Sunteți pe pagina 1din 32

HUKUM POISEUILLE

1. Tujuan Percobaan
1. Memeahami karakteristik aliran fluida
2. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter serta variable
yang berbeda-beda
2. Alat-alat percobaan
1. Tabung gelas yang panjangnya 80 cm
2. Statif untuk menjepit tabung agar bediri vertical
3. Gelas ukur
4. Stopwatch
5. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm3
6. Pipa karet
7. Spluit (alat suntik)
8. Larutan NaCl
3. Teori dasar
Mengingat sifat umum defek kekentalan, bahwa kecepatan fluida kental yang
mengalir melalui pipa yang tidak sama diseluruh titik penampang lintangnya. Lapisan
paling luar fluida melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa
menahan gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan ini menahan pula lapisan
berikutnya, begitu seterusnya. Asal kecepatan tidak terlalu besar, aliran akan laminar,
dengan kecepatan paling besar dibagian tengah pipa, lalu berangsur kecil sampai
menjadi nol pada dinding pipa.

Gambar 1.

(a) Gaya terhadap elemen silindris fluida kental,


(b) Distribusi kecepatan, (c) Pandangan dari ujung

Misalnya pada sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir
fluida yang viskositasnya secara laminar. Sebuah selinder kecil beradius r berada dalam
kesetimbangan (bergerak dengan kecepatan konstan) disebabkan gaya dorong yang timbul

akibat perbedaan tekanan natara ujung-ujung selinder itu serta gaya kekentalan yang
menahan pada permukaan luar. Gaya dorong ini adalah:
(p1 p2) r2
Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas, maka gaya kekentalan
adalah :
(p1 p2) r2= - x 2 x dv/dr
Dimana qqqqqqqqqq adalah gradient kecepatan pada jarak radial r dari sumbu. Tanda
(-) diberikan karena v berkurang bila r bertambah. Dengan menjabarkan gaya-gaya dan
mengintegrasikannyaakan diperoleh persamaan parabola. Panjang anak-anak panah
sebanding dengan kecepatan diposisi masing-masingnya. Gradien kecepatan untuk r
sembarang merupakan kemiringan garis lengkung ini yang diukur terhadap sebuah sumbu
vertical. Kita katakan bahwa aliran ini mempunyai profil kecepatan parabola.

Gambar

2.

Menghitung debit aliran Q melalui rumus Poiseuille dengan:


(a) panjang pipa sama, tekanan berbeda
(b) panjang pipa berbeda, tekanan sama
(c) panjang pipa sama, viskositas berbeda
(d) panjang pipa sama, diameter berbeda
Untuk menghitung dibit alirang Q, atau volume fluida yang melewati sembarang
penampang pipa persatuan waktu. Volume fluida dV yang mewlewati ujung-ujung unsure ini
waktu dt ialah v dA dt, dimana v adalah kecepatan pada radius r dan dA luas yang diarsir
sama dengan 2 r dr. Dengan mengambil rumus v dari persamaan (2) kemudian

mengintegrasikan seluruh elemen antara r = 0 dan r = R, membagi dengan dt, maka diperoleh
debit aliran Q sebagai berikut :

Q=

( p1 p 2 )
2 L

2 R

( R 2r 2 )
0

1
R4
r dr=(p1-p2)( 8 ( ) ( L

Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hokum
Poiseuille. Kecepatan aliran volume atau debit aliran berbanding terbalik dengan viskositas,
berbanding lurus dengan radius pipa pangkat empat.
Apabila kecepatan fluida yang mengalir dalam sebuagh pipa melampaui harga krisis
tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat fluida dan pada radius pipa), maka sifat aliran
menjadi sangat rumit. Didalam lapisan sangat tipis sekali yang besebelahan dengan dinding
pipa, disebut lapisan batas, aliran masih laminar. Kecepatan aliran didalam lapisan batas pada
dinding pipa adalah nol dan semakin bertambah besarsecara uniform didalama lapisan itu,
sifat-sifat lapisanbatas sangat penting sekali dalam menentukan tahanan terhadap aliran, dan
dalam menentukan perpindahan panas kea tau dari fluida yang sedang bergerak itu.
Diluar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Didalam fluida timbul arus
pusar setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran. Aliran semacam ini disebut aliran
tuberlen. Kombinasi ini dikenal sebagai bilangan Reynold, NR, dan didefinisikan sebagai:
NR =

vD

Dimana adalah rapat massa fluida, v adalah kecepatan aliran rat-rata, adalah
viskositas dan D adalah diameter pipa. Kecepatan rata-rata adalah kecepatan uniform melalui
penampang lintang yang menimbulkan kecepatan pengosongan yang sama. Bilangan Reynold
adalah besaran yang tidak berdimensi dan besar angkanya adalah sama setiap system satuan
tertentu. Tiap percobaan menunjukkan bahwa apabila bilangan Reynold lebih kecil dari kirakira 2000, aliran akan laminar dan lebih dari kira-kira 3000, aliran akan tuberlen. dalam
daerah transisi antara 2000 dan 3000, aliran tidak stabil dan dapat berubah dati laminer
menjadi tuberlen atau sebaliknya.
4. Prosedur percobaan
A. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda

