Sunteți pe pagina 1din 72

CLINICAL SCIENCE

SESSION
Preceptor:

Indriyanto,dr., SpAn, KIC

Disusun oleh :
1)
2)
3)
4)

TRI PUTRA NUUR FATH


ALVIRA WIDIYANTI
ICA SYAFITRI

ISMA ULFAH RONASARI

SMF ILMU ANESTESI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL IHSAN BANDUNG


2015

OBAT GOLONGAN OPIOID

DEFINISI
Merupakan zat baik sintetik atau natural yang dapat
berikatan dengan reseptor morfin
Golongan ini digunakan untuk meredakan nyeri/
menghilangkan rasa nyeri

Nama Generik
Alfentanil HCl

Kegunaan
Analgesik, anesthtetic

Adverse Reactions
Respiratory depression, muscle

Range Dosis
Individualize dosage

rigidity, light headedness, sedation,


constipation, dizziness, nausea,
Codeine

Analgesik, antitusive

vomiting
Sedation, sweating, headache,

Analgesik: 15-60 mg q4-6h bila

dizziness, lethargy, confusion

perlu PO, IV, SC, IM; Antitusive


10-20 mg PO q4-6h; maximum

Fentanyl

Fentanyl transmucosal system

Fentanyl transdermal system

Analgesik, anesthesia before,

Sedation, sweating, headache,

dose, 120mg/24 h
Preanesthesia : 0,05-0,1 mg IM;

during, and after surgery

vertigo, lethargy, confusion,

postoperative: 0,05-0,1 mg IM;

nausea, vomit, respiratory

anesthesia: diberikan oleh

Fentanyl oralet: hanya sebagai

depression, light headedness


Sedation, sweating, headache,

anestesiologi
Individualize dosage:

anesthetic premedication

vertigo, lethargy, confusion,

Oralet up to 5mcg/kg/dose

Actiq:hanya sebagai manajemen

nausea, vomit, respiratory

(lozenges)

cancer pain

depression

Actiq: 200 mcg/dose (lozenge on

Chronic Pain

Sedation, sweating, headache,

stick)
Individual dosage:

vertigo, lethargy, confusion,

25-100 mcg/h as transdermal patch

nausea, vomit, respiratory


Hydromorphone

Analgesic

depression
Sedation, vertigo, lethargy,

2-4 mg PO,IM,SC q4-6h; 3 mg q6-

confusion, light headedness,

8h rectally

nausea, vomiting, respiratory


Levomethadyl acetate

Levorphanol tartrate

Opioid dependence

depression
Sedation, nausea, lethargy,

Individual dosage :

vomiting, clamminess, sweating,

60-90 mg PO 3x1 week

vertigo, respiratory depression


Analgesic, preoperative medication Dizziness, sedation, nausea,
vomiting, dry mouth, sweating,
respiratory depression

2-3 mg PO, SC, IM q4h PRN; 1 mg


IV q3-8h PRN

Oxymorphone

Propoxyphene

Remifentanil HCl

Analgesic, preoperative

Light headedness,

1-1,5 mg SC or IM q4-6h

sedation, obstetric

sedation, constipation,

PRN; 0,5 mg IV; 5 mg

analgesia

dizziness, nausea

rectally q4-6h

Analgesic

Light headedness, sedation, Darvon : 65 mg PO q4h

Anesthesia

constipation, dizziness,

PRN Darvocet-N and

respiratory depression

Darvon-N; 100 mg PO q4h,

Vomiting, Light

maximum dose 600mg/day


0,5-1 mcg/kg/min

headedness, sedation,
nausea, skeletal muscle
rigidity, sweating,
Buprenorphine

Analgesic

respiratory depression
Light headedness, sedation, 0,03 mg q6h PRN IV or IM
constipation, nausea,
vomit, dizziness,

Butorphanol

Nalbuphine

Analgesic, preoperative to

respiratory depression
Light headedness, sedation, 1-4 mg IM; 0,5-2 mg IV;

support anesthesia

constipation, nausea,

nasal spray: 1 mg (spray)

vomit, dizziness,

repeat in 60-90 min. May

Analgesic

respiratory depression
repeath q3-q4
Light headedness, sedation, 10 mg/70 kg SC,IM,IV q3-6h
constipation, nausea,
vomit, dizziness,
respiratory depression

PRN

OBAT ANALGETIK NONOPIOID

DEFINISI
Merupakan obat anti peradangan non-steroid
(NSAID, non steroidal anti-inflammatory drug).
Memiliki target aksi pada enzim siklooksigenase
(COX) yang berperan dalam sintesis mediator
nyeri, salah satunya adalah prostaglandin.

