Sunteți pe pagina 1din 29

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA AN. AI DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI : SOL, NONCOMUNICATING HIDROCEPHALUS, EPILEPSI DAN RETARDASI MENTAL
DI RUANG PERAWATAN BEDAH SARAF KEMUNING LT. II
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun Oleh :

Mita Andriyani

220120150106

Melda Iskawati

220112150118

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXX


UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2015

LAPORAN KASUS An. AI


DI RUANG PERAWATAN BEDAH SARAF KEMUNING LT. II
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

1. PENGKAJIAN ANAK
1. Identitas klien
Nama

: An. AI

Tanggal Lahir

: 5 Maret 2004

Umur

: 11 tahun 9 bulan

Alamat

: Kp Geger RT 02 RW 03 Kel. Sukadarma Kec. Sukatani


Bekasi.

Agama

: Islam

Kultur

: Sunda

Diagnosa Medis

: SOL, non communicating hidrochepalus, epilepsi, dan


retardasi mental

Tgl. Dikaji

: 29 November 2015

Tgl. Masuk RS

: 17 November 2015

No. Medrec

: 0001304995

Nama Ayah/Ibu

: Tn. H / Ny. N

Pekerjaan ayah/ibu

: Wiraswasta / IRT

2. Keluhan utama
klien tidak bisa melihat

3. Riwayat kesehatan sekarang


Ayah klien mengatakan klien dibawa ke rumah sakit karena klien tidak bisa
melihat. Klien tidak bisa melihat sejak 5 bulan yang lalu. Menurut ayah klien,
klien tidak bisa melihat secara tiba-tiba, tanpa ada keluhan. Semenjak klien tidak
bisa melihat aktivitas sehari-hari klien menjadi terganggu. Klien menjadi lebih
ketergantungan kepada orang lain, mulai dari personal hygiene (mandi), makan,
dan berpakaian.

4. Riwayat kehamilan dan kelahiran


a. Prenatal :
Menurut pengakuan ibu klien selama kehamilan, ibu selalu memeriksakan
kehamilannya ke bidan. Nutrisi selama hamil menurut ibu klien tidak ada
masalah, makan 3-4x per hari dengan menu nasi, lauk pauk dan sayur.
b. Natal :
Klien lahir yang ditolong oleh bidan dengan prosesi kelahiran Spontan, BB
4300 gr, PB 50 cm. Sesaat setelah lahir klien langsung menangis kencang.
c. Post natal :
Menurut penuturan ibu klien, anak tidak pernah mengalami keluhan
pertumbuhan dan penyakit lain. ASI ekslusif dan susu formula (SGM).
Menurut ibu klien, imunisasi wajib semuanya diberikan kepada klien.

5.

Riwayat masa lalu


Ayah klien mengatakan klien sudah mengalami epilepsi sejak usia 8 bulan.
Klien rutin dibawa ke puskesmas dan rumah sakit untuk pengobatan epilepsi.
Awalnya klien tidak mengguakan obat-obatan apapun untuk menangangi
kejangnya. Namun seteleh berobat diberikan obat dan kejangnya berkurang
yang awalnya bisa setiap hari menjadi jarang.
Saat klien berusia 3 tahun muncul benjolan di daerah kepala sampai dahi dan di
bagian femoral. Awalnya benjolan terlihat kecil, namun lama kelamaan
benjolan semakin membesar. Usia 10 tahun klien dilakukan operasi
pengangkatan benjolan tersebut sebanyak 4x di rumah sakit yang sama (RSHS).
Selain mengidap tumor otak, menurut ayah klien An I telah dilakukan operasi di
RSHS pengangkatan benjolan pada kulit bagian kaki.

6. Riwayat keluarga
Ayah klien mengatakan di dalam keluarganya ada yang memiliki penyakit yang
sama dengan klien bibi klien, mengidap penyakit epilepsi.
Selain itu, An AI merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Namun,
keempat kakaknya meninggal karena mengalami demam yang tinggi.

7. Genogram

Keterangan:
: laki-laki

: perempuan

:meninggal

: klien

: penderita epilepsi

: tinggal serumah
8. Riwayat sosial
a. Sosial keluarga
Keluarga tampak kooperatif dengan perawat dan menerima keberadaan
perawat dengan terbuka. Keluarga juga mampu berkomunikasi dengan baik
dengan keluarga pasien lain. Menurut pengakuan ayah klien bahwa
keluarganya selalu bersosialisasi dengan masyarakat sekitar rumah dan
masyarakat desa dengan baik dan mengikuti kegiatan kemasyarakatan.

b. Psikologis keluarga
Keluarga klien sudah memasrahkan semua yang terjadi pada klien
pada Allah. Keluarga menganggap ini sebagai cobaan dari Allah dan tetap
berusaha melakukan sebisanya untuk kebaikan klien.
c. Spiritual
Ayah klien mengatakan percaya pada kebesaran Allah. Mengaku taat
beribadah dan selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya. Ayah klien
mengatakan semoga bisa melewati cobaan yang dihadapi dengan sabar.

