Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1. Tujuan Percobaan
1. Memeahami karakteristik aliran fluida
2. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter serta variable
yang berbeda-beda
2. Alat-alat percobaan
1. Tabung gelas yang panjangnya 80 cm
2. Statif untuk menjepit tabung agar bediri vertical
3. Gelas ukur
4. Stopwatch
5. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm3
6. Pipa karet
7. Spluit (alat suntik)
8. Larutan NaCl
3. Teori dasar
Mengingat sifat umum defek kekentalan, bahwa kecepatan fluida kental yang
mengalir melalui pipa yang tidak sama diseluruh titik penampang lintangnya. Lapisan
paling luar fluida melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa
menahan gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan ini menahan pula lapisan
berikutnya, begitu seterusnya. Asal kecepatan tidak terlalu besar, aliran akan laminar,
dengan kecepatan paling besar dibagian tengah pipa, lalu berangsur kecil sampai
menjadi nol pada dinding pipa.
Gambar 1.
Misalnya pada sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir
fluida yang viskositasnya secara laminar. Sebuah selinder kecil beradius r berada dalam
kesetimbangan (bergerak dengan kecepatan konstan) disebabkan gaya dorong yang timbul
akibat perbedaan tekanan natara ujung-ujung selinder itu serta gaya kekentalan yang
menahan pada permukaan luar. Gaya dorong ini adalah:
(p1 p2) r2
Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas, maka gaya kekentalan
adalah :
(p1 p2) r2= - x 2 x dv/dr
Dimana qqqqqqqqqq adalah gradient kecepatan pada jarak radial r dari sumbu. Tanda
(-) diberikan karena v berkurang bila r bertambah. Dengan menjabarkan gaya-gaya dan
mengintegrasikannyaakan diperoleh persamaan parabola. Panjang anak-anak panah
sebanding dengan kecepatan diposisi masing-masingnya. Gradien kecepatan untuk r
sembarang merupakan kemiringan garis lengkung ini yang diukur terhadap sebuah sumbu
vertical. Kita katakan bahwa aliran ini mempunyai profil kecepatan parabola.
Gambar
2.
mengintegrasikan seluruh elemen antara r = 0 dan r = R, membagi dengan dt, maka diperoleh
debit aliran Q sebagai berikut :
Q=
( p1 p 2 )
2 L
2 R
( R 2r 2 )
0
1
R4
r dr=(p1-p2)( 8 ( ) ( L
Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hokum
Poiseuille. Kecepatan aliran volume atau debit aliran berbanding terbalik dengan viskositas,
berbanding lurus dengan radius pipa pangkat empat.
Apabila kecepatan fluida yang mengalir dalam sebuagh pipa melampaui harga krisis
tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat fluida dan pada radius pipa), maka sifat aliran
menjadi sangat rumit. Didalam lapisan sangat tipis sekali yang besebelahan dengan dinding
pipa, disebut lapisan batas, aliran masih laminar. Kecepatan aliran didalam lapisan batas pada
dinding pipa adalah nol dan semakin bertambah besarsecara uniform didalama lapisan itu,
sifat-sifat lapisanbatas sangat penting sekali dalam menentukan tahanan terhadap aliran, dan
dalam menentukan perpindahan panas kea tau dari fluida yang sedang bergerak itu.
Diluar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Didalam fluida timbul arus
pusar setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran. Aliran semacam ini disebut aliran
tuberlen. Kombinasi ini dikenal sebagai bilangan Reynold, NR, dan didefinisikan sebagai:
NR =
vD
Dimana adalah rapat massa fluida, v adalah kecepatan aliran rat-rata, adalah
viskositas dan D adalah diameter pipa. Kecepatan rata-rata adalah kecepatan uniform melalui
penampang lintang yang menimbulkan kecepatan pengosongan yang sama. Bilangan Reynold
adalah besaran yang tidak berdimensi dan besar angkanya adalah sama setiap system satuan
tertentu. Tiap percobaan menunjukkan bahwa apabila bilangan Reynold lebih kecil dari kirakira 2000, aliran akan laminar dan lebih dari kira-kira 3000, aliran akan tuberlen. dalam
daerah transisi antara 2000 dan 3000, aliran tidak stabil dan dapat berubah dati laminer
menjadi tuberlen atau sebaliknya.
