuk IX, hanya terima prefix 24-8.
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Kuis

Dalam sebuah router MikroTik, bisakah


membuat dua buah BGP instances dengan
AS number yang sama?
Bagaimana cara BGP menghindari looping
routing?
Atribut manakah yang dikirimkan antar
router BGP?
Pilih: weight, as-path, next-hop, community
Jelaskan mekanisme Path Vector!
ya,

Menggunakan routing path vector

menambahkan path as yang dilaluinya.

05-388

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Mungkinkah menghubungkan 2 BGP


berbeda AS, dengan multihop=no dan
TTL=255 jika IP address kedua router
tersebut berbeda subnet?
Bagaimana cara membatasi jumlah prefix
yang dapat di advertise sebuah peer?

Tidak, dikarenakan status multihop nya NO, walaupun


TTL 255 (bisa melewati 255 HOP).

Set Max Prefix Limits pada tab peer.

05-389

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

MTCINE Training Class 2014

Interior BGP (iBGP)

05-390

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Internal BGP (iBGP)

05-391

Peering antar router dengan ASN yang


sama
Semua router dalam AS yang sama harus
saling peering, meskipun secara fisik tidak
harus saling terkoneksi (full mesh peering).

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

iBGP Peering
AS100

citraweb2014

iBGP membutuhkan full mesh peering.


05-392

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Karakteristik iBGP
R2

AS200

R3

iBGP
Mengadvertise
0/0

R4
iBGP

0/0
AS-Path: -Next-hop: R2

tidak
menerima
0/0

citraweb2014

05-393

Prefix diterima via iBGP tanpa AS Path


Prefix yang diterima via iBGP tidak
diteruskan ke peering iBGP lainnya

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Karakteristik eBGP & iBGP


citraweb2014

AS200
R1

AS100

R2

R3
iBGP

eBGP

0/0
AS-Path: 100
Next-hop: R1

R4
iBGP

0/0
AS-Path: 100
Next-hop: R1

tidak
menerima
0/0

Prefix dari R1 akan diteruskan oleh R2 ke R3:


l
l

05-394

0/0

tidak menambahkan AS Path


next-hop nya adalah R1, perlu diubah dengan
default-originate=force-self
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 9: iBGP
10.10.10.100/24
AS100

MEJA 1
KELOMPOK Y

WLAN1
ETHER2
10.Y.1.1/30

ETHER3
10.Y.1.2/30

MEJA 2
KELOMPOK Y

05-395

ETHER2
10.Y.2.1/30

WLAN1

ETHER3
10.Y.3.2/30

ASY000
ETHER3
10.Y.2.2/30
citraweb2014

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

MEJA 4
KELOMPOK Y

ETHER2
10.Y.3.1/30

MEJA 3
KELOMPOK Y

3-Sep-15

IP Address untuk Peering

Peering dengan menggunakan IP Address


yang ada di interface, menyebabkan
ketergantungan terhadap 1 link fisik.
l

05-396

Jika link tersebut putus, sulit untuk fail over


melalui link yang lain.
IP dan prefix tersebut juga akan invalid

Untuk peering antar router iBGP, sangat


disarankan untuk menggunakan IP
Loopback
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

IP Loopback

IP yang dipasang pada router dan tidak


tergantung pada salah satu interface fisik
l

IP Loopback dibutuhkan apabila kita


hendak menggunakan iBGP ataupun
multihop BGP.
l

05-397

di RouterOS bisa dilakukan dengan


memasang IP pada interface bridge yang
independen

Peering tetap dapat terhubung meskipun


salah satu interface down
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

IP Loopback

05-398

Melakukan peering eBGP menggunakan


Loopback address dapat mengurangi
resiko BGP terkena DOS attacks
Setting peer to loopback address can force
BGP to install ECMP route (for load
balancing)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