9. Kebutuhan dasar
No.

Keutuhan Dasar Anak

Sebelum Masuk Rumah

Masuk Rumah Sakit

Sakit
1.

Pola Nutrisi :
a.

Makan :
Jenis makanan

Nasi, sayur, tahu, tempe,

Bubur, sayur, lauk pauk

lauk pauk, buah-buahan


Frekuensi

b.

3x/hari

3x/hari

Habis 1 porsi

porsi

Air putih ,

Air putih

Tidak terkaji

1000 ml

3-5x / hari

3-5x / hari

Warna

Kuning jernih

Kuning jernih

Jumlah

Tidak terkaji

Tidak terkaji

1x /hari

1x /hari

Kuning kecoklatan

Kuning kecoklatan

Minum :
Jenis
Jumlah

2.

Eliminasi
a.

BAK :
Frekuensi

b. BAB :
Frekuensi
Warna

konsistensi

3.

4.

lembek

Lembek

a. Kualitas

Tidur baik

Tidur baik

b. Kuantitas

8-9 jam (tidur malam)

8 jam (tidur malam)

1 jam (tidur siang)

Tidak tentu

Anak aktif bermain sesuai

Anak hanya terbaring di

tahap perkembangannya

tempat tidur, dan

Istirahat Tidur :

Aktivitas Bermain :

mendengarkan musik.
5.

Personal Hygiene :
Cara
Jumlah

Di mandikan orang tua

Di mandikan orang tua

2x/hari

2x/hari

10. . Pola Kebutuhan Dasar


- Pertumbuhan
BB = 34 kg TB= 134 cm
Tinggi badan normal sesuai usia menurut Needlman (1999, dalam Garna, 2005)
adalah sebagai berikut:
Untuk umur 2-12 tahun = [usia (th) x 6] + 77
= (11x 6) +77
= 143 cm
Dari hasil perhitungan, tinggi badan klien kurang ideal karena seharusnya klien
memiliki tinggi badan 143 cm
Perhitungan BB ideal BMI
= BB/(TB)2
= 34/(1,34) 2
= 34/1,8
= 18,9
Karena klien memilik BMI 18,9 maka BMI klien tergolong normal tergolong normal.
- Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan anak usia 11-18 tahun adalah 60-75 ml/KgBB
= 34 x 60 = 2040 ml
Kebutuhan cairan anak usia 11-18 tahun 60-75 ml/KgBB
= 34 x 75 = 2550 ml
Idealnya usia 11 dengan BB 34 kg, cairan yang seharusnya masuk yaitu antara

2,04 liter 2,55 liter/hari


- Kebutuhan Kalori
Berdasarkan kebutuhan kalori pada BB >20 Kg adalah 1500 + (bb 20) 20
Kcal
= 1500 + (BB-20)20 Kcal
= 1500 + 280
= 1780 Kkal
Jadi kebutuhan kalori anak 1780 kkal/BB
- Kebutuhan Energi
Kebutuhan kalori pada anak usia 11-18 tahun adalah 45-55Kcal/KgBB/hari, maka
Kebutuhan energi anak usia 11 tahun 45-55 Kcal/KgBB/hari,
= 45 x 34 KgBB
= 1530 Kcal
Kebutuhan energi anak usia 11 tahun 45-55 Kcal/KgBB/hari,
= 55 x 34 KgBB
= 1870 Kcal
Idealnya usia 11 dengan BB 34 kg, kebutuhan energi yaitu antara 1530 - 1870
Kcal/KgBB/hari
11. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : klien tampak sedikit lemah, kesadaran kompos mentis
2) Antropometri
PB : 134 cm

BB: 34 kg

3) TTV
N

: 72 x/menit

: 36,4 oC

RR

: 20 x/menit

A. Sistem pernafasan
-

Hidung

: Simetris, tidak adanya polip/sekret, rambut hidung bersih, tidak ada

nyeri dan tidak bengkak


-

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada tumor

Dada

: Dada kanan kiri simetris, tidak ada nyeri dan lesi, tidak ada suara

tambahan
B. Sistem kardiovaskuler
-

Inspeksi

: konjuntiva merah muda

Palpasi

: tidak terdapat massa, nadi 72 x/menit

Perkusi

: dulnes pada ICS II-IV

Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal

C. Sistem perncernaan
-

Mulut

: Mukosa lembab, terdapat benjolan kecil sekitar satu cm pada gusi

dekat gigi seri


-

Abdomen :
Inspeksi

: Datar lembut, tidak adanya lesi

Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan

Perkusi

: Timpani

Auskultasi : Bising usus 6x/menit

D. Sistem indra
1. Mata
Sklera tidak ikterik, Konjungtiva tidak anemis
2. Hidung
Pasien tidak ada sekret yang menghalangi penciuman, tidak ada polip
3.