Efek samping yang paling umum :


1. gangguan lambung usus,
2. kerusakan darah,
3. kerusakan hati dan ginjal
4. reaksi alergi di kulit

Efek samping biasanya disebabkan oleh


penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis
besar

Bekerja melalui 2 cara:


1.Mempengaruhi sistem prostaglandin, yaitu
suatu sistem yang bertanggung jawab terhadap
timbulnya rasa nyeri.
2.Mengurangi peradangan, pembengkakan dan
iritasi yang seringkali terjadi di sekitar luka dan
memperburuk rasa nyeri

Digunakan untuk :
1.
Meringankan atau menghilangkan rasa nyeri
tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan
kesadaran juga tidak menimbulkan ketagihan
2.
Diberikan untuk nyeri ringan sampai sedang :
nyeri kepala, gigi, otot atau sendi, perut, nyeri
haid, nyeri akibat benturan

ANALGETIK NON-OPIOD
DIBEDAKAN ATAS 8 KELOMPOK
YAITU:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Derivat paraaminofenol : Parasetamol


Derivat Asam Salisilat : asetosal,
salisilamid dan benorilat
Derivat asam propionat : ibuprofen,
ketoprofen
Derivat Asam fenamat : asam mefenamat
Derivat asam fenil asetat : diklofenak
Derivat asam asetatindol : indometasin
Derivat pirazolon : fenilbutazon
Derivat oksikam : piroksikam

ACETAMINOPHEN (PARACETAMOL)

MOA
perifer

: Menghambat prostaglandin pada jaringan

Waktu paruh : 4-6 jam


Onset

Indikasi

: kerja cepat, oral: <1 jam ; IV: >6 jam


: Nyeri kepala, Nyeri gigi, Myalgia, Flu

Kontraindikasi

: Hepatotoksik

Efek Samping : Peningkatan ringan enzim hati, Pusing,


Disorientasi
Dosis

: 10-15 mg/kgBB/kalo

Contoh obat

1. Parasetamol
Sediaan : Tab 500 mg, Syrup 120 / 5 ml
2. Panadol
Sediaan : tab 120 mg, oral drops 100 mg/mL, oral sups 250
mg/mL,syr 160 mg/mL
3. Sanmol/sanmol forte

ASPIRIN (SALICYLATES)

MOA
: Menghambat biosintesis prostaglandin dan
tromboksan
Durasi : Dosis rendah memiliki waktu paruh 3-5 jam, Dosis
tinggi waktu paruhnya adalah 15 jam atau lebih
Onset : Mula kerja cepat
Indikasi : Angina pectoris, Fever colds, Toothache, Nyeri
otot, Neuralgia
Kontraindikasi : Gastrointestinal toksisitas, Nefrotoksisitas,
Reaksi hipersensitivitas, asidosis metabolik,
Efek Samping
: Meningkatnya kemungkinan terjadinya
perdarahan spontan, Sesak napas, asma,
perdarahan saluran cerna, mual, muntah,
ulkus
peptik, gangguan fungsi hati,
sindrom StevenJohnsons, gangguan
fungsi ginjal

Dosis:
Dosis rendah (<300 mg / d) efektif dalam mengurangi
agregasi platelet;
Dosis sedang (300-2400 mg / d) memiliki efek antipiretik
dan analgesik;
Dosis tinggi (2400-4000 mg / d) digunakan untuk efek antiinflamasi.
Contoh obat:
1. Aptor
Sediaan: tab 100 mg
Dosis : dewasa 4-6 tab, anak (5-12 th) 2-3 tab, bayi (1-4 th) 1
tab.
2. Ascardia
Sediaan: tab 160 mg, 80 mg
3. Aspilet
Sediaan: Tab 80 mg

ASAM PROPIONAT (IBU PROFEN)


MOA : penghambatan enzim siklo-oksigenase pada
biosintesis prostaglandin, sehingga konversi
asam
arakidonat menjadi PG-G2 terganggu
Durasi
: Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam,
Durasi6-8 jam
Onset
: sekitar 30 menit
Indikasi : Nyeri setelah operasi,
Nyeri setelah
melahirkan, Dismenore, Nyeri
reumatik, nyeri tulang
belakang,
Demam
Kontraindikasi : Gangguan perdarahan, Tukak lambung,
penyakit lupus, kolitisulseratif, wanita
hamil
trimester 3
Efek Samping : stress lambung, kehilangan darah tibatiba, diare, mual, muntah, dispepsia,
anoreksia,
konstipasi, nyeri abdominal

Dosis :
dosis oral 200-400 mg (5- 10 mg / kg BB pada anak-anak) setiap
4-6 jam, dapat ditambahkan sampai dosis harian 800-1200 mg.
Jumlah maksimum ibuprofen untuk orang dewasa adalah
800mg per dosis.
Contoh obat:
1. Ibu profen
Sediaan: tab 200 mg, 400 mg, 600 mg; suspensi 100 mg/5 mL,
200 mg/5 mL; tablet kunyah 100 mg ;suppositoria 125 mg.
2. Arfen
Sediaan: caplet 400 mg
3. Ostarin
Sediaan: caplet 400 mg, tab 200 mg, oral susp 200mg/5ml

