Sunteți pe pagina 1din 9

Sementara penyebab orang terjangkit penyakit kejiwaan, kata Adi, faktornya sangat

banyak, termasuk ekonomi, rumah tangga dan penanganan yang terlambat


sehingga menjadi akut.
"Tidak semua orang gila itu miskin. Sebab ada juga orang yang ekonomi
keluarganya cukup mapan tapi gila, dan ada orang yang kaya tapi gila "
tambahnya.
Program Jatim bebas pasung akan melibatkan tim khusus dari masing-masing
daerah yang bertugas melakukan pendekatan kepada keluarga untuk melepas
pasung penderita gangguan jiwa. Selanjutnya, penderita dirujuk ke Rumah Sakit
Jiwa Menur Surabaya untuk dilakukan penyembuhan yang meliputi penenangan,
stabilisasi dan rehabilitasi.

Data Orang Dipasung Harus Diupdate


2 April 2014, 10:55 WIB Berita 0 Komentar

Menuju Jatim bebas pemasungan


BERITA TERKAIT

61 Penderita Kejiwaan Hidup Dipasung

Target 2014, Jatim Provinsi Bebas Pasung

Jatim Kekurangan 42.000 Orang Perawat Kesehatan

Pasien Miskin Harus Beli Obat Sendiri

Penderita Gangguan Jiwa di Kediri Meningkat

Kasus Pasung Paling Banyak Wilayah Pedesaan Miskin


Jumlah orang mengidap gangguan kejiwaan dan harus hidup dalam pasungan di Jawa Timur
ternyata cukup banyak. Selain Dwi Purwaningsih di Kabupaten Ngawi, juga ada Tukimin (56)

warga Desa Poncol, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Jika Dwi Purwaningsih hidup
dalam pasungan 12 tahun, Tukimin jauh lebih lama lagi. Keluarga Tukimin mengaku memasung
anggota keluarganya ini sudah 26 tahun lamanya.
Di Jawa Timur penderita gangguan jiwa yang nasibnya berakhir seperti Tukimin dan Dwi
Purwaningsih terdeteksi dalam jumlah banyak. Dinas Kabupaten Magetan saja mencatat, 200
jiwa penduduknya mengidap gangguan jiwa. Dari jumlah itu 32 di antaranya harus dipasung.
Untuk itu Tahun 2014 Kabupaten Magetan menganggarkan Rp2 miliar untuk pengobatan warga
yang menderita gangguan jiwa.
Sementara itu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat sedikitnya 731 warga penderita
gangguan jiwa di 26 kabupaten/kota masih dipasung. Jumlah itu, kata Dirut Rumah Sakit Jiwa
Menur Surabaya, dr Adi Wirachjanto, tertinggi dibanding provinsi lain di Indonesia. Karena itu,
dibutuhkan program penanganan khusus sehingga Jawa Timur benar-benar bebas pasung.
Tingginya angka pemasungan di Jawa Timur disebabkan beberapa hal. Di antaranya, faktor
budaya yang menganggap penderita gangguan jiwa sebagai aib keluarga, faktor ekonomi,
keluarga tersebut tidak mampu mengobatkan. Karena itu pemasungan banyak terjadi di daerah
pedesaan kategori miskin seperti Ponorogo, Trenggalek, Magetan, Pacitan, Nganjuk, hingga
Bojonegoro.
Terkit dengan program unggulan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, yang menargetkan tahun
2014 Jawa Timur bebas dari orang dipasung, mulai awal Januari 2014 lalu sudah tidak ada lagi
pasien yang dipulangkan dari Rumah Sakit di Jatim karena tidak mampu membiayai
pengobatannya.
Menurut Gubernur yang lekat dengan panggilan Pakde Karwo itu, Padahal, memasung orang
tidak akan menyelesaikan masalah. Akibatnya, gangguan jiwa yang dialami malah akan semakin
akut dan sulit untuk disembuhkan. Untuk itu program unggulan Jawa Timur bebas pasung akan
melibatkan tim khusus dari masing-masing daerah yang bertugas melakukan pendekatan kepada
keluarga untuk melepas pasung penderita gangguan jiwa. Selanjutnya, penderita dirujuk ke
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya untuk dilakukan penyembuhan yang meliputi penenangan,
stabilisasi dan rehabilitasi.
Jumlah pasien gangguan jiwa yang dipasung sebenarnya terus menurun. Ini bisa dilihat dari terus
bertambahnya jumlah pasien rawat jalan yang ada di RSJ Menur. Dari data yang ada itu rawat
jalan bisa diartikan sebagai pasien gangguan jiwa tahap awal saja seperti stress, depresi yang
disertai susah tidur. Jiwa sudah masuk tahap gila bukan rawat jalan yang diberlakukan,
melainkan harus dirawat dengan obat dan ditangani oleh ahli jiwa.
Gubernur optimis bahwa Jawa Timur 2014 memang bebas dari pasung. Untuk menunjang
program ini sudah disiapkan anggaran khusus sebesar Rp15 miliar. Realisasi program ini sudah
pasti melibatkan pemerintah kabupaten/kota. Peran Pemerintah Provinsi adalah pada proses
perawatan pasien jiwa melalui Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya dan RSJ Lawang, Malang.

