Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Anestesi
yang berjudul: Anestesi Lokal, makalah ini diajukan guna memenuhi syarat
kepaniteraan klinik Anestesi di RSU. Bhakti Yudha Depok.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan, khususnya kepada Dr.
ujang Sp. An selaku pembimbing.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan
kritik
dan
saran
yang
bersifat
membangun
demi
Penulis
PENDAHULUAN
Obat local anestesi atau yang sering disebut pemati rasa adalah
obat-obat yang menghambat hantaran saraf bila digunakan secara local
pada jaringan saraf dengan kadar yang cukup. Anastetika local atau zat-zat
penghalang rasa setempat adalah obat yang dalam penggunaan local
merintangi secara reversible penerusan impils-impuls saraf ke SSP dan
dengan demikian menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau
dingin.
Obat bius local mencegah pembentukan dan konduksi impuls saraf.
Tempat kerjanya terutama di selaput lender. Disamping itu anastesi local
mengganggu fungsi semua organ dimana terjadi konduksi atau transmisi dari
beberapa impuls. Artinya anastesi local mempunyai efek yang penting
terhadap SSP, ganglion otonom, cabang-cabang neuromuscular dan semua
jaringan otot.
Sejak tahun 1892 dikembangkan pembuatan anastetika local secara
sintesis dan yang pertama adalah Prokain dan Benzokain pada tahun 1905.
Yang disususl oleh banyak derivate lain seperti tetrakain, butakain, dan
cinchokain. Kemudian muncul anastetika modern seperti lidokain, (1947),
mevikain (1957), prilokain (1963), dan buvikain (1967).
tetrakain.
Senyawa-amida: lidokain dan prilokain, mevikain, dan buvikain,
Semua obat tersebut diatas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.
POTENSI
MULA
LAMA KERJA
KERJA
(infiltrasi,menit)
Cepat (fast)
45-60
TOKSISITAS
ESTER
Prokain
1 (rendah)
Kloropokain
Rendah
Sangat
(very rapid)
Tetrakain
rendah
8-16
Lambat
60-180
(tinggi)
(slow)
Lidokain
1-2
Cepat (rapid)
60-120
Sedang
Etidokain
(sedang)
Lambat
240-480
Sedang
Prilokain
60-120
Sedang
Mepivakain
1-8
Lambat
90-180
Tinggi
Bupivakain
(rendah)
Sedang
240-480
Rendah
Ropivakain
1-5
(moderate)
240-480
rendah
Levobupivakai
(sedang)
Lambat
240-480
Sedang
AMIDA
4 (tinggi)
Lambat
4 (tinggi)
INFILTRASI
BLOK
AR EPIDURAL SPINAL
SARA
IV
INTRATEKAL
F
ESTER
Prokain
Kloropokain
Tetrakain
AMIDA
Lidokain
Etidokain
Prilokain
Mepivakain
Bupivakain
Ropivakain
Levobupivakain
Farmakologi.
Secara kimiawi obat anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar,
yaitu golongan ester dan golongan amide. Perbedaan kimia ini direfleksikan
dalam perbedaan tempat metabolisme, dimana golongan ester terutama
dimetabolisme oleh enzim pseudo-kolinesterase di plasma sedangkan
golongan amide terutama melalui degradasi enzimatis di hati. Perbedaan ini
juga berkaitan dengan besarnya kemungkinan terjadinya alergi, dimana
golongan ester turunan dari
Agent
Clinical use
Ester-linked
Cocaine
150
Benzocaine
Topical
Procaine
unknown
Topical
800
1000
Tetracaine
Topical, spinal
Choroprocaine
800
Infiltation, block
1000
Amide-linked
Lidocaine
All
500
Prilocaine
Infil, block, epid
Mepivacaine
Infil, block, epid
Bupivacaine
Infil,block, epid,
Ropivacaine
Block, epidural
Etidocaine
Infil, block, epid
Infiltration,
spinal
100
400
500
600
300
500
175
250
250
300
400
Miscellaneous
Dibucaine
50
Spinal
Articaine
Infil, epidural
Obat anestesi lokal yang lazim dipakai di negara kita untuk golongan
ester adalah prokain, sedangkan golongan amide adalah lidokain dan
bupivakain. Secara garis besar ketiga obat ini dapat dibedakan sebagai
berikut :
Prokain
Lidokain
Bupivakain
- Golongan
ester
amide
- Mula kerja
2 menit
5 menit
- Lama kerja
2-4 jam
- Metabolisme
plasma
hepar
- Dosis maksimal
12 mg/kg
amide
15 menit
hepar
6 mg/kg
2 mg/kg
- Potensi
- Toksisitas
10
15
yang
merupakan
daerah
kaya
pembuluh
darah.