ASAMMEFENAMATE

MOA
: menghambat sintesa Prostaglandin dengan
menghambat kerja enzim cyclooxygenase/PGHS
(COX-1 &
COX-2)
Durasi : 6 jam

Indikasi
: kepala, Sakit gigi, Nyeri otot tulang, Nyeri karena
luka, Nyeri setelah operasi, Nyeri setelah
melahirkan,
Dismenore, Nyeri reumatik, nyeri
tulang belakang, Demam.
Kontraindikasi : Ulserasi saluran cerna, peny. Ginjal atau hati,
hipersensitif, tukak lambung.
Efek Samping : Nyeri ulu hati, Gangguan pencernaan, Tidak nafsu
makan, Mual dan muntah, Sakit kepala,
Mengantuk dan kelelahan

Dosis : 250-500 mg
Contoh obat:
1. asammefenamat
sediaan: tab 250 mg, 500 mg
2. asimat
sediaan: caplet 500 mg

ASAM FENIL ASETAT (DICLOFENAC)

MOA : Penghambat siklooksigenase yang kuat dengan efek


antiinflamasi, analgetik, dan antipiretik
Indikasi : artritis reuma toid, osteoar tritis, artritis gout,
spondilitis ankilosa, spondiloartritis
Kontraindikasi : tukak lambung, hipersensitivitas, asma,
urtikaria rhinitis akut
Efek Samping : mual, perut kembung, konstipasi, diare,
Nyeri kepala, pusing. Reaksi alergi,
gang. pendengaran
Dosis
: 75-100mg/hari
Contoh obat :
1. Annuva
Sediaan :Tab 50 mg
2. Catanac
Sediaan: tab 25mg, 50mg

ASAM ASETATINDOL
(INDOMETASIN)
MOA : Menghambat prostaglandin
Durasi : Waktu paruh 4-6 jam
Onset
: 30 menit
Indikasi
:
Arthritis,Osteoarthritis,
Rheumatoid
Arthritis
Kontraindikasi : peptic ulcer, gangguan hepar,
hipertensi, pankreatitis,
asma, ibu hamil
Efek samping : nyeri abdomen, diare,
pendarahan saluran cerna,
pankreatitis, nyeri kepala

DERIVAT OKSIKAM (PIROXICAM)


MOA : Menghambat sintesa prostaglandin dengan
cara menghambat kerja enzym COX-1 & COX-2
Durasi : Waktu paruh 3-5 jam
Indikasi : Rematoid artritis,
osteoartritis, ankilosing
spondilitis, gangguan muskuloskeletal akut, gout akut
Kontraindikasi
: tukak lambung, Hipersensitif, Bronko
spasma, angio edema, urtikaria
Efek samping : perdarahan saluran cerna, sulit buang
air besar, mual, muntah,
nyeri perut,
reaksi
hipersensitivitas, hipertensi,
gagal jantung, gangguan
fungsi ginjal,
gangguan fungsi hati, anemia, kadar sel
darah putih yang rendah

Dosis:
10-20 mg/ hari
Contoh obat:
1. Piroxicam
Sediaan: tab 10mg, 20 mg
2. Campain
Sediaan: cap 10 mg, 20mg
3. Pirofel
Sediaan: cap 10 mg, 20mg

FENILBUTAZON (PHENYLBUTAZONE)
MOA : Efek analgesik terhadap nyeri yang
sebabnya nonreumatik namun lebih
lemah
dari salisilat. Fenilbutazon
memperlihatkan
efek urikosurik ringan
dengan menghambat
reabsorpsi asam
urat melalui tubuli.
Indikasi : ankylosing spondylitis aktif, arthritis gout
akut,
rheumatoid arthritis aktif,
osteoarthritis akut.
Kontraindikasi
: Penderita dengan hipertensi,
udem,
dekompensasi jantung, ulkus
lambung, kerusakan ginjal dan
hati,
hipersensitif terhadap
Fenilbutazon

Efek Samping : Mual, muntah, rasa tidak nyaman


pada ulu hati, diare, vertigo,
insomnia, euforia, hematuria, dan
pandangan buram
Dosis :
Arthritis rheumatoid aktif, osteoarthritis akut dan
ankylosing spondylitis aktif : 300 - 600 mg sehari
dalam 3 - 4 kali dosis bagi, selanjutnya diturunkan
sesuai kebutuhan dengan dosis 200 - 300 mg sehari
dalam dosis bagi.
Arthritis gout akut : dosis awal 500- 800 mg sehari
dalam 2 - 3 dosis bagi untuk 1 - 3 hari, selanjutnya
diberikan 200 - 400 mg sehari, sampai 7 hari.