Program bebas pasung terdapat tiga poin. Yakni memebaskan dari pemasungan, mencegah
pemasungan, dan terakhir mencegah yang sudah dibebaskan dipasung kembali. Tahapan
pembebasan pasien jiwa yang dipasung akan dimulai dari injeksi obat di tempat masing-masing.
Injeksi obat itu akan dilakukan selama kurun waktu seminggu berturut-turut. Setelah itu, pasien
dibawa ke rumah sakit jiwa dan menjalani perawatan intensif selama seminggu. Menginjak
minggu kedua di rumah sakit, pasien akan menjalani rehabilitasi selama dua minggu. Minggu
keempat pasien akan menjalani stabilisasi. Setelah itu baru boleh pulang.
Setelah pulang, pasien jiwa tetap akan dipantau oleh kader kesehatan. Mereka akan diawasi
penanganannya oleh keluarga sampai kedisplinan minum obat. Realisasi program ini tidaklah
mudah. Apalagi, keluarga pasien biasanya khawatir pasien membahayakan lingkungan, keluarga,
dan diri sendiri. Selain itu, keluarga juga terkadang kasihan melihat pasien jiwa yang keluyuran
keluar. Karena itu perlu pendekatan kepada keluarga. Kadang malah ada keluarga yang tidak
mau melepas pasung.
Kendala lainnya adalah sulitnya mendisplinkan pemberian obat kepada pasien jiwa setelah
direhabilitasi. Apalagi pasien jiwa kategori berat seperti skizofrenia.
Orang dengan gangguan jiwa yang dipasung jumlahnya terus mengalami perubahan. Karena itu
data ini masih terus diupdate dan mengalami penambahan. Data terakhir yang diterima RSJ
Menur mencapai 841 orang dengan jumlah terbanyak ada di Kabupaten Ponorogo sebanyak 91
orang. (tim/berbagai sumber)

ACSTRACT: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013


PENGARUH TERAPI TOUGHT STOPPING TERHADAP
KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINA PADA PASIEN
SKIZOFRENIA
Retno Twistiandayani *, Amila Widati **
*) Universitas Gresik, Fakultas Ilmu Kesehatan, Jl. Arif Rahman Hakim No.2B Gresik,
601122 Email:
retnotwist@gmail.com
**) Universitas Gresik, Fakultas Ilmu Kesehatan, Jl. Arif Rahman Hakim No.2B Gresik
ABSTRAK
Masalah kesehatan jiwa atau gangguan jiwa masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia. Berdasarkan hasil
riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementrian Kesehatan pada tahun
2007, sedangkan prevalensi
gangguan jiwa berat yakni psikosis sekitar 0,46% dari jumlah penduduk Indonesia
sekitar 24.708.000 jiwa
Halusinasi merupakan Salah satu bentuk gangguan jiwa yang sering terjadi di
masyarakat . Kemampuan
mengontrol halusinasi merupakan kesanggupan (potensi) menguasai persepsi
sensori secara langsung, atau
merupakan hasil latihan atau praktek. Salah satu terapi yang digunakan untuk
penanganan halusinasi adalah
terapi thought stopping. Desain yang digunakan Quasi experimental pre-post test
with control group.
Penetapan sampel dengan purposive sampling sebanyak 30 pasien rawat jalan di
Poli Jiwa RS Kabupaten
Gresik. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen: terapi thought
stopping dan variabel
dependen: kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi. Pengumpulan data
dengan menggunakan lembar
observasi dan wawancara terstruktur. Analisa data dengan menggunakan Wilcoxon
Sign Rank Test dengan
p=0,000 dan taraf signifikansi level 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal
ini berarti bahwa terdapat
pengaruh terapi thought stopping terhadap kemampuan mengontrol halusinasi
pada pasien schizofrenia di Poli
Jiwa RS Kabupaten Gresik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan
bahwa terapi thought
stopping mampu meningkatkan kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien
skizofrenia. Perawat di Poli
Jiwa sebaiknya membuat implementasi asuhan keperawatan pasien halusinasi serta
mempunyai alat ukur untuk
menilai keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan sehingga dapat diketahui
kemampuan pasien dalam

