Sunteți pe pagina 1din 8

Jurnal RAT Vol.2.No.2.

September 2013

ISSN : 2252-9606

PERANAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI


DAERAH (PAD) DI KOTA PEKANBARU
Role of Hotels and Restaurants Tax on Local Revenue in Pekanbaru City
1

Neneng Sirostaria, 2Muhammad Nur, dan 2Armis Mualim


1

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau


2
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau
Jl. Kaharuddin Nasution 113, Pekanbaru 28284 Riau Telp: 0761-72126 ext. 123, Fax: 0761674681
E-mail :
[Diterima Juni 2013; Disetujui Agustus 2013]
Local taxes as a revenue source for the district or the city. The taxes are levied as a local source of
local revenue, then revenue is broadly defined area which includes not only revenue derived from
local sources themselves (PAD), but from the central government which could take the form of
tax and non-tax or assistance/subsidy directly the region through regional centers of financial
considerations.Various sources of revenue from local taxes, local taxes are one of the significant
impact is the hotel and restaurant tax. Thus the hotel and restaurant tax is a significant contributor
to the local revenue in the city of Pekanbaru. The purpose of the research by the author is to know
the size of the hotel and restaurant tax that can be donated to the City Revenue Pekanbaru and to
determine policy for the local governments to increase tax revenue hotels and restaurants. The
research was conducted in the city of Pekanbaru, using secondary data and therefore the data
collection methods used are engineering documentation is recorded and examined documents or
records that exist in the office or agency-related research. While analysis of the data used is
descriptive method. From the research conducted, it is known that the realization of hotel and
restaurant tax to the Revenue in 2005 kotribusi hotel and restaurant tax to PAD is 17.28 % , the
2006-2009 tax contributions hotels and restaurants to PAD which in 2006 amounted to 15 , 63 %
, in 2007 was 17.22 % , in 2008 was 16.56 % , while in 2009 that is equal to 19.51 %. While the
realization of hotel and restaurant tax to the Local Taxes in 2005, the hotel and restaurant tax
contributions to the Local Taxes in the amount of 32.23 % , in 2006-2009 knew the hotel and
restaurant tax contributions to the Local Taxes in 2006 amounted to 32.72 % , in the year 2007
was 33.36 % , in 2008 was 32.45 % , while in 2009 that is equal to 36.27 % . Policies that must be
taken by the government is providing educational training, conduct training and awareness-raising
program, optimizing the existing tax collection, and find sources of new taxes.
Keywords : Hotel and Restaurant Taxes, Local Revenue and Pekanbaru City

http://rat.uir.ac.id

340

Jurnal RAT Vol.2.No.2.September 2013

PENDAHULUAN
Untuk menjamin agar perekonomian
daerah
tetap
tumbuh
serta
dapat
mengakomodasikan masa depan perubahan
yang terjadi di lingkungannya, maka strategi
pemerintah
daerah
adalah
dengan
:1.Meningkatkan penerimaan daerah sendiri, 2.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penerimaan daerah, dan 3. Meningkatkan
efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan
keuangan daerah.
Kemandirian
pembiayaan
sangat
diperlukan baik di tingkat pusat maupun
daerah, untuk itu di era ekonomi ini, daerah
diharapkan mampu mencari sumber dana agar
dapat membiayai berbagai macam kegiatan
yang akan di laksanakan. Ketentuan mengenai
sumber pendapatan daerah secara garis besar di
atur dalam Undang-undang No 23 Tahun 2004
pasal 157 tentang pemerintah daerah, disebut
bahwa sumber pendapatan daerah terdiri atas :
Pendapatan Asli Daerah (Hasil pajak daerah,
Hasil retribusi daerah,Hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang di pisahkan, dan Lainlain pendapatan asli daerah yang sah), Dana
Perimbangan, dan lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah.
Untuk meningkatkan penerimaan pajak
daerah kota pekanbaru melakukan usaha-usaha
untuk menarik investor luar negeri untuk
menanamkan modalnya di kota pekanbaru yang
salah satunya di dunia bisnis perhotelan,
disamping itu pemerintah daerah juga
memperdayakan potensi daerah untuk di
kembangkan
antara
lain
di
dunia
kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik
wisatawan untuk berkunjung di kota
pekanbaru.
Data dari Dinas Pendapatan Daerah Kota
Pekanbaru
(2010)
diketahui
realisasi
penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kota
Pekanbaru dari tahun ke tahun mengalami
berfluktuasi atau naik turun terlihat pada tahun
2005 dimana realisasinya tidak mencapai target
http://rat.uir.ac.id