IP Loopback
ETHER1
192.168.0.1/24

ETHER2
192.168.2.1/24

BRIDGE1
172.16.0.1

ETHER3
192.168.4.1/24

05-399

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Alokasi IP Loopback /32


Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Meja 01

172.16.1.1

Meja 05

172.16.2.1

Meja 09

172.16.3.1

Meja 02

172.16.1.2

Meja 06

172.16.2.2

Meja 10

172.16.3.2

Meja 03

172.16.1.3

Meja 07

172.16.2.3

Meja 11

172.16.3.3

Meja 04

172.16.1.4

Meja 08

172.16.2.4

Meja 12

172.16.3.4

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Meja 13

172.16.4.1

Meja 17

172.16.5.1

Meja 21

172.16.6.1

Meja 14

172.16.4.2

Meja 18

172.16.5.2

Meja 22

172.16.6.2

Meja 15

172.16.4.3

Meja 19

172.16.5.3

Meja 23

172.16.6.3

Meja 16

172.16.4.4

Meja 20

172.16.5.4

Meja 24

172.16.6.4

IP Loopback dipasang di interface bridge-LO


05-400

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF dan iBGP

Untuk mendistribusikan IP Loopback


supaya bisa dikenali semua router,
gunakanlah OSPF
l

05-401

Lakukanlah OSPF :
R1 R2, R2 R3, R3 R4

Lakukan OSPF Filter untuk memastikan


prefix yang terkirim hanya IP Loopback
Lalu lakukan iBGP Peering :
R1 R2, R2 R3, R3 R4
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Buat IP Loopback

05-402

Buat interface bridge-LO

Tambahkan IP Loopback di bridge-LO

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Network (Kelompok 1)

R1

R3
05-403

R2

R4

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

OSPF Filter
Filter OSPF digunakan untuk memastikan
hanya IP Loopback yang terdistribusi via
OSPF

05-404

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route List R1

05-405

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Peer: Update Source

05-406

Secara default source IP Address yang digunakan


BGP untuk peering menggunakan IP yang ada di outinterface.
Karena BGP Peer akan dilakukan menggunakan IP
Loopback, source address diubah menggunakan IP di
interface Loopback

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Instance : Router ID

05-407

Jika kita menggunakan IP Loopback untuk


BGP, biasanya kita juga akan
menggunakan IP Loopback ini sebagai
Router ID

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Peer Configuration R1


/routing bgp peer
add hold-time=10s name=peer100
remote-address=10.10.10.100
remote-as=100
add name=peer-to-R2
default-originate=if-installed
remote-address=172.16.1.2
remote-as=1000
update-source=bridge-LO

05-408

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route List R1

05-409

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Periksa di R2 dan R3

05-410

R2 dan R3 mendapatkan default route yang


invalid, karena gateway unreachable

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Periksa di R2 dan R3

Untuk mengatasinya:
l
l
l

05-411

di R1, pada peer ke R2


di R4, pada peer ke R3
dibuat Nexthop-Choice = force self

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

05-412

Pastikan R2 dan R3 sudah memiliki default


route yang aktif
Lakukanlah back-up konfigurasi (tulis nama
file backup iBGP-non-mesh)

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Periksa prefix yg diterima


l
l
l
l

R1 tidak mendapatkan prefix R3 dan R4


R2 tidak mendapatkan prefix R4
R3 tidak mendapatkan prefix R1
R4 tidak mendapatkan prefix R1 dan R2
Ingat! Semua router dalam iBGP harus saling
melakukan peer secara mesh, karena iBGP
tidak melakukan re-advertise prefix yang juga
diterima dari iBGP.

05-413

Periksalah juga, AS Path yang melekat pada


prefix yang diterima dari iBGP
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

iBGP : Mesh!

05-414

Secara teoritis, semua router iBGP harus


saling melakukan peer, supaya semua
prefix bisa diterima oleh semua router
Untuk mempermudah proses routing,
lakukan force-self

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 10: Mesh iBGP Peer


10.10.10.100/24
AS100

MEJA 1
KELOMPOK Y

WLAN1
ETHER2
10.Y.1.1/30

ETHER3
10.Y.1.2/30

MEJA 2
KELOMPOK Y

05-415

ETHER2
10.Y.2.1/30

WLAN1

ETHER3
10.Y.3.2/30

ASY000
ETHER3
10.Y.2.2/30

citraweb2014

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

MEJA 4
KELOMPOK Y

ETHER2
10.Y.3.1/30

MEJA 3
KELOMPOK Y

3-Sep-15

BGP Peer R1 & R2

ROUTER 1

ROUTER 2

05-416

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Peer R3 & R4

ROUTER 3

ROUTER 4
05-417

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

iBGP vs eBGP
Dari R1 dan R4 ke R100 akan melalui wlan,
karena prefix 0/0 diperoleh via eBGP
(distance 20), sedangkan alternate route 0/0
via iBGP (distance 200)