4. Prosedur percobaan
A. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda
1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara
vertical pada statif yang tersedia
2. Tutuplah kran pada kedua pipa yang panjang sama dengan ketinggian berbeda
kemudian isilah air sampai dengan batas yang telah ditentukan
3. Taruhlah gelas ukur pada ujung kedua pipa untung menampung air yang keluar
4. Hidupkan pompa air, buka kran pada kedua pipa dan tekan stopwatch selama 15
detik secara serentak dan bersama-sama..
5. Hitunglah volume air yang ditampung dalam kedua gelas ukur tersebut
6. Ulangi percobaan no. 4 dan 5 sebanyak 5 kali
B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda
1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara
vertical pada statif yang tersedia
2. Buatlah larutan NaCl (dianggap konsentrasinya 100%). Ukurlah massa jenisnya
dengan aerometer dan isikan pada table data
3. Isilah latutan NaCl 100% kedalam tabung sampai batas yang ditentukan
4. Taruhlah gelas ukur pada ujung pipa untuk menampung air yang keluar
5. Buka kran pada pipa sambil menekan stopwatch selama 25 menit secara serentak
dan bersama-sama
6. Hitunglah volume air yang ditampung dalam gelas ukur tersebut
7. Ulangi percobaan untuk larutan NaCl 100% sebanya 3 kali
8. Ulangi percobaan 2 sampai 7 untuk larutan NaCl 50%
C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa dan radus / jari-jari yang berbeda.
Caranya sama dengna bagian (A).
No.
1
2
3
4
Waktu (s)
15
15
15
15
Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
370
140
360
160
350
150
340
160
(ii)
Debit (ml/s)
8
8
8
8
8
Debit (ml/s)
6,7
6,7
6,7
6,7
6,7
C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama
No.
Volume (ml)
Debit Aliran (ml/s)
Pipa I
Pipa II
Pipa I
Pipa II
15
380
260
25,3
17,3
15
320
290
21,3
19,3
15
380
280
25,3
18,67
15
310
290
20,7
19,3
15
400
300
26,7
20
D. Mengitung debit untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda
1
2
3
4
5
Waktu (s)
No.
Waktu (s)
15
Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
350
350
2
3
4
15
15
15
200
180
180
360
320
300
13,3
12
12
24
21,3
20
Kesimpulan :
Hukum Poiseuille dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut
Tekanan
Viskositas
Pada percobaan diatas didapatkan bilangan Reynold air yaitu 1000 berarti alirannya akan
laminer. Pada NaCl 100% dan NaCl 50% didapatkan bilangan Reynold sebesar 8000 dan
4000 berarti alirannya adalah turbulen.
KESANGGUPAN KARDIOVASKULER
Tes Peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold Pressure Test)
Dasar Teori
Cold pressure test merupakan test peningkatan tekanan darah dengan pendinginan
yang dilakukan dengan cara memberikan rangsang pendinginan pada tangan yaitu diletakkan
di dalam suatu wadah berisi air es bersuhu 4 oC selama kurang lebih satu menit. Selama
proses tersebut, dilakukan tes pengukuran tekanan darah pada lengan yang berlawanan.
Perbedaan tekanan darah setelah intervensi dan saat tekanan basal menunjukan aktivitas
vascular dimana dikatakan hiperreaktor jika tekanan sistolik naik 20mmHg dan tekanan
diastolic 15mmHg, dan dikatakan hiporeaktor jika kenaikan tekanan darah masih dibawah
angka tersebut, efek yang dihasilkan dari test ini adalah nyeri dan peningkatan tekanan darah.
(Anonim a, 2012).
Tekanan darah merujuk pada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut: 120/80 mmHg. Nomor
atas (120) menunjukan tekanan keatas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut
tekanan sistol. Nomor bawah (80) menunjukan tekanan saat jantung berisitrahat diantara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah
dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak anak secara memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh
aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah
ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi
hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi
dari biasanya secara berkelanjutan,orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi.
