Sunteți pe pagina 1din 34

Bismillahirrahmanirrahiim

Ya Tuhan Yang Maha berilmu, berikanlah aku ilmu & pengetahuan untuk
senantiasa bermanfaat bagi sesama dan alam

RANGKUMAN MATERI KULIAH TEKNIK MESIN ITB


Sumber: Mechanical Engineering Reference Manual for the PE Exam ,
10th Edition
Disusun Oleh: Nyoman Anjani (13109092)

TOPIK PEMBAHASAN:
1. System of Units
2. Engineering Drawing Practice
3. Probability and Statistical Analysis of Data
4. Fluid properties
5. Fluid Statics
6. Fluid Flow Parameters
7. Fluid Dynamics
8. Hydraulic Machines
9. Fuels and Combustion
10.Energy, Work, and Power
11.Thermodynamic Properties of Substances
12.Changes in Thermodynamic Properties
13.Compressible Fluid Dynamics
14.Vapor Power Equipment
15.Vapor Power Cycles
16.Combustion Power Cycles
17.Refrigeration Cycles
18.Fundamental Heat Transfer
19.Air Conditioning Systems and Controls
20.Material Properties and Testing
21.Strength of Materials
22.Failure Theories
23.Basic Machine Design
24.Pressure Vessel
25.Kinematics
26.Mechanisms and Power Transmission Systems
27.Vibrating System
28.Management Science
29.Instrumentation and Measurements
30.Manufacturing Processes
31.Environmental Engineering
32.Electricity and Electrical Equipment

1. System of Units

a. Massa : 1 kg = 1000 gram = 0,454 pound = 14,594 slug


b. Gravitasi (on earths surface) = 9,81 m/s2 9,8066 m/s2
c. Pada English Engineering System, diperlukan faktor konversi berupa
gravitational constant, gc, yang digunakan untuk penghitungan berat(W),
gaya (F), energi ( EK & EP), dan tekanan (P), yang mengkonversikan unsur
massa (lbm, pound-mass) menjadi lbf (pound-force).
d. I pound = 0,2248 Newton
e. SI UNIT
1
2
3

Panjang
Massa
Waktu

Meter
Kilogram
Sekon

Arus

Ampere

1
2
3
4

Fekuensi
Gaya
Tekanan
Energi, Work, quantity of
heat
Power
Electric charge, quantity
of electricity
Electric potential
Electric capacitance
Electric resistance
Electric conductance

5
6

Base Units
5
6
7

Temperatur
Jumlah partikel
Intensitas
cahaya

Kelvin
Mol
Candela

Derived Units
Hz
Newton
Pa
Joule
Watt
Coulom
b
Volt
Farad
Ohm
Siemen,
S
Weber,
Wb
Tesla

7
W/A
8
C/V
9
V/A
1
A/V, 1/R
0
1 Magnetic flux
V.s
1
1 Magnetic flux density
Wb/m2
2
1 Inductance
Henry
Wb/A
3
f. Common Dimensionless Groups (...Number)
Biot
Bi
hL/Ks
Surface conductance / internal
Number
conduction of solid
Grasshof

Gr

gTL3/
v

Buoyancy force/viscous force

Mach

v/a

Nusselt

Nu

hL/k

Prandtl

Pr

v/

Macroscopic velocity/speed of
sound
Temperature gradient at
wall/overall temperature
difference
Diffuson of

Heat
Transfer,
bab:
Heat
Transfer,
bab:
Mekflu II,
bab:
Heat
Transfer,
bab:

Reynolds
Stanton

Re
St

vL/v
h/cpG

Stokes
Raylegh

Sk

pL/v

momentum/diffusion of mass
Inertia force / viscous force
Heat transfer at wall/enegy
transported by stream
Pressure force/viscous force

2. Engineering Drawing Practice


a. Type of Views

ORTHOGRAPHIC VIEWS
Garis-garis proyeksi paralel (saling berpotongan tegak lurus dan atau
sejajar)
2. AUXILIARY
3.
OBLIQUE VIEWS
1.
PRINCIPAL
VIEWS
VIEWS (Planar
Tiga bidang dari suatu objek
View).
Khusus untuk
dapat terlihat.
Proyektor berada
objek yang
pada sumbu
memiliki bidang
a. CAVALIER PROJECTION
normal dengan
miring / bentuk
(oblique axis 45o dengan
pandangan mata.
lengkungan.
rasio skala 1:1:1)
Umumnya: Top,
b. CABINET PROJECTION
front, & right side Normal view dari
sebuah bidang
(oblique axis 45o dengan
views.
miring.
rasio skala 1:1:0,5)
c. CLINOGRAPHIC (oblique axis
9,5o)
d. AXONOMETRIC :
- Isometric
- Dimetric
- Trimetric
PERSPECTIVE VIEWS
Garis-garis proyeksi terpusat pada satu titik center of vision.
1.
PARALLEL PERSPECTIVE
2.
ANGULAR PERSPECTIVE
Garis horizontal akan tetap berbentuk
horizontal, garis vertikal akan tetap
berbentuk vertikal . Hanya 1 set
proyektor.

Dua set proyektor akan bertemu


pada satu objek.

b. Proyeksi AMERIKA & eropa ? & simbolnya.


c. Prinsip-prinsip dasar menggambar teknik

3. Probability and Statistical Analysis of Data

a. Diagram Venn:
- Subset (semua anggota di dalat set A adalah anggota pada set B)
- Proper subset (jumlah anggota B lebih banyak dari set A &
sebagiannya anggota A pula)
- Gabungan
- Irisan
- Null set (empty)
- Complement
b. Combinations, jumlah n kombinasi random dari sejumlah z benda
yang berbeda, urutan/susunan bendanya tidak mempengaruhi.

c. Permutations, jumlah n buah susunan yang dapat dibuat secara acak


dari sejumlah y buah benda, dimana urutan/susunan bendanya
mempengaruhi.
Ring permutation, untuk susunan yang melingkar.
d. Probability theory, besarnya kemungkinan pengambilan/pengukuran
yang acak/random.
Independent, jika sample yang telah diambil dikembalikan lagi ke
populasi, & sebaliknya adalah dependent.
e. Joint probability, kemungkinan terjadinya kejadian dari n buah
kelompok benda yang digabungkan dan diambil secara acak.
f. Distribusi normal / Gaussian distribution:
- Varian (2)
- Mean ()
- Standard Deviation ()
g. Bathup Distribution / Reliability Curve, kemungkinan suatu benda
dapat beroperasi dengan baik selama t waktu t.
h. Analisis data experimental:
- Frekuensi & frekuensi kumulatif, presentase kumulatif
- Histogram
- Frecuency polygon
- Distribusi frekuensi kumulatif

4. Fluid Properties

a. Simbol-simbol penting:
specific weight
v specific volume
absolute viscosity
density
v kinematic viscosity SG specific gravity
surface tension
E bulk modulus
shear stress
compressibility
b. Ideal Fluids
- Tidak memiliki viskositas (tidak tahan gesekan)
- Incompressible
- Memiliki distribusi kecepatan yang uniform saat mengalir.
c. Real Fluids:
- Newtonian (gas, water, alkohol, benzena, larutan gula, larutan
garam, uap air, larutan asam), asumsi fluida yang paling umum
digunakan karena sifat-sifatnya:
o Memiliki viskositas
o Compressible
o Memiliki distribusi kecepatan yang non-uniform saat mengalir.
o Mengalami gesekan dan turbulensi dalam alirannya.
- Non-Newtonian:
o Pseudoplastic fluids (lumpur, oli motor, karet alam, larutan
polimer), fluida yang viskositasnya menurun saat gradien
kecepatan meningkat.
o Bingham fluids/plastics (pasta gigi, jeli, adonan roti), fluida
yang mampu mencegah tegangan geser, jika tegangan geser
meningkat fluida ini akn berubah menjadi pseudoplastic
fluids.

Dilatant fluids ( perment, coklat, clay slurry, cat), fluida yang


viskositasnya meningkat jika tingkat agitasi dan atau gradien
kecepatan meningkat, dan mampu kembali ke viskositas
semula jika agitasi menurun.

5. Fluid Statics
a. Alat pengukur tekanan:
- Bourdon pressure gauge
- Barometer, mengukur tekanan absolut udara.
- Strain gauge, diaphragm gauges, quartz-crystal transducers,
menggunakan piezoelectric effect untuk mengukur tekanan yang
berfluktuasi.
- Manometer (tabung U), mengukur perbedaan tekanan yang kecil (<
70 Kpa), untuk mengukur tekanan gage, tidak mungkin untuk
mengukur tekanan absolut karena tabungnya harus dibuat berujung
vakum sempurna.
- Static pressure tube (piezometer tube), mengukur tekanan
gage/tekanan statik yang berada di dalam pipa/vessel.
b. Manometer (tabung U)
- Differential manometer (kedua ujung dihubungkan pada vessel
yang berbeda, untuk mengukur beda tekanan antara kedua vessel
tersebut). Beda ketinggian antara permukaan fluida, h, diakibatkan
adanya perbedaan tekanan pada kedua vessel di masing-masing
ujung manometer.
Fnet = berat dari kolom fluida
(p2-p1) x A = g h x A
p2-p1= g h
- Open manometer (mengukur tekanan gage, ujung manometer
terbuka di udara). Perbedaan tekanan yang muncul diakibatkan
oleh dorongan dari tekanan yang dihasilkan fluida 2 terhadap fluida
manometer dan fluida 1.
p2-p1= g( f hf + 1 h1 2 h2)
- specific weight = x (g/gc)
c. Tekanan hidrostatik
- Tekanan yang dihasilkan oleh fluida (tidak hanya air) pada suatu
wadah berdinding yang terendam oleh fluida tersebut. Tekanan
hidrostatik pada fluida yang bersifat incompressible dan stationary
akan memiliki karakter yang yang bergantung pada
ketinggian/kedalaman vertikal dan tidak bergantung pada luas area
dan massa fluida di atasnya(pada titik yang sama tinggi, maka
tekanan akan sama), hidrostatic paradox.
- Pada titik tersebut berlaku Hukum Pascal, bahwa tekanan menekan
ke segala arah dengan besar yang sama.
- Tekanan selalu normal ke permukaan bentuk apapun (karena
ketidakmampuan menahan tegangan geser).
d. Gaya Hidrostatik pada berbagai bidang
- BIDANG VERTIKAL:
Jika bidang vertikal yang terendam di dalam fluida hingga ujung