ISSN : 2252-9606

yaitu sebesar 96,76 %, diman pada tahun 2006


terjadi melampaui target yaitu sebesar
102,40%. Kemudian pada tahun 2007-2009
dimana realisasinya tidak mencapai target, pada
tahun 2007 yaitu sebesar 72,66 %, sedangkan
pada tahun 2008 sebesar 75,37 %, dan pada
tahun 2009 sebesar 73,42 %.
Adapun tujuan yang hendak dicapai
melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui
besarnya pajak hotel dan restoran yang dapat di
sumbangkan terhadap pendapatan Asli Daerah
kota pekanbaru, dan untuk mengetahui
kebijakan apa yang dilakukan pemerintah
daerah untuk dapat meningkatkan penerimaan
pajak hotel dan restoran.
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut
daerah berdasarkan peraturan pajak yang di
tetapkan oleh daerah untuk kepentingan
pembiayaan rumah tangga pemerintah daerah
tersebut. Pajak adalah sebagian harta kekayaan
rakyat (swasta) yang berdasarkan undangundang, wajib di berikan oleh rakyat kepada
negara tanpa mendapat kontraprestasi secara
individual dan langsung dari negara
(Markus,2005: 1).
Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan
hotel. Dasar pengenaan pajak hotel adalah
jumlah pembayaran atau yang seharusnya
dibayar kepada hotel. Tarif pajak hotel di
tetapkan paling tinggi sebesar 10 %, tarif pajak
hotel di tetapkan dengan Peraturan Daerah.
Pajak hotel yang terutang dipungut di wilayah
daerah tempat hotel berlokasi (Undang-undang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28
Tahun 2009 : 23-24).
Pajak restoran adalah pajak atas
pelayanan restoran. Restoran adalah tempat
menyantap makanan dan minuman yang di
sediakan dengan dipungut bayaran, tidak
termasuk usaha jasa boga atau catering. Dasar
pengenaan pajak restoran adalah jumlah
pembayaran yang diterima atau yang
seharusnya diterima restoran. Tarif pajak
restoran di tetapkan paling tinggi sebesar 10 %,
341

ISSN : 2252-9606

Jurnal RAT Vol.2.No.2.September 2013

tarif pajak restoran di tetapkan dengan


Peraturan Daerah. Pajak restoran yang terutang
dipungut di wilayah daerah tempat restoran
berlokasi (Undang-undang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 : 2425).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di wilayah
pekanbaru. Di pilihnya daerah wilayah ini
karena penulis melihat adanya perkembangan
perekonomian daerah yang cukup pesat dalam
sektor perhotelan dan restoran, sehingga
potensi pajak hotel dan restoran di wilayah
pekanbaru terus meningkat. Data sekunder
penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
instansi-instansi atau dinas pemerintah yang
berkaitan
dengan
aspek
pembahasan,
diantaranya Kantor Biro Pusat Statistik Kota
Pekanbaru, Kantor Dinas Pariwisata Seni dan
Budaya Kota Pekanbaru, dan Kantor Dinas
Pendapatan Kota Pekanbaru.
Metode pengumpulan data yang di
gunakan adalah teknik dokumentasi yaitu
mencatat dan meneliti dokumen atau arsip yang
ada di kantor atau instansi yang berhubungan
dengan penelitian baik dalam bentuk informasi,
data statistik, data keuangan dan sebagainya.
Analisa data yang di gunakan dalam penulisan
ini adalah dengan metode analisa data
Deskriptif. Untuk menguji hipotesa, maka
dihitung seluruh jumlah wajib pajak dan
restoran kota pekanbaru kemudian dihitung
jumlah penerimaan dari subyek wajib pajak
tersebut sehingga, dapat diketahui peranan
wajib pajak hotel dan restoran di kota
pekanbaru.
PH
K = PAD x 100 % ...(1)
Keterangan :
K
= Kontribusi
PH
= Pajak Hotel
PAD = Pendapatan Asli Daerah