OBAT HIPNOTIK-SEDATIF

DEFINISI

Sedatif termasuk ke dalam kelompok psikoleptika


yang mencakup obat-obat yang menekan atau
menghambat sisem saraf pusat.
Sedasi adalah penggunaan agen farmakologik untuk
menghasilkan depresi tingkat kesadaran secara cukup

KLASIFIKASI
Sedasi minimal :

selama terinduksi obat, pasien berespon normal terhadap


perintah verbal.

fungsi kognitif dan koordinasi terganggu

fungsi kardiovaskuler dan ventilasi tidak dipengaruhi.

Sedasi sedang (sedasi sadar) :

Setelah terinduksi obat, pasien dapat berespon terhadap perintah


verbal secara spontan atau setelah diikuti oleh rangsangan taktil
cahaya.
Tidak diperlukan intervensi untuk menjaga jalan napas, ventilasi
adekuat.
Fungsi kardiovaskuler biasanya dijaga.

Sedasi dalam :

Terjadi depresi kesadaran setelah terinduksi obat,


pasien sulit dibangunkan
Kemampuan untuk mempertahankan fungsi ventilasi
dapat terganggu dan pasien dapat memerlukan
bantuan untuk menjaga jalan napas paten.
Fungsi kardiovaskuler biasanya dijaga.

MACAM OBAT HIPNOTIK-SEDATIF


TIVA (total intravenous anesthesia)
Propofol
Pentotal
Ketamin
Midazolam

VIMA (volatile induction & maintenance anesthesia)


Sevofluran, Isofluran, Enfluran, Halotan, Desfluran

MIDAZOLAM
Midazolam bekerja cepat karena transformasi
metabolitnya cepat dan lama kerjanya singkat.
Pada pasien orang tua dengan perubahan organik otak
atau gangguan fungsi jantung dan pernafasan, dosis
harus ditentukan secara hati-hati.
Efek obat timbul dalam 2 menit setelah penyuntikan.

Penggunaan :
pramedikasi, sedasi sadar, obat induksi, suplementasi anestesi
Dosis:
pramedikasi
IM, 2,5-10 mg(0,05-0,2 mg/kg)
PO, 20-40 mg (0,5-0,75 mg/kg)
Intranasal, 0,2-0,3 mg/kg
Rektal, 15-20 mg (0,3-0,35 mg/kg). Encerkan dalam 5ml NS
Sedasi sadar: IV, 0,5-5 mg (0,025-0,1 mg/kg). Titrasi lambat
hingga efek yang diinginkan.Pernafasan dan fungsi jantung
harus dimonitor secara kontinu.

Induksi :
IV, 50-350 g/kg
Infus, 0,25-1,5 g/kg/menit
Antikonvulsan : IV/IM, 2-5 mg (0,025-0,1 mg/kg)
Setiap 10-15 menit seperti yang diperlukan
Kemasan: suntikan, 1mg/ml, 5 mg/ml
Penyimpanan: suhu kamar (15-300C). lindungi dari
cahaya
Pengenceran untuk infus: 15 mg dalam 250 ml DW
atau NS (60 g/ml)

Farmakokinetik
Awitan aksi: IV, 30 detik -1 menit; 15 menit;
PO/rektal, menit; intranasal, < 10 menit; intranasal,<
5 menit
Efek puncak: IV, 3-5 menit; 15-30 menit; PO, 30
menit; intranasal, 10 menit; rektal, 20-30 menit
Lama aksi: IV/IM, 15-80 menit; PO/rektal, 2-6 jam
Interaksi/Toksisitas: efek depresi SSP, narkotik,
sedative, anestetik volatile; menurunkan MAC untuk
anestetik volatile; efeknya diantagonis oleh flumazenil.

Efek samping :

Kardiovaskular
takikardia, episode vasovagal, kompleks ventricular premature, hipotensi
Pulmoner
bronkospasme, laringospasme, apne, hipoventilasi
SSP
euphoria, delirium, bangkitan yang diperpanjang, gerakan tonik-klonik,
agitasi, hiperaktivitas
Gastrointestinal
salivary, muntah, rasa asam
Dermatologik
ruam, pruritus, hangat atau dingin pada tempat suntikan

PROPOFOL
Propofol (Diprivan) memperlambat aktivitas otak
dan sistem saraf.
Propofol digunakan untuk membantu rileks
sebelum dan selamaanestesi umum untuk
operasi atau prosedur medis lainnya.
Penggunaan:
obat induksi sedasi sadar, pemeliharaan dari
anestesi, pengobatan dari mual dan muntah
akibat kemoterapi/pascabedah.