atas bidang tepat menyentuh permukaan fluida tersebut, maka


distribusi tekanan akan berbentuk segitiga dengan pusat tekanan
pada sentroid distribusi tekanan tersebut (2/3 kedalaman), jika
sebaliknya, maka akan berbentuk trapesium.
- BIDANG MIRING:
Jika bidang miring terendam di dalam fluida, maka distribusi
tekanannya akan serupa dengan bidang vertikal (distribusi
berbentuk segitiga / trapesium) dan bergantung pada kedalaman.
- BENDUNGAN / DAM:
Memiliki komponen resultan gaya horizontal dan vertikal yang
dihasilkan oleh tekanan hidrostatik yang terjadi pada permukaan
dam dan tekanan dari berat fluida yang menekan permukaan dam
yang miring. Terdapat momen jungkir balik, M overturning , yang
diakibatkan tekanan hidrostatik dari fluida, dan momen yang
menolaknya, Mresisting , yang dihasilkan oleh berat dari beton dam itu
sendiri.
- Externally Pressurized Liquids
Jika pada tangki tertutup terdapat gas yang ditekan hingga tekanan
gage, pt, pada permukaan fluida, maka tekanan pada dasar tangki
adalah penjumlahan tekanan gage dari gas dan tekanan hidrostatik
dari fluida tersebut.
e. The Hydraulic Ram
Karena tekanan menekan ke segala arah sama besar, maka tekanan
akan menghasilkan gaya yang besar yang setara dengan luas
permukaan yang didorong oleh fluida yang mengangkat ram.
f. Buoyancy (gaya apung)
Besarnya gaya buoyant pada objek yang terendam fluida (air, udara,
dll) diterangkan pada Hukum Archimedes (teorema buoyant): besarnya
gaya buoyant pada benda yang terendam sebanding dengan
banyaknya volume fluida yang dipindahkan, atau setara dengan
volume benda tersebut jika seluruh benda tersebut terendam fluida.

6. Fluid Flow Parameters

a. Bernoulli Equation
Persamaan konservasi energi pada Mekanika Fluida yang menyatakan
bahwa total energi dari fluida yang mengalir di dalam pipa tanpa
adanya losses akibat gesekan adalah konstan, persamaan ini
menggunakan beberapa asumsi seperti:
- Fluida yang incompressible
- Tidak ada gesekan fluida
- Perubahan energi termal diabaikan
Total energi ini merupakan penjumlahan dari tekanan, energi kinetik,
dan potensial dari fluida tersebut.
Et = Ep + Ev + Ez
Et = p/ + v2/2 + zg
b. Reynolds Number
Dimensionless number, yang merupakan perbandingan antara gaya
inersia dengan viskositas pada fluida,

Gaya inersia setara dengan kecepatan, densitas fluida, dan diameter


penampang yang dilalui fluida tersebut, sedangkan gaya viskositas
dihasilkan oleh viskositas absolut fluida tersebut, .
c. Laminar, Turbulent, & Critical Flow
Laminar flow terjadi jika partikel fluida bergerak pada pola yang paralel
dengan keseluruhan arah aliran. Pada sebuah pipeline aliran laminar
terjadi jika bilangan Reynolds kurang dari 2100 dan gaya viskositasnya
akan dominan pada daerah ini.
Distribusi kecepatan akan berbentuk parabola karena efek dari
viskositas yang menyebabkan partikel fluida ingin merekat (adhere)
pada dinding pipa, kecepatan fluida adalah nol pada dinding pipa, dan
kecepatan maksimum terjadi di sumbu tengah pipa.
Turbulent flow, pada umumnya terjadi jika bilangan Re lebih besar dari
4000, pada aliran ini gaya inersia fluida lebih mendominasi, dimana
partikel fluida akan mudah tersebar dan bercampur dengan fluida
sekelilingnya.
Pada aliran ini distribusi kecepatan seluruh partikel fluida adalah sama
besar yang disebut average / bulk velocity. Walaupun sebenarnya
selalu ada perbedaan antara kecepatan rata-rata dengan kecepatan di
sumbu tengah pipa pada aliran turbulen. Rasio dari kecepatan rata-rata
terhadap kecepatan maksimum fluida disebut pipe coefficient/factor.
Critical fluid/transition region,terjadi jika bilangan Re berada diantara
2100 dan 4000.

7. Fluid Dynamics
a. Hydrodynamics, mempelajari mengenai perilaku fluida secara
teoritis, dengan menggunakan pemodelan lewat Hukum Newton dan
asumsi fluida yang ideal dengan massa jenis yang konstan dan
viskositas nol.
b. Konservasi massa:
1 = 2
c. Persamaan kontinuitas:
1 A 1 v1 = 2 A 2 v2
d. Pada fluida yang incompressible, 1 = 2, maka besarnya volumetric
flow rate / debit, Q:
Q1 = Q2
A 1 v1 = A 2 v2
e. Pada persamaan Bernoulli, asumsi yang digunakan adalah frictionless
flow, kenyataannya pada aliran fluida selalu ada gesekan yang
menyebabkan energi losses dari fluida yang mengalir di dalam suatu
pipa, hal ini membuat E1 > E2. hf, head loss due to friction,
dimasukkan ke dalam persamaan asli Bernoulli, menjadi:
E1 = E2 + Ef
karena asumsi fluida adalah incompressible, maka akan terjadi
perubahan tekanan dimana tekanan akan menurun searah dengan
aliran fluida tersebut.
f. Darcy friction factor, f, digunakan untuk menghitung friction loss,
dimana f akan berkurang dengan bertambah besarnya bilangan Re

g.

h.

i.

j.

k.
l.

(kecepatan aliran bertambah besar)hingga mencapai fully turbulent


flow/rough-pipe flow, pada kondisi ini f akan konstan dan hanya
bergantung pada kekasaran permukaan pipa (roughness).
Viskositas fluida akan mempengaruhi besarnya bilangan Re dan friction
loss yang terjadi, dan jika viskositas bertambah tanpa adanya
penurunan kecepatan aliran, maka hal ini mungkin disebabkan oleh
friction loss yang meningkat sangat tajam dan aliran yang berubah
mejadi laminar.
Minor losses (Em), terjadi pada sambungan perpipaan, perubahan aah
aliran, dan luas area aliran, serta memiliki besar yang lebih kecil dari
frictional losses pada dinding pipa.
Saat terjadi gesekan (Ef), minor losses (Em), serta efek dari energi yang
dimasukkan oleh pompa (EA) dan energi yang diekstrak oleh turbin (E E)
pada aliran suatu fluida, maka Persamaan Bernoulli akan berubah
menjadi:
(Ep + Ev + Ez)1 + EA = (Ep + Ev + Ez)2 + EE + Ef + Em
Esources = Esink
Energi sources erasal dari fluida yang masuk dan dari pompa pada
sistem, sedangkan energi sink berasal dari fluida yang keluar sistem,
turbine, gesekan, dan minor losses lainnya.
Pompa bekerja dengan menambahkan energi (water horsepower,
WHP) pada aliran fluida yang dipindahkannya, yang merupakan energi
dari tekanan ataupun input power dari motor listrik/engine yang
menjalankan pompa tersebut.
Turbin bekerja dengan mengekstrak energi dari fluida yang
mengalirinya.
Torricellis speed of efflux, persamaan untuk menghitung kecepatan
dari air yang keluar dari lubang di dasar tangki akibat dari energi
potensial yang terkandung pada kedalaman (h) air dalam tangki:

h = z1 - z2
m. LIFT, gaya angkat (pada airfoil, flat plate,dll.), aliran udara yang
melalui airfoil bagian atas akan menempuh jarak yang lebih panjang
dari bagian bawah airfoil, hal ini mengakibatkan kecepatan aliran udara
pada bagian atas akan lebih besar sehingga energi kinetik meningkat
dan menyebabkan tekanan pada bagian atas airfoil menurun sehingga
gaya angkat ke arah atas akan meningkat. Oleh karena itu, pada
kecepatan yang pelan bentuk curvature pada airfoil dapat diperbesar
agar gaya angkat bertambah (kasus pesawat mendarat/take-off).
n. DRAG, gaya gesek yang bergerak paralel tetapi berlawanan dengan
arah dari pergerakan benda. Total gaya drag adalah gabungan dari skin
friction dan pressure drag. Gaya drag dan gaya lift yang saling tegak
lurus akan membentuk gaya resultan pada objek tersebut.

