Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Sementara itu model Jepang dan Mexico merupakan dua model yang berbeda. Yang satu
didasarkan atas usahatani kecil-kecilan seperti di Indonesia, sedangkan yang terakhir
didasarkan perusahaan pertanian yang komersial yang sangat efesien dan jumlahnya tidak
banyak. Sebenarnya model Jepang merupakan model yang paling dekat dengan pertanian di
Indonesia, tepapi syarat yang dimintanya tidak mungkin dapat terpenuhi dalam jangka waktu
sekarang.
Pembangunan pertanian di Jepang berhasil karena disebabkan oleh banyak faktor seperti
1) dilakukan secara serempak antara sektor pertanian dan industri, 2) sektorsektor saling
membantu dan kemajuan yang dicapai sektor industri jauh lebih cepat dari sektor pertanian,
sehingga kenaikan tenaga kerja sektor pertanian semuanya dapat diserap oleh sektor idustri
dan, 3) tidak diinginkannya modal asing sehingga dana-dana pembangunan sebagian besar
disumbangkan oleh sektor pertanian dalam bentuk pajak tanah dan cukai yang berat. Jumlah
penduduk dan tenaga kerja yang terus berkembang dan terkendali secara absolut
menyebabkan dapat diadakannya tabungan dan investasi yang besar.
Keadaan tadi menyebabkan yang diminta oleh model Jepang tidak dapat dipenuhi oleh
negara Indonesia sehingga pembangunan pertaniannya mengalami kegagalan. Ini disebabkan
karena penduduk dan tenaga kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan dan pembangunan
sektor industri hampir tidak ada artinya untuk menyerap kelebihan tenaga kerja sektor pertanian.
Bahkan modal atau dana pembangunan pertanian banyak diperoleh dari dana bantuan luar negari,
baik berupa kridit, investasi modal asing maupun hadiah-hadiah.
4.3 Syarat Pembangunan Pertanian
Pada dasarnya keberhasilan suatu pembangunan pertanian diperlukan beberapa syarat
atau pra kondisi yang untuk tiap negara atau daerah sangat bervariasi. Pra kondisi itu meliputi
bidang-bidang teknis, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainnya. Di Jepang pra-kondisi
sebagaian besar berasal dari sektor pertanian sendiri berupa dana yang digunakan untuk
mengembangkan sektor industri, tetapi sektor industri secara simultan memproduksi saranasarana produksi serta alat-alat untuk meningkatkan produksi pertanian. Petani sangat tertarik
untuk menerapkan teknologi baru karena dapat meningkatkan produksi pertanian. Begitu juga
produksi hasil pertanian mendapat pasar yang cukup baik di perkotaan. Disisi lain pemerintah
juga melakukan perbaikan sarana dan prasarana pertanian seperti pembangunan irigasi, jalan
dan penyuluhan pertanian kepada petani mengenai berbagai penemuan teknologi baru.
A.T. Mosher dalam bukunya yang berjudul Getting Agriculture Moving, (1965) yang telah
diterjemahkan menganalisis syarat-sayarat pembangunan pertanian di banyak negara dan
mengolongkannya menjadi syarat mutlak dan sayarat pelancar pembangunan pertanian. Dalam
pembangunan pertanian ada lima syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya
pembangunan pertanian. Jika satu syarat tersebut tidak ada maka terhentilah pembangunan
pertanian atau pertanian dapat berjalan terus tetapi statis. Syarat mutlak pembangunan
pertanian menurut Mosher tersebut adalah:
jelas bahwa pengenalan teknologi baru akan selalu menimbulkan oposisi dari sekelompok
masyarakat yang merasa dirugikan oleh teknologi barn itu, yang kedudukannya terancam.
4.5 Menuju Teori Pembangunan Pertanian
Di Indonesia teori-teori pembangunan pertanian dibahas atas aspek-aspek ekonomi dari
pembangunan pertanian dan persoalan pertanian, pada umumnya ada empat sudut pandang:
1. Pandangan sektoral yaitu pertanian ditinjau sebagai suatu sektor ekonomi berhadapan
dengan seketor-sektor lain dalam perekonomian nasional.
sumberdaya
ekonomi
bila
tidak
diperhatikan
hubungannya
dengan