Stimulasi SSP pada tingkat kortek serebri dapat berupa gelisah, agitasi
hingga kejang. Tindakan untuk mengatasi penyulit ini adalah dengan
memberikan obat anti konvulsi, misalnya diazepam 0,2 mg/kg.bb atau
tiopental
Komplikasi lain yang kadang dapat terjadi adalah menggigil yang harus
diatasi dengan selimut hangat, pemberian oksigen dan bila perlu
dengan pemberian klorpromazin 10-25 mg atau petidin 10 mg.
trakea
sebelum
pemasangan
endotrakeal
tube
atau
pilihan
karena
relatif
aman,
efektif
dan
bersifat
yang
dihasilkan
juga
bergantung
posisi
Para ahli lainnya lebih suka mengunakan suntikan jet atau suntikan
intraligamental.
PROSEDUR ANESTESI INFILTRAT
1. Daerah bukal / labial / RA / RB
Masuknya jarum ke dalam mukosa 2-3 mm, ujung jarum berada pada
apeks dari gigi yang dicabut. Sebelum mendeponir anestetikum,
lakukan aspirasi untuk melihat apakah pembuluh darah tertusuk. Bila
sewaktu melakukan aspirasi dan terlihat darah masuk ke karpul, tarik
karpul. Buang darah yang berada di karpul dan lakukan penyuntikkan
pada lokasi lain yang berdekatan. Masukkan obat dengan perlahan
dan tidak boleh mendadak sebanyak 0,60 ml (1/3 karpul).
2. Daerah palatal / lingual
Masukkan jarum smpai menyentuh tulang. Masukkan obat perlahan
dan tidak boleh mendadak sebanyak 0,2 0,3 cc. Akan terlihat
mikosa daerah tersebut putih / pucat.
3. Daerah interdental papil
Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan obatnya
sebanya 0,2 0,3 cc. Akan terlihat mukosa daerah tersebut
memucat.
4. Anestesi intraligamen
Suntikkan intraligamen dilakukan ke dalam periodontal ligamen.
Suntikkan ini menjadi populer belakangan ini setelah adanya syringe
khusus untuk tujuan tersebut. Suntikkan intraligamen dapat dilakukan
dengan jarum dan syringe konvensional tetapi lebih baik dengan
syringe khusus karena lebih mudah memberikan tekanan yang
diperlukan untuk menyuntikkan ke dalam peiodontal ligamen.
3. Anestesi Blok :
a. Anestesi Spinal
Anestesi
spinal
adalah
anestesi
regional
dengan
tindakan
peningkatan
meliputi
neuropati,
tekanan
prior
intracranial.Kontraindikasi
spine
surgery,
relative
nyeripunggung,
fisik
dilakukan
meliputi
daerah
kulit
tempat
preoperasi
dapat
menenangkan
pasien.Dapat
KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah nyeri saat penyuntikan,
nyeri punggung, sakitkepala, retensiourin, meningitis ,cidera
pembuluh darah dan saraf, sertaanestesi spinal total.
b. Anestesi Epidural
epidural
anestesia
merupakan
salah
satu
bentuk
teknik
blok
obstetri,
analgesia
penanggulangan
post
operatif
dan
nyeri
untuk
kronis.
dan
selanjutnya
menuju
kearah
luar.
operasi.
Lumbal
epidural
memasukan
epidural
anestesia
dan
analgesia.
epidural
untuk
TEKNIK
penanganan
ANESTESI
nyeri.
EPIDURAL
drop.
