Sunteți pe pagina 1din 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari

Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel.
Rangkaian RLC ini merupakan simbol listrik yang digunakan untuk
menahan(resistansi), menyimpan(kapasitansi) dan induktansi(induktor) di setiap
komponen. Rangkaian ini juga akan membentuk sebuah osilator harmonik jika
disusun sesuai dengan desain dan secara otomatis beresonansi sehingga disebut
juga Rangkaian LC.
Perbedaan dari rangkaian rlc dengan rangkaian lc dapat kita lihat resistor
yang digunakan, dimana tiap-tiap osilasi yang timbul di papan sirkuit akan mati
dari waktu ke waktu bila tidak berjalan sesuai dengan sumber yang di hasilkan.
Permasalahan seperti ini biasanya dampak dari resistor yang biasa kita sebut
peredam. Resistansi yang berbeda dari setiap resistor tidak bisa di hilangkan di
papan sirkuit, apalagi resistor yang terdapat tidak dimasukan sebagai komponen.
Sirkuit LC merupakan salah satu hal ideal yang betul-betul cuma ada didalam
teori.
Contoh untuk rangkaian rlc yang dirangkai secara seri harus
menggunakan arus ac, nantinya arus listrik akan mendapatkan hambatan berupa
R, L dan C. Hambatan tersebut dinamakan dengan impedansi (Z). Impedansi
adalah kombinasi yang dirangkai secara vektor dari XL, XC dan XR yang
besarannya dapat diukur dengan satuan Z
1.2

Rumusan Masalah

1.2.1
1.2.2
1.2.3

Apakah yang dimaksud dengan rangkaian RLC?


Apa saja perbedaan nilai VL ; VC dan VR?
Bagaimanakah cara mengetahui perbedaan nilai XC ; XL dan R bila pada

1.2.4

saat input tegangan sama dengan frekuensi berbeda?


Bagaimanakah bentuk dari diagram phasor dari ke-3 komponen?

10

1.3

Tujuan

1.3.1
1.3.2
1.3.3

Untuk mengetahui pengertian dasar mengenai rangkaian RLC.


Untuk mengetahui perbedaan nilai VL ; VC dan VR.
Untuk mengetahui perbedaan nilai XC ; XL dan R bila pada saat input

1.3.4

tegangan sama dengan frekuensi berbeda.


Untuk mengetahui diagram phasor dari ke-3 komponen

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Rangkaian RLC


Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor,
dan kapasitor yang dihubungkan secara seri atau paralel. Dinamakan RLC
karena nama ini menjadi simbol listrik biasa untuk ketahanan, induktansi dan
kapasitansi masing-masing. Rangkaian ini akan beresonansi dengan suatu
cara yang sama yaitu sebagai Rangkaian LC, bersamaan dengan terbentuknya
osilator harmonik.
Pada tiap-tiap osilasi akan menyebabkan sirkuit menjadi mati dari
waktu-kewaktu apabila tidak seterusnya dijalani dgn sumber, hal inilah yang
menjadi perbedaan dan terlihat pada resistor. Reakasi ini yang disebut sebagai
redaman. Reaksi lainnya berupa resistensi pada sejumlah resistor tidak bisa
kita hindari disirkuit yg nyata, hal sama tetap akan terjadi walaupun tidak
dengan kekhususan tertentu kita memasukkannya sbg komponen. Jadi,
kenyataannya bahwa sirkuit LC murni itu merupakan sesuatu yang hanya
ideal apabila diterapkan secara teoritis.
Kombinasi elemen-elemen tersebut merupakan model yang cukup
akurat untuk berbagai komponen di dalam sebuah sistem telekomunikasi.
Sebagai contoh, model ini merepresentasikan satu bagian penting dari
perangkat penguat (amplifier) elektronik yang dijumpai pada setiap pesawat
penerima radio, dimana bagian ini memungkinkan amplifier memberikan
penguatan yang sangat besar ke sinyal-sinyal di dalam suatu kisaran (band)
frekuensi tertentu, dan memberikan penguatan hampir nol ke sinyal-sinyal di
luar pita tersebut.
Pada penggunaan arus AC untuk sebuah rangkaian RLC yang seri,
akan menyebabkan arus listrik dapat hambatan dari R, L & C. Impedansi (Z)
adalah nama dari hambatan yang terjadi tersebut. Bila ditelaah lebih lanjut,
penggabungan dengan cara vektor antara XR, XL dan XC itu yang disebut
dengan impedansi dan besarannya diketahui dengan satuan Z tersebut.
Dalam Rangkaian RLC terdapat 3 elemen penting yang bisa
dikombinasi dlm beberapa topologi yg beda-beda. Kombinasi ketiga elemen
tersebut bisa dengan cara paralel ataupun seri, karenanya disebut sebagai

rangkaian yang sederhana dlm konsepnya serta mudah sekali untuk


melakukan analisa terhadapnya.
o Karakteristik Rangkaian RLC :
1 Reaktansi kapasitif adalah hambatan semu pada kapasitor jika
dihubungkan dengan arus bolak-balik XC = 1/C .
2 Reaktansi induktif adalah hambatan semu pada induktor jika dihubungkan
dengan arus bolak-balik XL = L .
3 Impedansi adalah hambatan total dari resistor, induktor dan kapasitor yang
dihbungkan pada tegangan bolak-balik
Z = ( R + (XL - XC) )
4 Frekuensi resonansi terjadi, jika pada rangkaian terjadi XL = XC
f = (1/2) (1/LC)
2.2
A.
1