Telinga
Telinga kotor, tidak ada lesi atau kemerahan.

E. Sistem muskuloskeletal
1. Kepala

: persebaran rambut merata, rambut berwarna hitam, terdapat bekas

jahitan pada kepala bagian frontal dan dekat pina sinistra


2. Kaki

: Tidak ada odema pada kedua kaki, terdapat bekas jahitan operasi

pada pada femur dextra, terdapat bekas luka pada tibia sinistra
3. Bahu

: Klien dapat menggerakan kedua bahu

4. Tangan

: Kedua tangan klien bisa digerakkan, tidak ada lesi di kedua tangan,

namun tangan terlihat kotor


F. Sistem integumen
1.

Rambut

: rambut tampak berminyak, rambut berwarna hitam.

2.

Kulit

: Kulit hitam, turgor kulit elastic, tidak edema, CRT<3 detik, terdapat
bintik kecoklatan di area muka.

3.

Kuku

: Kuku klien pendek dan bersih

G. Sistem Saraf
1) Fungsi serebral
Tanggal Pemeriksaan

30 November 2015

a. Status mental
- Tingkat kesadaran

Klien sadar,

- GCS

E4,M6,V5

- Gaya bicara

Klien lancar dalam berbicara namun


terkadang inkoheren

b. Fungsi intelektual
- Orientasi tempat

- Orientasi orang

c. Daya pikir
- Spontan, alamiah

- Kesulitan berfikir

- Halusinasi

d. Status emosional
- Alamiah dan datar

- Pemarah

- Cemas

- Apatis

2) Fungsi kranial
a. Nervus I (Olfactorius)
Tanggal

30 november 2015

Sensasi hidung kanan +


Sensasi hidung kiri

b. Nervus II (Optikus)
Tanggal

30

November

2015
Ketajaman penglihatan

Klien

tidak

Mata kanan Lapang pandang

Mata kiri

dapat

melihat

Melihat warna

objek

Ketajaman penglihatan

Klien

tidak

Lapang pandang

dapat

melihat

Melihat warna

objek

c. Nervus III (Okulomotorius)


Tanggal

30

November

2015

Mata kanan

Bentuk

Bulat, isokor

Besar pupil

Belum terkaji

Reflek cahaya +

Mata kiri

Bentuk

bulat, isokor

Besar pupil

Tidak terkaji

Reflek cahaya +

d. Nervus IV (Trochlearis)
Tanggal

30-11-15

Mata kanan

Pergerakan mata ke atas dan ke bawah

Mata kiri

Pergerakan mata ke atas dan ke bawah

e. Nervus V (Trigeminus)
Tanggal

30-11-2015

Membuka mulut

Klien

dapat

membuka
mulut
Mengunyah

Menggigit

Reflek kornea

Belum terkaji

Sensasi

nyeri Dahi

Dagu

Pipi kanan

pada wajah

Pipi kiri

f. Nervus VI (Abduscen)
Tanggal
Mata

30-11-15
Pergerakan mata lateral

kanan
Melihat kembar
Mata

Pergerakan mata lateral

kiri

g. Nervus VII (Fasial)


Tanggal

30-11-15

Mengerut dahi

Tersenyum

Mengangkat alis

Menutup mata

Rasa kecap 2/3 anteror lidah

Belum terkaji

h. Nervus VIII ( Vestibulochhoclearis)


Tanggal
Telinga
kanan
Telinga
kiri

30-11-2015
Suara bisikan

Detik arloji

Suara bisikan

Detik arloji

i. Nervus IX (Glossopharyngeus)
Tanggal

30-11-2015

Merasakan asam

Tidak terkaji

Merasakan asin

Tidak terkaji

j. Nervus X (Vagus)
Tanggal

30-11-2015

Menelan

Normal

Bicara

Normal

k. Nervus XI (Accesorius)
Tanggal

30-11-15

Mengangkat Kanan

bahu

Kiri

Mengangkat kepala

l. Nervus XII (Hypoglasus)