http://rat.uir.ac.id

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peranan Pajak Hotel dan Restoran Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Peranan pajak hotel dan restoran terhadap
PAD dilakukan untuk melihat seberapa besar
pajak hotel dan restoran berperan terhadap
PAD. Analisis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan kontribusi pajak hotel dan
restoran terhadap realisasi penerimaan PAD
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran =
100%......(2)
Tabel 1 : Peranan Pajak Hotel dan Restoran
Terhadap PAD Kota Pekanbaru Tahun
2005-2009 (Dalam Rupiah)
Tah
Realisasi
PAD
Kontrib
un Pajak Hotel
usi (%)
dan
Restoran
2005
2006
2007
2008
2009

15.066.157.
542
16.332.153.
176
18.778.398.
961
19.673.880.
573
25.344.290.
517

87.153.634.1
21
104.450.974.
414
109.039.133.
688
118.745.167.
703
129.859.965.
945

17,28
15,63
17,22
16,56
19,51

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Pekanbaru, Data


Olahan 2011

Dari tabel diatas tersebut maka dapat


dilihat bahwa kontribusi pajak hotel dan
restoran terhadap PAD cenderung mengalami
fluktuasi. Dapat kita lihat bahwa pada tahun
2005 kontribusi pajak hotel dan restoran
terhadap PAD adalah sebesar 17,28 persen atau
sebesar Rp. 15.066.157.542 dari PAD sebesar
Rp. 87.153.634.121.
Pada tahun 2007
kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap
PAD adalah sebesar 17,22 persen atau sebesar
Rp. 18.778.398.961 dari PAD sebesar Rp.
109.039.133.688. Pada tahun 2008 kontribusi
pajak hotel dan restoran terhadap PAD
342

ISSN : 2252-9606

Jurnal RAT Vol.2.No.2.September 2013

mengalami penurunan yaitu sebesar 16,56


persen atau sebesar Rp. 19.673.880.573 dari
PAD sebesar Rp. 118.745.167.703. Pada tahun
2009 kontribusi pajak hotel dan restoran
mengalami kenaikan yaitu sebesar 19,51 persen
atau Rp. 25.344.290.517 dari PAD sebesar Rp.
129.859.965.945.
Dari peranan pajak hotel dan restoran
terhadap PAD diatas, ternyata pajak hotel dan
restoran
sangat
mempengaruhi
PAD.
Meskipun peranan pajak hotel dan restoran
terhadap PAD mengalami fluktuasi, tetapi
penerimaan pajak hotel dan restoran sangat
mempengaruhi pembangunan. Naik turunnya
kontribusi pajak hotel dan restoran dikarenakan
banyak tidaknya kunjungan ke hotel dan ke
restoran. Peraturan Daerah Kota Pekanbaru
No.5 Tahun 2006 Tentang Pajak Hotel
sedangkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru
No.6 Tahun 2006 Tentang Pajak Restoran.
Pajak daerah terdiri dari Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan
Galian Golongan C, dan Pajak Parkir.
Peranan Pajak Hotel dan Restoran Terhadap
Pajak Daerah
Untuk mengetahui seberapa besar
peranan pajak hote dan restoranl terhadap pajak
daerah, maka diperlukan analisis kontribusi.
Maka digunakan rumus sebagai berikut :
Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran =
100%......(3)