1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara
vertical pada statif yang tersedia
2. Tutuplah kran pada kedua pipa yang panjang sama dengan ketinggian berbeda
kemudian isilah air sampai dengan batas yang telah ditentukan
3. Taruhlah gelas ukur pada ujung kedua pipa untung menampung air yang keluar
4. Hidupkan pompa air, buka kran pada kedua pipa dan tekan stopwatch selama 15
detik secara serentak dan bersama-sama..
5. Hitunglah volume air yang ditampung dalam kedua gelas ukur tersebut
6. Ulangi percobaan no. 4 dan 5 sebanyak 5 kali
B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda
1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara
vertical pada statif yang tersedia
2. Buatlah larutan NaCl (dianggap konsentrasinya 100%). Ukurlah massa jenisnya
dengan aerometer dan isikan pada table data
3. Isilah latutan NaCl 100% kedalam tabung sampai batas yang ditentukan
4. Taruhlah gelas ukur pada ujung pipa untuk menampung air yang keluar
5. Buka kran pada pipa sambil menekan stopwatch selama 25 menit secara serentak
dan bersama-sama
6. Hitunglah volume air yang ditampung dalam gelas ukur tersebut
7. Ulangi percobaan untuk larutan NaCl 100% sebanya 3 kali
8. Ulangi percobaan 2 sampai 7 untuk larutan NaCl 50%
C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa dan radus / jari-jari yang berbeda.
Caranya sama dengna bagian (A).

5. Tugas Laporan Akhir


a. Bandingkan debit aliran pada pipa I dan pipa II. Apa yang dapat saudara simpulkan
?
Jawab : Karena tekanan pada pipa 1 lebih besar dibandingkan pipa 2 maka debit
air yang dihasilkan menjadi lebih banyak pada pipa 1 dibandingkan pipa 2.
b. Hitunglah galat debit aliran pada pipa I dan pipa II untuk masing-masing
percobaan.
Jawab : Semakin tinggi tekanan, semakin tinggi debit air
c. Hitunglah bilangan Reynold (NR) pada masing-masing percobaan.
d. Buatlah grafik hubungan antara debit aliran terhadap tekanan.
Hasil Praktikum
A. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan tekanan berbeda

No.
1
2
3
4

Waktu (s)
15
15
15
15

Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
370
140
360
160
350
150
340
160

Debit Aliran (ml/s)


Pipa I
Pipa II
24,6
9,3
24
10,6
23,3
10
22,6
24

*Ket: Pipa I: Pipa dengan tekanan yang lebih besar


Pipa II: Pipa dengan tekanan yang lebih kecil
B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda
(i)

Konsentrasi NaCl 100%


N Waktu
Volume (ml)
o
1
15
120
2
15
120
3
15
120
4
15
120
5
15
120

(ii)

Konsentrasi NaCl 50%


N Waktu
Volume (ml)
o
1
15
100
2
15
100
3
15
100
4
15
100
5
15
100

Debit (ml/s)
8
8
8
8
8

Debit (ml/s)
6,7
6,7
6,7
6,7
6,7

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama
No.

Volume (ml)
Debit Aliran (ml/s)
Pipa I
Pipa II
Pipa I
Pipa II
15
380
260
25,3
17,3
15
320
290
21,3
19,3
15
380
280
25,3
18,67
15
310
290
20,7
19,3
15
400
300
26,7
20
D. Mengitung debit untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda

1
2
3
4
5

Waktu (s)

No.

Waktu (s)

15

Volume (ml)
Pipa I
Pipa II
350
350

Debit Aliran (ml/s)


Pipa I
Pipa II
16,6
23,3

2
3
4

15
15
15

200
180
180

360
320
300

13,3
12
12

24
21,3
20

Kesimpulan :
Hukum Poiseuille dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut

Tekanan

Panjang pipa : makin panjang pipanya maka makin kecil debitnya.

Viskositas

Diameter pipa : makin besar diameternya maka makin besar debitnya.

: makin besar tekanannya maka makin besar pula debitnya.

: makin besar visksitasnya maka makin kecil debitnya.

Pada percobaan diatas didapatkan bilangan Reynold air yaitu 1000 berarti alirannya akan
laminer. Pada NaCl 100% dan NaCl 50% didapatkan bilangan Reynold sebesar 8000 dan
4000 berarti alirannya adalah turbulen.

KESANGGUPAN KARDIOVASKULER
Tes Peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold Pressure Test)
Dasar Teori