Tanggal

30-11-15

Menjulurkan lidah

Menggerakkan Ke kanan

lidah

Ke kiri

Tremor

+
-

1. Tingkat kesadaran (GCS)


E4V5M6
2. Aktivitas kejang : ada
3. Fungsi sensorik
- Reaksi terhadap nyeri : +

12. Pemeriksaan perkembangan


Menurut ayah klien, meskipun klien menderita epilepsi sejak usia 8 bulan, klien
tidak mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Karena
klien mengalami retardasi mental, orangtua klien tidak menyekolahkan klien di
sekolah formal. Ayah klien mengatakan klien hanyak belajar mengaji saja di
dekat rumah, sedangkan untuk belajar baca dan tulis klien belajar dari
ibu/ayahnya.

13. Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan pada tanggal 21 November 2015
Pemeriksaan

Hasil

Rujukan

Satuan

13

10.4 ~ 14.4

Detik

INR

1.17

0.83~1.16

APTT

32.6

20 ~ 40

Detik

Hemoglobin

13.5

11.5 ~ 15.5

g/dL

Hematokrit

37

35 ~ 45

Leukosit

8.400

4.500 13.500

/mm3

Eritrosit

4.60

4.88 6.16

Juta/UL

279.000

150000 - 450000

/mm3

MCV

81.3

77 95

fL

MCH

29.3

25 33

Pg

MCHC

36.1

31 37

AST (SGOT)

15

<51

U/L 37

ALT (SGPT)

<39

U/L 37

Ureum

19

15 50

mg/dL

0.48

0.39 0.73

mg/dL

GDS

83

<140

mg/dL

Natrium

138

135 145

mEq/L

Kalium

3.7

3.6 5.5

mEq/L

Klorida

101

98-108

mEq/L

Kalsium

4.7

4.7-5.2

Mg/dl

HEMATOLOGI
PT INR
Masa Prothrombin

Hemoglobin 8 Parameter

Trombosit
Index Eritrosit

Kimia Klinik

Kreatinin

Pemeriksaan CT Scan pada tanggal 30 Oktober 2015


Dengan hasil sebagai berikut :
Jaringan lunak ekstra calvaria masih memberikan bentuk dan densitas yang
normal. Tampak lesi hiperdens inhomogen dengan lesi isodens di bagian perifer batas
tegas tepi ireguler berukuran 4 x 4 x 5 cm yang mengobliterasi ventrikel lateralis
kiri yang mendesak dan menyempitkan ventrikel lateralis kanan terutama bagian
cornu anterior. Post kontras sanning memberikan enchacement homogen kuat pada
bagian tengahnya.
Sulci corticalis, fissura sylvii bilateral dan fissura inhemisfer masih dalam
batas normal. Bentuk dan posisi ventrikel lateralis kanan dan kiri tampak asimetris.
Ukuran ventrikel lateralis kanan dna kiri, ventrikel 3 dan 4 tampak melebar. Tampak
kalsifikasi multiple di daerah periventrikuler lateralis bilateral.
14. Terapi
Paracetamol 250 mg 3x1 tablet/hari per oral
Dexamethasone 0,5 gram 3x1/2 tablet per oral

15. Pengkajian Risiko Jatuh (Humpthy Dumpthy) 30 November 2015


Parameter

Umur

Jenis
Kelamin

Diagnosis

Faktor
Lingkungan

Kriteria

Nilai

< 3 tahun

3-7 tahun

7-13 tahun

13 tahun

Laki-laki

Perempuan

Kelainan Neurologi

Perubahan dalam oksigenasi (masalah sal.

Nafas, anemia), dehidrasi, anoreksi, sakit

kepala, sinkop/pusing)
Kelainan psikis/perilaku

Diagnosis lain

Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi

anak

Skor

Pasien menggunakan alat bantu atau tempat

tidur bayi/pencahayaan
Pasien berada di tempat tidur

Rawat jalan

Respon

Dalam 24 jam

Terhadap

Dalam 48 jam

Operasi/obat 48 jam/tidak ada

penenang/
efek anestesi
Bermacam-macam obat digunakan: obat

sedative (diluar pasien ICU yang sedang


mengalami sedasi dan paralisis), hipnotik,
Penggunaan
Obat

barbiturat, fenotiazin, antidepresan, laksatif,

diuretik, narkotik
Salah satu pengobatan diatas

Pengobatan lain/tidak ada

Gangguan

Tidak sadar terhadap keterbatasan

kognitif

Lupa keterbatasan

Mengetahui kemampuan diri

Skor 7-11 :