Tabel 2: Peranan Pajak Hotel dan Restoran


Terhadap
Pajak
Daerah
Kota
Pekanbaru Tahun 2005-2009 (Dalam
Rupiah)
Tahu Realisasi
Pajak
Kontrib
n
Pajak
Daerah
usi (%)
Hotel dan
Restoran

http://rat.uir.ac.id

2005
2006
2007
2008
2009

15.066.157.
542
16.332.153.
176
18.778.398.
961
19.673.880.
573
25.344.290.
517

46.745.678.
201
49.901.091.
156
56.281.863.
547
60.622.242.
084
69.865.355.
922

32,23
32,72
33,36
32,45
36,27

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Pekanbaru,Data Olahan


2011

Dari tabel diatas, dapat kita ketahui


bahwa kontribusi pajak hotel dan restoran
terhadap pajak daerah setiap tahunnya
mengalami fluktuasi.
Pada tahun 2005
kontribusi pajak hotel dan restoran adalah
sebesar 32,23 persen atau sebesar Rp.
15.066.157.542 dari pajak daerah sebesar Rp.
46.745.678.201. Kemudian pada tahun 2006
kontribusi pajak hotel dan restoran mengalami
kenaikan sebesar 32,72 persen atau sebesar Rp.
16.332.153.176 dari pajak daerah sebesar Rp.
49.901.091.156. Pada tahun 2007 kontribusi
pajak hotel dan restoran terhadap pajak daerah
sebesar 33,36 persen atau sebesar Rp.
18.778.398.961 dari pajak daerah sebesar Rp.
56.281.863.547. Pada tahun 2008 kontribusi
pajak hotel dan restoran mengalami penurunan
yaitu sebesar 32,45 persen atau sebesar Rp.
19.673.880.573 dari pajak daerah sebesar Rp.
60.622.242.084. Pada tahun 2009 kontribusi
pajak hotel dan restoran mengalami kenaikan
yaitu sebesar 36,27 persen atau sebesar Rp.
25.344.290.517 dari pajak daerah sebesar Rp.
69.865.355.922.
Dari peranan pajak hotel dan restoran
terhadap pajak daerah diatas, ternyata pajak
hotel dan restoran juga sangat mempengaruhi
PAD.
Dimana salah satu usaha untuk
mewujudkan kemandirian suatu daerah dalam
membiayai pembangunan yaitu dengan cara
menggali sumber dana dari masyarakat berupa
pajak daerah.
Pajak hotel dan restoran
merupakan salah satu penyumbang utama bagi
penerimaan pajak daerah Kota Pekanbaru.
343

ISSN : 2252-9606

Jurnal RAT Vol.2.No.2.September 2013

Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan sumber
Pendapatan Asli Daerah di kota pekanbaru
yang setiap tahunnya terjadi naik turun. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3 : Perkembangan Realisasi Penerimaan
Pajak Daerah dan Kontribusi Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Pekanbaru
Tahun 2005-2009 (Dalam Rupiah)
Tah
Realisasi
Realisasi
Kontrib
un
Penerimaa Penerimaan usi (%)
n Pajak
PAD
Daerah
2005
2006
2007
2008
2009

46.745.678.
201
49.901.091.
156
56.281.863.
547
60.622.242.
084
69.865.355.
922

87.153.634.1
21
104.450.974.
414
109.039.133.
688
118.745.167.
703
129.859.965.
945

53,63
47,77
51,61
51,05
53,80

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Pekanbaru, Data


Olahan 2011

Dari tabel diatas dapat dilihat penerimaan


pajak daerah Kota Pekanbaru dari tahun 20052009 dimana setiap tahunnya mengalami
fluktuasi baik secara nominal maupun
kontribusinya. Pada tahun 2005 kontribusi
pajak daerah adalah 53,63 persen atau sebesar
Rp. 46.745.678.201 dari jumlah penerimaan
PAD sebesar Rp. 87.153.634.121. Kemudian
pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar
47,77 persen atau sebesar 49.901.091.156 dari
penerimaan PAD sebesar Rp. 104.450.974.414.
Kemudian pada tahun 2007 kontribusi pajak
daerah sebesar 51,61 persen atau sebesar Rp.
56.281.863.547 dari penerimaan PAD sebesar
Rp. 109.039.133.688.
Pada tahun 2008
kontribusi pajak daerah mengalami penurunan
lagi yaitu 51,05 persen atau sebesar Rp.
60.622.242.084 dari penerimaan PAD sebesar
Rp. 118.745.167.703. Kemudian pada tahun
2009 kontribusi pajak daerah terjadi
peningkatan lagi yaitu 53,80 persen atau
http://rat.uir.ac.id

