Sunteți pe pagina 1din 15

HUKUM POISEUILLE

1. Tujuan Percobaan
1. Memeahami karakteristik aliran fluida
2. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter serta variable
yang berbeda-beda
2. Alat-alat percobaan
1. Tabung gelas yang panjangnya 80 cm
2. Statif untuk menjepit tabung agar bediri vertical
3. Gelas ukur
4. Stopwatch
5. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm3
6. Pipa karet
7. Spluit (alat suntik)
8. Larutan NaCl
3. Teori dasar
Mengingat sifat umum defek kekentalan, bahwa kecepatan fluida kental yang
mengalir melalui pipa yang tidak sama diseluruh titik penampang lintangnya. Lapisan
paling luar fluida melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa
menahan gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan ini menahan pula lapisan
berikutnya, begitu seterusnya. Asal kecepatan tidak terlalu besar, aliran akan laminar,
dengan kecepatan paling besar dibagian tengah pipa, lalu berangsur kecil sampai
menjadi nol pada dinding pipa.

Gambar 1.

(a) Gaya terhadap elemen silindris fluida kental,


(b) Distribusi kecepatan, (c) Pandangan dari ujung

Misalnya pada sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir
fluida yang viskositasnya secara laminar. Sebuah selinder kecil beradius r berada dalam
kesetimbangan (bergerak dengan kecepatan konstan) disebabkan gaya dorong yang timbul

akibat perbedaan tekanan natara ujung-ujung selinder itu serta gaya kekentalan yang
menahan pada permukaan luar. Gaya dorong ini adalah:
(p1 p2) r2
Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas, maka gaya kekentalan
adalah :
(p1 p2) r2= - x 2 x dv/dr
Dimana qqqqqqqqqq adalah gradient kecepatan pada jarak radial r dari sumbu. Tanda
(-) diberikan karena v berkurang bila r bertambah. Dengan menjabarkan gaya-gaya dan
mengintegrasikannyaakan diperoleh persamaan parabola. Panjang anak-anak panah
sebanding dengan kecepatan diposisi masing-masingnya. Gradien kecepatan untuk r
sembarang merupakan kemiringan garis lengkung ini yang diukur terhadap sebuah sumbu
vertical. Kita katakan bahwa aliran ini mempunyai profil kecepatan parabola.

Gambar 2.
Menghitung debit aliran Q melalui rumus Poiseuille dengan:
(a) panjang
(b) panjang
(c) panjang
(d) panjang

pipa
pipa
pipa
pipa

sama, tekanan berbeda


berbeda, tekanan sama
sama, viskositas berbeda
sama, diameter berbeda

Untuk menghitung dibit alirang Q, atau volume fluida yang melewati sembarang
penampang pipa persatuan waktu. Volume fluida dV yang mewlewati ujung-ujung unsure ini
waktu dt ialah v dA dt, dimana v adalah kecepatan pada radius r dan dA luas yang diarsir
sama dengan 2 r dr. Dengan mengambil rumus v dari persamaan (2) kemudian

mengintegrasikan seluruh elemen antara r = 0 dan r = R, membagi dengan dt, maka diperoleh
debit aliran Q sebagai berikut :

Q=

( p1 p 2 )
2 L

2 R

( R 2r 2 )
0

1
R4
r dr=(p1-p2)( 8 ( ) ( L

Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hokum
Poiseuille. Kecepatan aliran volume atau debit aliran berbanding terbalik dengan viskositas,
berbanding lurus dengan radius pipa pangkat empat.
Apabila kecepatan fluida yang mengalir dalam sebuagh pipa melampaui harga krisis
tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat fluida dan pada radius pipa), maka sifat aliran
menjadi sangat rumit. Didalam lapisan sangat tipis sekali yang besebelahan dengan dinding
pipa, disebut lapisan batas, aliran masih laminar. Kecepatan aliran didalam lapisan batas pada
dinding pipa adalah nol dan semakin bertambah besarsecara uniform didalama lapisan itu,
sifat-sifat lapisanbatas sangat penting sekali dalam menentukan tahanan terhadap aliran, dan
dalam menentukan perpindahan panas kea tau dari fluida yang sedang bergerak itu.
Diluar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Didalam fluida timbul arus
pusar setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran. Aliran semacam ini disebut aliran
tuberlen. Kombinasi ini dikenal sebagai bilangan Reynold, NR, dan didefinisikan sebagai:
NR =