Skor minimal : 7

resiko rendah
untuk jatuh
Skor 11:
resiko tinggi
untuk jatuh

Skor Maksimal : 23
15

16. ANALISA DATA


NO
1

DATA
DO :

ETIOLOGI

MASALAH

Tumor di otak

Resiko injuri

- Klien tidak bisa melihat


objek

Mendesak ruang TIK

- Klien tidak dapat duduk


dan berdiri dalam waktu

TIK meningkat

yang lama
- Hasil

pengkajian

Humpthy
adalah

Tidak ada kompensasi

Dumpthy
resiko

jatuh

Statis vena serebral

tinggi
DS :
-

Menurut keluarga klien

Obstruksi sistem cerebral, obstruksi


drainage vena retina

tidak bisa melihat sejak


5 bulan yang lalu
-

Menurut
klien

ayah

sering

klien,
merasa

pusing jika duduk dalam


waktu

yang

lama

sehingga

ketika

berjalanpun

harus

Papil edema

Kompresi saraf optikus (N III/IV)

Resiko jatuh (injuri)

didampingi
-

Menurut kelurga klien,


selama

di

rawat

RSHS

klien

di

pernah

mengalami kejang
2.

DO :
-

Klien

Kerusakan fungsi otak


tidak

dapat

melihat objek
-

Mengalami kelemahan

Penurunan fungsi intelektual secara


umum

pada tangan kanan


perkembangan

Gangguan aktivitas
fisik dan
ketergantungan
sekunder

DS :
-

Menurut

keluarga

fungsi intelektual menurun

klein, semua perawatan


diri klien seperti mandi,

gangguan aktivitas fisik dan

buang air kecil, buang

ketergantungan

air besar dibantu oleh


keluarga
-

Menurut ayah klien, An


AI masih bisa makan
sendiri dengan sedikit
bantuan

Ayah klien mengatakan


tingkat

kemampuan

dalam aktivitas seharihari minimal daripada


anak sesuaianya klien
(klien lebih sering di
kamar

tidur,

segala

kebutuhan akan dirinya


perlu disiapkan oleh
keluarga klien)
3.

DS :
-

Tumor otak

Menurut
klien,

keluarga
klien

sudah

mengalami

gangguan

penglihatan

kurang

lebih 5 bulan yang lalu


-

Keluarga

Kerusakan pada fungsi otak

Penuruan fungsi intelektual secara


umum

mengatakan

klien

mengalami

kelemahan pada tangan


kanannya,
klien

Gangguan

terkadang

tidak

dapat

Mempengaruhi perkembangan
klien yakni fungsi intelektualitas
menurun

Perkembangan

bertahan lama berdiri


sendiri

sehingga

aktivitas klien banyak


di tempat tidur
-

Menurut

ayah klien,

karena penyakit yang


diderita klien, An AI
tidak sekolah sehingga
klien hanya belajar di
rumah
DO :
-

saat

dilakukan

pengkajian konsentrasi
dan

berhitung

klien

sulit fokus dan hanya


dapat menghitung dari
1-10
-

Gangguan perkembangan

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko injuri berhubungan dengan gangguan penglihatan (kompresi saraf optikus) dan
kejang ditandai dengan
DO :
- Klien tidak bisa melihat objek
- Klien tidak dapat duduk dan berdiri dalam waktu yang lama
- Hasil pengkajian Humpthy Dumpthy adalah resiko jatuh tinggi
DS :
-

Menurut keluarga klien tidak bisa melihat sejak 5 bulan yang lalu

Menurut ayah klien, klien sering merasa pusing jika duduk dalam waktu yang lama
sehingga ketika berjalanpun harus didampingi

Menurut kelurga klien, selama di rawat di RSHS klien pernah mengalami kejang

2. Gangguan perkembangan berhubungan dengan atrofi hemisfer kiri (disfungsi otak)


Ditandai dengan:
DO :
- Klien tidak dapat melihat objek
- Mengalami kelemahan pada tangan kanan
DS :
-

Menurut keluarga klein, semua perawatan diri klien seperti mandi, buang air
kecil, buang air besar dibantu oleh keluarga

Menurut ayah klien, An AI masih bisa makan sendiri dengan sedikit bantuan

Ayah klien mengatakan tingkat kemampuan dalam aktivitas sehari-hari minimal


daripada anak sesuaianya klien (klien lebih sering di kamar tidur, segala
kebutuhan akan dirinya perlu disiapkan oleh keluarga klien)