Dosis
sedasi sadar:
bolus IV, 25-50 mg (0,5-1 mg/kg), titrasi lambat hingga
efek yang diinginkan. Fungsi pernapasan dan jantung
harus dipantau terus-menerus.
Induksi:
IV, 2-2,5 mg/kg (berikan secara lambat dalam 30 detik
dalam 2-3 dosis bagi)

Pemeliharaan:
Bolus

IV, 25-50 mg
Infus, 100-200 g/kg/menit
Antiemetic: IV, 10 mg

Farmakokinetik
Awitan aksi: dalam 40 detik
Efek puncak: 1 menit
Lama aksi: 5-10 menit
Interaksi/Toksisitas:
mempotensiasi efek depresi SSP dan sirkulasi dari narkotik,
hipnotik sedative, anestetik volatile; ekstraksi pulmoner
berkurang dan kadar plasma meningkat (hingga 50%) dengan
pemberian bersamaan alfentanil, fentanyl, halotan
(konsentrat>1,5%); nyeri dapat terjadi pada suntikan ke dalam
vena kecil; mempotensiasi blockade neuromuscular dari
relaksan otot nondepolarisasi (contohnya atrakurium).

Efek samping :

CVS

: hipotensi, aritmia, takikardia, bradikardia, hipertensi

Pulmoner : depresi pernapasan, apne, cegukan, bronkospasme,


laringospasme

SSP

: sakit kepala, pusing, euphoria, kebingungan, gerakan

klonik/mioklonik, opistotonus, kejang

GI

: mual, muntah, kram abdomen

Local

: terbakar, tersengat, nyeri pada tempat suntikan

Alergik : eritema, urtikaria, pruritus

Lain

: demam, disinhibisi, ilusi seksual

KETAMINE
Ketamin adalah suatu rapid acting non barbiturat
general anesthethic termasuk golongan fenyl
cyclohexylamine
Ketamin mempuyai efek analgesi yang kuat sekali akan
tetapi efek hipnotiknya kurang (tidur ringan) yang
disertai anestesi disosiasi.
Ketamin merupakan zat anestesi dengan aksi satu
arah yang berarti efek analgesinya akan hilang bila
obat itu telah didetoksikasi/dieksresi.

Indikasi
Anestetik disosiatif,
induksi dan pemeliharaan anesthesia, khususnya pada pasien
hipovolemik atau berisiko tinggi, satu-satunya anestetik
untuk prosedur bedah singkat.
Kemasan:
Suntikan : 10 mg/ml, 50 mg/ml, 100 mg/ml

Penyimpanan:

suhu kamar (-300C). lindungi dari cahaya dan panas

Pengenceran untuk infus:


250 mg dalam 250 ml larutan DW atau NS (1mg/ml)

Dosis
IV, 0,5-1 mg/kg
IM/rektal, 2,5-5 mg/kg
PO, 5-6 mg/kg. Encerkan injektat dalam 5-10 ml (0,2
ml/kg) minuman berasa cola
Induksi : IV, 1-2,5 mg/kg; IM/rektal, 5-10 mg/kg
Infus : 15-80 g/kg/menit (perbesar dengan 2-5 mg
diazepam IV atau 1-2 mg midazolam IV seperlunya)
Epidural/kaudal: 0,5 mg/kg; encerkan dalam NS
(bebas pengawet) atau anestetik local (1 ml/kg)

Farmakokinetik:

Awitan aksi: IV, < 30 detik; IM/rektal, 3-4 menit

Efek puncak: IV, 1 menit; IM/rektal , 5-20 menit; PO, 30 menit

Lama aksi: IV, 5-15 menit; IM/rektal, 12-25 menit; epidural, 4 jam

Interaksi/toksisitas:
Timbulnya delirium; penurunan kebutuhan anestetik volatile;
hipertensi, aritmia, iskemia miokard pada penggunaan bersama
simpatomitetik (contohnya, epinefrin); depresi hemodinamik dapat
terjadi dengan adanya penyekat alfa, penyekat beta, penyekat saluran
kalsium, benzodiazepine, opioid, anestetik volatile, penyekat ganglion,
anesthesia epidural servikal, transeksi medulla spinalis; penggunaan
bersama dengan benzodiazepine, barbiturate, anestetik volatile dapat
memperpanjang pemulihan;

Efek samping :

Kardiovaskular : hipertensi, takikardia, hipotensi, aritmia,


bradikardia

Pulmoner

: depresi pernafasan, apne, laringospasme

SSP

: gerakan tonik, klonik, delirium bangkitan

GI

: hipersalivari, mual, muntah

Mata

: diplopia, nistagmus, peningkatan ringan

dari tekanan intraokuler

NATRIUM TIOPENTAL
(PENTOTHAL)