mengontrol halusinasi.
Kata Kunci: Terapi thought stopping, Halusinasi, Penderita skizofrenia
240 Pengaruh Terapi Tought Stopping Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusina
Pada Pasien Skizofrenia
Retno Twistiandayani, Amila Widati
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013
Pendahuluan: perawatan tiap bulannya jumlahnya meningkat
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat 80-90%. Dari berbagai permasalahan
dan
emosional, psikologis, sosial dan perilaku penelitian terdahulu, belum pernah
(Videbeck, 2008). Dengan demikian kondisi menjelaskan pengaruh thought stopping
sehat jiwa dilihat secara holistik meliputi terhadap kemampuan pasien dalam
aspek emosional, psikologis, sosial dan mengontrol halusinasi, yang memberikan
perilaku yang dapat berfungsi sesuai tugas dan ketertarikan peneliti melakukan
penelitian
perannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada sejauh mana thought stopping dalam
pasien gangguan jiwa dengan kasus memberikan pengaruh terhadap kemampuan
Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan mengontrol halusinasi pada pasien
skizofrenia
persepsi sensori; halusinasi (Nasution 2003). di Poli Jiwa RS Kabupaten Gresik.
Penderita skizofrenia dengan disertai
halusinasi akan kesulitan dalam membedakan Methods:
antara rangsang yang timbul dari sumber Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif
internal seperti pikiran, perasaan, sensasi analitik deskriptif. Penelitian dilakukan di
Poli
somatik dengan impuls dan stimulus eksternal. Jiwa RS Kabupaten Gresik pada
bulan Januari
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien 2012. Lokasi ini diambil karena
sebagian besar
yang mengalami halusinasi adalah kehilangan masyarakat berobat kesana dan
merupakan
kontrol dirinya. Dimana pasien mengalami poli jiwa yang terbesar di Kabupaten
Gresik.
panik dan perilakunya dikendalikan oleh Populasi penelitian sebesar 86 pasien
halusinasinya. Dalam situasi ini pasien dapat skizofrenia yang berobat di Poli Jiwa
RS
melakukan bunuh diri (suicide), membunuh Kabupaten Gresik. Pengambilan subjek
orang lain (homicide), bahkan merusak menggunakan metode purposive sampling
lingkungan. Untuk memperkecil dampak yang sebesar 30 pasien. Kriteria subyek
penelitian
ditimbulkan, dibutuhkan penanganan sebagai berikut: pasien skizofrenia yang
halusinasi yang tepat (Hawari 2009, dikutip mengalami halusinasi pendengaran,
bersedia