vD

Dimana adalah rapat massa fluida, v adalah kecepatan aliran rat-rata, adalah
viskositas dan D adalah diameter pipa. Kecepatan rata-rata adalah kecepatan uniform melalui
penampang lintang yang menimbulkan kecepatan pengosongan yang sama. Bilangan Reynold
adalah besaran yang tidak berdimensi dan besar angkanya adalah sama setiap system satuan
tertentu. Tiap percobaan menunjukkan bahwa apabila bilangan Reynold lebih kecil dari kirakira 2000, aliran akan laminar dan lebih dari kira-kira 3000, aliran akan tuberlen. dalam
daerah transisi antara 2000 dan 3000, aliran tidak stabil dan dapat berubah dati laminer
menjadi tuberlen atau sebaliknya.
4. Prosedur percobaan
A. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda

1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara
vertical pada statif yang tersedia
2. Tutuplah kran pada kedua pipa yang panjang sama dengan ketinggian berbeda
kemudian isilah air sampai dengan batas yang telah ditentukan
3. Taruhlah gelas ukur pada ujung kedua pipa untung menampung air yang keluar
4. Hidupkan pompa air, buka kran pada kedua pipa dan tekan stopwatch selama 15
detik secara serentak dan bersama-sama..
5. Hitunglah volume air yang ditampung dalam kedua gelas ukur tersebut
6. Ulangi percobaan no. 4 dan 5 sebanyak 5 kali
B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda
1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara
vertical pada statif yang tersedia
2. Buatlah larutan NaCl (dianggap konsentrasinya 100%). Ukurlah massa jenisnya
dengan aerometer dan isikan pada table data
3. Isilah latutan NaCl 100% kedalam tabung sampai batas yang ditentukan
4. Taruhlah gelas ukur pada ujung pipa untuk menampung air yang keluar
5. Buka kran pada pipa sambil menekan stopwatch selama 25 menit secara serentak
dan bersama-sama
6. Hitunglah volume air yang ditampung dalam gelas ukur tersebut
7. Ulangi percobaan untuk larutan NaCl 100% sebanya 3 kali
8. Ulangi percobaan 2 sampai 7 untuk larutan NaCl 50%
C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa dan radus / jari-jari yang berbeda.
Caranya sama dengna bagian (A).

5. Tugas Laporan Akhir


a. Bandingkan debit aliran pada pipa I dan pipa II. Apa yang dapat saudara simpulkan
?
Jawab : Karena tekanan pada pipa 1 lebih besar dibandingkan pipa 2 maka debit
air yang dihasilkan menjadi lebih banyak pada pipa 1 dibandingkan pipa 2.
b. Hitunglah galat debit aliran pada pipa I dan pipa II untuk masing-masing
percobaan.
Jawab : Semakin tinggi tekanan, semakin tinggi debit air
c. Hitunglah bilangan Reynold (NR) pada masing-masing percobaan.
d. Buatlah grafik hubungan antara debit aliran terhadap tekanan.