Cold pressure test merupakan test peningkatan tekanan darah dengan pendinginan
yang dilakukan dengan cara memberikan rangsang pendinginan pada tangan yaitu diletakkan
di dalam suatu wadah berisi air es bersuhu 4 oC selama kurang lebih satu menit. Selama
proses tersebut, dilakukan tes pengukuran tekanan darah pada lengan yang berlawanan.
Perbedaan tekanan darah setelah intervensi dan saat tekanan basal menunjukan aktivitas
vascular dimana dikatakan hiperreaktor jika tekanan sistolik naik 20mmHg dan tekanan
diastolic 15mmHg, dan dikatakan hiporeaktor jika kenaikan tekanan darah masih dibawah
angka tersebut, efek yang dihasilkan dari test ini adalah nyeri dan peningkatan tekanan darah.
(Anonim a, 2012).
Tekanan darah merujuk pada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut: 120/80 mmHg. Nomor
atas (120) menunjukan tekanan keatas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut
tekanan sistol. Nomor bawah (80) menunjukan tekanan saat jantung berisitrahat diantara
pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan
darah adalah saat anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah
dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak anak secara memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah dari pada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh
aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah
ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi
hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi
dari biasanya secara berkelanjutan,orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi.
Penderita darah tinggi mesti sekurang kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. (Anonim b, 2012)
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada
saat jantung relaksasi (diastolic). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring
tekanan diastolic, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140mmHg
atau lebih, atau tekanan distolik mencapai 90mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan
darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolic. ( Anonim c, 2012)
Ketika terjadi penurunan suhu , rangsangan dari saraf simpatis menyebabkan
terjadinya respon dengan fase kontriksi pembuluh darah perifer untuk mengurangi penguapan
panas melalui kulit. Selain itu, juga terjadi peningkatan aktifitas thermogenesis untuk
meningkatkan suhu tubuh. Unutk meningkatkan thermogenesis diperlukan peningkatan
proses metabolisme. (juwono, 2003)
Sebagai kompensasi dari meningkatnya proses metabolisme, maka jantung akan
memompa darah lebih banyak kedalam sel dan jaringan untuk menyalurkan oksigen dan
nutrisis yang diperlukan untuk proses metabolisme. Agar darah yang dipompa lebih banyak
maka curah jantung harus meningkat, meningkatnya curah jantung juga akan diikuti dengan
peningkatan tekanan darah. ( Fried, 2005)

Tujuan Percobaan :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit.


Mengukur tekanan darah arteri brachialis selama perangsangan pada sub.2
Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah arteri brachialis
Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiporeaktor atau hiperreaktor
Melakukan percobaan naik turun bangku
Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara lambat dan cara cepat
Menilai indeks kesanggupan badan manusia berdasarkan sub.7

1.
2.
3.
4.
5.

Alat yang diperlukan :


Sfigmanometer dan stetoskop
Ember kecil berisi es dan termometer kimia
Pengukur waktu (arloji)
Bangku setinggi 19 inchi
Metronom
Tata Kerja :
III.2.1 Tes Peninggian tekanan darah dengan pendinginan ( Cold pressure test )

1. Suruh o.p berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit


P.III.2.1 Mengapa o.p. harus berbaring selama 20 menit?
Jawaban : Agar aliran darah menjadi lebih stabil dan kerja jantung kembali seperti
normal.
2. Selama menunggu pasanglah manset spigmomanometer pada lengan kanan atas o.p.
3. Setelah o.p. berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai
terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal).
P.III.2.2 apa kontraindikasi untuk melakukan cold pressure test ?
Jawaban : Orang yang mengalami hipertensi, karena akan sangat berbahaya
efeknya yaitu kompensasi vasokonstriksi dari pembuluh darah yang akan
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
4. Tanpa membuka manset, suruhlah o.p. memasukkan tangan kirinya kedalam air es
(4oC) sampai pergelangan tangan.
5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkan tekanan sistolik dan
diastoliknya.
P.III.2.3. Bagaimana cara supaya saudara dapat mengukur tekanan darah o.p.
dengan cepat?
P.III.2.4. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah o.p. selama pendinginan,
terangkan mekanismenya.
Jawaban

1. Dengan menggunakan cara palpasi

2. Terjadinya hiperreaksi dari jantung yang menyebabkan tekanan darah akan semakin
Pada saat dilakukan pendinginan terjadi vasokonstriksi darah yang nantinya
akan membutuhkan aliran dengan tekanan yang lebih tinggi agar darah tetap dapat
menyebar sampai ke ujung kapiler.
6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah o.p. selama pendinginan. Bila pada
pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 15 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 10 mmHg dari tekanan basal, maka o.p. termasuk golongan hiperreaktor.
Bila kenaikan tekanan darah o.p. masih dibawah angka-angka tersebut diatas, maka
o.p. termasuk golongan hiporeaktor?
7. Suruhlah o.p. segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan
sistolik dan diastolik setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.
8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada dtik
ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada
percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan
detik ke 60 pendinginan. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kkirinya dari es
dan tetapkan tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke
tekanan darah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukan
percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolik pada detik ke 30 dan detik
ke 60 pendinginan.

Hasil Praktikum
A. Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold Pressure Test)
Nama o.p. : Dadi Satrio Wibisono
Saat berbaring terlentang
I : 100/75 mmHg
II : 100/75 mmHg
III : 100/75 mmHg
Rata rata : 100/75
Setelah 30 detik direndam air dingin 110/80 mmHg
Setelah 60 detik direndam air dingin 100/75 mmHg

Kenaikan tekanan sistol : 10 mmHg


Kenaikan tekanan diastol : 5mmHg
Kesimpulan Praktikum
Pada pemeriksaan, tekanan darah OP meningkat kurang dari 20 mmHg pada tekanan
sistol dan meningkat kurang dari 15 mmHg menandakan bahwa OP merupakan
golongan hiporreaktor
Pembahasan
Pada data hasil percobaan diatas, terlihat secara umum bahwa tekanan darah basal
sistol dan diastole mengalami peningkatan setelah tangan dimasukkan kedalam air es. Hal ini
sesuai dengan mekanisme homeostasis tubuh manusia. Saat tubuh manusia berada pada
temperature yang relative lenih rendah, pembuluh-pembuluh darah akan menyempit
(vasokontriksi), terutama pembuluh darah perofer. Tujuan vasokontriksi tersebut adalah untuk
menjaga panas tubuh agar tidak keluar. Vasokontriksi tersebut berdampak pada naiknya
tekanan darah sistol dan diastole