8. Hydraulic Machines

a. Tipe-tipe pompa
- Positive displacement pump, contoh: pompa-pompa reciprocating
action yang menggunakan piston, plungers, diafragma, atuapun

bellows dan pompa rotary action yang menggunakan vanes, screw,


lobes, dan progressive cavities. Pompa jenis ini membebaskan
sejumlah volume fluida dari tiap langkah/putarannya dengan
asupan energi yang dimasukkan secara berselang ke fluidanya.
- Kinetic pum, pompa jenis ini merubah energi kinetik fluida menjadi
energi tekanan, konstruksi dari pompa inilah yang menyebabkan
tansfrmasi terjadi. Contohnya: jet pumps, ejector pumps, dan
centrifugal pumps.
- Pompa sentrifugal memiliki prinsip kerja berupa: aliran fluida yang
masuk ke inlet akan ditangkap oleh impeller dan dilemparkan ke ke
bagian luar casing pompa, di dalam casing pompa tersebut
kecepatan fluida dari impeller aka diubah menjadi energi tekanan
yang akan melemparkan fluida ke luar dari pompa dengan arah 90 o
dari arah semula.
b. Pumping power & efficiency
- Energi (head) yang diberikan oleh suatu pompa dapat dihitung dari
perbedaan total energi dari kedua sisi pompa (lokasi sumber dan
tujuan). Berdasarkan persamaan Bernoulli, pada umumnya energi
yang dihasilkan akibat perubahan kecepatan dan ketinggian
besarnya kecil sehingga perbedaan energi total dapat dihitung
hanya dari peningkatan energi tekanan yang terjadi. Pumping
power bergantung kepada head added (hA) dan mass flow rate.

atau
Efisiensi pompa merupakan perbandingan antara net power yang
ditransfer ke fluida per unit waktu (hydraulic power) dengan input
power yang diberikan motor ke pompa (brake pump power), akibat
dari rugi-rugi dari gesekan dan kerugian mekanika di dalam pompa
itu sendiri, maka besarnya brake pump power akan lebih besar dari
hydraulic power.
- Biaya listrik pompa dihitung dari besarnya energi yang digunakan
dikalikan dengan lamanya waktu pemakaian:
W=Pt
c. Cavitation dan pencegahannya
Cavitation adalah penguapan secara spontan dari fluida yang sedang
dipompa yang menyebabkan menurunnya performa kerja dari pompa
tersebut. Jika tekanan dari fluida lebih rendah dari tekanan uap, maka
akan di dalam pompa akan terbentuk kantong-kantong kecil berisi uap
yang dapat menabrak permukaan impeller dan meletus ketika bertemu
dengan tekanan fluida lokal yang lebih tinggi, hal ini akan
menyebabkan terjadinya noise, getaran, impeller pitting, dan
kerusakan struktural lainnya pada casing pompa.
Penyebab cavitation:
- Temperatur liquid yang tinggi
- Kecepatan pompa yang berlebihan
- Saat energi yang dimiliki fluida di bagian inlet (net positive suction
head available, NPSHA) lebih sedikit dari jumlah energi yang

dibutuhkan (net positive suction head required, NPSHR) untuk


operasi yang optimal.
- Saat tekanan fluida menurun sehingga lebih rendah dari tekanan
uap.
Pencegahan cavitation:
- Posisi sumber fluida dibuat lebih tinggi
- Posisi pompa dibuat lebih rendah
- Mengurangi gesekan dan minor losses dengan menggunakan pipa
yang lebih besar atau memperpendek suction line.
- Menurunkan temperatur fluida pada bagian inlet pompa.
- Memberikan tekanan pada tangki suplai fluida.
- Mengurangi kecepatan pompa.
d. Tipe-tipe turbin
Turbin diklasifikasikan berdasarkan bagaimana impeller mengekstrak
energi dari aliran fluida. Terdapat tiga tipe turbin yang berhubungan
dengan range kecepatan spesifiknya, yaitu:
- Axial-flow turbines (propeller turbines) untuk ketinggian yang
rendah, kecepatan putar yang tinggi, dan laju aliran yang tinggi.
- Reaction turbines,untuk ketinggian dan kecepatan spesifik
menengah. Biasanya digunakan untuk hydroelectric generating
plants, bentuk dan cara kerja serupa dengan pompa sentrifugal
yang diposisikan terbalik.
- Radial-flow(impulse) turbines, untuk ketinggian yang tinggi dan
memiliki kecepatan spesifik terendah. Konstruksinya berupa poros
dengan banyak bilah/blade yang akan berputar ketika dilalui
pancaran air.

9. Fuels and Combustion

a. Fuel analysis terbagi menjadi dua, yaitu:


- Ultimate analysis berdasarkan presentase berat dari tiap unsur
yang dinyatakan dalam nama-nama atomnya (C,H,O,N,S).
- Proximate analysis memberikan presentase berat dari aspek
moisture, volatile matter, fixed carbon, sulfur, dan ash.
- Waste fuels, biasanya digunakan untuk bahan bakar
boiler/furnace, yang biasanya berasal dari gas dari TPA/digester,
limbah cairan flammable, senyawa organik yang mudah menguap
(volatile organic compound,VOC) seperti benzena, ethanol, dan
methana, dan limbah bahan bakar lainnya seperti oil shale, tar
sand, gabah padi, sampah biomass, gambut, serpihan ban, dll.
- Incineration adalah bentuk pengolahan limbah dengan
mencampurkan bahan bakaryang mudah terbakar dan limbah
dalam sebuah tungku sehingga panas yang ditimbulkan akan
membakar limbah-limbah tersebut meskipun limbah tersebut
memiliki kelembaban yag tinggi. Incineration berfungsi untuk
mengubah limbah beracun menjadi wastes ineffective (nonharmful,
nontoxic, dll).
- Batu bara terdiri dari volatile matter, fixed carbon, moisture, ash,
dan sulfur. Volatile matter akan berubah menjadi uap air jika batu
bara dibakar dan mempenagruhi besarnya api yang dihasilkan.

Fixed carbon adalah sejumlah padatan mudah terbakar yang tersisa


setela volatile matter habis, moisture merupakan air yang
terkadung dalam batu bara, ash adalah suatu unsur mineral yang
tidak dapat terbakar, dan sulfur adalah unsur yang tidak diharapkan
karena menimbulkan polusi udara pada saat batu bara dibakar.
Jenis-jenis batu bara: anthracitic (bersih,padat, dan keras, susah
dibakar tetapi memiliki nyala api yang uniform, tanpa asap, dan
lidah api yang pendek ), bituminous (komposisinya beragam, VM
yang lebih tinggi dari anthracite, mudah dibakar dan lidah apinya
panjang), lignitic(berstruktur seperti kayu, sangat lembab, memiliki
heating value yang rendah, hasil pembakarannya menimbulkan
jelaga).
Gasoline, merupakan campuran hidrokarbon yang memiliki
kemampuan terbakar, volatility, heating value, dan bilangan oktan.
Octan number (ON) adalah ukuran ketahanan terhadap ketukan
(knocking), contoh: Isooktana, C8H18, memiliki operasi yang tahan
knocking daripada N-heptana, C7H16.
Diesel fuel, memiliki bilangan setana yang menunjukkan ukuran
kualitas ignition delay dari bahan bakar. Untuk operasi mesin diesel
yag optimal pada kecepatan rendah diutuhkan bilangan setana
sekitar 30, sedangkan untuk kecepatan tinggi berkisar 45, dari
standar bilangan setan 100 yang dimiliki oleh Cetane, C 16H34.
Bilangan setana dapat ditingkatkan dengan menyambpurkan zat
additives seperti ether dan amyl nitrate.
Ignition temperature (autoignition temperature) adalah
temperatur minimal dimana pembakaran dapat terjadi, pada saat
ini panas yang dihasilkan pembakaran lebih banyak dan akan
menyebar ke sekeliling ruang bakar. Hal ini dapat terjadi secara
spontan maupun dengan lagging (ketertinggalan) dan bergantung
terhadap rasio udara dan bahan bakar, temperatur, tekanan, dan
panjangnya waktu pemberian sumber panas.
Combustion reaction terdiri dari oksigen, karbon, hidrogen,
hidrokarbon, dan sulfur sebagai reaktan, sedangkan kabondioksida
dan uap air sebagai produk utama, selain itu terdapat produk
sampingan dengan jumlah kecil seperti karbon monoksida, sulfur
dioksida, dan sulfur trioksida. Nitrogen dan oksigen yang berlebih
tidak akan berubah.
Reaksi Stoikiometrik , reaksi yang sempurna dimana jumlah
reaktan yang dibutuhkan untuk melakukan reaksi pembakaran
dapat bereaksi seluruhnya menjadi produk tanpa meninggalkan sisa
reaktan.
Complete combustion, terjadi saat bahan bakar dapat terbakar
seluruhmnya dan biasanya membutuhkan udara berlebih untuk
dapat mencapai kondisi ini. Flue gas adalah sebutan untuk produk
hasil pembakaran yang melalui bagian exhaust dari sistem dan
didominasi oleh nitrogen. Flue gas yang mengandung kadar oksigen
yang terlalu banyak menujukan terjadinya excess air. Dengan

10.
-

mengurangi air/fuel ratio, maka tungku akan lebih panas karena


berkurangnya udara pendingin, kuantitas flue gas akan berkurang,
serta heat lossdan polutan akan berkurang.
HHV dan LHV
Heating value dari bahan bakar dapat diukur dengan bomb
calorimeter, HHV (Higher Heating Value/gross heating value) pada
bahan bakar menunjukkan panas yang terkandung dalam uap air
yang terbentuk dari hidrogen saat kondesasi terjadi dalam
pembakaran suatu bahan bakar.
LHV (Lower Heating Value/net heating value) menunjukkan suatu
asumsi bahwa seluruh hasil pembakaran akan berwujud gas dan
digunakan untuk menghitung energi termal yang dihasilkan suatu
bahan bakar semenjak panas dari penguapan (HHV) tidak dapat
diperoleh kembali dari sistem. Hanya hidrogen yang tidak terikat
dengan oksigen saja yang akan terbakar dan membentuk uap air.
Unsur-unsur tak terakar seperti ash, oksigen, dan nitrogen tidak
berkontribusi dalam besarnya heating value, total heating value
didapat dari unsur carbon dan hidrogen yang terbakar.
GH,available = GH,total GO2/8
HHV = LHV + mwaterhfg
Mwater = mH,available + 8 x moksigen
(Pelajari contoh menghitung HHV & LHV! Halaman 22-14).