05-418

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Local Preferences

05-419

Digunakan sebagai atribut untuk router


dengan AS yang sama untuk mengontrol
seleksi BGP Path, menentukan best path
untuk traffic outbound
Tidak dapat dikirimkan ke AS lainnya
Default local preferences: 100
Path yang memiliki nilai lebih besar
menang

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 11: Local Preferences


AS100
0/0
Local-Pref = 100

0/0
Local-Pref = 200

WLAN1

WLAN1

citraweb2014

MEJA 1

MEJA 4

ASY000

MEJA 2

MEJA 3

Buatlah agar trafik dari R1, R2, R3 ke R100 melalui R4 (wlan)


05-420

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konfigurasi R4

Membuat in-filter di R4 untuk peer ke R100

citraweb2014

05-421

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konfigurasi R4
citraweb2014

Memasang in-filter
di R4 pada
peer ke R100

05-422

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route List di R1
Sebelum ada local-pref

Sesudah ada local-pref

Hal yang sama akan juga mempengaruhi R2 dan R3


05-423

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Atribut BGP-MED

05-424

Multi Exit Discriminator atau Metric


petunjuk yang diberikan ke external
neighbor mengenai jalur inbound yang
diprioritaskan
Metric yang lebih kecil adalah prioritas
(Default: 0)
Pertukaran data MED antar 2 AS tidak
diteruskan ke AS lainnya
Akan diabaikan jika MED diterima dari AS
yang berbeda
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Contoh Implementasi MED


R4

med=10

R1
AS100

AS300
med=50
med=100
R2

citraweb2014

R3

AS200

R1, R2, dan R3 mengadvertise network yang sama (originate dari


AS200) ke R4 dengan nilai MED yang berbeda. Untuk memilih jalur
dari R4 ke network tersebut, R4 akan membandingkan nilai MED yang
didapat dari R2 dan R3. MED dari R4 akan diabaikan karena berasal
dari AS yang berbeda.
05-425

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 12: BGP - MED


AS100
Default
MED = 0

MED = 50

WLAN1

WLAN1

citraweb2014

MEJA 1

MEJA 4

ASY000

MEJA 2

MEJA 3

Buatlah agar trafik dari R100 ke R1, R2, R3, R4 melalui R4 (wlan)
05-426

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konfigurasi di R1

Membuat out-filter di R1 untuk peer ke R100


citraweb2014

05-427

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Konfigurasi di R1
Memasang
out-filter di R1
pada peer ke
R100

05-428

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

citraweb2014

3-Sep-15

Route List di R100


citraweb2014

Sebelum ada MED (default MED=0)

Setelah ada MED=50 dari R1

Dengan menggunakan MED, kita bisa menginformasikan


prioritas yang diinginkan untuk inbound traffic dari AS
tertentu (jika tersedia dua jalur ke AS tersebut tanpa
melalui AS lainnya)
05-429

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Ribet dengan Full Mesh?

Secara default, kita harus melakukan full


mesh untuk network iBGP.
Namun, jika jumlah router banyak, sulit
untuk melakukan full mesh.
Beberapa hal yang bisa dilakukan supaya
kita tidak perlu melakukan full mesh:
l
l

05-430

Route Reflect
Confederation

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Route Reflect

05-431

Digunakan untuk membagi network iBGP


menjadi beberapa cluster dan tidak perlu
melakukan full mesh ke semua router.
Mengurangi trafik komunikasi BGP, karena
jumlah peer berkurang
Mengurangi jumlah data per message,
karena hanya best path yang disampaikan

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Instance untuk RR

05-432

Konfigurasi client-to-client-reflection pada


Router reflector harus aktif.
Cluster-id bisa digunakan untuk menulis
identitas router, terutama kalau ada 2
reflector di dalam satu cluster, untuk
menghindari routing loop. Namun sangat
jarang digunakan dan biasanya diisi
dengan router-id.