Pentothal natrium adalah salah satu dari tiga obat jenis


barbiturat yang sering digunakan untuk anestesi klinis.
Pentothal natrium dan golongan barbiturat pada
umumnya juga mempunyai efek samping yaitu mereduksi
konsumsi oksigen cerebral (CMR02), sehingga aliran
darah otak dan tekanan intrakranial pun ikut turun.
Pada sistem kardiovaskular digunakan untuk
vasodilatasi, venodilatasi dan menurunkan resiko
penurunan tiba-tiba pada kontraksi kardiak. Pada sistem
respirasi pentothal natrium berfungsi sebagai depresan

Penggunaan: obat induksi, suplementasi dari anestesi regional,


antikonvulsan, pengurangan dari peningkatan tekanan
intracranial, proteksi serebral (narcosis barbiturate)
Dosis: induksi: IV, 3-5 mg/kg (anak 5-6 mg/kg; bayi 7-8 mg/kg)
Suplementasi anestesi: IV, 0,5-1 mg/kg

Induksi rektal: 25 mg/kg


Antikonvulsan: IV, 0,5-2 mg/kg, ulangi seperti yang diperlukan
Penurunan ICP: IV, 1-4 mg/kg
Narcosis barbiturate:
Bolus IV, 8 mg/kg prn untuk mempertahankan supresi ledakan
EEG (dosis total rerata 40 mg/kg)
Infus, 0,05-0,35 mg/kg/menit; pada dosis tinggi diperlukan
bantuan pernapasan dan inotropic.

Kemasan:

suntikan, semprit 250 mg, 400 mg, dan 500 mg

Vial dengan pengencer, 500 mg dan 1 g

Kit dengan 1, 2,5, 5 g

Suspense rektal, 400 mg/g suspense


Penyimpanan:
bubuk: suhu kamar (15-300C). Larutan rekonstitusi harus
digunakan dengan segera. Larutan stabil selama 24 jam
didinginkan (2-80C) ataupun pada suhu kamar.
Pengencer untuk infus: narcosis barbiturate: IV, 5000 mg dalam
250 ml air steril atau NS (20 mg/ml).
Farmakokinetik
Awitan aksi: IV, 10-20 detik; rektal, 8-10 menit (bervariasi)
Efek puncak: IV, 30-40 detik
Lama aksi: IV, 5-15 menit (terjaga)

Interaksi/Toksisitas:
Mempotensiasi efek pendepresi SSP dan sirkulasi dari
narkotik, hipnotik sedative, alcohol, anestetik volatile;
mengurangi efek antikoagulan oral, digoksin, penyekat
beta, kortikosteroid, kuinidil, teofilin; aksi
diperpanjang oleh inhibitor MAO, kloramfenikol;
penggunaannya tidak kompatibel dengan larutan
suksinilkolin, tubokurarin, atau obat-obatan lain
dengan pH asam; suntikan arteri atau ekstravaskular
(khususnya dengan konsentrasi di atas 5%)
menimbulkan nekrosis, gangrene.

Efek samping
Kardiovaskular: depresi sirkulasi. Aritmia
Pulmoner: depresi pernapasan, apne, laringospasme,
bronkospasme
SSP: delirium, somnolen dan pemulihan yang
diperpanjang, sakit kepala
GI: mual, emesis, salivasi
Dermatologic: tromboflebitis, nekrosis, gangrene
Alergik: eritema, pruritus, urtikaria, reaksi anafilaktik
Lainnya: hiperaktivitas otot skelet, menggigil

NITROUS OXIDE (N2O)


Pemberianya

disertai dengan O2 minimal 25%


Bersifat anestesik lemah, analgesic kuat
Biasanya dikombinasikan dengan halotan
N2O

dihentikan cepat mengisi alveoli


terjadi pengenceran O2 hipoksia difusi
berikan O2 5-10 menit

HALOTAN
Sering

digunakan, kombinasi dengan N2O


halotan anestesi kuat, analgesic lemah
Disimpan dalam botol gelap (coklat tua) spy
tdk rusak o/ cahaya dan diawetkan o/ timol
0,001%
Digunakan u/ induksi, laringoskopi intubasi
(berikan lidokain 4% atau 10%)
anestesi rumatan :
nafas kendali 0,5 1vol%
nafas spontan 1-2 vol%

Kelebihan

dosis depresi nafas, menurunkan


tonus simpatis, hipotensi, bradikardi,
vasodilatasi perifer, depresi vasomotor, depresi
miokard, inhibisi refleks baroreseptor.
20% halotan dimetabolisir dihepar
kontraindikasi untuk pasien gangguan hepar.
Selain itu pada pasien yg prnh dpt halotan slm
3 bulan.