3. Gangguan aktivitas fisik dan ketergantungan sekunder berhubungan dengan disfungsi


otak ditandai dengan
DS :
-

Menurut keluarga klien, klien sudah mengalami gangguan penglihatan kurang


lebih 5 bulan yang lalu

Keluarga mengatakan klien mengalami kelemahan pada tangan kanannya,


terkadang klien tidak dapat bertahan lama berdiri sendiri sehingga aktivitas klien
banyak di tempat tidur

Menurut ayah klien, karena penyakit yang diderita klien, An AI tidak sekolah
sehingga klien hanya belajar di rumah

DO :
-

saat dilakukan pengkajian konsentrasi dan berhitung klien sulit fokus dan hanya
dapat menghitung dari 1-10

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


PERENCANAAN

NO

DIAGNOSA

DX

KEPERAWATAN

TUJUAN

1.

Resiko injuri berhubungan


dengan
gangguan
penglihatan (kompresi saraf
optikus) dan kejang ditandai
dengan:
DO :
- Klien tidak bisa melihat
objek
- Klien tidak dapat duduk
dan berdiri dalam waktu
yang lama
- Hasil
pengkajian
Humpthy
Dumpthy
adalah
resiko
jatuh
tinggi
DS :
- Menurut keluarga klien
tidak bisa melihat sejak
5 bulan yang lalu
- Menurut ayah klien,
klien sering merasa
pusing jika duduk dalam
waktu
yang
lama

Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan
klien
tidak
mengalami
injury dengan
kriteria hasil:
- Pernyataan
pemahaman
faktor yang terlibat dalam
kemungkinan cedera.
- Menunjukkan perilaku ,
gaya
hidup
untuk
menurunkan faktor resiko
dan melindungi dari cedera
- Mengubah
lingkungan
sesuai
indikasi
untuk
meningkatkatkan
keamanan

INTERVENSI
1. Monitor tanda-tanda kejang

RASIONAL
Mengetahui saat terjadinya kejang
untuk antisipasi

2. Persiapkan lingkungan yang

Anak berusia dibawah 12 tahun

aman seperti batasan ranjang

berisiko

, papan pengaman

pemasangan

jatuh

sehingga

railbed

akan

menurunkan terjadinya cedera


3. Jauhkan benda-benda yang
dapat melukai klien

Menjauhkan

benda-benda

yang

tajam akan meminimalisir terjadi


cedera karena anak mempunya
gangguan penglihatan

4. Berikan obat phenytoin


sesuai instruksi dokter

Phenytoin adalah Antikonvulsan


yaitu sebagai terapi konservatif
yang akan menurunkan aktivitas
kejangnya sehingga meminimalisir
terjadinya cedera akibat kejang.

NO

DIAGNOSA

DX

KEPERAWATAN

2.

PERENCANAAN
TUJUAN

INTERVENSI

RASIONAL

sehingga
ketika
berjalanpun
harus
didampingi
Menurut kelurga klien,
selama di rawat di RSHS
klien pernah mengalami
kejang

Gangguan perkembangan
berhubungan dengan atrofi
hemisfer kiri (disfungsi
otak) ditandai dengan:
- Klien
tidak
dapat
melihat objek
- Mengalami kelemahan
pada tangan kanan

Setelah

dilakukan

tindakan 1. Monitor tingkat pertumbuhan

Pada dasarnya pertumbuhan dan

keperawatan selama 2x 24 jam

dan perkembangan anak pada perkembangan

memperlihatkan perkembangan

area fungsi motorik kasar dan bergantung pada sensitivitas suatu

(personal

halus

sosial,

bahasa,

individu

organ dalam fase cepat seperti

kognitif) seoptimal mungkin

fungsi biologis, gizi, dan faktor

sesuai kelompok usianya.

lingkungan serta pola asuh, asah,

Kriteria hasil:

DS :
- Menurut keluarga klein, semua perawatan diri
klien seperti mandi,
buang air kecil, buang air besar dibantu oleh
keluarga
- Menurut ayah klien, An
AI masih bisa makan

Perilaku sangat ingin tahu


dan lebih memungkinkan
2. Diskusikan
dan
ajarkan
kegiatan secara mandiri
keluarga
dan
pengasuh
Belajar dengan kata-kata
tentang
tugas-tugas
melalui perabaan bahasa
perkembangan sesuai dengan
Keluarga
mampu
kelompok
usia
dan
melakukan
stimulan
stimulasinya
terhadap
tugas-tugas

dan asih dapat menilai tingkat


kenormalan fisik individu yang
sesuai dengan usianya.
Anak harus lebih diberlakukan
sebagai pribadi anak yang aktif
yang perlu dirangsang atau
distimulasi untuk menghadapi dan
mampu mengatasi masalah melalui
interaksi dan komunikasi antara