dari Chaery 2009). Menurut Stuart and Laraia dilakukan penelitian, tidak mengalami
(2005) intervensi yang diberikan pada pasien gangguan komunikasi verbal dan
penurunan
halusinasi bertujuan menolong mereka kesadaran. Pengumpulan data dilakukan
meningkatkan kesadaran tentang gejala yang dengan observasi yaitu mengamati
secara
mereka alami dan mereka bisa membedakan langsung dan wawancara terstruktur
terhadap
halusinasi dengan dunia nyata dan mampu berbagai aktivitas subjek dalam
mengontrol
mengendalikan atau mengontrol halusinasi halusinasi sebelum dilakukan intervensi.
yang dialami. Thought stopping (penghentian Melakukan intervensi terapi thought
stopping
pikiran) merupakan salah satu contoh dari saat itu juga kepada pasien dan keluarga
dalam
teknik psikoterapi kognitif behavior yang mengontrol halusinasi selama 15 menit.
Pada
dapat digunakan untuk membantu klien minggu berikutnya pada saat pasien
control,
mengubah proses berpikir (Tang & DeRubeis, dilakukan observasi dan wawancara
terstruktur
1999). dalam kemampuan mengontrol halusinasinya.
Hasil penelitian Simon T.M tahun 2004 di RSJ. Analisis data yang digunakan adalah
analisa
DR. Radjiman Widyodiningrat Lawang kuantitatif dengan menggunakan Wilcoxon
didapatkan perubahan yang signifikan Sign Rank Test.
terhadap kemampuan mengenal realita pada
pasien halusinasi yang diberikan TAK Hasil:
stimulasi persepsi halusinasi. Pelayanan pasien Berdasarkan hasil penelitian,
didapatkan
skizofrenia yang mengalami halusinasi di Poli proporsi pengaruh kemampuan
mengontrol
Jiwa RS Kabupaten Gresik belum halusinasi sebelum dan sesudah dilakukan
dilaksanakan secara optimal dan hanya terapi thought stopping pada pasien
melakukan farmakoterapi saja. Berdasarkan skizofrenia.
survey awal, jumlah penderita gangguan jiwa
di Gresik semakin meningkat. Hasil rekam
medik pada 2011 lalu, sebanyak 10 sampai 20
pasien yang melakukan rawat jalan di Poli
Jiwa RS Kabupaten Gresik tiap bulannya. Kini,
sebanyak 20 sampai 30 pasien yang mendapat
Pengaruh Terapi Tought Stopping Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusina Pada
Pasien Skizofrenia 241
Retno Twistiandayani, Amila Widati

PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013


Tabel Kemampuan Mengontrol Halusinasi sendiri, stop!, saat mengalami
pemikiran
Sebelum dan Sesudah Intervensi pada bulan negatif berulang, tidak penting, dan
distorted.
Januari 2012 di Poli Jiwa RS Kabupaten Gresik Kemudian mengganti pikiran negatif
tersebut
dengan pikiran lain yang lebih positif dan
Kemampuan Sebelum Sesudah realistis. Dalam penelitian ini sering terjadi
Mengontrol Intervensi Intervensi
Halusinasi
kesulitan, karena kesulitan pasien untuk
N%N%
Baik 3 10 8 26,7
berkonsentrasi pada kegiatan terapi ini.
Cukup 12 40 22 73,3
Kurang 15 50 - - Conclusion:
Total 30 100 30 100 Terapi tought stopping memberikan pengaruh
Asymp. Sig. (2- yang bermakna terhadap kemampuan
tailed) = 0,00 mengontrol halusinasi pada pasien sizofrenia.
Diharapkan dapat meningkatkan pelaksanaan
Dari tabel di atas berdasarkan hasil analisis terapi thought stopping dengan
memperhatikan
statistik Uji Wilcoxon Signed Rank Test, indikasi klien yaitu klien yang sudah
kemampuan mengontrol halusinasi sebelum mendapatkan asuhan keperawatan
halusinasi
dan sesudah dilakukan intervensi thought serta membuat standar asuhan
keperawatan
stopping = 0,000 yang berarti bahwa ada dalam mengontrol halusinasi yang
tepat.
pengaruh terapi thought stopping terhadap Setelah pemberian terapi tetap
melaksanakan
kemampuan mengontrol halusinasi pada evaluasi dan follow up melalui jadwal
kegiatan
pasien skizofrenia. harian terhadap kemampuan pasien
mengontrol halusinasi.
Diskusi:
Pasien Skizofrenia yang mengalami halusinasi Daftar Pustaka:
sebelum dilakukan terapi thought stopping Brammer, L.M dan Everett L.S. (2001).
didapatkan kemampuan mengontrol halusinasi Therapeutic Psycology: Fundamental
separuhnya dalam kriteria kurang. Halusinasi Councelling and Psycoteray.
Englewood
pendengaran merupakan bentuk yang paling Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Ine.
sering dari gangguan persepsi pada klien Burns, D.D. (1998). Terapi Cognitif.

dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk Pendekatan Baru Bagi Penanganan


halusinasi ini bisa berupa suara suara bising Depresi (Alih Bahasa Santoso).
Jakarta:
atau mendengung. Tetapi paling sering berupa Erlangga.
kata kata yang tersusun dalam bentuk George R.I.R dan Cristiani, TS. (2001).
kalimat yang mempengaruhi tingkah laku Theory, Methods and Process Of
klien, sehingga klien menghasilkan respons Counceling and Psycoterapy. Englewood
tertentu seperti : bicara sendiri, bertengkar Cliffs. New Jersey: Prentice Hall.
atau respons lain yang membahayakan. Hawari (2009) Manajemen Stres, Cemas &
Kurangnya stimulus lingkungan juga akan Depresi. Jakarta: FKUI.
menjadi penyebab terjadinya halusinasi. Pada Lazarus & Post. (1978). Filedunder :
Psikologi
saat sebelum dilakukan terapi tought stopping, dan Jiwa creasoft @3:47pm April
pasien masih sering marah-marah karena larut 16,2002
dalam menuruti halusinasinya. Thought Stuart and Laraia. (2005). Principles and
stopping (penghentian pikiran) merupakan Practice of psychiatric nursing. Editon 8.
salah satu contoh dari teknik psikoterapi Misouri: Mosby, Years Book.
kognitif behaviour yang dapat digunakan Tang & DeRubeis. (1999). Sudden Gains in
untuk membantu klien mengubah proses Cognitive Therapy of Depression and
berpikir (Tang & DeRubeis, 1999). Setelah Depression Relapse/Recurrence. Journal
dilakukan terapi, pasien skizofrenia of Consulting and Clinical Psychology.
mengalami peningkatan kemampuan dalam 2007, Vol. 75, No. 3, 404 -408.
mengontrol halusinasinya, hampir seluruh Videbeck. (2008). Buku Ajar Keperawatan
responden bisa mengontrol halusinasi dengan Jiwa. Jakarta: EGC.
cara menghardik halusinasi, mengatakan stop
dan mengusir halusinasi tersebut. Dasar dari
teknik ini adalah secara sadar memerintah diri
242 Pengaruh Terapi Tought Stopping Terhadap Kemampuan Mengontrol Halusina
Pada Pasien Skizofrenia
Retno Twistiandayani, Amila Widati
Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang parah dan sulit ditangani.
Penderita skizofrenia tidak dapat disembuhkan secara total, dalam arti halusinasi
dan delusi tidak dapat hilang total, karena tanpa pengobatan yang terus-menerus
dan dukungan dari lingkungan, maka gejala-gejala skizofrenia dapat kembali
muncul saat individu berada dalam tekanan atau mengalami stres. Intervensi sejak
dini merupakan hal yang sangat penting dan bermanfaat dalam penanganan
skizofrenia demi mencegah perkembangan gangguan ke arah yang semakin parah.
Penanganan gangguan skizofrenia membutuhkan berbagai pendekatan selain
dengan obat-obatan, tetapi juga dengan terapi-terapi baik terapi individu,
kelompok (difokuskan pada keterampilan sosial, penyelesaian masalah, perubahan
pemikiran, dan keterampilan persiapan memasuki dunia kerja), maupun keluarga.
Hal ini menunjukkan bahwa kuat lemahnya dukungan sosial keluarga dan
penerimaan terhadap penderita berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan

skizofrenia. Semakin kuat dukungan sosial keluarga dan penerimaan terhadap


penderita memungkinkan semakin cepat tingkat kesembuhan skizofrenia.
Sebaliknya semakin lemah dukungan sosial keluarga dan penerimaan terhadap
penderita memungkinkan semakin lama tingkat kesembuhan skizofrenia.
Demikian juga halnya dengan kekambuhan skizofrenia, terkait dengan kuat
lemahnya penerimaan dan dukungan sosial keluarga.
Berdasarkan latar belakang di atas serta dasar pemikiran yang terdapat
didalamnya, maka rumusan masalahnya yaitu bagaimana penerimaan keluarga
terhadap kesembuhan skizofrenia di desa pengulu-sidayu-gresik.
Jenis penelitian ini mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Penelitian ini dilaksanakan di desa pengulu kecamatan sidayu kabupaten gresik.
Dengan mengambil 5 orang sebagai responden dan data pendukung dalam
penelitian ini diperoleh melalui wawancara, dokumentasi dan observasi
dilapangan. Kemudian data yang telah terkumpul berupa kata-kata dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
Dari hasil pembahasan dan penelitian dapat disimpulkan bahwa bahwa
keluarga di desa pengulu kecamatan sidayu kabupaten gresik yang memiliki
keluarga skizofrenia bisa menerima keadaan klien di dalam keluarga hal itu
karena keluarga memberikan kasih sayang, memberikan rasa aman dan
memperlakukan klien seperti yang lainya tapi sesuai dengan keterbatasanya

S-ar putea să vă placă și