Data percobaan K-1 : Hukum Poiseuille


Hari/tanggal :
Nama :
NIM :

Densitas aquadest
Densitas NaCl 100 %

Nama Partner :
NIM :
paq = 1000 ml/dl
pNa1 = 1086 ml/dl

Densitas NaCl 50%

pNa2 = 1052 ml/dl

A. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan tekanan berbeda
No.
1
2
3
4
5

Waktu (s)

Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
370
140
360
160
350
150
340
160

15
15
15
15
15
NR =

vD

Debit Aliran (ml/s)


Pipa I
Pipa II
24,6
9,3
24
10,6
23,3
10
22,6
24

NR =

1 x 10 x 1
0,01

NR = 1000

B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda
(i)
No.
1
2
3
4
5

Konsentrasi NaCl 100%


Waktu (s)

Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
120
120
120
120
120

15
15
15
15
15
NR =

vD

Debit Aliran (ml/s)


Pipa I
Pipa II
8
8
8
8
8
NR =

8 x 10 x 1
0,01

NR = 8000

(ii)
No.
1
2
3

Konsentrasi NaCl 50%


Waktu (s)
15
15
15

Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
100
100
100

Debit Aliran (ml/s)


Pipa I
Pipa II
6,7
6,7
6,7

4
5

15
15
NR =

100
100
vD

6,7
6,7
NR =

4 x 10 x 1
0,01

NR = 4000

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama
No.
1
2
3
4
5

Waktu (s)
15
15
15
15
15
NR =

vD

Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
380
260
320
290
380
280
310
290
400
300
NR =

Debit Aliran (ml/s)


Pipa I
Pipa II
25,3
17,3
21,3
19,3
25,3
18,67
20,7
19,3
26,7
20
1 x 10 x 1
0,01

NR = 1000
D. Mengitung debit untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda
No.

Waktu (s)

6,7
6,7
6,7
6,7
6,7

15
15
15
15
15

Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
350
350
200
360
180
320
180
300

Debit Aliran (ml/s)


Pipa I
Pipa II
16,6
23,3
13,3
24
12
21,3
12
20

Kesimpulan :
Hukum Poiseuille dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut

Tekanan

Panjang pipa : makin panjang pipanya maka makin kecil debitnya.

Viskositas

Diameter pipa : makin besar diameternya maka makin besar debitnya.

: makin besar tekanannya maka makin besar pula debitnya.

: makin besar visksitasnya maka makin kecil debitnya.

Pada percobaan diatas didapatkan bilangan Reynold air yaitu 1000 berarti alirannya akan
laminer. Pada NaCl 100% dan NaCl 50% didapatkan bilangan Reynold sebesar 8000 dan
4000 berarti alirannya adalah turbulen.

KESANGGUPAN KARDIOVASKULER

Tujuan Percobaan :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring


Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit.
Mengukur tekanan darah arteri brachialis selama perangsangan pada sub.2
Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah arteri brachialis
Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiporeaktor atau hiperreaktor
Melakukan percobaan naik turun bangku
Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara lambat dan cara cepat
Menilai indeks kesanggupan badan manusia berdasarkan sub.7.

1.
2.
3.
4.
5.

Alat yang diperlukan :


Sfigmanometer dan stetoskop
Ember kecil berisi es dan termometer kimia
Pengukur waktu (arloji)
Bangku setinggi 19 inchi
Metronom
Tata Kerja :
III.2.1 Tes Peninggian tekanan darah dengan pendinginan ( Cold pressure test )

1. Suruh o.p berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit


P.III.2.1 Mengapa o.p. harus berbaring selama 20 menit?
Jawaban : Agar aliran darah menjadi lebih stabil dan kerja jantung kembali seperti
normal.
2. Selama menunggu pasanglah manset spigmomanometer pada lengan kanan atas o.p.
3. Setelah o.p. berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai
terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal).
P.III.2.2 apa kontraindikasi untuk melakukan cold pressure test ?
Jawaban : Orang yang mengalami hipertensi, karena akan sangat berbahaya
efeknya yaitu kompensasi vasokonstriksi dari pembuluh darah yang akan
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
4. Tanpa membuka manset, suruhlah o.p. memasukkan tangan kirinya kedalam air es
(4oC) sampai pergelangan tangan.
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkan tekanan sistolik dan
diastoliknya.
P.III.2.3. Bagaimana cara supaya saudara dapat mengukur tekanan darah o.p.
dengan cepat?
P.III.2.4. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah o.p. selama pendinginan,
terangkan mekanismenya.

