Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
4. Patofisiologi
Produksi zat
purin
Pembuangan lewat
ginjal
Hiperurisemia
( konsentrasi a. urat)
Penumpukan a.
urat di ginjal
Batu
ginjal
Pembentukan kristal
monosodium urat monohirat
(pd sendi2 an jar. Sekitarnya)
Penumpukan
kristal di sendi
gg.eliminasi
urin
Menstimulasi
leukosit
Leukosit
memfagosit
kristal
Peradangan
Nyeri
Demam
Pembengkakan
Hiperterm
i
Imobilisasi
Kontraktur
Kerusakan
mobilitas fisik
5. Klasifikasi
a. Tahap pertama disebut tahap atritis gout akut
Penderita akan mengalami serangan atritis yang khas. Serangan ini
akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5-7 hari
b. Tahap kedua disebut tahap atritis gout akut intemiten
Tahap ini ditandai dengan serangan atritis yang khas. Selanjutnya
penderita akan sering
Inspeksi
-
Kemerahan
Bengkak
Lemas
Palpasi
-
Nyeri tekan
8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium diperoleh kadar asam urat yang tinggi
dalam darah (>6 mg%). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8
mg% dan pada wanita 7 mg%. pemeriksaan kadar asam urat ini akan lebih
tepat lagi bila dilakukan dengan cara enzimatik.
Selain pemeriksaan tersebut, pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk
menegakkan diagnosis. Cairan tofi merupakan cairan yang berwarna putih
seperti susu dan kental sekali. Diagnosis dapat dikatakan pasti apabila
diperoleh gambaran kristal asam urat (berbentuk lidi) pada sediaan
mikroskopik (Mansjoer, 2004).
9. Diagnosis/Kriteria diagnosis
Berdasarkan subkomite The American Rheumatism Association yang
menetapkan kriteria diagnostik untuk gout adalah :
a) Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
b) Thopus terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan
kimiawi dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
c) Kriteria lain
Jangan melakukan penurunan kadar asam urat dengan tergesagesa karena bisa mencetuskan serangan lain atau mempersulit
penyembuhan.
pilihan
utama
dalam
pengobatan
maupun
Diet
Disarankan untuk menurunkan berat badan bagi pasien yang
gemuk dan juga
f. Nyeri / kenyamanan :
Sakit dan kaku pada persendian perifer, terdapat nyeri tekan,
gelisah, mengaduh/mengeluh
g. Penyuluhan / pembelajaran :
Riwayat keluarga, gaya hidup
2. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan ditandai pasien meringis
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan peradangan
ditandai dengan kontraktur
3. Hipertermi berhubungan dengan peradangan ditandai dengan suhu
tubuh > 37,2 0 C
4. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan batu ginjal ditandai
dengan tidak lancarnya kencing pasien
3. Rencana keperawatan
Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas keperawatan :
1. Diagnosa 1
Kriteria hasil :
Nyeri yang dirasakan berkurang
2. Diagnosa 2
Kriteria hasil :
-
3. Diagnosa 3
Kriteria hasil :
-
4. Diagnosa 4
Kriteria hasil :
-
4. Evaluasi
1. Nyeri yang dirasakan telah berkurang
2. Penglihatan pasien sudah kembali normal