Energy, Work, and Power


Energi dari suatu massa menunjukkan kapasitas dari suatu
massa untuk melakukan kerja, energi ini dapat dimpan atau
dilepaskan dalam berbagai bentuk seperti energi mekanik,
panas, elektrik, atau magnetik. Besarnya energi selalu positif
dan merupakan besaran skalar. Spesific energy, U, (energi per
satuan massa). Total energi, E, adalah perkalian dari massa
dan spesific energy.
Hukum kekekalan energi, berbunyi energi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat dikonversikan
menjadi bentuk energi lainnya. Oleh karena itu, jumlah dari
energi selalu konstan.
Work, W, (satuan joules, J) adalah besaran skalar bertanda,
yang merupakan hasil dari perubahan energi pada partikel,
body, atau sistem. Pada sistem mekanik, W berasal dari gaya
eksternal ataupun internal. W bertanda positif jika gaya yang
bekerja searah dengan gerakan benda yang diberi gaya,
sebaliknya W bertanda negatif. Superposisi dari tiap gaya
yang bekerja dapat digunakan untuk menghitung W. Pada
sistem termodinamika, W positif jika benda melakukan kerja
ke lingkungan, dan sebaliknya bertanda negatif.
Wconstant force = F . s
Wconstant torque = T .

Wfriction = Ff . s
Wgravity = mg(h2-h1)
-

Energi Potensial dan Energi Kinetik

Energi pegas, energi tekanan, dan energi internal


Energi yang tersimpan pada pegas adalah setara dengan kerja yang
dibutuhkan untuk menekan pegas sejauh jarak tertentu dan
bergantung kepada kekakuannya,

Ekinetik = mv2
Epotensial = mgh

Kerja, W, dapat diperoleh dengan peningkatan tekanan dari sistem,


energi yang tersimpan pada sistem dengan massa yang ditekan,
Epressure = Eflow = mp/ = mpv
Energi internal, U, akan meningkat jika temperatur dari suatu benda
meningkat, perubahan energi internal ini setara dengan heat flow,
Q,
U2 U1 = Q
Prinsip Work- Energi
External work yang bekerja pada suatu sistem setara dengan
perubahan total energi pada sistem.
W = E = E2- E1
Joules Law
Berbunyi suatu bentuk energi dapat diubah ke bentuk lainnya tanpa
ada losses. Hukum ini berhubungan dengan elektrika:
P = I2R = V2/R
Pada termodinamika, hukum Joule berbunyi bahwa perubahan
energi internal dari ideal gas adalah fungsi dari peruahan
temperatur, bukan perubahan volume. Hal ini dikarenakan pada
temperatur konstan, energi internal dari gas mencapai nilai tertentu
yang tidak bergantung pada volume ketika tekanan menjadi nol.
Power adalah sejumlah kerja, W, yang dikerjakan per unit waktu,
nilainya adalah skalar.
P = Fv
P = T

11.

[linear system]
[rotational system]

Thermodynamic Properties of Substances


-

Fasa-fasa pada termodinamika salah satunya digunakan untuk


menentukan tekanan dan temperatur dari fasa zat tersebut, fasafasa tersebut diantaranya adalah:
a. Solid
b. Subcooled liquid
c. Saturated liquid
d. Liquid-vapor
mixture
e. Saturated vapor

f.
g.
h.
i.
j.

Superheated vapor
Ideal gas
Real gas
Gas mixtures
Vapor
web.mit.edu

Bagian liquid dan liquid+vapor dibatasi oleh garis saturated liquid


line, sedangkan fasa liquid+vapor dan vapor dipisahkan oleh garis
saturated vapor line.
Internal energy, Enthalpy, & Entropy
a. Internal energy, u atau U, merupakan fungsi dari tempeatur
yang meliputi energi potensial, kinetik, dan energi-energi yang
berasal dari gerak translasi, rotasional, maupun getaran.
b. Enthalpy, h atau H, menunjukkan total useful energy yang
terkandung di dalam suatu substansi, useful energy terdiri dari
internal energy (u) dan flow energy (pV), satuan unit entalpi
sama dengan internal energ. Sebutan useful energy ini
disebabkan karena semua bentuk energi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan temperatur, tekanan,
maupun volume.
H = U + pV
c. Entropy, s atau S, sejumlah energi yang sudah tidak lagi tersedia
untuk dapat dimanfaatkan sebagai kerja yang berguna pada
lingkungan yang ada, dikenal juga sebagai
ketidakteraturan/keacakan sistem.
Specific heat (heat capacity), c atau C, adalah rasio dari panas,
Q, yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur dari sejumlah
massa, m, sebesar T .
Q = mc T
c = Q/m T
Panas Laten (Ql), energi panas yang mengubah fasa suatu zat.
Panas sensibel (Qs), energi panas yang mengubah temperatur
dari suatu zat.
Total energi panas (Qt) merupakan penjumlahan dari energi dari
panas laten dan sensibel. Saat terjadi perubahan fasa zat (misal cair
ke gas, dll) tidak terjadi perubahan temperatur pada zat tersebut.
Quality, x, adalah perbandingan berat dari total massa air yang
berupa uap air. Pada kubah uap air, air berada pada keadaan
temperatur dan tekanan jenuhnya, dimana pada setiap titik yang
ada pada kubah tersebut air dapat memiliki komposisi fasa liquid
dan uap yang bergam dan ditentukan oleh besarnya quality (x).

Hukum Avogadro, equation of state for ideal gases, berbunyi


bahwa jumlah molekul dari tiap gas yang jenisnya berbeda adalah
sama besar pada temperatur dan tekanan yang sama. R* adalah
universal gas constant yang besarnya selalu sama untuk berbagai
jenis gas.
pV = nR*T

Ideal Gas, kondisi gas yang ideal tercapai jika tekanan berada
kondisi sangat rendah sedangkan temperatur jauh lebih tinggi dari
temperatur kritikalnya, pada keadaan sebaliknya gas akan berada
pada fasa uap.
h = u + pv = u + RT
Kinetic Gas Theory, digunakan untuk memprediksi ditribusi
kecepatan dari molekul gas sebagai fungsi dari temperatur. Asumsi
yang digunakan dalam teori ini adalah:
a. Antar molekul gas tidak ada tarik menarik.
b. Volume dari molekul gas diabaikan jika dibandingkan dengan
volume gas.
c. Molekul berperilaku seperti sphere yang keras.
d. Wadah/container dari gas tersebut cukup besar sehingga
interaksi molekul gas dengan dinding wadah tidak terlalu
dominan.

K adalah konstanta Boltzmann, 1.3803 x 10-23 (J/molecule.K)


Sesuai dengan definisi dari energi kinetik, mv 2, maka energi
kinetik rata-rata dari molekul gas adalah proporsional dengan
temeperatur absolut rata-rata:
Tekanan dari gas dapat dihitung sebagai total dari perubahan
momentum molekul-molekul gas yang membentur dan memantul
pada dinding container.

Hukum Amagat, berbunyi volume total dari campuran beberapa


gas yang tidak saling bereaksi adalah setara dengan penjumlahan
tiap volume parsial tiap gas tersebut.
V = VA + V B + V C
Hukum Dalton, berbunyi tekanan total dari campuran gas adalah
penjumlahan dari tekanan parsial tiap gas.
p = pA + p B + pC
Real gas, menggunakan persamaan seperti pada ideal gas, tetapi
terdapat faktor koreksi berupa compressibility factor, Z, yang dapat
dilihat pada compressibility charts. Pada real gas asumsi yang

digunakan tidak sama dengan ideal gas karena volume molekul gas
tidak bisa diabaikan terhadap volume gas keseluruhan.
pv = ZRT
pV= mZRT

12.

Changes in Thermodynamic Properties


-

Sistem termodinamika, terbagi menjadi dua control volume dan


control mass.
a. Control volume, open system, disebut juga sistem terbuka
yang melingkupi sejumlah materi dan dibatasi oleh batas/
system boundaries yang real (piston, dinding silinder, dll)
ataupun imajiner , dimana materi dapat keluar dan masuk
sistem dari dan ke lingkungan/surroundings. Pada open system,
semua materi keluar dan masuk sistem dengan kecepatan yang
sama.
b. Control mass, closed system, disebut juga sebagai sistem
tertutup karena tidak ada massa yang menyeberangi system
boundaries.
Jenis-jenis proses termodinamika
a. Proses adiabatik, pada proses ini tidak ada bentuk energi
apapun yang melewati system boundary, proses ini terdiri dari
proses isentropik dan throttling.
Q=0
U = - W
b. Proses tekanan konstan (isobarik)
p = 0
Q = H
c. Proses temperatur konstan (isotermal)
T = 0
Q=W
d. Proses volume konstan (isokhorik/isometrik)
V = 0
Q = U
W=0
e. Proses isentropik, kondisi adiabatik yang tidak terjadi
perubahan entropi pada sistem.
S = 0
Q=0
f. Proses throttling, kondisi adiabatik yang tidak terjadi
perubahan entalpi pada sistem, tetapi mengakibatkan terjadinya
pressure drop yang signifikan.
H = 0
P2 < p1

Kondisi proses equilibrium adalah ketika ?