Penderita darah tinggi mesti sekurang kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. (Anonim b, 2012)
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada
saat jantung relaksasi (diastolic). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring
tekanan diastolic, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140mmHg
atau lebih, atau tekanan distolik mencapai 90mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan
darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolic. ( Anonim c, 2012)
Ketika terjadi penurunan suhu , rangsangan dari saraf simpatis menyebabkan
terjadinya respon dengan fase kontriksi pembuluh darah perifer untuk mengurangi penguapan
panas melalui kulit. Selain itu, juga terjadi peningkatan aktifitas thermogenesis untuk
meningkatkan suhu tubuh. Unutk meningkatkan thermogenesis diperlukan peningkatan
proses metabolisme. (juwono, 2003)
Sebagai kompensasi dari meningkatnya proses metabolisme, maka jantung akan
memompa darah lebih banyak kedalam sel dan jaringan untuk menyalurkan oksigen dan
nutrisis yang diperlukan untuk proses metabolisme. Agar darah yang dipompa lebih banyak
maka curah jantung harus meningkat, meningkatnya curah jantung juga akan diikuti dengan
peningkatan tekanan darah. ( Fried, 2005)
Tujuan Percobaan :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
2. Terjadinya hiperreaksi dari jantung yang menyebabkan tekanan darah akan semakin
Pada saat dilakukan pendinginan terjadi vasokonstriksi darah yang nantinya
akan membutuhkan aliran dengan tekanan yang lebih tinggi agar darah tetap dapat
menyebar sampai ke ujung kapiler.
6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah o.p. selama pendinginan. Bila pada
pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 15 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 10 mmHg dari tekanan basal, maka o.p. termasuk golongan hiperreaktor.
Bila kenaikan tekanan darah o.p. masih dibawah angka-angka tersebut diatas, maka
o.p. termasuk golongan hiporeaktor?
7. Suruhlah o.p. segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan
sistolik dan diastolik setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.
8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada dtik
ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada
percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan
detik ke 60 pendinginan. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kkirinya dari es
dan tetapkan tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke
tekanan darah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukan
percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolik pada detik ke 30 dan detik
ke 60 pendinginan.
Hasil Praktikum
A. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold Pressure Test)
Nama o.p. : Dadi Satrio Wibisono
Saat berbaring terlentang
I : 100/75 mmHg
II : 100/75 mmHg
III : 100/75 mmHg
Rata rata : 100/75
Setelah 30 detik direndam air dingin 110/80 mmHg
Setelah 60 detik direndam air dingin 100/75 mmHg
Pengeluaran prostaglandin.
Tekanan sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah
beraktivitas (misalnya : olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi
peningkatan aliran balik vena.
Efek aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk
mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini
menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena. Peningkatan aktivitas
otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke jantung.
Pada Harvard Step Test menggunakan parameter waktu lama kerja dan frekuensi
denyut nadi, Denyut nadi dapat diketahui dengan menghitung denyut arteri radialis,
suara detak jantung, atau dengan bantuan eleftrokardiogram. Dengan memakai kedua
factor tersebut dapat dihitung indeks kesanggupan badan, yang dibedakan antara
kesanggupan kurang sampai kesanggupan amat baik.
Tujuan
Menganalisa tingkat kebugaran jantung.
Alat dan Bahan
1. Bangku setinggi 19 inci untuk laki laki, dan 17 inci untuk perempuan.
2. Stopwatch
3. Metronome
Cara Kerja
1. Suruhlah o. p. berdiri menghadap bangku setunnggi 19 inci sambal mendengarkan
detakan sebuah metronome dengan frekuensi 120 kali per menit.
2. Suruhlah o. p. menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu
detakan metronome.
3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan
ke bangku sehingga o. p berdiri tegak diatas bangku.
4. Pada detakan ketiga kaku yang pertama kali naik diturunkan.
5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan sehingga o. p
berdiri tegak lagi di depan bangku.
6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai o. p. tidak kuat lagi tetapi tidak lebih
dari 5 menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan
menggunakan stopwatch.
7. Segera setelah itu, o. p. disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut
nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing masing dari 1-130, dari 2230, dan dari 3-330.