NO

DIAGNOSA

DX

KEPERAWATAN

sendiri dengan sedikit


bantuan
Ayah klien mengatakan
tingkat
kemampuan
dalam aktivitas seharihari minimal daripada
anak sesuaianya klien
(klien lebih sering di
kamar tidur, segala
kebutuhan akan dirinya
perlu disiapkan oleh
keluarga klien)

PERENCANAAN
TUJUAN

INTERVENSI

perkembangan anak
3. Ajarkan dan beri kesempatan
pada anak untuk memenuhi
tugas perkembangan sesuai
dengan kelompok seusianya

4. Ajarkan
dan
tingkatkan
perkembangan
kata-kata
dengan pengulangan katakata yang dipergunakan anak

5. Berikan
waktu
bermain
dengan anak sebaya
6. Kolaborasi
rehabilitasi
audiologi

RASIONAL
orang tua dan klien
Tindakan pemberian stimulasi
untuk ungkapkan rasa kasih
sayang yang dilakukan secara
bertahap dan berkelanjutan yang
dimulai dari tahap yang sudah
dicapai oleh anak dengan wajar
atau tanpa paksaan serta beri
pujian bila hal yang dilakukan itu
mencapai keberhasilan
Stimulasi pendengaran dengan
memanggil
nama
anak,
mengulangi
kata-kata
yang
diucapkan dengan jelas, dengan
menyebutkan anggota badan atau
melalui latihan mengingat dapat
memori sel otak anak
Memenuhi tingkat perkembangan
naka pada masa sekolah

Latihan
berbicara
dapat
dengan
merangsang otot-otot berbicara
medis
dan
dan memori sel otak, sekaligus
memberikan pelajaran pada orang
tua tentang cara menstimulasi
anaknya.
Audiologi
dapat

NO

DIAGNOSA

DX

KEPERAWATAN

3.

PERENCANAAN
TUJUAN

INTERVENSI

Gangguan aktivitas fisik dan Dalam waktu 2 x 24 jam 1. Monitor tingkat pertumbuhan
ketergantungan
sekunder aktivitas fisik dan kemandirian
dan perkembangan anak pada
klien dalam batas normal
berhubungan
dengan dengan kriteria hasil:
area fungsi motorik kasar dan
disfungsi otak ditandai - Klien mampu melakukan
motorik halus
aktvitas sesuai dengan
dengan:
kemampuan dan tingkat
DS :
perkembangan anak pada
- Menurut keluarga klien,
usia yang sama
klien sudah mengalami
- Tingkat
ketergantungan
gangguan penglihatan
sekunder minimal
kurang lebih 5 bulan
- Stimulasi pada anak dalam
yang lalu
dan
ajarkan
aktivitas
efektif
dan 2. Diskusikan
- Keluarga mengatakan
adekuat
keluarga tentang tugas-tugas
klien
mengalami
perkembangan anak sesuai
kelemahan pada tangan
kanannya,
terkadang
dengan kelompok usia dan
klien
tidak
dapat
stimulasinya
bertahan lama berdiri
sendiri
sehingga
aktivitas klien banyak
di tempat tidur
3. Ajarkan dan beri kesempaan
- Menurut ayah klien,
pada anak untuk memenuhi
karena penyakit yang

RASIONAL
mengevaluasi
kelainan
pada
bidang THT.
Pada dasarnya pertumbuhan dan
perkembangan

individu

bergantung pada sensitivitas suatu


organ dalam fase cepat seperti
fungsi biologis, gizi, dan faktor
lingkungan serta pola asuh, asah,
dan asih dapat menilai tingkat
kenormalan fisik individu yang
sesuai dengan usianya.
Anak harus lebih diberlakukan
sebagai pribadi anak yang aktif
yang

perlu

dirangsang

atau

distimulasi untuk menghadapi dan


mampu mengatasi masalah melalui
interaksi dan komunikasi antara
orang tua dan klien
Tindakan pemberian stimulasi
untuk ungkapkan rasa kasih

NO

DIAGNOSA

DX

KEPERAWATAN

PERENCANAAN
TUJUAN

INTERVENSI

diderita klien, An AI
tidak sekolah sehingga
klien hanya belajar di
rumah
DO :
- saat dilakukan pengkajian
konsentrasi
dan
berhitung klien sulit
fokus dan hanya dapat
menghitung dari 1-10

4.

5.

6.

7.