Teknik loss of resistance lebih banyak dipilih oleh para klinisi. Jarum
epidural dimasukkan menembus jaringan subkutan dengan stilet masih
terpasang sampai mencapai ligamentum interspinosum yang ditandai
dengan meningkatnya resistensi jaringan. Kemudian stilet atau
introduser dilepaskan dan spuit gelas yang terisi 2 cc cairan
disambungkan ke jarum epidural tadi. Bila ujung jarum masih berada
pada ligamentum, suntikan secara lembut akan mengalami hambatan
dan sutikan tidak bisa dilakukan. Jarum kemudian ditusukan secara
perlahan milimeter demi milimeter sambil terus atau secara kontinyu
melakukan suntikan. Apabila ujung jarum telah mesuk ke ruang
epidural, secara tiba-tiba akan terasa adanya loss of resistance dan
injeksi
AKTIFASI
akan
mudah
dilakukan.
EPIDURAL
untuk
anestesi
epidural
relatif
lebih
banyak
bila
yang
telah
terpasang.
ANESTESI
EPIDURAL
short-
atau
long
acting
anestesi
atau
membutuhkan
kateter
epidural
dikerjakan
dalam
waktu
yang
tetap,
sebagai
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
terjadinya
sampai
setengah
dari
dosis
inisial.
menjadi
suatu
permasalahan.
Preparat
bisulfit
tersebut.
akumulasi dalam sistim hantaran jantung sehingga timbul refractory reentrant arrhythmias. Konsentrasi yang sangat encer dari bupivakain
(misal 0,0625%) sering dikombinasi dengan fentanil dan digunakan
untuk analgesia untuk persalinan dan nyeri pasca operasi.Senantiomer dari bupivakain : levobupivakain, tampaknya berefek
anestesi lokal pada konduksi saraf tetapi tidak menimbulkan efek
toksik secara sistemik. Ropivakain, kurang toksik dibandingkan
bupivakain, potensi, onset, durasi dan kualitas blok sama dengan
bupivakain.
KEGAGALAN
BLOK
EPIDURAL
Tidak seperti anestesi spinal, yang mana hasil akhirnya sangat jelas,
dan secara teknis tingkat keberhasilannya tinggi, anestesi epidural
sangat tergantung pada subyektifitas deteksi dari loss of resistance
(atau hanging drop). Juga, lebih bervariasinya anatomi dari ruang
epidural dan kurang terprediksinya penyebaran obat anestesi lokal,
karenanya membuat anestesia epidural kurang dapat diprediksi.
Kesalahan tempat penyuntikan obat anestesi lokal dapat terjadi dalam
sejumlah situasi. Pada beberapa dewasa muda, ligamentum spinalis
lembut dan perubahan resistensi yang baik tidak bisa dirasakan,
dengan kata lain kekeliruan dari loss of resistance tidak bisa dipungkiri.
Demikian
juga
bila
masuk
ke
muskulus
paraspinosus
dapat
tarikan
peritoneum.
Pada
keadaan
ini
diperlukan
pemberian
nervus
vagus
mengakibatkan
semua
hal
ini.
c. Anestesi Kaudal
Anestesi kaudal adalah bentuk anestesi epidural yang disuntikkan
melalui tempat yang berbeda yaitu kedalam kanalis sacralis melalui
hiatus sacralis.
Efek sampingnya adalah akibat dari efek depresi terhadap SSP
(susunan saraf pusat) dan efek kardiodepresifnya (menekan fungsi
jantung) dengan gejala penghambatan pernafasan dan sirkulasi
darah , dapat juga mengakibatkan hipersensitasi.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi kedua. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
dr.Gde Mangku, Sp.An. KIC., dr.Tjokorda Gde Agung Senapathi, Sp.An. Buku
ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi.
Farmako dan Terapi edisi 4 / www.medicastor.com
http://www.geoogle.co.id/anestetika
Prof. Drs. Moh. Apt. Farmasetika. Gajah Mada University Press
REFERAT
ANESTESI
LOKAL
Deabryna hehakaya
Minda wahyuningtias
11-2010-243
11-2009-145