Percobaan naik turun bangku ( Harvard Step Test )


Teori Dasar
Tes ini adalah pengukuran yang paling tua untuk mengetahui kemampuan aerobik
yang dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada beberapa istilah seperti kemampuan jantungparu, daya tahan jantung-paru, aerobic power, cardiovaskular endurance, cardiorespiration
endurance, dan kebugaran aerobik yang mempunyai arti yang kira-kira sama. Penelitian ini
dilakukan di Universitas Harvard, USA, jadi nama tes ini dimulai dengan nama Harvard. Inti
dari pelaksanaan tes ini adalah dengan cara naik turun bangku selama lima menit.
Percobaan naik turun bangku (Harvard Step Test)

Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh. Hal ini


mempengaruhi tekanan darah, dan termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi. Sebab
olahraga menyebabkan:

Penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolism


menggunakan lebih banyak O2 untuk fosforilasi oksidatif untuk
menghasilkan ATP.

Peningkatan CO2 sebagai produk sampingan fosforilasi oksidatif

Peningkatan asam lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan dari


peningkatan produksi CO2 akibat peningkatan aktivitas metabolic. Juga
terjadi penimbunan asam laktat apabila yang digunakan untuk
menghasilkan ATP adalah jalur glikolitik.

Peningkatan K+ -- potensial aksi yang terjadi berulang-ulang dan


mengalahkan kemampuan pompa Na+ untuk mengembalikan gradient
konsentrasi istirahat, menyebabkan peningkatan K+ di cairan jaringan.

Peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena


meningkatnya pembentukan partikel-partikel yang secara osmotis aktif.

Pengeluaran adenosin sebagai respon terhadap peningkatan aktivitas


metabolism atau kekurangan O2, terutama di otot jantung.

Pengeluaran prostaglandin.

Tekanan sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah
beraktivitas (misalnya : olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi
peningkatan aliran balik vena.
Efek aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk
mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini
menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena. Peningkatan aktivitas
otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke jantung.
Pada Harvard Step Test menggunakan parameter waktu lama kerja dan frekuensi
denyut nadi, Denyut nadi dapat diketahui dengan menghitung denyut arteri radialis,
suara detak jantung, atau dengan bantuan eleftrokardiogram. Dengan memakai kedua
factor tersebut dapat dihitung indeks kesanggupan badan, yang dibedakan antara
kesanggupan kurang sampai kesanggupan amat baik.

Tujuan
Menganalisa tingkat kebugaran jantung.
Alat dan Bahan
1. Bangku setinggi 19 inci untuk laki laki, dan 17 inci untuk perempuan.
2. Stopwatch
3. Metronome
Cara Kerja
1. Suruhlah o. p. berdiri menghadap bangku setunnggi 19 inci sambal mendengarkan
detakan sebuah metronome dengan frekuensi 120 kali per menit.
2. Suruhlah o. p. menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu
detakan metronome.
3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan
ke bangku sehingga o. p berdiri tegak diatas bangku.
4. Pada detakan ketiga kaku yang pertama kali naik diturunkan.
5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan sehingga o. p
berdiri tegak lagi di depan bangku.
6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai o. p. tidak kuat lagi tetapi tidak lebih
dari 5 menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan
menggunakan stopwatch.
7. Segera setelah itu, o. p. disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut
nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing masing dari 1-130, dari 2230, dan dari 3-330.
8. Hitunglah indeks kesanggupan o. p. serta berikan penilaiannya menurut 2 cara
berikut ini :

Cara lambat

Indeks kesanggupan badan =

Penilaian

: < 55
55 -64
65 79
80 89
>90

2 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30}


Lama naik turun bangku ( dalam detik ) x 100

= kesanggupan kurang
= kesanggupan sedang
= kesanggupan cukup
= kesanggupan baik
= kesanggupan amat baik

Cara cepat
Dengan rumus
Indeks kesanggupan badan =
5,5 x denyt nadi selama 30 pertama}
Lama naik turunbangku ( dalam detik ) x 100

Penilaian : < 50
50 80
> 90

= kesanggupan kurang
= kesanggupan sedang
= kesanggupan baik

1. Suruhlah o.p. berdiri menghadap bangku setinggi 19 inchi sambil mendengarkan


deakan sebuah metronome dengan frekuensi 120 kali per menit.
2. Suruh o.p. menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu detakan
metronome.
3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan ke
bangku sehingga o.p. berdiri tegak diatas bangku.
4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan.
5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan sehingga o.p.
berdiri tegak lagi didepan bangku.
6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai o.p. tidak kuat lagi tetapi tidak lebih dari
5 menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan
stopwatch
7. Segera setelah itu, o.p. disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut
nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1-130, dari 2-230
dan dari 3-330.
8. Hitunglah indeks kesanggupan o.p serta berikan peniilainnya menurut 2 cara berikut
ini :
percobaan Naik Turun Bangku (Havard Step Test)
Nama o.p. : Firdaus Pratama
Lama naik turun bangku : 2 menit 36 dtk / 156 s
Denyut nadi : 1 130 : 50x/mnt
2 230 : 50x/mnt
3 330 : 48x/mnt

Perhitungan cara lambat :


