Sunteți pe pagina 1din 10

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN GOUT


A. Konsep dasar penyakit
1. Definisi / pengertian
Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan
kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat
dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
2. Epidemiologi
Di Indonesia, penyakit artritis gout pertama kali diteliti oleh seorang
dokter Belanda, dr. van den Horst, pada 1935. Saat itu, ia menemukan 15
kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di Jawa. Hasil penelitian
tahun 1988 oleh dr. John Darmawan di Bandungan, Jawa Tengah,
menunjukkan, di antara 4.683 orang berusia 15 - 45 tahun yang diteliti,
0,8% menderita asam urat tinggi (1,7% pria dan 0,05% wanita di antara
mereka sudah sampai pada tahap gout).
Keluarga yang mempunyai riwayat positif penyakit gout, 60% anggota
keluarganya terkena serangan gout, dan hampir 47,4% di antaranya kaum
pria. Pria gemuk punya kecenderungan lebih tinggi ketimbang yang kurus.
Sebaliknya, gout lebih sedikit diderita pada anak-anak atau wanita di
bawah usia menopause.
3. Penyebab
Kelainan metabolik yang berhubungan dengan asam urat yaitu
hiperurisemia. Hiperurisemia pada penyakit gout ini terjadi karena:
A. Pembentukan asam urat yang berlebihan

Gout primer metabolik, disebabkan oleh sintesis langsung yang


bertambah

Gout sekunder metabolik, disebabkan oleh pembentukan asam


urat berlebihan karena penyakit lain.

B. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal

Gout primer renal, terjadi karena adanya gangguan ekskresi


asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat.

Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal

C. Perombakan dalam usus yang berkurang (Mansjoer, 2004)

4. Patofisiologi
Produksi zat
purin

Pembuangan lewat
ginjal

Hiperurisemia
( konsentrasi a. urat)

Penumpukan a.
urat di ginjal
Batu
ginjal

Pembentukan kristal
monosodium urat monohirat
(pd sendi2 an jar. Sekitarnya)

Penumpukan
kristal di sendi

gg.eliminasi
urin

Menstimulasi
leukosit
Leukosit
memfagosit
kristal

Peradangan

Nyeri

Demam

Pembengkakan

Hiperterm
i

Imobilisasi

Kontraktur

Kerusakan
mobilitas fisik

5. Klasifikasi
a. Tahap pertama disebut tahap atritis gout akut
Penderita akan mengalami serangan atritis yang khas. Serangan ini
akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5-7 hari
b. Tahap kedua disebut tahap atritis gout akut intemiten
Tahap ini ditandai dengan serangan atritis yang khas. Selanjutnya
penderita akan sering

mendapat serangan (kambuh)

c. Tahap ketiga disebut tahap atritis gout kronik bertofus


Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun
atau lebih. Di tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan disekitar sendi
yang sering meradang yang disebut sebagai tofus (Messwati, 2007).
6. Gejala klinis
Secara klinis ditandai dengan adanya artritis, tofi, dan batu ginjal.
Penyebab rasa sakit pada gout adalah pembentukan dan pengendapan
kristal monosodium urat. Pengendapan monosodium urat ini dipengaruhi
oleh suhu dan tekanan. Oleh karena itu, sering terbentuk tofi. Tofi terdiri
dari kristal yang berbentuk jarum dan sering membentuk kelompok kecil
secara radier.
7. Pemeriksaan fisik

Inspeksi
-

Kemerahan

Bengkak

Lemas

Palpasi
-

Nyeri tekan

Terasa hangat pada kulit

8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium diperoleh kadar asam urat yang tinggi
dalam darah (>6 mg%). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8

mg% dan pada wanita 7 mg%. pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih
tepat lagi bila dilakukan dengan cara enzimatik.
Selain pemeriksaan tersebut, pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk
menegakkan diagnosis. Cairan tofi merupakan cairan yang berwarna putih
seperti susu dan kental sekali. Diagnosis dapat dikatakan pasti apabila
diperoleh gambaran kristal asam urat (berbentuk lidi) pada sediaan
mikroskopik (Mansjoer, 2004).
9. Diagnosis/Kriteria diagnosis
Berdasarkan subkomite The American Rheumatism Association yang
menetapkan kriteria diagnostik untuk gout adalah :
a) Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
b) Thopus terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan
kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
c) Kriteria lain

Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut

Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari

Oligoarthritis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4)

Kemerahan di sekitar sendi yang meradang

Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit


atau membengkak

Serangan unilateral (satu sisi) pada sendi metatarsophalangeal


pertama

Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)

Tophus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di


kartilago artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi

Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5


mg/dL)

Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja)

Serangan arthritis akut berhenti secara menyeluruh.

Diagnosis gout ditetapkan ketika didapatkan kriteria A dan/atau kriteria B


dan/atau 6 hal atau lebih dari kriteria C.
10. Theraphy/ tindakan penanggulangan
a) Penatalaksanaan serangan akut
Yang perlu diperhatikan adalah:

Pengobatan serangan akut dengan atau tanpa hiperurisemia


tidak berbeda

Jangan melakukan penurunan kadar asam urat dengan tergesagesa karena bisa mencetuskan serangan lain atau mempersulit
penyembuhan.

Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:


1. Kolkisin
Merupakan

pilihan

utama

dalam

pengobatan

maupun

pencegahan dengan dosis lebih rendah. Efek samping yang


sering ditimbulkan adalah berupa sakit perut, diare, mual, atau
muntah-muntah. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri,
mual, atau diare hilang. Lalu obat dihentikan, biasanya pada
dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg. Pada pasien yang tidak dapat
menelan bisa diberikan intravena dengan dosis 2-3 mg/hari,
maksimal 4 mg. Hati-hati karena potensi toksisitas berat. Hasil
dari obat ini sangat baik bila diberikan secepatnya setelah
serangan (Mansjoer, 2004).
2. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
Yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal
25-50 mg setiap 8 jam, dan terus diberikan sampai gejala
menghilang (5-10 hari).
Kolkisin dan OAINS tidak dapat mencegah akumulasi asam
urat, sehingga tofi, batu ginjal,dan artritis gout menahun yang
destruktif dapat terjadi setelah beberapa tahun (Mansjoer,
2004).
3. Kortikosteroid

Pada pasien yang tidak bisa menggunakan OAINS oral, apabila


sendi yang terserang monoartikuler, pemberian intraartikuler
sangat efektif, contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikuler.
Untuk gout poliartikuler, dapat diberikan secara intravena
(metil prednisolon 40 mg/hari, tapering off 7 hari) atau
oral(prednisone 40-60 mg/hari, tapering off 7 hari). Melihat
kemungkinan terjadi artritis gout dapat bersamaan dengan
artritis septik, maka perlu dilakukan aspirasi sendi dan sediaan
apus Gram dari cairan sendi sebelum diberikan kortikosteroid
(Mansjoer, 2004).
b) Penatalaksanaan periode antara

Diet
Disarankan untuk menurunkan berat badan bagi pasien yang
gemuk dan juga

mengkonsumsi makanan yang rendah purin

serta perbanyak minum. Selain itu jangan menkonsumsi


alkohol.

Hindari obat yang mengakibatkan hiperurisemia seperti aspirin

Pemakaian kolkisin secara teratur

Penurunan kadar asam urat serum (Mansjoer, 2004).

B. Konsep dasar asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat ;
Lelah, aktivitas terbatas, kelemahan
b. Sirkulasi ;
Riwayat diabetes dan hipertensi
c. Eliminasi :
Adanya retensi urin
d. Makanan / cairan :
Mengkonsumsi makanan yang rendah purin
e. Higiene :

Kesulitan dalam perawatan diri

f. Nyeri / kenyamanan :
Sakit dan kaku pada persendian perifer, terdapat nyeri tekan,
gelisah, mengaduh/mengeluh
g. Penyuluhan / pembelajaran :
Riwayat keluarga, gaya hidup
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan ditandai pasien meringis
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan peradangan
ditandai dengan kontraktur
3. Hipertermi berhubungan dengan peradangan ditandai dengan suhu
tubuh > 37,2 0 C
4. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan batu ginjal ditandai
dengan tidak lancarnya kencing pasien
3. Rencana keperawatan
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas keperawatan :
1. Diagnosa 1

Kaji tingkat nyeri

Jelaskan penyebab nyeri

Berikan lingkungan yang tenang, ruangan yang agak gelap


sesuai indikasi.

Identifikasi aktivitas terapeutik yang tepat untuk usia pasien,


kemampuan fisik, dan penampilan pribadi.

Kriteria hasil :
Nyeri yang dirasakan berkurang
2. Diagnosa 2

Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala


ketergantungan (0-4).

Berikan/bantu untuk melakukan latihan rentang gerak.

Instruksikan/bantu pasien dengan program latihan dan


penggunaan alat mobilisasi. Tingkatkan aktivitas dan
partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan.

Kriteria hasil :
-

Mempertahankan fungsi dengan tidak hadirnya/pembatasan


kontraktur.

Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi


dari dan/atau kompensasi bagian tubuh.

3. Diagnosa 3

Pantau suhu tubuh pasien (derajat dan pola), perhatikan


menggigil/diaporesis.

Berikan antipiretik, misalnya aspirin, asetaminofen.

Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur


sesuai indikasi

Kriteria hasil :
-

Terjadi penurunan suhu tubuh pasien (36,7 + 0,5 0C)

4. Diagnosa 4

Catat keluaran urin; selidiki penurunan/penghentian aliran urin


tiba-tiba.

Observasi dan catat warna urine. Perhatikan hematuria.

Awasi elektrolit, GDA, kalsium.

Kolaborasi dalam pemberian cairan IV sesuai indikasi

Kriteria hasil :
-

Eliminasi urine kembali normal sesuai dengan frekuensi urine


normal.

4. Evaluasi
1. Nyeri yang dirasakan telah berkurang
2. Penglihatan pasien sudah kembali normal

3. Pasien mengetahui tentang penyakitnya dan semua tindakan yang


dilakukan oleh tim medis
DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.


Jakarta: EGC
2. Brunner & Suddarth.2002. Kepeawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC
3. Reeves, Charlene J., dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Vol.3.
Jakarta: Salemba Medika
4. Guyton, arthur C,. Dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.
Jakarta: EGC

S-ar putea să vă placă și