Perbedaan Vr, Vl dan Vc


Rangkaian seri
Dasar teori

Rangkaian RLC seri adalah rangkaian yang terdiri atas hambatan, inductor dan
kapasitor yang disusun secara seri pada gambar 6.26. kemudian rangkaian itu
dihubungkan pada arus AC (bolak-balik). Andaikan arus sesaatnya
maka akan diperoleh

Gambar 2.1 rangkaian RLC Seri

Penjelasan:
1. Pada komponen R, arus(i) sefase dengan tegangan(v),
2. Pada komponen L, tegangan(v) mendahului arus dengan beda fase

3. Dan pada komponen C,arus(i) mendahului tegangan(v) dengan beda fase

.
Pada rangkaian RLC seri, jika Vad = V, Vab = Vr, Vbc = Vl, dan Vcd = Vc
dengan memakai diagram fasor akan diperoleh V=Vr + Vl + Vc.
2

Hasil Praktikum
Vs

VRpot

Vl

Vc

Range

8V

0V

0,012V

0,007V

10

Tabel 2.1 hasil ukur tegangan RLC pada rangkaian seri


Rpot = 2,5 k ohm
B.
1

Rangkaian Paralel
Dasar Teori

Gambar 2.2 Rangkaian RLC Paralel


Pada gambar rangkaian diatas nilai dari Vsumber memiliki nilai
yang sama dengan nilai V resistor , V inductor dan V kapasitor dikarenakan
rangkaian itu disusun secara paralel.

VS = VR = VL = VC
2

Hasil praktikum

Vs
8V
2.3

VRpot
VL
Vc
Range
7,77 V
7,75 V
7,78 V
10
Tabel 2.2 hasil ukur tegangan RLC pada rangkaian paralel

Nilai XC ; XL, dan R saat input tegangan sama dengan frekuensi

berbeda.
A. Dasar Teori
1. Reaktansi Induktor (XL)
Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang
menyebabkan timbulnya potensial listrik secara proporsional
terhadap arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sifat ini disebut
sebagai induktansi sendiri.
Sedang apabila potensial listrik dalam suatu rangkaian ditimbulkan
oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut sebagai induktansi
bersama. Untuk menunjukkan apa yang terjadi pada arus bolak-balik
dalam rangkaian yang berisi induktor, perhatikan

Gambar 2.3 Tegangan EL mendahului arus IL sebesar 900

XL = 2 f L

Keterangan:
XL = reactance dalam ohms ( )
f = frequency dalam hertz (Hz)
L = inductance dalam henrys (H)
Rangkaian dalam Induktor

Gambar 2.4 rangkaian dalam induktor


Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari
bahan penghantar, biasanya kawat tembaga, digulung pada inti magnet
berupa udara atau bahan feromagnetik. Bahan inti yang mempunyai
permeabilitas magnet yang lebih tinggi dari udara meningkatkan medan
magnet dan menjaganya tetap dekat pada induktor,
sehingga meningkatkan induktansi induktor. Induktor frekuensi
rendah dibuat dengan menggunakan baja laminasi untuk menekan arus
eddy. Ferit lunak biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi
tingi, dikarenakan ferit tidak menyebabkan kerugian daya pada frekuensi
tinggi seperti pada inti besi.
2. Reaktansi Kapasitor (XC)
Pada bagian sebelumnya kita telah menganalisa rangkaian
yang berisi sumber AC dan sebuah kapasitor saja. Sekarang kita akan
menganalisa rangkaian yang terdiri dari sumber AC yang dirangkai
seri dengan resistor dan kapasitor (gambar 5).

Gambar 2.5 Rangkaian seri kapasitor resistor arus mendahului tegangan


sebesar 0 hingga 90 derajat
Rumus reaktansi kapasitor :

XC = reaktansi dalam ohms ( )


f = frekuensi dalam hertz (Hz)
C = Kapasitansi dalam farad (f)

B. Hasil Perhitungan
o Rangkaian Seri
Dalam rangkaian seri menentukan XC dan XL yaitu
menggunakan frekuensi 60 MHz dan 30 MHz.

F = 60 MHz

=452160

F = 30 MHz

o Rangkaian paralel
Dalam rangkaian paralel menentukan XC dan XL yaitu menggunakan
frekuensi 60 MHz dan 30 MHz.
F = 75 MHz

F = 80 MHz

2.4 Diagram Phasor


o Rangkaian Seri

Gambar 2.6 Diagram phasor rangkaian seri


o Rangkaian Paralel

Gambar 2.7 Diagram phasor rangkaian paralel

10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil yang kita dapatkan maka akan diperoleh :
1. Hasil tegangan total rangkaian seri didapat dengan penjumlahan antara
tegangan resistor, kapasitor dan induktor sementara tegangan total dari
rangkaian paralel di dapat yaitu memiliki nilai yang sama antara
tegangan resistor kapasitor dan inductor
2. Frekuensi resonansi didapat apabila reaktansi kapasitor (XC) memiliki
nilai yang sama dengan reaktansi inductor (XL)

11

DAFTAR PUSTAKA

http://elektronikadasar.info/rangkaian-rlc.htm
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/rangkaian-r-l-c-seri/
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/rangkaian-r-l-c-paralel/
https://books.google.co.id/books?
id=43UA9e3a2WQC&pg=PA198&lpg=PA198&dq=perbedaan+vc+vl+dan+vr+pa
da+rangkaian+seri+rlc&source=bl&ots=uuXnEjsr5x&sig=jaiHIFLfISK_WDoM
WRhfCytS_DE&hl=id&sa=X&ved=0CC4Q6AEwAmoVChMItYiam4WQxgIVh
qq8Ch2zQgCh#v=onepage&q=perbedaan%20vc%20vl%20dan%20vr%20pada
%20rangkaian%20seri%20rlc&f=false

12

S-ar putea să vă placă și