Indeks kesanggupan = lama naik turun bangku

100

2 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30

156 x 100
2 x (50+50+48)
= 156 x 100
2 x 148
= 156000
296
= 53( Kesanggupan sedang )

Perhitungan cara cepat :


Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku

100

5,5 x denyut nadi selama 30 pertama


= 156 x 100
5,5 x 50
= 15600
275
= 56,72

Dengan tabel
Lamanya
percobaan

0
030
10
130

29
059
130
159

Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 11


40 44
5
20
30
45

45 49
5
15
30
40

50 54
5
15
25
40

55 59
5
15
25
35

60 64
5
15
20
30

65 69
5
10
20
30

70 74
5
10
20
25

75 79
5
10
15
25

1
2 menit
80 84
5
10
15
25

85 89
5
10
15
20

20
230
30
330
40
430
50

230
259
329
359
429
459

60
70
85
100
110
125
130

50
64
75
85
100
110
115

45
60
70
80
90
100
105

45
55
60
70
80
90
95

40
50
55
65
75
85
90

35
45
55
60
70
75
80

35
40
50
55
65
70
76

30
40
45
55
60
65
70

30
35
45
50
55
60
65

Kesimpulan Hasil Praktikum


Percobaan Naik Turun Bangku (Havard Step Test)
OP memiliki indeks kesanggupan 53 ( Kesanggupan sedang ).
Dari percobaan Harvard Step Test, kita dapat menentukan indeks kesanggupan badan
seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Melalui cara penghitungan yang telah dijelaskan
diatas, terlihat bahwa indeks kesanggupan badan sangat bergantung dari lamanya seseorang
untuk terus-menerus naik-turun bangku dan frekuensi denyut jantung yang diukur segera
setelah o.p. melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama o.p. mampu bertahan naik turun
bangku dan semakin cepat frekuensi denyut jantungnya pulih ke frekuensi normal, maka
semakin baik pula kesanggupannya.
Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks KEsanggupan Badan (IKB)
yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus diatas. Semakin besar nilai dari IKB
sesorang maka kesanggupan badannya semakin baik.

PENGARUH PERANGSANGAN N.VAGUS PADA JANTUNG KURA-KURA


DASAR TEORI
Anatomi kura-kura

30
35
40
45
55
60
65

Frekuensi Jantung
Jantung dipersarafi oleh kedua divisi system saraf otonom,yang dapat memodifikasi
kecepatan (serta kekuatan) kontraksi,walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan
stimulasi saraf.
Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung dan Struktur yang Mempengaruhi Jantung
Daerah yang Terpengaruh
Nodus SA

Efek Stimulasi Parasimpatis Efek stimulasi Simpatis


Penurunan
kecepatan Peningkatan
kecepatan
depolarisasi

ke

penurunan
Nodus AV

kecepatan peningkatan

kecepatan

denyut jantung
denyut jantung
Penurunan
eksitabilitas; Peningkatan eksitabilitas;
peningkatan

Jalur penghantar ventrikel

ambang; depolariasasi ke ambang;

perlambatan penurunan

nodus AV
Tidak ada efek

perlambatan

nodus AV
Mrningkatkan eksitabilitas;
meningkatkan

hantaran

melalui berkas his dan sel


Otot atrium

Penurunan

purkinje
Meningkatkan

kontraktilitas;melemahkan

kontraktilitas; memperkuat

kontraksi
Tidak ada efek

Otot ventrikel

kontraksi
Meningkatkan
kontraktilitas; memperkuat

Medula adrenal

Tidak ada efek

kontraksi
Mendorong

sekresi

epinefrin, suatu hormone


yang

memperkuat

efek

system saraf simpatis pada


jantung,
Vena

Tidak ada efek

oleh

medulla

adrenal
Meningkatkan aliran balik
vena, yang meningkatkan
kekuatan kontraksi jantung
mealui makanisme FrankStarling

TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1

Membebaskan N.Vagus (N.X) kiri dan kanan

Membuktikan pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus ( vagotonus) pada jantung.

Mencatat dan menjelaskan pengaruh perangsangan lemah dan kuat N.X. pada jantung
dalam hal :

Masa laten

Akibat ikutan (after effect)

Frekuensi denyut

Kekuatan kerutan

Mendemonstrasikan peristiwa lolos vagus

Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :


1

Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat

Kimograf rangkap + kertas + perekat + kipas kimograf + statif dan klem.

2 pencatat jantung + 2 penjepit jantung

2 sinyal maknit : - 1 untuk mencatat waktu ( waktu= 1 detik)


1 untuk mencatat tanda rangsang

Stimulator induksi + elektroda perangsang + kawat-kawat.

Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet.

Benang + malam + kapas.

Tata kerja
1 pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus pada jantung
1

Ikatlah keempat kaki kuar-kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya
pada meja operasi.

Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah di bor dari jaringan di bawahnya dengan
menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak pendarahan.

Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-hati agar
jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat denyut jantung berdenyut dengan jelas.

Bebaskan kedua N.X. sesuai dengan petunjuk umum.

Buatlah 2 ikatan longgar ada setiap N.X.