8. Hitunglah indeks kesanggupan o. p. serta berikan penilaiannya menurut 2 cara
berikut ini :
Cara lambat
Penilaian
: < 55
55 -64
65 79
80 89
>90
= kesanggupan kurang
= kesanggupan sedang
= kesanggupan cukup
= kesanggupan baik
= kesanggupan amat baik
Cara cepat
Dengan rumus
Indeks kesanggupan badan =
5,5 x denyt nadi selama 30 pertama}
Lama naik turunbangku ( dalam detik ) x 100
Penilaian : < 50
50 80
> 90
= kesanggupan kurang
= kesanggupan sedang
= kesanggupan baik
100
156 x 100
2 x (50+50+48)
= 156 x 100
2 x 148
= 156000
296
= 53( Kesanggupan sedang )
100
Dengan tabel
Lamanya
percobaan
0
030
10
130
29
059
130
159
45 49
5
15
30
40
50 54
5
15
25
40
55 59
5
15
25
35
60 64
5
15
20
30
65 69
5
10
20
30
70 74
5
10
20
25
75 79
5
10
15
25
1
2 menit
80 84
5
10
15
25
85 89
5
10
15
20
20
230
30
330
40
430
50
230
259
329
359
429
459
60
70
85
100
110
125
130
50
64
75
85
100
110
115
45
60
70
80
90
100
105
45
55
60
70
80
90
95
40
50
55
65
75
85
90
35
45
55
60
70
75
80
35
40
50
55
65
70
76
30
40
45
55
60
65
70
30
35
45
50
55
60
65
30
35
40
45
55
60
65
Frekuensi Jantung
Jantung dipersarafi oleh kedua divisi system saraf otonom,yang dapat memodifikasi
kecepatan (serta kekuatan) kontraksi,walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan
stimulasi saraf.
Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung dan Struktur yang Mempengaruhi Jantung
Daerah yang Terpengaruh
Nodus SA
ke
penurunan
Nodus AV
kecepatan peningkatan
kecepatan
denyut jantung
denyut jantung
Penurunan
eksitabilitas; Peningkatan eksitabilitas;
peningkatan
perlambatan penurunan
nodus AV
Tidak ada efek
perlambatan
nodus AV
Mrningkatkan eksitabilitas;
meningkatkan
hantaran
Penurunan
purkinje
Meningkatkan
kontraktilitas;melemahkan
kontraktilitas; memperkuat
kontraksi
Tidak ada efek
Otot ventrikel
kontraksi
Meningkatkan
kontraktilitas; memperkuat
Medula adrenal
kontraksi
Mendorong
sekresi
memperkuat
efek
oleh
medulla
adrenal
Meningkatkan aliran balik
vena, yang meningkatkan
kekuatan kontraksi jantung
mealui makanisme FrankStarling
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1
Membuktikan pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus ( vagotonus) pada jantung.
Mencatat dan menjelaskan pengaruh perangsangan lemah dan kuat N.X. pada jantung
dalam hal :
Masa laten
Frekuensi denyut
Kekuatan kerutan
Tata kerja
1 pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus pada jantung
1
Ikatlah keempat kaki kuar-kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya
pada meja operasi.
Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah di bor dari jaringan di bawahnya dengan
menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak pendarahan.
Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-hati agar
jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat denyut jantung berdenyut dengan jelas.
Buktikanlah bahwa kedua saraf yang saudara bebaskan benar-benar N.X. dengan cara
merangsangnya dengan arus faradic yang cukup kuat dan cukup lama untuk
memperlihatkan efek N.X. terhadap jantung.
P.III.3.1. Apakah N.X. termasuk golongan saraf kolinergik?
Ya, nervus X termasuk saraf kolinergik
P.III.3.2. Bagaimana pengaruh N.X. pada jantung berdasarkan pembagian saraf
adrenergic dan kolinergik?
N.X termasuk saraf kolinergik yang berarti menurunkan kontraksi otot jantung
dan kecepatan denyut jantung
saraf adrenergik yang berarti meningkatkan kontraksi otot jantung dan
kecepatan denyut jantung
P.III.3.3. Apa yang saudaar harapkan dapat dilihat pada jantung kura-kura bila N.X.
di rangsang?