ENFLURAN
Digunakan

jika ada kecurigaan fungsi hepar,


penggunaan ulang.
Hindari penggunaan pd pasien epilepsi
Efek depresi nafas dan sirkulasi lebih kuat
dan lebih iritatif drpd halotan
Jarang menimbulkan aritmia
Efek relaksasi lbh baik
Induksi dan pulih anestesi lebih cepat

DESFLURAN

Desfluran sangat mudah menguap, sehingga


membutuhkan vaporizer khusus.
Efek :
efek kardiovaskular (takikardi dan hipertensi)
menurunkan volume tidal dan meningkatkan jumlah
respirasi
bau yang menyengat
vasodilatasi pembuluh darah serebral, meningkatkan
aliran darah ke serebral dan meningkatkan tekanan
intrakranial.
Merangsang jalan nafas atas, tidak digunakan untuk
induksi anastesi.

SEVOFLURAN

tidak berbau menyengat, tidak merangsang jalan


nafas, dan peningkatan konsentrasi di alveolar yang
cepat pilihan yang baik untuk induksi inhalasi.
Efek:
menekan kontraktilitas miokardium (jarang)
mendepresi respirasi
mempunyai efek bronkodilator
menyebabkan peningkatan aliran darah serebral dan
tekanan intrakranial

OBAT MUSCLE RELAXANT

Relaksasi otot lurik dapat dicapai dengan


mendalamkan anesthesia umum inhalasi,
melakukan blockade saraf regional dan
memberikan pelumpuh otot. The Triad of
Anesthesia terdiri dari anesthesia yang tidak
begitu dalam, analgesic (opioid) tingkat tinggi)
dan pemberian pelumpuh otot.

PELUMPUH OTOT DEPOLARISASI


(NONKOMPETITIF)

Bekerja seperti asetil kolin, tetapi di celah saraf


otot tidak dapat dirusak oleh kolinesterase
dapat bertahan lebih lama di celah
depolarisasi yang disusul oleh relaksasi otot
lurik.
Yang termasuk golongan ini adalah suksinilkolin (diasetil-kolin) dan dekamentonium.

PELUMPUH OTOT DEPOLARISASI


(NONKOMPETITIF)

Efek samping suksinil:


Nyeri otot pasca pemberian
Peningkatan tekanan intraocular
Peningkatan tekanan intracranial
Peningkatan tekanan intragastrik
Peningkatan kadar kalium plasma
Aritmia jantung
Salvias
Alergi, anafilaksis

PELUMPUH OTOT NON-DEPOLARISASI


(INHIBITOR KOMPETITIF)

Berikatan dengan reseptor nikotinik-kolinergik,


tapi tidak menyebabkan depolarisasi, hanya
menghalangi asetilkolin menempati celah syaraf
sehingga asetilkolin tidak dapat bekerja.

PELUMPUH OTOT NON-DEPOLARISASI


(INHIBITOR KOMPETITIF)

Berdasarkan susunan molekul, dibagi menjadi:


Bensiliso-kuinolinum
:
d-tubokurarin,
metokurin,
artakurium,
doksakurium,
mivakurium
Steroid
:pankuronium,vekuronium,
pipekuronium, ropakuranium, rokuronium
Efek-fenolik
: gallamin
Nortoksiferin
: alkuronium

PELUMPUH OTOT NON-DEPOLARISASI


(INHIBITOR KOMPETITIF)

Pilihan pelumpuh otot:


Gangguan faal ginjal : atrakurium, vekuronium
Gangguan faal hati : atrakurium
Mistenia gravis : jika dibutuhkan dosis 1/10
atrakurium
Bedah singkat : atrakurium, rokuronium,
mivakuronium
Kasus obstetric : semua dapat digunakan kecuali
gallamin

MACAM-MACAM OBAT ANTI


RELXANT
Obat

Onset

Durasi

Indikasi

Site Of
Action

Efek
Samping

Suksamet

1-2 menit

3-5 menit

Intubasi
ETT,
induksi
anestesi,
terapi syok
elektrokonv
ulsif

Melekat
pada
reseptor
nikotinik
dan bekerja
mirip
asetilkolin

Hipertemia
, apneu,
nyeri otot
pasca
operasi,
hiperkalem
ia, dan
peningkata
n tekanan
intraokular

onium

(suksinil
kolin),
golongan
depolarisas
i
Dosis:
untuk
intubasi 12mg/kgBB/I
V, dosis
pemelihara

MACAM-MACAM OBAT ANTI


RELXANT
Obat

Onset

Durasi

Indikasi Site Of Action

Efek
Samping

Pavulon

2-3 menit

3-5
menit

Tambah
an
anastesi
untuk
relaksas
i otot

Vagolotik
(nadi
meningkat)
, reaksi
lokal pada
tempat
suntikan

(pankuroni
um
bromida),
gol non
depolarisas
i.
Dosis:
dosis awal
0.08mg/kgB
B/IV,
rumatan
dosis awal