Buktikanlah bahwa kedua saraf yang saudara bebaskan benar-benar N.X. dengan cara
merangsangnya dengan arus faradic yang cukup kuat dan cukup lama untuk
memperlihatkan efek N.X. terhadap jantung.
P.III.3.1. Apakah N.X. termasuk golongan saraf kolinergik?
Ya, nervus X termasuk saraf kolinergik
P.III.3.2. Bagaimana pengaruh N.X. pada jantung berdasarkan pembagian saraf
adrenergic dan kolinergik?
N.X termasuk saraf kolinergik yang berarti menurunkan kontraksi otot jantung
dan kecepatan denyut jantung
saraf adrenergik yang berarti meningkatkan kontraksi otot jantung dan
kecepatan denyut jantung
P.III.3.3. Apa yang saudaar harapkan dapat dilihat pada jantung kura-kura bila N.X.
di rangsang?
Denyut jantung akan menjadi semakin lambat (bradikardia)

Hitunglah frekuensi denyut jantung.

Ikatlah kuat-kuat semua ikatan longgar tersebut di atas dan guntinglah kedua N.X.
diantara dua ikatan.

Tunggulah 1 menit dan hitunglah kembali frekuensi denyut jantung.


P.III.3.4. Mengapa harus menunggu 1 menit sebelum menghitung kembali frekuensi
denyut jantung?

Karena efek dari pemotongan nervus vagus baru terjadi


P.III.3.5. Perubahan apa yang saudara harapkan terjadi ada frekuensi denyut setelah
pemotongan kedua N.X?
Frekuensi jantung akan semakin cepat (takikardia) yang disebabkan oleh
pengaruh saraf otonom (saraf simpatis).
2. Pengaruh perangsangan N.X. pada atrium dan ventrikel
1

Pasanglah berbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :
a

Mekanomiogram atrium

Mekanomiogram ventrikel

Tanda rangsang

Tanda waktu ( 1 detik )

Usahakan supaya ke empat pencatat di atas mempunyai titik sinkron yang sedapat
dapatnya terletak pada 1 garis ventrikel.
2

Tanpa menjalankan tromol, rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang
faradic lemah, sehingga terlihat jelas timbulnya bradikardi.

Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung
sebagai control. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer
dengan rangsang sub.2 selama 5 detik, hentikan tromol setelah terjadi pemulihan
jantung yang sempurna.
Perhatikan :

a. Masa laten
b. akibat ikutan ( after effect )
c. frekuensi denyut
d. kekuatan kerutan

P.III.3.6. Apa yang dimaksud dengan:

a. Masa laten b. akibat ikutan?

a. Masa laten : Adalah periode antara pemberian rangsang hingga timbul


kontraksi yang pertama
b. Akibat ikutan

: Adalah denyut ikutan yang lebih kuat setelah terjadinya

vagal escape
4

Tanpa menjalankan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang
faradic yang cukup kuat sehingga terlihat jelas timbulnya henti jantung.

Setelah menunggu 5 menit ulangi percobaan sub.3 dengan menggunakan rangsang


faradic sub.4. sehingga terjadi henti jabtung 9 cardiac arrast ).
P.III.3.7. Bagaimana mekanisme terjadi henti jantung?
Henti jantung terjadi setelah jantung kura-kura dirangsang dengan arus listrik
pada saat diastole berkali-kali. Jika arus tegangannya semakin meningkat dan
melebihi batas kesanggupan jantung untuk berkontraksi, maka terjadilah
cardiac arrest.

3. Lolos Vagus ( Vagal Escape )


1

Jalankan tromol kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai
kontrol. Tanpa mengentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan
rangsang faradic cukup kuat (sub.II.4 ) sehingga terjadi henti jantung. Teruskan
perangsangan dan pencatatan sehingga timbul lolos vagus. Bila perngsangan sudah
berlangsung 30 detik tanpa terjadi lolos vagus hentikan perangsangan.
P.III.3.8. Apa yang dimaksud dengan lolos vagus?
Adalah denyut pertama setelah terjadinya cardiac arrest
P.III.3.9. Bagaimana mekanisme terjadinya lolos vagus?
Pada saat cardiac arrest, tidak terjadi denyut. Tetapi dalam keadaan ini darah
terus mengalir dari atrium ke ventrikel, sehingga katup semilunar pun terbuka
dan terjadilah kontraksi denyut sitole pertama yang tidak begitu kuat

Bila pada asaha saudara yang pertama lolos vagus tidak terjadi, maka boleh dicoba 2x
lagi dengan waktu rangsang yang lebih lama, dan bila masih juga belum berhasil
hentikanlah percobaan saudara.
P.III.3.10. Faktor apa yang menghilangkan kemungkinan terjadinya lolos vagus?
Faktor adanya aliran darah di jantung dan impuls listrik jantung yang kurang
untuk merangsang kontraksi, dan juga pemberian rangsangan yang tidak
kontinyu.