Denyut jantung akan menjadi semakin lambat (bradikardia)
Ikatlah kuat-kuat semua ikatan longgar tersebut di atas dan guntinglah kedua N.X.
diantara dua ikatan.
Pasanglah berbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :
a
Mekanomiogram atrium
Mekanomiogram ventrikel
Tanda rangsang
Usahakan supaya ke empat pencatat di atas mempunyai titik sinkron yang sedapat
dapatnya terletak pada 1 garis ventrikel.
2
Tanpa menjalankan tromol, rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang
faradic lemah, sehingga terlihat jelas timbulnya bradikardi.
Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung
sebagai control. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer
dengan rangsang sub.2 selama 5 detik, hentikan tromol setelah terjadi pemulihan
jantung yang sempurna.
Perhatikan :
a. Masa laten
b. akibat ikutan ( after effect )
c. frekuensi denyut
d. kekuatan kerutan
vagal escape
4
Tanpa menjalankan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang
faradic yang cukup kuat sehingga terlihat jelas timbulnya henti jantung.
Jalankan tromol kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai
kontrol. Tanpa mengentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan
rangsang faradic cukup kuat (sub.II.4 ) sehingga terjadi henti jantung. Teruskan
perangsangan dan pencatatan sehingga timbul lolos vagus. Bila perngsangan sudah
berlangsung 30 detik tanpa terjadi lolos vagus hentikan perangsangan.
P.III.3.8. Apa yang dimaksud dengan lolos vagus?
Adalah denyut pertama setelah terjadinya cardiac arrest
P.III.3.9. Bagaimana mekanisme terjadinya lolos vagus?
Pada saat cardiac arrest, tidak terjadi denyut. Tetapi dalam keadaan ini darah
terus mengalir dari atrium ke ventrikel, sehingga katup semilunar pun terbuka
dan terjadilah kontraksi denyut sitole pertama yang tidak begitu kuat
Bila pada asaha saudara yang pertama lolos vagus tidak terjadi, maka boleh dicoba 2x
lagi dengan waktu rangsang yang lebih lama, dan bila masih juga belum berhasil
hentikanlah percobaan saudara.
P.III.3.10. Faktor apa yang menghilangkan kemungkinan terjadinya lolos vagus?
Faktor adanya aliran darah di jantung dan impuls listrik jantung yang kurang
untuk merangsang kontraksi, dan juga pemberian rangsangan yang tidak
kontinyu.
Pada perangsangan parasimpatis multipel, jantung akan mengalami masa laten dan bradikardi
pada mulanya, kemudian cardiac arrest. Setelah beberapa saat, akan timbul suatu denyutan
baru yang tidak dipengaruhi oleh Nervus Vagus (padahal ketika itu, Nervus Vagus masih
dirangsang). Denyutan itu disebut sebagai Vagal Escape. Setelah terjadi vagal escape,
terdapat denyutan bradikardi sebagai akibat intervensi kembali Nervus Vagus. Hal tersebut
disebut dengan after effect. Setelah itu, denyut jantung kembali seperti semula.
KESIMPULAN
Nervus Vagus memiliki serabut parasimpatis yang berfungsi untuk memperlambat denyut
jantung. Jika Nervus Vagus dipotong, maka tidak ada lagi yang menstimulasi agar jantung
memperlambat kinerjanya sehingga kontraksi akan terus cepat dan frekuensi pun meningkat.
Cardiac arrest terjadi karena perangsangan faradic yang kuat, kemudian terjadi
hiperpolarisasi yang justru tidak menimbulkan potensial aksi.
Vagal escape dapat terjadi karena jantung memiliki sifat otoritmisitas, jantung akan
memompa dirinya sendiri tanpa stimulasi dari SA Node. Kontraksi jantung yang terjadi
merupakan akibat dari venous return yang terus terjadi sehingga volume end diastolic pun
lebih besar dan merangsang jantung untuk berdenyut.
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Aktivitas Listrik Jantung
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:
a.
99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa. Sel sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial
aksi.
b.
Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi
Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistle (kontraksi dan pengosongan) dan
diastole (relaksasi dan pengisian) berganti ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang
berirama.
c.Arah aliran darah melintasi bilik bilik jantung yang ditentukan oleh pembukaan dan
pentupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.
II.
Sistole
Puncak sistole
Diastole
Akhir diastole
5. Membedakan peka rangsangan atrium dan ventrikel jantung pada berbagai fase
kontraksi tersebut diatas.
6. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut diatas.
Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :
1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat
2. Kimograf rengkap + kapas kimograf + kertas + perekat
3. Statif + klem
4. Dua sinya maknit :
1 untuk mencatat waktu
1 untuk mencatat tanda
5. Kawat listrik
6. Stimulator induksi + elektroda perangsang
7. Dua pencatat jantung + penjepit jantung
8. Batang kuningan berbentuk huruf L
9. Benang + malam
10. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet
Urutan kerutan berbagai bagian jantung
TATA CARA
1. Ikatlah ke 4 kaki kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya, ada meja
operasi.
2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah dibor dari jaringan dibawahnya dengan
menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak perdarahan.
Apa
yang
dimaksud
dengan
interval
AV
?dan
bagaimana
mengukurnya?
Interval AV adalah jarak waktu dibutuhkan atrium dan ventrikel untuk melakukan
systole dan diastole. Cara yang dilakukan dengan menggunakan mekanokardiogram
atrium dan ventrikel.
3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat (lihat gambar) untuk mencatat 10
denyut jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium
dengan kekuatan rangsang sub.2 pada :
a. Sistole atrium
b. Puncak sistole atrium
c. Diastole atrium
d. Akhir diastolik atrium
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5 6 kali.
4. Tanpa menjalankan tromol carilah rangsang buka yang dapat menimbulkan denyut
ektopik ventrikel
III.5.8. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik ventrikel?
Denyut ektopik yang mucul pada fase diastolik ventrikel
III.5.9. Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang faradic?
Karena rangsangannya akan berlebihan
III.5.10. Apakah denyut ektopik ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium?
Tidak, denyut ektopik atrium mendahului ventrikel
III.5.11. Apa yang dimaksud dengan rehat kompensasi?
Rehat kompensasi adalah istirahat saraf setelah melakukan denyut ektopik untuk
menghindari rangsang berlebihan
III.5.12. Bila rehat kompensasi penuh dan tidak penuh?
Rehat kompensasi penuh adalah istirahat saraf setelah melakukan denyut ektopik
sesuai dengan waktu yang diperlukan, sedangkan yang tidak penuh adalah
istirahat yang belum sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
5. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat.
6. Catat 10 denyut normal sebagai control. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah
ventrikel dengan kekuatan rangsang sub 4 pada :
a. Sistole ventrikel
b. Puncak systole ventrikel
c. Diastole ventrikel
d. Akhir diastole ventrikel
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali.
III.5.13. Apakah ada hubungan antara saat perangsangan dengan amplitudo denyut
ektopik yang dihasilkanya?
Iya. Amplitudo lebih tinggi pada saat dirangsang di pertengahan atau 2/3 diastol.
HASIL PRAKTIKUM & ANALISA
A. Urutan Kerutan Berbagai Bagian Jantung
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
B. Denyut Ektopik Atrium dan Ventrikel
ATRIUM
Atrium sistole
Atrium diastole
VENTRIKEL
Ventrikel sistole
Ventrikel diastole
DAFTAR PUSTAKA
Cameron, J.R.et al. 2006. Fisika Tubuh Manusia. Jakarta : EGC
Ganong.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
Sherwood Lauralee, 2012. Fisiologi, Jakarta, penerbit EGC
Penuntun Praktikum Blok Kardiovaskular Fakultas Kedokteran Universititas Yarsi 2015-2016
.
KELOMPOK A-14
1102014016
ASRI RAHMANIA
1102014044
FIRDAUS PRATAMA
1102014101
FIRMANSYAH
1102014103
FULRISTAMI ZAENAB
1102014110
1102014112
HILDA UTAMI
1102014121
1102014131
DADI SATRIOWIBISONO R
1102013067
1102011056
UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2015/2016