Menduduki
reseptor nikotinik
otot sehingga
menghalangi
interaksi dengan
Ach sehingga
EEP(endplate
potensial
menurun)
akibatnya tidak
menghasilkan
MAP(muscle
action
potensial)

Obat

Onset

Durasi

Indikasi

Site Of Action

MACAM-MACAM OBAT ANTI


RELXANT
2-3
15-35
Menyokong Menduduki
Atrakuriu
m besilat

golongan
non

depolarisa
si

Dosis:
intubasi
0.5-0.6
mg/kgBB/I
V, relaksasi
otot 0.5-0.6
mg/kgBB/I
V,
pemelihara
an 0.1-0.2

menit

menit
Durasi
kerja
singkat
sehingga
nyaman
digunaka
n untuk
pembeda
han
singkat

anastesi
umum,
memfasilita
si intubasi
dan
memberika
n relaksasi
otot
skeletal
selama
operasi dan
ventilasi
mekanik

reseptor nikotinik
otot sehingga
menghalangi
interaksi dengan
Ach sehingga
EEP(endplate
potensial turun)
akibatnya tidak
menghasilkan
MAP(muscle
action
potensial)
kontraksi otot
tidak terjadi

Efek
Samping
Bronkospas
me,
takikardia,
muka
kemerahan
, reaksi
kulit dan
alergi

Obat

Onset

Durasi

Indikasi

Site Of Action

MACAM-MACAM OBAT ANTI


RELXANT
2-3
30 menit. Tambahan Menduduki
Vekuroniu
m
(norkuron),
gol non
depolarisas
i
Dosis: awal
80100mcg/kg
BB,
tambahan
30-50
mcg/KgBB

menit

Durasi
singkat
sehingga
baik
digunaka
n pada
pembeda
han
singkat

terhadap
anastesi
untuk
mempermu
dah
relaksasi
otot skelet
selama
operasi

reseptor nikotinik
otot sehingga
menghalangi
interaksi dengan
Ach sehingga
EEP(endplate
potensial
menurun)
akibatnya tidak
menghasilkan
MAP(muscle
action
potensial)
kontraksi otot
tidak terjadi

Efek
Samping
Akibat
dosis
berlebih:
Apnea,
kolaps
cardio,
efek
penglepas
an
histamin
(wheal,
spasme
bronkus)

Obat

Onset

Durasi

Indikasi

Site Of Action

MACAM-MACAM OBAT ANTI


1-2
30 menit.
Penunjang
Menduduki reseptor
Rekuroniu
RELXANT
menit,
Onset
depolarisasi
kerja
cepat
Dosis:
intubasi 0,6- sehingg
1,2 mg/kgBB, a
pemeliharaa berguna
untuk
n 0,1-0,2
intubasi
mg/kgBB
trakea
sebagai
pasien
injeksi IV
dengan
intermiten
isi
lambun
g
m, gol non

anastesi
umum untuk
memudahka
n tindakan
intubasi dan
meghasilkan
relaksasi
otot rangka
sebelum
pembedahan.

nikotinik otot
sehingga
menghalangi
interaksi dengan
Ach sehingga
EEP(endplate
potensial menurun)
akibatnya tidak
menghasilkan
MAP(muscle action
potensial)
kontraksi otot tidak
terjadi

Efek
Samping
Transient
hypotension
and
hypertension
Abnormal
ECG, reaksi
anaphylactoi
d,
anaphylaxis,
arrhythmia,
bronchospas
m, edema,
injection site
pruritus,
nausea, rash,
rhonchi,
shock,
tachycardia,
vomiting,

Obat

Onset

Durasi

Indikasi

Site Of Action

MACAM-MACAM OBAT ANTI


RELXANT
i.v = 4- i.v = 2-4
- atonia otot
Menghambat
Prostigmi
8
(neostigmin menit
metilsulfat) i.m =
, antagonis 20-30
menit
pelumpuh
p.o =
otot non
depolarisas 45-75
i, reversibel menit
n

Dosis:
0.5mg
bertahap
hingga 5
mg
(biasanya
diberikan

jam
i.m = 2-4
jam
p.o = 2-4
jam

polos saluran
cerna dan
kandung
kemih pasca
bedah atau
keadaan
toksik
- sebagai
miotika
(menyempitka
n pupil pada
oftalmologi)
- diagnosis
dan
pengobatan
myastenia

kerja
kolinesterase
dan
mengakibatka
n
perangsangan
saraf
kolinergik
karena ACH
tidak
dihidrolisis

Efek
Samping
Hipersaliva
si,
intoksikasi

S-ar putea să vă placă și