Kondisi proses quasiequilibrium adalah ketika ?
-

Proses Polytropic, memiliki persamaan politropik seperti di


bawah ini:
p1(V1)n = p2(V2)n

n adalah eksponen politropik, yang nilainya bisa beragam dan


juga dapat dipakai untuk menentukan bentuk proses lainnya,
seperti:
n = 0: proses isobar
n = 1: proses isotermal
n = k: proses isentropik
: proses isokhorik
-

Proses Throttling, pada ideal gas proses ini terjadi pada keadaan
isotermal. Pada real gas, proses throttling dapat menurunkan
ataupun meningkatkan temperatur. Hal ini bergantung pada
temperatur dan tekanan gas saat proses ini throttling ini terjadi.
Proses ini biasa digunakan untuk meng-liquefy gas ataupun uap
dengan melewatkannya pada expansion valve.
Reversible & Irreversible Process, proses yang reversible
terjadi jika pada akhir proses baik sistem maupun lingkungan
sekitar sistem dapat kembali ke kondisi/keadaan semula, sedangkan
keadaaan sebaliknya disebut proses yang irreversible. Proses
adiabatik yang reversible adalah nama lain dari proses isentropik
(tidak ada perubahan entropi). Proses yang mengandung gesekan
tidak pernah reversible. Contoh-contoh proses yang irreversible:
a. Perubahan fasa zat
b. Proses Throttling
c. Reaksi kimia
d. Deformasi tidak elastis
e. Konduksi panas
Menemukan kerja (W) & heat (Q) dari grafik
Besarnya kerja (W) yang dilakukan oleh atau kepada sistem dapat
dihitung berdasarkan area di bawah kurva pada grafik P-V pada
anatara kondisi awal dan akhir dari suatu sistem. Begitu pula
dengan jumlah dari panas yang diserap ataupun dilepaskan dari
suatu sistem dapat dihitung dari area di bawah kurva pada grafik Ts.
Berikut ini adalah gambar grafik proses kerja dan panas:

Q
learnthermo.com

Tanda / sign convention, aturan penandaan positif atau negatif


digunakan pada penghitungan work, heat, dan segala perubahan
properti pada sistem.
a. Heat, Q, positif jika panas mengalir ke sistem.
b. Work , W, positif jika sistem melakukan kerja ke lingkungan.
c. Perubahan pada entalpi, entropi, dan internal energy (H, S,
dan U) akan positif jika semua properti ini meningkat di dalam
sistem.
Tanda negatif akan muncul jika hal yang terjadi adalah kebalikan
dari poin-poin di atas.

Hukum pertama termodinamika untuk sistem tertutup,

Hukum pertama termodinamika pada sistem terbuka,

Perubahan properti pada ideal gas,

energi yang memasuki suatu sistem harus meninggalkan sistem


tersebut atau disimpan dalam suatu bentuk tertentu, karena energi
tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Oleh sebab itu, work/kerja
yang diselesaikan pada suatu proses adiabatik hanya bergantung
kepada kondisi akhir sistem, dan tidak bergantung pada proses
alami yang terjadi.
Q = U + W
Q sebagai net heat yang memasuki sistem, akan berfungsi untuk
meningkatkan temperatur sistem ataupun untuk melakukan kerja
ke lingkungan.
hukum pertama termodinamika ini pada dasarnya merupakan
hukum konservasi energi Bernoulli yang berada pada kondisi nonadiabatik. Bentuk persamaan ini jika memiliki mass flow rate yang
onstan, akan menjadi:
Q = U + Ep + Ek + Wflow + Wshaft
Jika sistem adiabatik, maka nilai Q adalah nol. Q adalah net heat
flow ke dalam sistem, Wflow adalah p-V work (flow energy/ flow
work) yang menunjukkan kerja yang dibutuhkan untuk membuat
aliran ke dalam sistem dapat melawan tekanan dari bagian keluar
sistem.
Wflow = p2v2 p1v1
Wshaft adalah kerja yang dilakukan shaft terhadap lingkungan untuk
mentransmisikan energi keluar dari sistem. Perubahan pada energi
internal sistem yang dikombinasikan dengan flow work akan
menghasilkan entalpi:
h = u + pv
h = u + Wflow

Pada zat compressible (ideal gas), perubahan properti dapat


dihitung tanpa harus mengetahui kondisi awal atau akhir dari
properti tersebut. Persamaan yang biasa digunakan adalah:

Pada temperatur konstan, persamaan yang digunakan akan


menjadi:
p1V1 = p2 V2

sedangkan, pada tekanan konstan persamaan yang digunakan


akan menjadi:
Begitu pula, pada perubahanentalpi, internal energy, dan entropi:
h = cp T
u = cv T
s = cp ln (T2/T1) R ln (p2/p1)
= cv ln (T2/T1) + R ln (v2/v1)
Persamaan entalpi dan internal energy valid untuk semua jenis
proses, sedangkan heat, Q, bergantung pada path pada kurva dan
juga spesific heat pada tekanan atau volume konstan:

Heat Reservoir,
Reservoir disini adalah sumber energi panas yang mungkin dapat
berasal dari reaksi nuklir, pembakaran, ataupun pemanasan
elektrik.
Hightemperature
QH
Devic
e
QL

TH

Hightemperature

TH

QH
W = QH - QL

Low-temperature TL
reservoir

a. Power generation

W = QH - QL

devic
e
QL

Low-temperature TL
reservoir

b. Refrigeration

effect
Pada siklus power generation, high-temperature
reservoir/source reservoir yang memiliki temperatur, TH,
mentransfer sejumlah energi panas sebesar QH, kemudian energi
dilepaskan ke lingkungan, TL, dan diterima oleh lowtemperature reservoir/sink reservoir/ energy sink sebesar QL.
Proses sebaliknya, disebut refrigeraton effect.

Siklus, adalah sekumpulan proses yang dapat membawa kembali


sistem ke kondisi semula, dan terus berulang.
Wnet = Wout Win
Qout = Qin - Qout
Pada diagram p-V dan T-s, area di bawah kurva secara berurutan
akan merepresentasikan net work dan net heat.

Thermal Efficiency pada power cycle,

didefinisikan sebagai rasio dari kerja output yang berguna dengan


energi input yang diberikan:

Hukum pertama termodinamika dapat ditulis menjadi:

Qin = Qout + Wnet

sehingga, efisiensi termal dapat ditulis menjadi:

Efisiensi maksimum dapat diperoleh dengan meminimalisir Q out.

Hukum kedua termodinamika

Proses alami yang dimulai dari suatu kondisi equilibrium dan


berakhir pada kondisi lainnya akan mengakibatkan peningkatan
entropi sistem dan lingkungan. Net entropi akan selalu meningkat
untuk siklus proses (cyclical) yang irreversible.
Jika sejumlah energi panas akan diubah seluruhnya menjadi kerja,
maka sebagian energi akan dibuang ke lingkungan/low-temperature
sink.

Pernyataan Kelvin-Plank yang berkaitan dengan hukum kedua


termodinamika adalah tidak mungkin terdapat cyclical engine yang
memiliki efisiensi termal 100%. Engine yang bekerja pada suatu
siklus pasti akan mengalami efek lain yang diakibatkan dari proses
ekstraksi panas reservoir dan mengubahnya menjadi kerja.

Availability,

Kerja maksimum yang dapat diperoleh dari suatu siklus dan


bergantung kepada temperatur dari lingkungan sekitar. Pada heat
engine yang dikelilingin oleh lingkungan bersuhu T L, net heat
diperoleh dari Q = QH - QL. Work, W, yang dihasilkan engine
berlangsung secara konstan, dan sistem berada pada kondisi aliran
steady, energi kinetik dan potensial diabaikan, sehingga hukum
kesatu termodinamika dapat ditulis:

mh1 + Q = mh2 + W
sedangkan entropi pada hukum kedua termodinamika dapat
ditulis:
ms2 = ms1 + Q/TL
maximum work output (availability), hanya dapat diperoleh
pada proses yang reversible. Sedangkan, perbedaan antara
kerja maksimum dan aktual disebut dengan process
irreversibilty.
13.
Compressible Fluid Dynamics
Gambar duct + throat
-

Jika suatu fluida dari suatu source reservoir melalui suatu saluran
dengan tekanan dan temperatur tertentu , aliran tersebut dapat

diasumsikan sebagai aliran satu dimensi jika sepanjang saluran luas


penampang aliran bertambah secara perlahan. Karena aliran
bergerak cepat, maka tidak ada waktu yang cukup untuk terjadinya
heat transfer sehingga digunakanlah asumsi aliran yang adiabatik.
Jika saluran pendek, maka tidak terjadi gesekan. Maka persamaan
steady-flow energy equation (SFEE) yang digunakan untuk
kesetimbangan energi pada sistem open-flow yang adiabatik
adalah:

Berdasarkan persamaan di atas dapat terlihat bahwa aliran fluida ini


terdiri dari bentuk-bentuk energi statik, kinetik , dan energi internal
(termal). Karena kerapatan dari gas sangat kecil, maka energi
potensial pada aliran sering kali diabaikan, sehingga untuk dapat
menghitung perubahan kecepatan yang terjadi cukup dengan
menggunakan komponen internal energi.
Isentropic flow, terjadi jika aliran gas adiabatik, tanpa gesekan,
sehingga perubahan entropi adalah nol dan aliran in menjadi
reversible. Walaupun pada kenyataannya aliran seperti ini tidak
ada, tetapi asumsi seperti proses aliran steady state dengan
kecepatan tinggi dan mengalami peningkatan entropi yang kecil
tetap dianggap sebagai isentropic flow.
Mach number, merupakan fungsi dari static properties dari suatu
aliran isentropic dimana besarnya selalu berubah sepanjang pola
aliran.