HASIL PRAKTIKUM & ANALISA


A. Pengaruh Kegiatan N. X yang Terus-Menerus pada Jantung
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
B. Pengaruh Perangsangan N. X pada Atrium dan Ventrikel
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
C. Lolos Vagus (Vagal Escape)

Pada perangsangan parasimpatis multipel, jantung akan mengalami masa laten dan bradikardi
pada mulanya, kemudian cardiac arrest. Setelah beberapa saat, akan timbul suatu denyutan
baru yang tidak dipengaruhi oleh Nervus Vagus (padahal ketika itu, Nervus Vagus masih
dirangsang). Denyutan itu disebut sebagai Vagal Escape. Setelah terjadi vagal escape,
terdapat denyutan bradikardi sebagai akibat intervensi kembali Nervus Vagus. Hal tersebut
disebut dengan after effect. Setelah itu, denyut jantung kembali seperti semula.
KESIMPULAN
Nervus Vagus memiliki serabut parasimpatis yang berfungsi untuk memperlambat denyut
jantung. Jika Nervus Vagus dipotong, maka tidak ada lagi yang menstimulasi agar jantung
memperlambat kinerjanya sehingga kontraksi akan terus cepat dan frekuensi pun meningkat.
Cardiac arrest terjadi karena perangsangan faradic yang kuat, kemudian terjadi
hiperpolarisasi yang justru tidak menimbulkan potensial aksi.
Vagal escape dapat terjadi karena jantung memiliki sifat otoritmisitas, jantung akan
memompa dirinya sendiri tanpa stimulasi dari SA Node. Kontraksi jantung yang terjadi

merupakan akibat dari venous return yang terus terjadi sehingga volume end diastolic pun
lebih besar dan merangsang jantung untuk berdenyut.

URUTAN DENYUT KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG DAN DENYUT


EKTOPIK PADA JANTUNG KURA-KURA
I.

PENDAHULUAN
Dasar Teori
Aktivitas Listrik Jantung
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:
a.

99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu

memompa. Sel sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial
aksi.
b.

Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi

mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung


jawab untuk kontraksi sel sel pekerja. Contohnya nodus sinoatrium,
c.

Nodus atrioventrikel, berkas His dan serat purkinje.

Penyebaran Eksitasi Jantung


Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali menyebar ke kedua atrium.
Penyebaran impuls tersebut di permudah oleh dua jalur penghantar atrium khusus, jalur
antaratrium dan jalur antar nodus. Nodus AV adalah satu satunya titik tempat potensial aksi
dapat menyebar dari atrium ke venrikel. Dari nodus AV, potensial aksi menyebar cepat
keseluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem penghantar vetrikel khusus yang terdiri dari
berkas His dan serat purkinje.
Daerah yang mengalami aksiasi abnormal, yakni fokus ektopik, mencetuskan potensial aksi
prematur yang menyebar ke seluruh bagian jantung lainnya sebelum nodus SA dapat
menghasilkan potensial aksi.
Proses Mekanis Pada Siklus Jantung
Siklus jantung tediri dari tiga kejadian penting:
a.Pembentukan aktifitas listrik sewaktu jantung secara otortmes mengalami depolarisasi
dan repolarisasi.
b.

Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistle (kontraksi dan pengosongan) dan
diastole (relaksasi dan pengisian) berganti ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang
berirama.

c.Arah aliran darah melintasi bilik bilik jantung yang ditentukan oleh pembukaan dan
pentupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.

II.

PELAKSANAAN & HASIL PRAKTIKUM


TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Membuat sediaan jantung kura sesuai dengan petunjuk umum.
2. Menetapkan urutan berbagai bagian jantung kura atas dasar pengamatan sendiri.
3. Mencatat mekanokardiogram atrium dan ventrikel kura.
4. Merangsang atrium dan ventrikel jantung dengan arus buka pada berbagai fase :

Sistole

Puncak sistole

Diastole

Akhir diastole

5. Membedakan peka rangsangan atrium dan ventrikel jantung pada berbagai fase
kontraksi tersebut diatas.
6. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut diatas.
Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :
1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat
2. Kimograf rengkap + kapas kimograf + kertas + perekat
3. Statif + klem
4. Dua sinya maknit :
1 untuk mencatat waktu
1 untuk mencatat tanda
5. Kawat listrik
6. Stimulator induksi + elektroda perangsang
7. Dua pencatat jantung + penjepit jantung
8. Batang kuningan berbentuk huruf L
9. Benang + malam
10. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet
Urutan kerutan berbagai bagian jantung
TATA CARA
1. Ikatlah ke 4 kaki kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya, ada meja
operasi.
2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah dibor dari jaringan dibawahnya dengan
menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak perdarahan.

III.5.1. Bagaimana cara yang baik untuk menghindarkan perdarahan pada


tindakan ini?
Cara menghindari perdarahannya adalah dengan membor secara hati hati perisai
dada dari kura kura dan hindari jangan sampai jaringan dibawahnya terkena.
Jaringan dibawah dibuka menggunakan pinset dan skapel sehingga mengurangi
pendarahan.
3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-hati agar
jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat jantung berdenyut dengan jelas.
III.5.2. Apa beda anatomi yang penting antara jantung kura-kura dengan
jantung mammalia ?
Beda jantung kura kura dengan jantung mamalia adalah jantung kura kura hanya
memiliki 1 ventrikel sedangkan mamalia 2 ventrikel.
4. Pelajari anatomi jantung kura-kura dengan bantuan petunjuk umum. Untuk
mempelajari bagian dorsal angkatlah ventrikel keatas dengan benda tumpul.
III.5.3. Apa bahaya manipulasi yang terlalu sering dan kasar terhadap jantung ?
Jika terjadi manipulasi yang terlalu sering dan kasar maka mengakibatkan kerusakan
jantung sampai henti jantung.
Denyut ektopik atrium dan ventrikel
TATA CARA
1. Pasanglah pelbagi alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :
a. Mekanokardiogram atrium
b. Mekanokardiogram ventrikel
c. Tanda rangsang
d. Tanda waktu
Usahakan supaya ke 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron yang terletak pada satu
garis vertikal.
III.5.4. Apa yang dimaksud dengan titik sinkron ?
Titik sinkron adalah sejumlah titik akhir systole yang sejajar yang terjadi pada
ambang batas maksimum otot jantung dimana semua otot jantung telah berkontraksi.
2. Tanpa menjalankan tromol kimogrof, carilah kekuatan rangsang buka yang dapat
menimbulkan denyut etopik atrium.
Berlatihlah sebaik-baiknya dalam memberikan rangsang dalam arus buka pada :
a. Sistole atrium