sebesar Rp. 69.865.355.922 dari penerimaan


PAD sebesar Rp. 129.859.965.945.
Retribusi Daerah
Sumber PAD di Kota Pekanbaru selain
pajak daerah adalah retribusi daerah. Adapun
jenis-jenis pungutan yang termasuk retribusi
daerah Kota Pekanbaru adalah retribusi
pelayanan kesehatan, retribusi pelayanan
kebersihan, retribusi pelayanan pasar, retribusi
rumah potong hewan, retribusi izin mendirikan
bangunan, retribusi izin trayek, retribusi izin
usaha pariwisata, dan lain-lain. Untuk melihat
seberapa besar realisasi penerimaan retribusi
daerah terhadap PAD dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4 : Perkembangan Realisasi Penerimaan
Retribusi Daerah dan Kontribusi
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Pekanbaru Tahun 2005-2009 (Dalam
Rupiah)
Realisasi
Realisasi
Kontrib
Tah Penerimaa Penerimaan usi (%)
un n Retribusi
PAD
Daerah
2005
2006
2007
2008
2009

29.431.492.
939
31.714.588.
152
36.394.556.
449
43.512.654.
371
43.701.809.
201

87.153.634.1
21
104.450.974.
414
109.039.133.
688
118.745.167.
703
129.859.965.
945

33,76
30,36
33,37
36,64
33,65

Sumber : Dinas Pendapatan Kota Pekanbaru, data olahan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa


penerimaan dari sektor retribusi daerah telah
memberikan kontribusi yang cukup memadai
terhadap PAD. Untuk tahun 2005 kontribusi
retribusi daerah 33,76 persen atau sebesar Rp.
29.431.492.939 dari penerimaan PAD sebesar
Rp. 87.153.634.121. Kemudian pada tahun
2006 kontribusi retribusi daerah 30,36 persen
atau sebesar Rp. 31.714.588.152 dari
penerimaan PAD sebesar Rp. 104.450.974.414.
Pada tahun 2007 kontribusi retribusi daerah
344

Jurnal RAT Vol.2.No.2.September 2013

33,37 atau sebesar Rp. 36.394.556.449 dari


penerimaan PAD sebesar Rp. 109.039.133.688.
Pada tahun 2008 kontribusi retribusi daerah
terjadi kenaikan lagi yaitu 36,64 persen atau
sebesar Rp. 43.512.654.371 dari penerimaan
PAD sebesar Rp. 118.745.167.703. Kemudian
pada tahun 2009 kontribusi retribusi daerah
mengalami penurunan lagi yaitu 33,65 persen
atau sebesar Rp. 43.701.809.201 dari
penerimaan PAD sebesar Rp. 129.859.965.945.
Dari hasil penelitian data retribusi daerah
mengalami fluktuasi, karena pemerintah daerah
telah memangkas beragam jenis pungutan pajak
daerah dan retribusi daerah yang dapat
memberikan dampak
negatif terhadap
perekonomian daerah, karena adanya beberapa
Peraturan Daerah yang menetapkan subjek dan
objek pajak daerah dan retribusi daerah
dibatalkan oleh pemerintah pusat, diantaranya
dengan alasan objek yang dipungut pada pajak
daerah dan retribusi daerah tersebut pada
dasarnya sudah dikenakan sebagai objek pajak
pusat. Disamping itu, untuk mempertinggi
perolehan pendapatan daerah khususnya yang
berasal dari kompnen pajak daerah dan retribusi
daerah pemerintah daerah telah melakukan
perampingan jenis-jenis pajak daerah dan
retribusi daerah yang dipungutnya dengan
menghapus pungutan yang secara ekonomis
memberatkan dan telah memberlakukan
pungutan yang secara ekonomi dapat
memberikan sumbangan yang segnifikan bagi
pendapatan daerah.
Kebijakan-kebijakan yang Dapat di Ambil
Pemerintah daerah Dalam Meningkatkan
Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota
Pekanbaru.
Dengan demikian dapat diketahui berapa
banyak pengusaha hotel dan restoran,
disamping itu pula dapat diperkirakan berapa
besar penerimaan dari pajak hotel dan restoran
untuk tahun yang akan datang. Langkahlangkah yang dapat ditempuh Dinas
Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru dalam
http://rat.uir.ac.id