Critical point, terjadi pada suatu titik yang memiliki bilangan


M=1 (sonic velocity / kecepatan suara), sonic properties biasa
ditandai dengan tanda *.
Choked flow, kondisi ini muncul ketika kecepatan sonic
tercapai pada bagian nozzle throat yang mengakibatkan mass
flow rate menjadi maksimum pada bagian ini dan tetap
konstan untuk setiap perubahan yang terjadi pada tekanan
ambient. Pada aliran tercekik (choked) dengan back pressure
(low-pressure reservoir) yang mengecil, maka kecepatan pada
throat dan mass flow rate akan meningkat,sedangkan pada
aliran tercekik dengan tekanan source yang meningkat,maka
kecepatan throat akan tetap konstan.
Sonic velocity, tercapai jika perbandingan tekanan ambient
terhadap tekanan source reservoir berkurang hingga mencapai
critical pressure ratio (0,5283 untuk udara). Kecepatan aliran gas

pada suatu saluran dapat ditingkatkan dengan cara


meningkatkan ratio antara tekanan source reservoir terhadap
tekanan ambient, persamaan ini valid hingga mencapai sonic
velocity (M=1). Perubahan dari tekanan ambient dibutuhkan

untuk merubah kecepatan aliran gas pada saluran. Jika aliran


gas pada saluran telah mencapai kecepatan sonic, maka
-

tekanan ambient yang telah diubah tidak dapat dikembalikan


menjadi tekanan source reservoir.
Supersonic velocity, dapat tercapai dengan menggunakan
convergent-divergent nozzle (C-D nozzle), dimana supersonic
velocity terjadi pada diverging section dan nozzle didesain memiliki
design presure ratio yang sama besar dengan pambient/po. Beberapa
kondisi pada C-D nozzle :
a. Sonic velocity hanya terjadi di bagian throat.
b. Jika pada bagian throat terjadi sonic velocity, maka pada
diverging section terjadi supersonic velocity.
c. Supersonic velocity hanya terjadi pada diverging section.
Shock waves, terjadi jika kecepatan aliran gas berubah/turun dari
supersonic menjadi subsonic. Normal shock waves, memiliki arah
gerak normal terhadap arah aliran , gelombang kejut ini sangat tipis
dan memiliki properti termodinamika yang sangat berbeda dengan
sekelilingnya, besarnya gelombang kejut ini dihitung berdasarkan
perubahan bilangan Mach yang melaluinya. Gelombang kejut ini
bersifat adiabatik karena tidak terjadi heat loss dan total
temperaturnya konstan, tetapi properti-properti lainnya seperti
momentum, tekanan, density, dll berubah.
Fanno flow, adalah aliran adiabatik dengan gesekan, pada aliran
Fanno total tekanan akan menurun sepanjang arah aliran dan total
temperatur akan konstan dengan mengabaikan kecepatan gas yang
memasuki saluran. Fanno line :

Menunjukan jika kecepatan gas yang memasuki saluran


adalah subsonic (M<1), maka tekanan dan temperatur akan
menurun sepanjang arah aliran dan density akan menurun
sehingga kecepatan dan mass flow rate akan meningkat
hingga aliran tercekik dan tidak terjadi lagi peningkatan mass
flow rate, sedangkan jika kecepatan gas yang memasuki
saluran adalah supersonic (M>1), maka tekanan dan
temperatur akan meningkat sepanjang arah aliran dan
densitas meningkat sehingga kecepatan aliran akan menurun.
Isothermal flow, pada pipelines gas jarak jauh, bumi akan
berperan sebagai heat reservoir yang akan mensuplai energi
agar membuat aliran gas selalu isotermal, oleh karena itu
aliran gas lebih sering dijadikan proses adiabatik, karena pada
aliran dengan bilangan Mach mencapai 1 selalu dibutuhkan
perpindahan panas tak terhingga untuk membuat alirannya
selalu isotermal.
Rayleigh flow / diabatic flow (aliran dengan perpindahan
panas), adalah aliran tanpa gesekan, yang terjadi jika

sejumlah energi panas ditambahkan atau dihilangkan dari


suatu aliran gas yang mengalir pada saluran tanpa gesekan
yang berpenampang konstan. Pada Rayleigh Line:
Pada Rayleigh Line di atas, dapat terlihat bahwa kecepatan
aliran akan menuju bilangan Mach=1 baik pada aliran
subsonic dan supersonic yang mengalami pemanasan.
14.

Vapor Power Equipment


-

Integration of Power-Generating Elements (FOTO


GAMBARNYA!)

Furnaces, (tungku pembakaran), pada power-generating plant


pada umumnya tunggku menggunakan bahan bakar batubara, gas
alam, dan bahan bakar minyak. Saat ini, lebih banyak digunakan
sistem suspension burning dengan menggunakan pulverized coal,
seperti jenis fluidized-bed combustion yang lebih ramah lingkungan.
Kesempurnaan dari pembakaran dipengaruhi oleh kadar udara
dalam ruang pembakaran (primary, secondary, tertiary air).
Pada tungku batubara biasanya terdapat stoker yang berfungsi
untuk menampung batu bara lalu mendistribusikannya ke dalam
ruang pembakaran. Terdapat overfeed stoking dan underfeed
stoking,yang menunjukkan letak penempatan batu bara di atas dan
di bawah aliran udara pada ruang pembakaran.
Untuk kualitas pembakaran yang lebih baik, makabatu bara
dihancurkan terlebih dahulu menjadi serbuk-serbuk yang lebih
halus (pulverized). Terdapat dua sistem pulverized-coal furnaces,
yaitu bin system dan direct-firing system, keduanya ditentukan oleh
jenis batu bara yang digunakan dan reliability batu bara untuk
dihaluskan.
Fluidized-bed combustion, FBC, memiliki prinsip kerja berupa bahan
bakar padat, bed material (pasir, batu kapur, dan bahan-bahan
padat lainnya yang tak habis terbakar), dicampur dengan aliran
udara, sehingga keseluruhannya saling bercampur seperti fluida
(fluidized) dan terbakar di dalam ruang pebakaran.
Steam generators, terdiri dari tungku dan boiler, dimana panas
hasil pembakaran akan dialirkan ke feedwater yang akan diuapkan.
Air yang akan diuapkan akan dilalukan ke dalam pipa-pipa, watertube boilers, dan uap yang terbentuk akan terkumpul di bagian atas
boiler, steam drums.
Blowdown, adalah proses pembersihan boiler dari kotoran-kotoran
atau partikel solid pengotor yang tertinggal di boiler selama air
terus diuapkan. Blowdown dapat dilakukan secara intermiten
maupun continuous dan secara otomatis dengan menggunakan zat
yang soluble seperti sodium.

Pumps, pada power-generation plants umumnya digunakan

pompa sentrifugal. Pompa berfungsi untuk meningkatkan


jumlah total energi yang terkandung di dalam fluida yang
mengalir melewatinya. Pompa dianggap sebagai adiabatic
devices karena heat loss yang yang timbul saat pemompaan
berlangsung sangatlah kecil. Pada pompa dengan ukuran inlet
dan outlet yang sama besar dan terletak pada ketinggian
yang sama memiliki persamaan kerja dan energi seperti di
bawah ini:
Wpump = m(h2-h1) = mv(p2-p1)
Ppump = (h2-h1)
Efisiensi dari suatu pompa, isentropic efficiency, s , adalah sebagai
berikut:

Heat exchangers, mentransfer energi panas dari satu fluida ke


fluida lainnya yang dipisahkan oleh suatu dinding pemisah. Jika
proses heat transfer ini berlangsung secara adiabatik, maka total
energi pada bagian input harus sama dengan total energi pada
bagian output. Tidak ada kerja yang terjadi pada heat exchanger
serta energi kinetik dan potensial pada fluida diabaikan,
sebagaimana persamaan di bawah ini:
AhA,in + BhB,in= AhA,out + BhB,out

Condenser, adalah heat exchanger yang berfungsi untuk


menghilangkan panas hasil penguapan pada uap air, dengan cara
melewatkan uap air melalui pipa-pipa yang berisi air/udara
pendingin. Air dengan fasa liquid yang terbentuk akan jatuh dan
tertampung pada bagian bawah kondensor berupa condensate well.
Panas akan ditransfer melalui dinding-dinding pipa ke dalam air
pendingin dan dilepaskan ke lingkungan. Condenser fouling adalah
partikel pengotor pada condenser yang biasanya disebabkan oleh
adanya pertumbuhan organisme mikrobiologi, kerak air, partikel
kotoran, dan organisme air.
Valves, aliran fluida berkontakan dengan suatu permukaan nozzle,
orifice, atau valves dalam waktu yang snagat singkat, sehingga
aliran ini dapat dianggap adiabatik, dimana tidak ada kerja/work
yang dilakukan pada aliran ini, dan jika energi potensial diabaikan,
maka persamaan aliran ini menjadi:

Jika energi kinetik pada aliran juga diabaikan, h1 = h2, maka kondisi
dimana terdapat pressure drop pada entalpi konstan adalah
karakteristik dari throttling valve.
Superheaters, adalah suatu heat exchanger yang berfungsi untuk
meningkatkan energi pada uap air dengan cara meningkatkan

15.

temperatur dari steam (tanpa adanya peningkatan tekanan steam)


melalui proses konveksi/radiasi dari panas yang dihasilkan proses
pembakaran bahan bakar terhadap pipa-pipa boiler yang berisi air.
Reheaters/resuperheater, adalah bagian dari furnaces atau
superheater yang akan dipanaskan kembali secara terpisah dan
berfungsi untuk menambahkan energi panas kepada steam setelah
sebelumnya steam tersebut melalui minimal satu buah turbin.
Proses reheater ini berfungsi untuk menurunkan kadar kelembaban
pada uap yang telah mengalami ekspansi dan memasuki vapor
dome. Volume uap yang telah melalui reheater akan
bertambahkarena tekanan dan densitas yang berkurang.
Feedwater heaters, menggunakan steam untuk meningkatkan
temperatur dari air yang memasuki steam generator sehingga
efisiensi dari boiler dapat meningkat. Peningkatan temperatur air
yang keluar dari kondenser akan berpengaruh pada peningkatan
efisiensi dari boiler untuk memanaskan air menjadi steam.
Evaporators, adalah heat exchanger dengan tipe shell-and-tube
tertutup yang digunakan untuk menghasilkan distilled boiler
feedwater, dimana panas dari steam digunakan untuk menguapkan
air mejadi distilled water steam.
Deaerators (deaerating heaters), adalah kategori open
feedwater heater, dengan besar tekanan yang lebih tinggi dan
direct-contact heater , dimana fungsinya adalah menghilangkan
gas-gas (oksigen, karbon dioksida) dari feedwater. Deaerator
bekerja dengan membuat air menjadi butiran-butiran dan
memanaskannya dengan uap bersuhu tinggi.
Economizers, adalah jenis water-tube heat exchanger yang terdiri
dari pipa-pipa yang akan dipanaskan kembali oleh sisa-sisa terakhir
dari gas pembakaran. Fungsi economizer adalah untuk
meningkatkan suhu dari boiler feedwater yang akan memasuki
steam generator dan mengurangi input energi yang diperlukan
untuk pembakaran dengan memanfaatkan sisa-sisa energi yang
terbuang dalam proses.
Air heaters (air preheater) , berfungsi untuk meningkatkan suhu
udara pembakaran dengan mentransferkan energi panas dari gas
pembakaran, sehingga efisiensi pembakaran dapat meningkat.