Jawaban

1. Dengan menggunakan cara palpasi


2. Terjadinya hiperreaksi dari jantung yang menyebabkan tekanan darah akan semakin
Pada saat dilakukan pendinginan terjadi vasokonstriksi darah yang nantinya
akan membutuhkan aliran dengan tekanan yang lebih tinggi agar darah tetap dapat
menyebar sampai ke ujung kapiler.
6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah o.p. selama pendinginan. Bila pada
pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 15 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 10 mmHg dari tekanan basal, maka o.p. termasuk golongan hiperreaktor.
Bila kenaikan tekanan darah o.p. masih dibawah angka-angka tersebut diatas, maka
o.p. termasuk golongan hiporeaktor?
7. Suruhlah o.p. segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan
sistolik dan diastolik setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.
8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada dtik
ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada
percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan
detik ke 60 pendinginan. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kkirinya dari es
dan tetapkan tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke
tekanan darah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukan
percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolik pada detik ke 30 dan detik
ke 60 pendinginan.

III.2.2. Percobaan naik turun bangku ( Harvard Step Test )


1. Suruhlah o.p. berdiri menghadap bangku setinggi 19 inchi sambil mendengarkan
deakan sebuah metronome dengan frekuensi 120 kali per menit.
2. Suruh o.p. menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu detakan
metronome.
3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan ke
bangku sehingga o.p. berdiri tegak diatas bangku.
4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan.
5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan sehingga o.p.
berdiri tegak lagi didepan bangku.

6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai o.p. tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari
5 menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan
stopwatch
7. Segera setelah itu, o.p. disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut
nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1-130, dari 2-230
dan dari 3-330.
8. Hitunglah indeks kesanggupan o.p serta berikan peniilainnya menurut 2 cara berikut
ini :
a. Cara lambat
Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) x 100
2 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30
Penilaian : < 55

= kesanggupan kurang

55-64

= kesanggupan sedang

65.79= kesanggupan cukup


80.89= kesanggupan baik
>90

= kesanggupan amat baik

b. Cara cepat
Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) x 100
5,5 x denyut nadi selama 30 pertama
Pertanyaan : hitung indeks kesanggupan badan seseorang dengan cara lambat
dan dengan cara cepat dengan data sebagai berikut :
Lama naik turun bangku : 3 menit
Denyut nadi : 1-130 : 58
2-230 : 48
3-330 : 46

Perhitungan cara lambat :

Indeks kesanggupan = lama naik turun bangku

100

2 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30


= ( 3 x 60) x 100
2 x ( 58 + 48 + 46 )
= 180 x 100
2 x 152
= 18000
304
= 59, 21

Dasar Teori
Tekanan darah pada pembuluh darah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor dasar
yang mempengaruhinya adalah cardiac output, total tahanan perifer pembuluh darah di
arteriola, volume darah, dan viskositas darah. Dengan faktor tersebut, tubuh kita melakukan
kontol agar tekanan darah menjadi normal dan stabil. Pengaturan pembuluh darah yang
bekerja dalam mengontrol tekanan darah yaitu pengaturan lokal, saraf dan hormonal.
Kontol lokal (intrinsik) adalah perubahan-perubahan di dalam suatu jaringan yang
mengubah jari-jari pembuluh, sehingga alirah darah ke jaringan tersebut berubah melalui efek
terhadap otot polos arteriol jaringan. Kontrol lokal sangat penting bagi otot rangka dan
jantung, yaitu jaringan-jaringan yang aktivitas metabolik dan kebutuhan akan pasokan
darahnya sangat bervariasi, dan bagi otak, yang aktivitas metabolic keseluruhannya dan
kebutuhan akan pasokan darah tetap konstan. Pengaruh-pengaruh lokal dapat bersifat
kimiawi atau fisik.
I.