ISSN : 2252-9606

upaya meningkatkan realisasi penerimaan


pajak hotel dan restoran antara lain :
1. Peningkatan pembinaan organisasi kepada
aparat pengelola pandapatan daerah
sehingga tercipta suatu aparatur yang
terampil dan berdesiplin.
2. Dalam menentukan objek pajak hotel dan
restoran tidak harus berdasarkan izin usaha
baru. Tindakan ini dilakukan agar semua
jenis usaha yang harus dikenakan, baik
yang sudah mempunyai izin maupun yang
belum dapat didata.
3. Melakukan pembinaan dengan cara
mengadakan penyuluhan kepada wajib
pajak dengan tujuan agar timbul
kesadarannya untuk membayar pajak.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas
pegawai Dinas Pendapatan Daerah dan
dinas yang berkaitan, dengan cara
melakukan pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan pegawai serta
penambahan jumlah pegawai yang
diperlukan.
5. Menambah fasilitas dan pelayanan
sehingga dapat menampung jumlah wajib
pajak dan objek pajak bertambah banyak
dan penerimaan pajak daerah dapat
meningkat.
6. Mengkaji ulang peraturan daerah yang
berlaku untuk disesuaikan dengan setuasi
dan kondisi yang ada, sehingga peraturan
yang berlaku tetap efektif.
7. Untuk memperlancar tugas-tugas aparat
pelaksana pemungutan pajak, maka perlu
ditingkatkan kemampuan dan kerjasama
aparatur
pemerintah
dengan
para
pengusaha yang bergerak dalam bidang
hotel dan restoran.
8. Pendesiplinan yang lebih tegas dari
petugas pemungut kepada wajib pajak agar
didalam pemungutan pajak tidak terjadi
penunggakan yang sebetulnya tidak perlu
terjadi.
9. Melakukan penelitian dan pengamatan
terhadap wajib pajak tentang keadaan serta
345

Jurnal RAT Vol.2.No.2.September 2013

perkembangan usahanya sebagai bahan


evaluasi dalam rangka peninjauan kembali
penetapan yang sudah ada, sehingga
diharapkan adanya peningkatan dari
penerimaan pajak hotel dan restoran.
10. Mengoptimalkan penagihan pajak yang
sudah ada.
11. Menginventarisasikan atau memeriksa
pengusaha yang bergerak dibidang hotel
dan restoran yang belum terkena pajak, hal
ini dilakukan pada saat pendaftaran usaha
dengan membentuk satuan tugas untuk
melihat objek-objek apa yang belum
terdaftar.
12. Sistem administrasi dan pengawasan
terhadap pajak hotel dan restoran
ditingkatkan, sehingga dapat diketahui
berapa pajak yang seharusnya disetor serta
kemungkinan adanya penyimpangan yang
dilakukan.
13. Mencari sumber-sumber jenis penerimaan
baru.
14. Hal lain yang turut menentukan dalam
peningkatan pajak hotel dan restoran
adalah aparatur Dinas Pendapatan Daerah
melakukan
segala
kegiatan
yang
menyangkut penyampaian surat-surat
penetapan pajak, memberikan pengertian
sedemikian rupa kepada wajib pajak
sehingga dapat memenuhi kewajibannya
sebagai wajib pajak sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Dengan memperbaiki atau menyesuaikan
aspek ketatalaksanaan baik administrasi
maupun operasional maka pengawasan dan
pengendalian serta SDM pengelola PAD harus
dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, dibutuhkan
peran
serta
dari
masyarakat
untuk
memsukseskan kegiatan pembangunan daerah
dengan cara membayar pajak sesuai dengan
ketentuannya supaya pembangunan daerah
dapat terwujud atau dapat tercapai dengan baik.