Vapor Power Cycles


-

General Vapor Power Cycles, umumnya terdiri dari vapor


generator/boiler, turbine, condenser, dan feed pump, dengan
ilustrasi sebagai berikut:
Proses terjadi dalam siklus ini dimulai dengan pemanasan air pada
steam generator untuk menghasilkan uap air/steam, pemanasan
kembali oleh superheater untuk peningkatan temperatur dan
entalpi dari steam, lalu steam akan diekspansi saat melaui turbin
dan melakukan kerja bersamaan dengan adanya penurunan

temperatur, tekanan, dan kualitas dari steam tersebut. Uap air


kemudian dikembalikan ke fasa liquid dengan melalui kondenser,
kemudian tekanan dari fasa liquid tersebut ditingkatkan dengan
melalui boilerfeed pump untuk dimasukan kembali ke dalam steam
generator.
Setiap satu putaran siklus ini, entropi dari steam akan dikembalikan
ke nilai semula, sedangkan entropi dari lingkungan meningkat
karena adanya heat tranfer yang terjadi pada boiler dan condense,
oleh karena itu siklus menjadi irreversible.
Carnot Cycle, gambar diagram P-v dan T-s
a.
b.
c.
d.

Basic Rankine Cycle, gambar diagram P-v dan T-s


a.
b.
c.
d.
e.

16.

Ekspansi isotermal saturated liquid menjadi saturated vapor.


Ekspansi vapor secara isentropik
Kompresi vapor secara isotermal
Kompresi isentropik

Pembentukan uap pada boiler


Ekspansi adiabatik di dalam turbin
Kondensasi
Kompresi adiabatik untuk mencapai tekanan boiler
Pemanasan liquid hingga saturation temperature.

Combustion Power Cycles


-

Introduction, combustion power cycle memiliki combustion


product yang tidak dapat dikembalikan lagi kepada kondisi awal
untuk digunakan kembali serta analisis yang digunakan adalah airstandard cycles, hal inilah yang menjadikannya berbeda dengan
vapor power cycle. Air-standard cycles adalah sistem tertutup yang
menggunakan fluida kerja berupa ideal gas, dimana panas dari
pembakaran didapat dari proses heat transfer seketika dari
lingkungan bertemperatur tinggi dan akhir dari siklus adalah
pelepasan panas secara seketika ke lingkungan. Efisiensi aktual dari
internal combustion engine kira-kira 50%.
Engine terminology, internal combustion (IC) engines terdiri dari
spark ignition/gasoline engine (SI) dan compressionn ignition/diesel
engine (CI). SI engines menggunakan spark/ busi untuk menyalakan
campuran udara dan bahan bakar, sedangkan CI engines
memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh langkah kompresi untuk
menyalakan campuran udara dan bahan bakar.
a. Bore, diameter dari silinder engine.
b. Stroke, jarak tempuh maksimum dari silinder.
c. Top-dead-center, capaian terjauh piston dari crankshaft.
d. Bottom-dead-center, capaian terdekat piston dari crankshaft.
Four- and two-stroke engines
a. Four-stroke cycle menunjukkan terdapat empat langkah piston
yang terpisah (strokes), dimana dua kali putaran penuh dari

crankshaft dibutuhkan untuk memenuhi proses: intakecompression-power-exhaust strokes,


b. Two-stroke cycle menunjukkan hanya ada dua pergerakan piston
dan satu kali putaran penuh crankshaft per satu kali langkah
kerja/power. Engine dua langkah/2 tax dapat menghasilkan
power yang lebih besar, dimana untuk menyelesaikan seluruh
proses maka langkah intake dan exhaust hampir berlangsung
bersamaan dekat dengan akhir langkah kerja, sehingga
seringkali campuran udara dan bahan bakar ikut terbuang
bersama terdorongnya exhaust gas keluar engine (scavenging).
Pemberian oli pada bahan bakar adalah untuk engine
lubrication pada engine 2 tax, tetapi hal ini dapat meningkatkan
emisi gas buang dan menurunkan keekonomisan dari bahan
bakar bakar. Keuntungan dari two-stroke engine adalah
mengurangi getaran pada engine, menghasilkan power dan torsi
yang lebih merata/uniform, emisi gas buang nitrogen-oxides
yang lebih sedikit sehingga hanya perlu menggunakan two-way
catalytic converters yang jauh lebih murah dibanding three-way
catalytic converters.

Carburetion & fuel injection


a. Carburetion / karburator adalah tempat pencampuran bahan
bakar dengan udara (untuk normally aspirated engine), setelah
itu pencampuran dilanjutkan di manifold, aliran udara akan
tercekik oleh butterfly valves pada karburator.
b. Fuel injection (FI) adalah injeksi bahan bakar bertekanan ke
dalam ruang pembakaran pada waktu tertentu di dalam siklus
kerja engine, dimana penekanan yang terjadi dihasilkan oleh
fuel pump atau injector piston dengan pengaturan waktu secara
elektronik maupun mekanik.
c. Direct injection menunjukkan bahwa bahan bakar disemprotkan
langsung ke ruang pembakaran.
d. Indirect injection menunjukkan bahwa bahan bakar
disemprotkan terlebih dahulu ke precombustion chamber
(prechamber) dimana akan terjadi pencampuran dengan udara
yang akan mengalirkannya ke ruang pembakaran. Pada diesel
engine digunakan indirect injection yang membuatnya tidak
berisik dan mengurangi polusi udara yang dihasilkan, walaupun
efisiensi bahan bakar menjadi lebih kecil.

Air-standard Carnot cycle, ilustrasi p-v & T-s diagram


Siklus Carnot terdiri dari proses:
a. Isentropic compression
b. Isothermal expansion power stroke
c. Isentropic expansion
d. Isotermal compression

Air-standard Otto cycle, ilustrasi p-v & T-s diagram

Siklus Otto adalah four-stroke cycle, dengan proses sebagai


berikut:
a. Isentropic compression
b. Constant volume heat addition
c. Isentropic expansion
d. Constant volume heat rejection

Diesel engines, adalah engine dengan sistem compressionignition (tidak menggunakan spark plug/busi) dan sistem internal
combustion. Semakin besar compression ratio untuk menghasilkan
autoignition, maka efisiensi termal engine akan semakin tinggi.
Polusi yang dihasilkan berupa nitrogen oxides, hidrocarbon tak
terbakar (polycyclic aromatic hydrocarbon-PAH), karbon monoksida,
partikulat (asap atau jelaga), dan suara yang lebih berisik.
Supercharging dan Turbocharging
a. Supercharging adalah proses peningkatan dan penekanan
sejumlah udara yang disuplai masuk ke dalam silinder pada
setiap langkah dengan menggunakan bantuan kompresor
(peningkatan efisiensi volumetrik dapat melebihi 100%).
b. Turbocharging adalah proses supercharging dengan
menggunakan bantuan exhaust gas untuk menggerakkan
supercharger.
Dengan bertambahnya udara, maka semakin banyak bahan
bakar yang dapat dibakar, sehingga power yang dihasilkan tiap
langkah dapat meningkat. Supercharging dapat membantu
penyaluran udara untuk pembakaran pada ketinggian (altitude)
yang tinggi serta mengurangi asap polusi.

Air-standard diesel cycle ilustrasi p-v & T-s diagram


Proses yang terjadi pada siklus air-standard diesel adalah:
a. Isentropic compression
b. Isobaric heating
c. Isentropic expansion
d. Constant volume cooling
Diesel engines dapat berupa engine dua langkah ataupun empat
langkah. Tidak ada yang membedakan proses analisis yang
digunakan, yang berbeda hayalah jumlah power stroke tiap revolusi
crankshaft satu untuk engine dua langkah, dan satu setengah
untuk engine empat langkah. Untuk compression rasio yang sama,
efisiensi air-standard diesel cycle lebih kecil dari air-standard Otto
cycle, sedangkan untuk specific maximum cylinder pressure,
efisiensi diesel akan lebih besar dari siklus Otto.

Air-standard dual cycle ilustrasi p-v & T-s diagram


Air-standard dual cycle adalah kombinasi dari siklus Otto dan diesel.
Siklus ini digunakan untuk analisis yang lebih akurat pada performa
spark-ignited internal combustion engine, semenjak pemberian
energi yang diperlukan untuk pembakaran sebagian diperoleh pada

proses yang isokhorik dan isobarik, berikut ini adalah ilustrasi dan
proses pada air-standard dual cycle:
a.
b.
c.
d.
e.

Isentropic compression
Constant volume heating
Constant pressure heating
Isentropic expansion
Constant volume cooling

Brayton gas turbine cycle / Joule cycle, adalah suatu siklus


internal combustion, dengan menggunakan kerja yang dihasilkan
turbin (50-75%) untuk menggerakkan high-efficiency compressor,
dimana pada setiap proses aliran udara dan injeksi bahan bakar
selalu steady dan air-fuel ratio yang besar selalu digunakan untuk
menjaga temperatur pembakaran di bawah batas metalurgi
material. Ilustrasi dan proses yang terjadi pada air-standard Brayton
cycle adalah:
ilustrasi p-v & T-s diagram
a.
b.
c.
d.