RASIONAL

tugas perkembangan sesuai sayang yang dilakukan secara


dengan kelompok usianya
bertahap dan berkelanjutan yang
dimulai dari tahap yang sudah
dicapai oleh anak dengan wajar
atau tanpa paksaan serta beri
pujian bila hal yang dilakukan itu
mencapai keberhasilan
Berikan
reinforcement
Reinforcement
dapat
terhadap keberhasilan anak
meningkatkan semangat dan rasa
dalam aktivitas tertentu
percaya
diri
anaka
dalam
pengembangan aktivitasnya
Beri stimulus untuk membantu
Dukung
anak
untuk
anak mencapai perkembangan
melakukan
aktivitas
yang optimal
perawatan
diri
(makan,
minum, toileting sendriri)
Tempat aman dimana anak
Berikan area yang aman,
bermain hendaknya diperhatikan
dimana anak dapat bermain
sehingga terhindar dari cedera, dan
bebas menggerakan alat bantu
efek keracacunan baha mainan
jalan
Fasilitas latihan fisik untuk
Kolaborasi rehabilitasi medis
mendapatkan kemampuan yang
(latihan fisik)
optimal

I.

IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


NAMA PASIEN : An. AI

RUANGAN

NO MEDREC

DIAGNOSA : SOL, RM, epilepsi

: 0001304995

Tanggal

Jam

30/11/

06.00

2015

Dx

Implementasi

1,2,3, Melakukan pengkajian pada An AI


4

:Bedah syaraf Kemuning

Evaluasi
Terdapat ketidarnormalan pada kepala
menurut hasiil CT scan, kelainan pada
mata

06.20

Meninggikan posisi kepala klien

Posisi kepala klien 15 derajat

06.25

Menganjurkan keluarga untuk tidak Keluarga mengatakan ia hanya memberi


memberi
makanan
yang
akan makanan kepada anaknya yang di beri
menyebabkan konstipasi seperti makanan
oleh tim gizi saja
yang tinggi karbohidrat

06.30

meningkatkan tirah baring, membantu Klien dengan nyaman mengobrol dan


perawatan diri pasien.
tidur di kasur klien

06.35

Menjelaskan pada keluarga


railbed
harus
terpasang
meminimalisir terjadinya cedera

bahwa Rail bed terpasang


untuk

Paraf

Menjauhkan benda-benda yang tajam Benda-benda tajam disekeliling klien


yang dapat melukai klien di sekelilingnya

dihindarkan dan kebutuhan klien dibantu


oleh keluarga

Meganjurkan kepada keluarga untuk Ayah klien mengatakan akan melakukan


tetap menstimulasi anak dan mengajak stimulasi pada anak dengan mengajak

06.00

1,2

mengobrol pada anak

mengobrol

Melakukan pemeriksaan TTV

: 72 x/menit

: 36,4 oC

RR

: 20 x/menit

Memantau status neurologis dengan GCS 15 kesadaran klien kompos mentis


teratur dan bandingkan dengan keadaan
normalnya seperti GCS
Menganjurkan pada keluarga untuk
Keluarga klien melakukan personal
melakukan personal hyigine

hyihine terhadap anaknya di kamar


mandi karena pampers klien sudah mulai
penuh

Menganjurkan pada keluarga untuk terus

Kelurga

klien

memfasilitasi perkembangan anak sesuai

menstimulasi perkembangan klien sesuai

dengan usia

usia

dengan

membeirkan

mngetakan

mengajak
kesempatan

mengajak belajar berhitung.

akan

mengobrol,
bermain,

II. CATATAN PERKEMBANGAN


NAMA PASIEN : An. AI

RUANGAN

NO MEDREC

DIAGNOSA : SOL, RM, epilepsi

: 0001304995

Tanggal/Jam

DP

29/11/2015

:Bedah syaraf Kemuning

Catatan Perkembangan
S:

- Ayah klien mengatakan jika akan meninggalkan


pasien memasang bed-rail atau menitipkan pada
keluarga pasien yang lain

O: Bed rail terpasang, tidak terdapat benda tajam


disekitar pasien
A: Masalah teratasi sebagian

1/12/2015

P:

Lanjutkan intervensi

S:

-ibu klien mengatakan akan menyeka pasien.

O: Personal hygiene klien dibantu oleh ibu/ayah klien


A: Masalah teratasi sebagian
P:

Lanjutkan intervensi, anjurkan keluarga untuk


membantu personal hygiene klien.

30/11/2015

S:

Ayah klien mengatakan sering mengajak bicara


klien

O: Klien dapat diajak bicara, namun terkadang isi


pembicaraan inkoheren
A: Masalah belum teratasi
P:

Ulangi intervensi untuk menstimulasi klien

S-ar putea să vă placă și