http://rat.uir.ac.id

ISSN : 2252-9606

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Rata-rata pajak hotel dan restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah dari tahun 20052009 di Kota Pekanbaru adalah sebesar Rp.
19.038.976.153.
2. Kebijakan-kebijakan yang harus dilakukan
atau diambil pemerintah adalah dengan
cara melakukan efektivitas pemungutan
pajak hotel dan restoran, memberikan
penyuluhan tentang pemungutan pajak,
memberikan
pelatihan
pendidikan,
meningkatkan pembinaan organisasi
kepada aparat agar tercipta suatu aparatur
yang terampil dan disiplin, melakukan
pembinaan dan mengadakan penyuluhan,
meningkatkan kualitas dan kuantitas dinas
PAD dan dinas yang berkaitan serta
melakukan pelatihan-pelatihan untuk
meningkatkan
keterampilan,
meningkatkan fasilitas dan pelayanan,
mengkaji ulang peraturan daerah di
sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
ada, meningkatkan kerjasama pemerintah
dengan para pengusaha hotel dan restoran,
petugas pemungut pajak harus lebih tegas
dalam
melakukan
pekerjaannya,
melakukan penelitian dan pengamatan
terhadap wajib pajak, mengoptimalkan
penagihan pajak yang sudah ada, mencari
sumber-sumber jenis pajak baru.
Saran
1. Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru perlu
melakukan penyuluhan dan pendekatan
agar lebih memberikan kesadaran
masyarakat untuk taat dalam membayar
pajak yaitu dengan memberikan pengertian
tentang arti pentingnya membayar pajak.
2. Meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) pegawai atau petugas dinas
pemungut pajak agar lebih propesional
sehingga segala tugas bisa dilaksanakan
dengan baik.
3. Pemerintah daerah Kota Pekanbaru harus
berperan aktif,
bagaimana realisasi
346

Jurnal RAT Vol.2.No.2.September 2013

penerimaan pajak hotel dan restoran pada


tahun mendatang dapat terus meningkat
lagi. Agar masyarakat mau memenuhi
kewajiban membayar pajak, harus diberi
faktor
pendorong
yaitu
dengan
melaksanakan reward dan punishment atau
memberikan penghargaan atau hukuman.
4. Memantau dan memonitor pertumbuhan
objek wajib pajak khususnya pajak hotel
dan restoran dapat melakukan pendataan
yang akurat, dalam arti bahwa tidak ada
wajib pajak yang seharusnya membayar
pajak tetapi karena kurangnya ketelitian
dalam pendataan tidak dikenakan pajak.
Sehingga penerimaan dari objek tersebut
sesuai dengan potensi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2009. kota Pekanbaru
dalam angka, pekanbaru.
Bohari, 2010. Pengantar Hukum Pajak,
Rajawali Pers, Jakarta.
Dinas Pariwisata, 2009. Pariwisata Kota
Pekanbaru, Kota Pekanbaru.
Halim Abdul,2001. Menajemen Keuangan
Daerah, AMP YKPN, Yogyakarta.
Jambari Nilawan, 2004. Peranana Pajak
Hotel
dan
Restoran
Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota
Pekanbaru Skripsi IESP, FE-UIR,
Pekanbaru.
Kota Pekanbaru,2006. Peraturan Daerah
No.05 Tahun 2006 Tentang Pajak
Hotel, Pekanbaru.
Kota Pekanbaru,2006. Peraturan Daerah
No.06 Tahun 2006 Tentang Pajak
Restoran, Pekanbaru.
Mardiasmo,2002.Perpajakan
Edisi
3,
Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Mardiasmo,2006.Perpajakan,
Andi
Yogyakarta, Yogyakarta.
Markus Muda,2005.Perpajakan Indonesia,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Munir, Badrul,2003. Perencanaan Anggaran
Kerja: Memangkas Inefisiensi Anggaran
Daerah, Samawa Center, Mataram.
http://rat.uir.ac.id

ISSN : 2252-9606

Rumbino, Yarini,2007. Peranan Pajak Hotel


dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli
Daerah
(PAD)
di
Kabupaten
Karanganyar, Skripsi IESP, FE-UGM,
Yogyakarta.
Suparmoko,2003.Keuangan Negara Dalam
Teori dan Praktek edisi 5,BPFE
Yogyakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2009, Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pustaka Yustisia,
Yogyakarta.
Waluyo,2008.Perpajakan
Indonesia,
Salemba Empat, Jakarta.

347

S-ar putea să vă placă și