Isentropic compression in the compressor


Isobaric heating in the combustor
Isentropic expansion in the turbine
Isobaric cooling

Open combustor , jika combustor membiarkan udara yang masuk


dan produk pembakaran mengalir melalui turbin. Sedangkan closed
combustor, berlaku seperti heat exchanger dimana udara yang
mengalir ke turbin tidak bercampur dengan combustion gas.
Regeneration digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari siklus
Brayton, dimana proses ini melibatkan pemindahan panas dari
exhaust product (berasal dari turbine exhaust) pada kompresor ke
udara lingkungan. Proses heat transfer ini terjadi di dalam
regenerator yang merupakan crossflow heat exchanger. Proses ini
tidak memberikan efek pada kerja turbin, kompresor, maupun net
output, serta efisiensi siklus meningkat karena panas yang masuk
ke kompresor lebih sedikit.

17.

Refrigeration Cycles
-

Introduction, refrigerasi adalah proses pemindahan panas oleh


refrigerant dari low-temperature area ke high temperature area.
Berdasarkan hukum kedua Termodinamika, panas mengalir dari
area bertemperatur tinggi ke temperatur rendah. Oleh karena itu,
pada proses refrigerasi dibutuhkan sumber energi eksternal untuk
dapat memaksa perpindahan panas, energi eksternal ini berasal
dari kerja yang dihasilkan pompa atau kompresor pada saat
mekanan refrigeran dalam sistem.
ilustrasi

Pada siklus refrigerasi, kerja berperan sebagai input dan proses


pendinginan adalah efek yang diinginkan, sedangkan pada power
cycle, panas dari pembakaran berperan sebagai input dan kerja
adalah hasil yang diinginkan.
Alat-alat refrigerasi umumnya terdiri dari:
a. Coil sebagai evaporator, yang akan menyerap panas.
b. Condenser yang akan menolak/melepaskan panas.
c. Compressor.
d. Alat pressure-reduction, seperti expansion valve atau throttling
valve.

Refrigeran akan melalui evaporator dan mengambil panas dari lowtemperatur, kemudian akan menguap (menjadi fasa superheated)
dan akan ditekan oleh kompresor sehingga meningkatkan tekanan
dan temperaturefrigerant ini. Kemudian uap refrigerant ini yang
suhunya lebih tinggi daripada suhu udara di lingkungan panas akan
mengembun di kondenser dan membuang energi panas ke luar
lingkungan. Stelah itu, uap tersebut masuk ke dalam ekspansi valve
untuk diubah fasa lagi jadi liquid dan diturunkan tekanannya serta
dialirkan kembali ke avaporator. Energi yang dibuang akan sejumlah
dengan energi panas yang diserap dari ruangan ditambah kerja
yang diberikan pada kompresor.
Refrigerants, yang digunakan berdasarkan Protokol Montreal
1987, ref yang dilarang adalah famili CFC, R-11 dan R-12, & HCFC
(R-22). Dengan pengganti ref berupa famili HFC, seperti HFC-134a,
HFC-407C, dan HFC-410A, R-417A. ODP- Ozone Depletion Potential,
GWP-Global Warming Potential.
Efek Penggantian Refrigerant: memang dapat mengurangu
kapasitas pendinginan, tetapi dapat dioptimalkan dengan :
mengganti impeller yang lebih efisien, meningkatkan kecepatan
putar kompresor, dan mengganti HE/tubing yang lebih efisien.
Heat pump / pompa panas, bekerja menggunakan siklus
refrigerasi untuk mentransfer panas dari low-temperature area ke
high-temperature area. Perbedaannya dengan refrigerator adalah
tujuan dari heat pump adalah untuk menghangatkan hightemperature area dimana useful energy transfer adalah panas yang
dibuang ke area yang lebih panas, sedangkan tujuan refrigerator
adalah untuk mendinginkan low-temperature area dimana useful
energy transfer adalah panas yang dibuang dari area yang lebih
dingin.
Coefficient of performance (COP), adalah rasio dari useful
energy transfer terhadap work input,semakin besar COP maka
semakin besar efek yang dihasilkan oleh input kerja. Pada sistem
refrigerator Qin adalah panas yang masuk ke dalam refrigerant,
sehingga COPrefrigerator :
COPrefrigerator = Qin/Win = Qin/(Qout-Qin)
= Tlow/(Thigh-Tlow) = COPheat pump -1

Pada sistem heat pump, COP mendapat pengaruh dari besarnya


efek pemanasan yang diinginkan dari input kerja yang dimasukkan,
sehingga COPheat pump :
COPheat pump = (Qin +Win )/Win = (Qin+Win )/ (Qout-Qin)
= Tlow/(Thigh-Tlow) = COPrefrigerator +1

Refrigeration capacity/refrigeration effect, adalah rate of


energy yang dibuang dari low-temperature.

Carnot refrigeration cycle, terdiri dari proses-proses yang


berada di bawah grafik kubah uap dan memiliki nilai COP tertinggi
pada nilai-nilai batas temperatur yang diberikan. Ilustrasi proses
yang terjadi pada Carnot refrigeration cycle adalah
a. Isentropic expansion
b. Vaporization / isothermal heating
c. Isentropic compression
d. Condensation / isothermal cooling

Air Refrigeration Cycle/Brayton cooling cycle, setiap gas yang


diekspansi akan mengalami penurunan temperatur, siklus ini biasa
diterapkan pada sistem pendinginan udara pada pesawat terbang
dan gas liquefaction applications, sistem dengan siklus ini
mengonsumsi power yang cukup besar.

Twelfth Edition, Mechanical Engineering Reference Manual, for the PE


Exam

18.

Fundamental Heat Transfer


-

Introduction, Konduksi adalah aliran panas pada benda padat,


konduktansi termal pada logam padat muncul akibat adanya
getaran molekular antar lapisan (lattice) kristal logam dan
pergerakan elektron valensi melalui lattice. Pada stationary fluids,
panas terambatkan lewat gelombang longitudinal. Konveksi
adalah perpindahan panas pada fluida yang bergerak, sedangkan
radiasi adalah perpindahan energi panas antara isolated bodies
lewat gelombang elektromagnetik melalui kondisi ruangan yang
vacuum.
Konduktivitas termal, k, adalah ukuran dari sejumlah panas yang
dapat ditransfer pada sebuah zat tiap unit tebalnya. (W/m.K atau
W.cm/m2.K atau Btu-in/hr-ft2-oF)
Thermal resistance, (K/W), rumus umum, pada plate dengan
panjang L, pada lapisan film, dan curved layer (lapisan insulasi
pada pipa) adalah sebagai berikut:

Specific heat, cp , energi yang dibutuhkan untuk mengubah


temperatur sebesar satu derajat untuk tiap unit massa dari suatu
benda.
Profil temperatur, menggambarkan garis temperatur terhadap
lokasi pada objek tersebut, dimana pada material yang uniform
akan terbentuk garis yang lurus, tetapi bentuk garis yang curam
menunjukkan perbedaan konduktivitas dari material yang lebih
rendah pada benda tersebut.
Heat transfer rate, adalah energi kalor per unit waktu (Btu/hr),
total heat transfer adalah sejumlah energi kalor yang
terpindahkan pada suatu luas permukaan benda atau massa.
Q=qA
Fouriers Law, perpindahan panas selalu mengalir dari
temperatur yang tinggi ke yang lebih rendah dengan nilai yang
selalu positif. Perpindahan panas dari temperatur tinggi (poin 1) ke
rendah (poin 2) pada bidang tak terhingga dengan tebal L dan
konduktivitas (k) yang homogen, memiliki rumus :

Electrical anlalogy untuk heat transfer, seperti berikut :

Overall coefficient of Heat Transfer, adalah koefisien yang


digunakan pada perhitungan perpindahan panas pada suatu
permukaan area.

Natural convection adalah perpindahan panas dari permukaan


oleh fluida yang bergerak naik akibat pengaruh dari perbadaan
gradien densitas. Semakin tinggi temperatur maka densitas
semakin kecil dan fluida menjadi ringan.
Q = qA = hA(Ts-TT )

Nusselt number menunjukkan bahwa properti fluida dievaluasi pada


film temperatur

Prandtl Number (dimensionless) menunjukkan rasio dari momentum


diffusion terhadap thermal diffusion .

Grashof number (Gr): ratio antara gaya angkat(buoyant) dengan


gaya viskous. Pada udara: under 10^9 adalah laminar, diatasnya
adlh turbulen.

Rayleigh number: Gr dikali Pr.

Temperatur film, diukur dari rat-rat temperatur surface & bulk, Th=
x (Ts + Tbulk)

Sublaminar GrPr<1000, 1000<GrPr<10^9 laminar konveksi, di atas


10^89 turbulen konveksi.

FLOW OVER FLAT PLATES: laminar transition turbulent,


laminar pada Re diatas 2x10^5, Turbulen pada Re di atas 3x10^6,
dan transisi di antaranya, dimana kritikal Re ada pada 5x10^5.

HEAT EXCHANGERS: mekanismenya adalah konveksi paksa.


Jenis: Tube-in-tube HE (jacketed pipe HE), single atau multiple - pass
shell&tube HE, dan crossflow HE. Umumnya di pasaran pakai: Fixed
tubesheet atau U-tube bundles.

Counterflow HE: lebih efisien dan butuh HE area yang leih kecil
karena gradient temperatur yang lebih konstan.

Multiple-pass HE: jika tubes melewati shell beberapa kali (lebih


dari satu).

Crossflow HE : arah aliran tegak lurus, dengan fluida dapat saling


bercampur ataupun tidak.

Fouling: kotoran, korosi, fouling factor. Dapat mengurangi heat


transfer dan menambah power untuk pompa.

RADIATION: radiasi yang mengenai suatu benda dapat diserap,


dipantulkan , maupun ditransmisi. Emisivitas adalah rasio dari
aktual emissive power terhadap benda hitam/ideal radiator power.
Stefan boltzman law,

19.
20.
21.
22.
23.

Air Conditioning Systems and Controls


Dry bulb temperature
Wet bulb temperature
Dew-point temperature
Psychrometric chart
Material Properties and Testing
Strength of Materials
Failure Theories
Basic Machine Design

S-ar putea să vă placă și