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Topologi Route Reflect


RR CLIENT

RR CLIENT

ROUTE
REFLECTOR

ROUTE
REFLECTOR
RR CLIENT
RR CLIENT

RR CLIENT

citraweb2014

RR CLIENT
05-433

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Mekanisme RR

05-434

Reflector menerima prefix/path dari client


dan non-client
Melakukan pemilihan best path
Jika best path dari client, path tersebut
akan direfleksi ke client lainnya dan nonclient
Jika best path dari non-client, maka path
tersebut hanya akan direfleksikan ke client
Client dapat berbentuk mesh ataupun tidak
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Topologi RR

05-435

Network dibagi menjadi beberapa cluster


Harus ada paling tidak 1 reflector setiap
cluster
Reflector haruslah full mesh
1 client bisa tergabung dalam lebih dari 1
cluster

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 13: Route Reflect


AS100

MEJA 4

MEJA 1
WLAN1

WLAN1

ASY000

citraweb2014

MEJA 2

05-436

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

MEJA 3

3-Sep-15

LAB RR

Tidak melakukan full mesh:


l
l
l
l

R1 hanya peer ke R100 dan R2


R2 hanya peer ke R1 dan R3
R3 hanya peer ke R2 dan R4
R4 hanya peer ke R3 dan R100

R2 dan R3 menjadi Reflector


l

Aktifkan Client-toclient Reflection di BGP


Instance
Aktifkan Route-Reflect pada peer:

05-437

Dari R2 ke R1
Dari R3 ke R4
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Instance

Aktifkan Client
To Client Reflection

05-438

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Peer
Hanya pada peer
di:
R2 ke R1
R3 ke R4

citraweb2014

Pastikan R2 dan R3
mendapatkan default route
Pastikan R1 bisa terkoneksi ke
R4

Aktifkan Route Reflect

05-439

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP: Confederation

05-440

Digunakan untuk membagi sebuah AS


menjadi beberapa AS (melakukan eBGP di
jaringan iBGP).
Dari luar AS, tetap terlihat sebagai 1 AS
AS Path di dalam confederation ditulis
dengan tanda kurung : (1001,1002,1003)
Propagasi prefix seperti iBGP, next-hop
eBGP dipertahankan. Perlu melakukan
Nexthop-Choice : force-self
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Confederation

R9

AS200
R8

AS-Path: 300,100
R3

AS300

AS102

R4
citraweb2014

AS-Path: (102,103)
R1

AS101

R5

AS103
R6

R2

R9

AS500

AS400
05-441

R10

AS100

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

LAB 14: BGP Confederation


AS100

MEJA 4

MEJA 1
WLAN1

ASY001

WLAN1

ASY000

ASY002

ASY004

ASY003
citraweb2014

MEJA 2

05-442

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

MEJA 3

3-Sep-15

LAB : BGP Confederation

Tidak melakukan full mesh:


l
l
l
l

05-443

R1 hanya peer ke R100 dan R2


R2 hanya peer ke R1 dan R3
R3 hanya peer ke R2 dan R4
R4 hanya peer ke R3 dan R100

Untuk peering antar sub AS (confederation),


aktifkan multihop=yes, karena peering
dilakukan dengan IP Loopback
Pastikan dari R1 bisa ke R4, dan dari R2 dan
R3 bisa ke internet
Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Instance (Meja 1)


Masukkan sub AS

citraweb2014

Masukkan AS
Masukkan sub AS yang akan peer
05-444

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

BGP Peer (R1 ke R2)

citraweb2014

Masukkan sub AS
Gunakan force-self
Gunakan Multihop = yes

05-445

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Prefix dari R4 di R1
citraweb2014

05-446

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Prefix dari R3 di R100


citraweb2014

05-447

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Kuis

Pada iBGP, atribut apakah yang bisa


memprioritaskan jalur untuk inbound traffic?
Pada iBGP, atribut apakah yang bisa
memprioritaskan jalur untuk inbound traffic?
AS100 memiliki 2 jalur ke AS300. Satu jalur
terkoneksi langsung, dan satu jalur melalui
AS200. Bisakah kita menggunakan atribut
MED?
Gunakan MED

Gunakan local pref

outbound

Bisa,

05-448

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Kuis

Pada jaringan iBGP, setiap prefix melewati


sebuah router, maka router tersebut akan
menambahkan AS pada AS-Path.
(Benar/Salah)
Apa yang bisa dilakukan supaya jaringan
iBGP tidak perlu full mesh?
Apa saja perbedaan perilaku iBGP dan
eBGP?

Salah, pada default ibgp set tidak mengadvertise path Harus menggunakan confederation

menggunakan route-reflector atau confederation

05-449

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

Terima Kasih!
Jangan lupa follow :

@mikrotik_id

05-450

Mikrotik Indonesia http://www.mikrotik.co.id

3-Sep-15

S-ar putea să vă placă și