Sunteți pe pagina 1din 5

Ulkus peptikum masih merupakan masalah kesehatan yang penting.

Ulkus peptikum insidennya


cukup tinggi di Amerika Serikat, dengan 4 juta penduduk terdiagnosis setiap tahunnya. Sekitar
20-30 % dari prevalensi ulkus ini terjadi akibat pemakaian Obat Anti Inflamasi Non Steroid
(OAINS) terutama yang nonselektif. OAINS digunakan secara kronis pada penyakit-penyakit
yang didasara inflamasi kronis seperti osteoathritis. Pemakaian kronis ini semakin meningkatkan
risiko terjadi ulkus peptikum.
Pada lambung normal, terdapat dua mekanisme yang bekerja dan mempengaruhi kondisi
lambung, yaitu faktor pertahanan (defense) lambung dan faktor perusak (aggressive) lambung.
Kedua faktor ini, pada lambung sehat, bekerja secara seimbang, sehingga lambung tidak
mengalami kerusakan/luka. Faktor perusak lambung meliputi (1) faktor perusak endogen/ berasal
dari dalam lambung sendiri antara lain HCL, pepsin dan garam empedu; (2) faktor perusak
eksogen, misalnya (obat-obatan, alkohol dan bakteri). Faktor pertahanan lambung tersedia untuk
melawan atau mengimbangi kerja dari faktor tersebut diatas. Faktor/ sistem pertahanan pada
lambung, meliputi lapisan (1) pre-epitel;
(2) epitel; (3) post epitel.
Apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua faktor di atas, baik faktor pertahanan yang
melemah ataupun faktor perusak yang semakin kuat, dapat mengakibatkan kerusakan pada selsel lambung, yang pada akhirnya akan membentuk ulkus lambung/ peptikum. Pemberian paparan
eksogen yang berlebihan seperti kortikosteroid, OAINS dan kafein dapat memicu terjadinya
ulkus lambung. Lambung memiliki mekanisme penyembuhan ulkus sendiri. Mekanisme ini
merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan migrasi sel, proliferasi, reepitelisasi,
angiogenesis dan deposisi matriks yang selanjutnya akanmembentuk jaringan parut

DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane, C & Hackley, JoAnn, C. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah: Buku Saku dari
Brunner&Suddarth. Jakarta: ECG
Corwin, Elizabeth, J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3. Jakarta: ECG
Doenges, E. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Gibson, John: alih bahasa, Bertha Sugiarto. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.
Jakarta: ECG. Hlm 185
Grace, Pierce & Borley Neil. 2007. At A Glance : Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : Erlangga.
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna: Gastritis (Dyspepsia atau maag), Infeksi
Mycobacteria pada Ulser Gastrointestinal. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Pearce,Evelyn C. 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia. Hlm 199
Priyanto, Agus & Lestari, Sri. 2008. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer, Suzanne C. Alih bahasa Agung Waluyo. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.

Baughman, Diane, C & Hackley, JoAnn, C. 2000.


Keperawatan Medikal
Bedah: Buku Saku
dari Brunner&Suddarth
. Jakarta: ECG
Corwin, Elizabeth, J.
2009.
Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3

. Jakarta: ECG
Doenges, E. Marilyn. 2002. Rencana
Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Gibson, John: alih bahasa, Bertha Sugiarto. 2002.
Fisiologi dan Anatomi Modern untuk
Perawat
. Jakarta: ECG. Hlm 185
Grace, Pierce & Bo
rley Neil. 2007.
At A Glance : Ilmu Bedah Edisi 3
. Jakarta : Erlangga.
Misnadiarly. 2009.
Mengenal
Penyakit Organ Cerna
: Gastritis (Dyspepsia atau maag),
Infeksi Mycobacteria pada Ulser Gastrointestinal
.
Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Pearce,Evelyn C. 20
10.
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Jakarta: Gramedia. Hlm 199
Priyanto, Agus & Lestari, Sri. 2008.
Endoskopi Gastrointestinal
. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer, Suzanne C. Alih bahasa Agung Waluyo.
2001.
Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunne
r & Suddarth.
Jakarta : EGC.
http://healthlink.mcw.edu, Gastritis, David A. Severance, MD
http://en.wikipedia.org, Gastritis
http://www.gicare.com, Gastritis, Jackson Siegelbaum Gastroenterology

http://digestive.niddk.nih.gov, Gastritis, National Digestive Diseases Information Clearinghouse


http://lecturef.wordpress.com/2011/03/23/gastritis/
Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta:
EGC.
Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta:
EGC.

1. Laine L, Takeuchi K. and Tarnawsky A. Gastric Mucosal Defense and Cytoprotection :


Bench to Bedside in: Metz D., eds. Reviews in basic and clinical gastroenterology
Gastroenterology 2008; 135:41-60.
2. Husain SS, Szabo IL, Pai R, et al. MAP (ERK-2) kinase a key target for NSAIDsinduced inhibition of gastric cancer cell proliferation and growth. Life Sci 2001;69:30453054.
3. Tarnawsky A. Cellular and molecular mechanisms of gastric mucosal defense and repair.
In: Arakawa T, Yoshikawa T. Bioregulation and Its Disorders in the Gastrointestinal
Tract. Japan : Blackwell Science 1998.
4. Brozowski T, Konturek PC, Konturek SJ, et al. Role of prostaglandins in gastroprotection
and gastric adaptation. J Physiol Pharmacol 2005;56(Suppl 5):33-55.
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep
Kes R.I.
Nugroho, Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC
Lindes, G., 2006. Gangguan Lambung dan Duodenum, dalam Patofisiologi. Jakarta:
EGC

1. Valle J.D., 2005, Harrison Principle of Internal Medicine 16th Ed. [e-book], USA:
McGraw Hill (1746-1756)
2. Suyono.S., 2011, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Ed III, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
3. Katzung,B.G.1997. Farmakologi Dasar dan Klinik, ed IV.Jakarta :Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
4. Neal M.J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Penerbit : Erlangga . Jakarta.
5. Journal of physiology and pharmacology 2006, 57, supp 5, 113.124. Inhibitors Of
Cyclooxygenase: Mechanisms, Selectivity and Uses.
6. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. 2008.

7. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
8. Sastroasmoro, sudigdo. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Binarupa Aksara

S-ar putea să vă placă și