Sunteți pe pagina 1din 4

PENCEGAHAN

Pencegahan hipertensi Haruslah diakui sangat sulit untuk mendeteksi dan mengobati
penderita hipertensi secara adekuat, harga obat-obat antihipertensi tidaklah murah, obat-obat
baru amat mahal, dan mempunyai banyak efek samping. Untuk alasan inilah pengobatan
hipertensi memang penting tetapi tidak lengkap tanpa dilakukan tindakan pencegahan untuk
menurunkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler akibat hipertensi. Pencegahan sebenarnya
merupakan bagian dari pengobatan hipertensi karena mampu memutus mata rantai
penatalaksanaan hipertensi dan komplikasinya.
Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua pendekatan :
i)

intervensi untuk menurunkan tekanan darah di populasi dengan tujuan


menggeser distribusi tekanan darah kea rah yang lebih rendah. Penurunan TDS
sebanyak 2 mmHg di populasi mampu menurunkan kematian akibat stroke,
PJK, dan sebabsebab lain masing-masing sebesar 6%, 4% dan 3%. Penurunan
TDS 3 mmHg ternyata dapat menurunkan kematian masingmasing sebesar 8%,
5% dan 4%.3
ii) strategi penurunan tekanan darah ditujukan pada mereka yang mempunyai

ii)

kecenderungan meningginya tekanan darah, kelompok masyarakat ini


termasuk mereka yang mengalami tekanan darah normal dalam kisaran yang
tinggi (TDS 130-139 mmHg atau TDD 85-89 mmHg), riwayat keluarga ada
yang menderita hipertensi, obsitas, tidak aktif secara fisik, atau banyak minum
alcohol dan garam.
Berbagai cara yang terbukti mampu untuk mencegah terjadinya hipertensi, yaitu

pengendalian berat badan


pengurangan asupan natrium kloride
Aktifitas alcohol
Pengendalian stress
Penghentian merokok dan pengurangan konsumsi kafein.

The 5-year primary prevention of hypertension meneliti berbagai faktor intervensi terdiri
dari pengurangan kalori, asupan natrium kloride dan alcohol serta peningkatan aktifitas fisik.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan berat badan sebesar 5,9 pounds berkaitan dengan
penurunan TDS dan TDD sebesar 1,3 mmHg dan 1,2 mmHg.(7) Penelitian yang mengikut
sertakan sebanyak 47.000 individu menunjukan perbedaan asupan sodium sebanyak 100
mmo1/hari berhubungan dengan perbedaan TDS sebesar 5 mmHg pada usia 15-19 tahun dan 10
mmHg pada usia 60-69 tahun.1
Meningginya TDS dan TDD, meningkatnya sirkulasi kadar kateholamin, cortisol,
vasopressin, endorphins, andaldosterone, dan penurunan ekskresi sodium di urine merupakan
respons dari rangsangan stress yang akut. Intervensi pemnegdalian stress seperti relaksasi,
meditasi dan biofeedback mampu mencegah dan mengobati hipertensi.2

1. Law MR, Frost CD, Wald NJ. By how much does dietary salt reduction lower blood
pressure? Analysis of observation data among population. Br Med J 1991;302:811-5.
2. Schnall PC, Pieper C, Schwartz JE, Karasek RA, Schussel Y, Devereux RB et al. The
relationship between job strains, workplace, diastolic blood pressure, and left
ventricular mass. JAMA 1990;263:1929-35.
3.

Natinal

Institutes

of

Health.

Primary

preventiob

of

hypertension.

U.S.

Departement of health and human services. 1993. Available from URL :


http:/www.nhlbi.nih.gov/health/prof/h eart/hbp/pphbp.htm

2.9 Komplikasi

2.9.1 Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab yang tersering menyebabkan kematian
pada pasien hipertensi. Penyakit jantung hipertensi merupakan hasil dari perubahan
struktur dan fungsi yang menyebabkan pembesaran jantung kiri disfungsi diastolik,
dan gagal jantung.

2.9.2 Otak
Hipertensi merupakan faktor risiko yang penting terhadap infark dan hemoragik
otak. Sekitar 85 % dari stroke karena infark dan sisanya karena hemoragik. Insiden
dari stroke meningkat secara progresif seiring dengan peningkatan tekanan darah,
khususnya pada usia > 65 tahun. Pengobatan pada hipertensi menurunkan insiden
baik stroke iskemik ataupun stroke hemorgik.

2.9.3 Ginjal
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis, penyebab yang sering terjadi pada
renal insufficiency. Pasien dengan hipertensif nefropati, tekanan darah harus 130/80
mmHg atau lebih rendah, khususnya ketika ada proteinuria.

8. Kasper, Braunwald, Fauci, et al. Harrisons principles of internal medicine 17 th


edition. New York: McGrawHill:2008

Epidemiologi
Data epidemiologi menunjukkan bahwa dengan meningkatnya populasi usia lanjut
maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga bertambah, di mana baik
hipertensi sistolik maupun kombinasi hipertensi sistolik dan diastolik sering timbul pada
lebih dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. Selain itu, laju pengendalian tekanan darah
yang dahulu terus meningkat dalam dekade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola
kurva mendatar) dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh
pasien hipertensi.

Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari negara maju. Data dari
The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa dari
tahun ke 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31% yang berarti
terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES
III tahun 1988-1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi.1

1. WHO.

Raised

Blood

http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/blood_pressure_prevalence_text/en/.
November 20, 2013

Pressure.
Accessed

S-ar putea să vă placă și