Tes peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold-presor test)


Perubahan temperatur lingkungan menjadi dingin merupakan salah satu contoh
pengaruh fisik lokal pada otot, sehingga tekanan darah dapat berubah. Bila pada
pendinginan, tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 30 mmHg dibandingkan dengan tekanan basal, maka o.p tergolong

hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah o.p masih di bawah angka-angka tersebut,
o.p tergolong hiporeaktor.
II.

Percobaan naik turun bangku (Harvard Step Test)


Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh. Hal ini
mempengaruhi tekanan darah, dan termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi. Sebab
olahraga menyebabkan:
a.

Penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolism


menggunakan lebih banyak O2 untuk fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan
ATP.

b.
c.

Peningkatan CO2 sebagai produk sampingan fosforilasi oksidatif


Peningkatan asam lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan dari
peningkatan produksi CO2 akibat peningkatan aktivitas metabolic. Juga terjadi
penimbunan asam laktat apabila yang digunakan untuk menghasilkan ATP
adalah jalur glikolitik.

d.

Peningkatan K+ -- potensial aksi yang terjadi berulang-ulang dan mengalahkan


kemampuan pompa Na+ untuk mengembalikan gradient konsentrasi istirahat,
menyebabkan peningkatan K+ di cairan jaringan.

e.

Peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena meningkatnya


pembentukan partikel-partikel yang secara osmotis aktif.

f.

Pengeluaran

adenosin

sebagai

respon

terhadap

peningkatan

aktivitas

metabolism atau kekurangan O2, terutama di otot jantung.


g.

Pengeluaran prostaglandin.

Tekanan sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah
beraktivitas (misalnya : olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi
peningkatan aliran balik vena.
Efek aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk
mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini
menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena. Peningkatan aktivitas
otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke jantung.
Pada Harvard Step Test menggunakan parameter waktu lama kerja dan frekuensi
denyut nadi, Denyut nadi dapat diketahui dengan menghitung denyut arteri radialis,
suara detak jantung, atau dengan bantuan eleftrokardiogram. Dengan memakai kedua

factor tersebut dapat dihitung indeks kesanggupan badan, yang dibedakan antara
kesanggupan kurang sampai kesanggupan amat baik.

Hasil Praktikum
A. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold Pressure Test)
Nama o.p. : Dadi Wibisono
Saat berbaring terlentang 100/75 mmHg
Setelah 30 detik direndam air dingin 110/80 mmHg
Setelah 60 detik direndam air dingin 100/75 mmHg

B. Percobaan Naik Turun Bangku (Havard Step Test)


Nama o.p. : Firdaus Pratama
Lama naik turun bangku : 2 menit 36 dtk / 156 s
Denyut nadi : 1 130 : 50x/mnt
2 230 : 50x/mnt
3 330 : 48x/mnt

Perhitungan cara lambat :


Indeks kesanggupan = lama naik turun bangku

100

2 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30


156 x 100
2 x (50+50+48)
= 156 x 100
2 x 148
= 156000
296

= 53( Kesanggupan sedang )

Perhitungan cara cepat :


Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku

100

5,5 x denyut nadi selama 30 pertama


= ( 3 x 60) x 100
5,5 x 58
= 18000
319
= 56,42

Kesimpulan Hasil Praktikum


A. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold Pressure Test)
Pada pemeriksaan, tekanan darah OP meningkat
meningkat

mmHg pada tekanan sistol dan

mmHg menandakan bahwa OP merupakan golongan hiporreaktor.

B. Percobaan Naik Turun Bangku (Havard Step Test)


OP memiliki indeks kesanggupan 53 ( Kesanggupan sedang ).

S-ar putea să vă placă și