b. Puncak sistole atrium


c. Diastolik atrium
d. Akhir diastolik atrium
III.5.5. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik atrium ?
Denyut ektopik adalah denyut yang timbul akibat ransangan pada otot otot diluar
SA Node saat terjadi diastole.
III.5.6. Pada saat apa sebaiknya perangsangan diberikan untuk menghasilkan
denyut ektopik ?
Untuk menghasilkan denyut ektopik, perangsangan sebaiknya diberikan pada saat 1/3
diastole sampai 2/3 diastole.
III.5.7.

Apa

yang

dimaksud

dengan

interval

AV

?dan

bagaimana

mengukurnya?
Interval AV adalah jarak waktu dibutuhkan atrium dan ventrikel untuk melakukan
systole dan diastole. Cara yang dilakukan dengan menggunakan mekanokardiogram
atrium dan ventrikel.
3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat (lihat gambar) untuk mencatat 10
denyut jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium
dengan kekuatan rangsang sub.2 pada :
a. Sistole atrium
b. Puncak sistole atrium
c. Diastole atrium
d. Akhir diastolik atrium
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5 6 kali.
4. Tanpa menjalankan tromol carilah rangsang buka yang dapat menimbulkan denyut
ektopik ventrikel
III.5.8. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik ventrikel?
Denyut ektopik yang mucul pada fase diastolik ventrikel
III.5.9. Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang faradic?
Karena rangsangannya akan berlebihan
III.5.10. Apakah denyut ektopik ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium?
Tidak, denyut ektopik atrium mendahului ventrikel
III.5.11. Apa yang dimaksud dengan rehat kompensasi?

Rehat kompensasi adalah istirahat saraf setelah melakukan denyut ektopik untuk
menghindari rangsang berlebihan
III.5.12. Bila rehat kompensasi penuh dan tidak penuh?
Rehat kompensasi penuh adalah istirahat saraf setelah melakukan denyut ektopik
sesuai dengan waktu yang diperlukan, sedangkan yang tidak penuh adalah
istirahat yang belum sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
5. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat.
6. Catat 10 denyut normal sebagai control. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah
ventrikel dengan kekuatan rangsang sub 4 pada :
a. Sistole ventrikel
b. Puncak systole ventrikel
c. Diastole ventrikel
d. Akhir diastole ventrikel
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali.
III.5.13. Apakah ada hubungan antara saat perangsangan dengan amplitudo denyut
ektopik yang dihasilkanya?
Iya. Amplitudo lebih tinggi pada saat dirangsang di pertengahan atau 2/3 diastol.
HASIL PRAKTIKUM & ANALISA
A. Urutan Kerutan Berbagai Bagian Jantung
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
B. Denyut Ektopik Atrium dan Ventrikel
ATRIUM

Atrium sistole

Atrium puncak sistole : Tidak ada denyut sistole

Atrium diastole

Atrium akhir diastole : Ada denyut ektopik

: Tidak ada denyut ektopik

: Ada denyut ektopik pada kekuatan 7.5 mV

VENTRIKEL

Ventrikel sistole

: Tidak ada denyut ektopik

Ventrikel puncak sistol

: Tidak ada denyut ektopik

Ventrikel diastole

: Ada denyut ektopik pada kekuatan 5mV

Ventrikel akhir diastole

: Tidak ada denyut ektopik

Denyut ektopik : sistol maksimal dan sistol

Denyut ektopik : diastole

Denyut ektopik : sistol maksimum dan diastole maksimum


KESIMPULAN
Denyut ektopik merupakan kelainan denyut yang timbul di luar sistol dan diastol (denyut
ekstra sistol). Denyut tersebut dapat dirangsang pada masa di luar refrakter absolut. Hal ini
dapat terjadi pada manusia jika saraf simpatis dirangsang secara kontinu.

DAFTAR PUSTAKA
Cameron, J.R.et al. 2006. Fisika Tubuh Manusia. Jakarta : EGC
Ganong.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC
Sherwood Lauralee, 2012. Fisiologi, Jakarta, penerbit EGC
Penuntun Praktikum Blok Kardiovaskular Fakultas Kedokteran Universititas Yarsi 2015-2016
.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI (FAAL & FISIKA)

KELOMPOK A-14

AMALIA FARAHTIKA SRIKANDI

1102014016

ASRI RAHMANIA

1102014044

FIRDAUS PRATAMA

1102014101

FIRMANSYAH

1102014103

FULRISTAMI ZAENAB

1102014110

GADIEH KASIH MUHARROM

1102014112

HILDA UTAMI

1102014121

INDIRA CATUR PARAMITA

1102014131

DADI SATRIOWIBISONO R

1102013067

AYU IRMA SURYANI

1102011056

UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2015/2016

S-ar putea să vă placă și